Anda di halaman 1dari 6

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulilahi rabbil ‘alamin,


Was sholatu wassalamu ‘ala,
Asyrofil ambiyaa iwal mursalin,
Sayyidina wa maulana Muhammadin,
Wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain.
Ama ba’du (Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dan sholawat serta salam
kepada Nabi Muhammad. Dan kepada keluarganya serta para sahabatnya).
Bismillahirahmanirahim rabbi srohli sodri wayasirli amri wahlul ukdatamillisani
yafkohu kouli.
Sebelumnya terimakasih kepada bang Kirom selaku moderator yang telah
memberikan kesempatan kepada saya pribadi, juga sebelumnya izin kepada Yth...
dan.. serta kakak pembina, senior, dan kawan semuanya. Disini saya hanya ingin
sharing yang saya ketahui, yaitu tentang Kejayaan Islam di era
keemasannya(golden age of Islam).

Pertama apasih yang kita pikirkan jikalau mendengar yg namanya era keemasan,
apakah di zaman itu banyak emasnya atau apa? Yang pastinya bukan karena
banyak emasnya ya, tapi karena banyak hal yang nilainya mungkin lebih dari emas,
sehingga disebutlah era keemasan atau kejayaan. Di zaman dahulu Islam sempat
mengalami zaman tersebut, para ahli menghitung bahwa zaman kejayaan islam
berawal dari kurang lebih tahun 650 M dan berakhir pada kurang lebihnya tahun
1258.
Nah awal mulanya kenapa bisa disebut era keemasan Islam, ternyata pada zaman
tersebut Islam mengalami kemajuan sangat pesat dalam bidang keilmuwan. masa
kejayaan islam ini terbagi dalam 2 periode kekhalifahan, yang pertama kekhalifahan
umayyah yang mendominasi dibidang militer dan perluasan wilayah, ekonomi,
sosial, serta ilmu bangunan.
Sedangkan yang ke 2 yaitu Abbasiyah ini lebih luas lagi perkembangannya. Dalam
pikiran Khalifah Abbasiyah ke tujuh, Al-Ma’mun (813-833), masyarakat ideal masa
depan hanya bisa diwujudkan melalui ilmu pengetahuan dan rasionalisme. Untuk
mencapainya, berbagai bidang pengetahuan yang ada di seluruh dunia harus
dikumpulkan di satu lokasi terpusat. Disitu beliau yakin jika para cendekiawan
terbaik dari dunia Islam dapat dikumpulkan untuk saling belajar satu sama lain,
dimana akan terbukalah ‘kemungkinan yang tak terbatas’.
Dengan pemikiran tersebut, beliau mendirikan Institut pendidikan di Bagdad yang
dikenal dengan nama Rumah Hikmah (Bayt Al-Hikmah). Baitul Hikmah berasal dari
bahasa Arab, Bait Al-Hikmah adalah perpustakaan dan pusat penerjemahan pada
masa Dinasti Abbasiah.
Baitul Hikmah ini terletak di Bagdad, yang dianggap sebagai pusat intelektual dan
keilmuan pada masa Zaman Kegemilangan Islam (The Golden Age of Islam).
Karena sejak awal berdirinya kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya para ilmuwan
menyebut bahwa Bagdad sebagai profesor masyarakat Islam.

Baitul Hikmah berfungsi sebagai balai ilmu dan perpustakaan. Di situ para sarjana
sering berkumpul untuk menerjemahkan macam-macam buku pengetahuan dan
berdiskusi masalah ilmiah. Dan Khalifah Harun Ar-Rasyid kemudian Al-Ma’mun
secara aktif selalu ikut dalam pertemuan-pertemuan itu.
Cendekiawan terkenal Muslim dan non-Muslim dari seluruh dunia berkumpul di
Bagdad sebagai bagian proyek Al-Ma’mun. Untuk pertama kalinya dalam sejarah,
kelompok terbaik dari tanah Persia, Mesir, India, dan bekas Byzantium(Romawi
timur) dapat dipertemukan untuk memajukan ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi seluruh dunia.

Pada mulanya Harun Ar Rasyid (736-809 M) mendirikan Khizanat Al Hikmah yang


berfungsi sebagai perpustakaan, tempat penerjemahan dan penelitian. Kemudian
pada tahun 815 M Al Ma’mun (813-833 M) mengubahnya menjadi Baitul Hikmah
yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang berasal dari
Persia, Byzantium, Eithopia dan India tadi.

Di Baitul Hikmah juga, Al Ma’mun menunjuk Hunain Ibn Ishaq sebagai kepalanya. Di
samping itu juga mempekerjakan Muhammad Ibnu Musa Al Khawarijmi, ahli dalam
bidang Aljabar dan Astronomi dan orang-orang Persia. Akan tetapi sejak abad ke-9
M dijadikan tempat penerjemahan filsuf klasik di bawah bimbingan Hunair Ibn Ishaq.
Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing juga didorong
maksimal. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, beliau bahkan mempersiapkan
penerjemah dari golongan Kristen dan penganut agama lain yang ahlinya. Baitul
Hikmah ini mengalami kemajuan pesat. Baitul Hikmah pun merupakan salah satu
contoh perpustakaan Islam yang lengkap, yang berisi ilmu agama Islam dan ilmu
ilmu pengetahuan lainnya.

Bermacam-macam ilmu pengetahuan yang telah berkembang pada masa itu dan
berbagai macam buku terjemahan dari bahasa-bahasa Yunani, Persia, India, Qitby
dan Aramy telah tersimpan dengan rapi pada perpustakaan tersebut. . Pada masa
itu berkembang berbagai macam ilmu pengetahuan, baik itu dari pengetahuan
umum ataupun agama. Seperti Alquran, Qiraat, Hadis, Fikih, Kalam, bahasa dan
sastra.
Di samping itu juga berkembang empat mazhab fikih yang terkenal. Di antaranya
Abu Hanifah pendiri Mazhab Hanafi, Imam Maliki Ibn Anas pendiri Mazhab Maliki,
Muhammad Ibn Idris Asy-Syafi’i pendiri Mazhab Syafi’i dan Muhammad Ibn Hanbal,
pendiri Mazhab Hanbali. Bahkan tidak ada permusuhan atau saling menjelekkan
pada masa itu, sehingga bisa dibilang kehidupan beragama pada era keemasan
islam itu damai dan tentram.
Di samping itu berkembang pula ilmu-ilmu umum seperti ilmu filsafat, logika,
metafisika, matematika, alam, geometri, aritmatika, mekanika, astronomi, musik,
kedokteran dan kimia. Ilmu-ilmu umum masuk ke dalam Islam melalui terjemahan di
Baitul Hikmah dari bahasa Yunani dan persia ke dalam bahasa Arab, di samping
dari bahasa India.
Pada masa pemerintahan Al Ma’mun, pengaruh Yunani sangat kuat. Di antara para
penerjemah yang masyhur saat itu ialah Hunain Ibn Ishak, seorang Kristen
Nestorian yang banyak menerjemahkan buku-buku Yunani ke dalam bahasa Arab.
Ia terjemahkan kitab Republik dari Plato dan kitab Kategori, Metafisika, Magna
Moralia dari Aristoteles.

Peran Baitul Hikmah memang sangat besar dalam kemajuan peradaban Islam.
Terutama dalam ilmu pengetahuannya yang pada masa itu lahir banyak ilmuan-
ilmuwan Islam. Yaitu :
1. Ilmu Kedokteran
Hunain Ibn Ishaq (804-874 M), terkenal sebagai dokter penyakit mata.
Ar Razi (809-873 M), terkenal sebagai dokter ahli penyakit cacar dan campak. Buku
karanganya di bidang kedokteran berjudul Al Hawi. Ibn Sina (980-1036 M), karyanya
yang terkenal adalah Al Qonun fi At-Tibb dan dijadikan buku pedoman kedokteran
bagi universitas di negara Eropa dan negara islam.
Abu Marwan Abdul Malik Ibn Abil’ala Ibn Zuhr (1091-1162 M), terkenal sebagai
dokter ahli penyakit dalam. Karyanya yang terkenal adalah At Taisir. Ibn Rusyd (520-
595 M), terkenal sebagai perintis penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar
2. lmu Perbintangan.
Abu Masy’ur al Falaki, karyanya adalah Isbatul’Ulum dan Haiatul Falaq
Jabir Al Batani, pencipta teropong bintang yang pertama. Karya yang terkenal
adalah . Kitabu Ma’rifati Matlil-Buruj Baina Arba’il Falaq
Al Khawarijmi, tokoh matematika yang mengarang buku Al Jabar.
Umar Khayam, karyanya tentang al Jabar yang bejudul Treatise on al-Gebra telah
diterjemahkan oleh F Woepcke ke dalam bahasa Perancis (1857 M). Karya Umar
Khayam lebih maju daripada al Jabar karya Euklides dan Al Khawarizmi.
Raihan Al Biruni, karya yang terkenal adalah at-Tafhim li Awa’ili Sina’atit-Tanji
3. Ilmu Farmasi dan Kimia
Salah satu ahli farmasi adalah ibn Baitar, karyanya yang terkenal adalah Al Mugni,
Jami’ Mufratil Adwiyyah, wa Agziyah dan Mizani tabib. Adapun dibidang Kimia
adalah Abu Bakar Ar Razi dan Abu Musa Ya’far al Kufi.

4. Ilmu Filsafat
Tokoh-tokoh filsafat Islam antara lain, Al Kindi (805-873), Al Farabi (872-950 M)
dengan karyanya Ar-Ra’yu Ahlul Madinah al Fadilah, Ibnu sina (980-1036 M), Al
Ghazali (450-505 M) dengan karya Tah-Afut al-Falasifat, Ibnu Rusyid dan lain-lain.

5. Ilmu Sejarah
Ahli Sejarah yang lahir pada masa itu adalah Abu Ismail al Azdi, dengan karyanya
yang berjudul Futuhusyi Syam, al Waqidy dengan karyanya al Magazi, Ibn Sa’ad
dengan karyanya at-Tabaqul Kubra dan Ibnu Hisyam dengan karyanya Sirah ibn
Hisyam.

6. Ilmu Geografi
Tokohnya ialah Ibnu Khazdarbah dengan karyanya Kitabul masalik wal Mamalik,
Ibnu Haik dengan karyanya Kitabus Sifati Jaziratil-‘arab dan Kitabul Iklim, Ibn Fadlan
dengan karyanya Rihlah Ibnu fadlan.

7. Ilmu Sastra
Pada masa itu juga berkembang ilmu sastra yang melahirkan beberapa penyair
terkenal seperti, Abu Nawas, Abu Atiyah, Abu Tamam, Al Mutannabbi dan Ibnu
Hany. Disamping itu mereka juga menghasilkan karya sastra yang fenomenal seperti
Seribu Satu Malam “Alf Lailah Walailah”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris menjadi The Arabian Night.
Ilmu Agama
Di samping ilmu pengetahuan umum, pada masa itu berkembang pula ilmu agama
dengan tokoh-tokohnya sebagai berikut.

1. Ilmu Tafsir
Pada masa itu berkembang 2 macam tafsir dengan tokoh-tokohnya,
a . Tafsir Bil Ma’tsur (penafsiran ayat Al Qur’an oleh Al Qur’an atau Hadits Nabi),
diantara tokohnya adalah Ibnu Jarir At Tabari, Ibnu Atiyah al Andalusy, Muhammad
Ibn Ishak dan lain-lain.
b. Tafsir Bir-Ra’yi (Tafsir dengan akal pikiran), diantara tokohnya adalah Abu Bakar
Asam, Abu Muslim Muhammad bin Bahr Isfahany, Ibnu Juru Ak Asadi dan lain-lain.

2. Ilmu Hadis
Pada masa itu sudah ada pengkodifikasian hadis sesuai kesahihannya. Maka
lahirlah ulama-ulama hadis terkenal seperti Imam Bukhori, Muslim, At Tirmadzi, Abu
Dawud, Ibn Majah dan An Nasa’i. Dan dari merekalah diperoleh Kutubus Sittah.

3. Ilmu Kalam
Ilmu Kalam lahir karena dua faktor, yaitu musuh Islam ingin melumpuhkan Islam
dengan filsafat dan semua masalah termasuk agama berkisar pada akal dan ilmu. Di
antara tokohnya ialah Wasil ibn Atho’, Abu Hasan Al Asy’ari, Imam Ghozali dan lain-
lain.

4. Ilmu Tasawuf
Di antara tokohnya adalah Al Qusairy dengan karyanya Risalatul Qusairiyah dan Al
Ghozali dengan karyanya Ihya’ Ulumuddin.

5. Ilmu Bahasa
Pada masa itu kota Basrah dan Kuffah menjadi pusat kegiatan bahasa. Di antara
tokohnya ialah Sibawaih, AL Kisai dan Abu Zakariya al Farra.

6. Ilmu Fikih
Pada masa itu ilmu fikih juga berkembang pesat. Terbukti pada masa ini muncul 4
mazhab fikih, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali.
Dan hal itu berlangsung selama 500 tahun, subhanallah. Di masa itu islam jadi
tempat pusat belajar ilmu-ilmu di dunia ini. Akan tetapi kemajuan peradaban ini mulai
runtuh karena masalah politik internal bangsa Abbasiyah, selain itu ada serbuan dari
Genghis Khan ke kota Baghdad dan sekitarnya, sehingga perpustakaan besar
baghdad turut dihancurkan.

Nah pastinya perubahan diatas itu ngga muncul secara tiba-tiba, ada faktor internal
dan eksterrnalnya, contohnya kalau dari internal seperti karena ajaran Islam sendiri
yang mendorong umat kepada kemajuan, lalu dari ekternal adanya penerjemahan
buku buku keilmuwan sampai akhirnya bisa dipelajari oleh orang-orang Islam. Disisi
lain ternyata ada gerakan ilmiah dari para ulama dimasa tersebut, dimana
mempelajari dengan betul al-Quran, dimana ada kritik dari Allah kepada manusia
dalam firmannya Al-Qur’an yaitu...
“Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”,(apakah
kamu tidak menggunakan akalmu), “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun”, (di dalam
dirimu apakah kamu tidak melihat?).
Disitulah landasan para ulama sekaligus ilmuwan pada masa tersebut mulai
menggalli potensinya, sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat umum.
Bagi para ilmuwan Muslim yang hanya berjarak beberapa tahun dari masa
kehidupan nabi, mendapatkan rida Allah adalah alasan utama melakukan penelitian
dan belajar. Literatur ilmiah dari masa keemasan biasanya dimulai dengan ayat
Alquran yang mendorong pencari ilmu dan menyeru orang Islam agar merenungkan
dunia sekitar mereka.

Dari hal diatas yang saya ceritakan, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa era
keemasan Islam ini sebenarnya bisa terjadi lagi, syaratnya yaitu umat Islam di dunia
ini harus saling menghargai satu sama lain, serta jangan bermusuhan, dan
mempelajari lebih dalam pemaknaan dalam Al-Quran ataupun hadits. Islam sendiri
memerintahkan untuk mencari ilmu, menjadikan penelitian sebagai tindakan ibadah.
Banyak ayat dalam Alquran dan hadits nabi yang menekankan peran ilmu
pengetahuan dalam kehidupan seorang Muslim yang soleh. Juga Rasulullah
bersabda bahwa Allah memudahkan jalan ke surga bagi mereka yang
melangkahkan kaki untuk mencari ilmu. Sekian dari saya, mohon maaf apabila ada
kekurangan. Karena kesalahan adalah dari saya, dan kebenaran adalah dari Allah
Swt. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai