Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

KOMUNIKASI VERBAL DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE

DI RUANG MAWAR

RSUD Dr.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

TGL PENGKAJIAN : 26 MARET 2019 NO.REGISTER

JAM PENGKAJIAN : 100.00 WIB :02.15.01.201900008856.001

RUANG/KELAS : MAWAR/IIB TGL.MRS : 20 MARET 2019

IDENTITAS

1.Identitas Pasien

Nama : Ny.S

Umur : 65 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Go.Darah :O

Alamat : Jl.Tupai GG.Manggis, No.73, Kedaton

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Suad

Umur : 65 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki


Agama : Islam

Pekerjaan : Pekerja Swasta (PT)

Alamat : Jl.Tupai GG.Manggis, No.73, Kedaton

Hubungan dengan Klien : Suami

KELUHAN UTAMA

1.Keluhan Utama saat MRS

Demam

2. Keluhan Utama saat Pengkajian

Saat dilkukan pengkajian keluarga klien mengatakan nyeri pada dada karena memiliki
riwayat penyakit jantung coroner, nyeri terasa apabila melakukan aktivitas yang berlebihan
seperti ditusuk-tusuk pada bagian jantung dengan skala nyeri 5 dari 1-10 (nyeri sedang).

DIAGNOSA MEDIS

Stroke, HT(Hipertensi)

RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi, vertigo dan jantung
coroner sejak 4 tahun yang lalu.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien dan keluarganya datang ke RSUD Dr.H.Abdul Moeloek pada tanggal 16 Maret 2019,
sebelumnya pasien rujukan dari rumah sakit DKT. Dengan keluhan demam sejak 4 hari yang
lalu disertai dengan lemas, mual, pusing, nafsu makan menurun, gelisah serta pasien tidak
bisa tidur 3 hari yang lalu.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang
sifatnya diturunkan atau menular.
Genogram :

Keterangan : : Laki-laki

: Perempuan

: Klien

RIWAYAT POLA PEMELIHARAAN

1. Pola Aktivitas Sehari-hari

ADL Di Rumah Di Rumah Sakit


Pola pemenuhan Keluarga pasien biasa makan Keluarga pasien mengatakan
kebutuhan nutrisi dan 3xsehari. Pasien tidak ada pasien sulit menelan sehingga
cairan pantangan atau alergi dipasangkan selang NGT
terhadap makanan apapun. untuk memenuhi kebutuhan
Klien minum 3-8 gelas sehari nutrisi pasien.
Pola Eliminasi Kelurga pasien mengatakan Kelurga pasien mengatakan
pasien BAK ≤ 4-5x/hari proses BAK tidak bisa
tergantung banyakan nya dilakukan karena pasien tidak
minum pasien, warna kuning bisa bangun tetapi,hanya
normal, berbau khas, dn tidak berbaring ditempat tidur,
ada masalah saat buang air sehingga paien dipasangkan
kecil. selang urine (kateter) untuk
Pasien BAB 1-2x/hari, warna mempermudah proses
feses normal, tidak ada pengeluaran urine.
masalah pada saat BAB Pasien tidak BAB sama
sekali.
Pola Istirahat Tidur Keluarga pasien mengatakan Keluarga pasien mengatakan
pasien tidur ≤7-8jam/perhari, pasien tidak bisa tidur sejak 4
tidak ada gangguan pola hari yang lalu, sejak pertama
tidur. kali masuk RSAM, dengan
gangguan gelisah. Upaya
mengatasi nya dipaksakan
untuk tidur.
Pola Kebersihan Diri Kelurga pasien mengatakan Kelurga pasien mengatakan
(PH) pasien mandi 2x/hari pasien tidak mandi hanya di
mencuci rambut, gosok gigi lap-lap bagian tubuh pasien
2x/hari, dan mengganti baju menggunakan kain dan
dengan keadaan kuku bersih berganti pakaian dengan
dan pendek. keadaan kuku bersih dan
pendek.
Aktivitas Lain Kelurga pasien mengatakan Kelurga pasien mengatakan
pasien melakukan aktivitas di bahwa pasien hanya dapat
rumah dan bersosialisasi berbaring di tempat tidur dan
dengan baik pada lingkungan semua aktivitasnya dibantu
disekitar rumah. oleh kelurga pasien.

2. Riwayat Psikologi

a. Status Emosi

Kelurga pasien mengatakan bahwa pasien merasa gelisah, pasien terlihat sering membuang
air liur.

b. Gaya Komunikasi

Pola komunikasi pasien lambat, pasien tidak menggunakan bahasa isyarat. Pasien tidak
menolak saat diajak berkomunikasi tetapi cara berbicara pasien tidak jelas.

c. Pola Pertahanan

Pasien diajak berkomunikasi oleh keluarganya sebagai cara pengalihan rasa sakit pada pasien.

d. Dampak di Rawat di Rumah Sakit

Pasien tidak dapat berjalan karena kondisi pasien yang lemas.

e. Kondisi Emosi/Perasaan Pasein

Pasein terlihat gelisah dan emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya.

3. Riwayat Sosial
Pola interaksi pasien : pasien berespon kepada siapa saja, orang yang dekat dan dipercaya
pasien adalah keluarganya. Pasien berinteraksi secara pasif.

4. Riwayat Spiritual

Kebutuhan ibadah pasien tidak terpenuhi dikarenakan pasien mengalami tingkat kesedaran
yang menurun sehingga tidak dapat berpikir jernih.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Tingkat Kesadaran

Pasien tampak lemas dengan tingkat kesadaran apatis, E : 4, V : 4, M : 4. Pasien terpasang


selang NGT, terpasang selang urine(kateter) dan infus dua jalur pada tangan kanan dan kiri.

2. Pemerikasaan Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 140/100mmHg

Nadi : 85x/menit

Suhu : 38,0℃

RR : 18x/menit

TB : 163cm ,BB : 40kg

3. Pemerikasaan Wajah

a. Mata

Kelengkapan dan kesismetrisan mata(+¿), kelopak mata/palpebra odem(-), kondisi tidak


sadar mata tetap membuka(+¿), Bulu mata tidak rontok, sklera an anemis, dan warna iris
hitam.

b. Hidung

Inspeksi dan palpasi : bentuk hidung simetris, tidak terdapat lesi. Amati meatus :
perdarahan(-), kotoran(-), pembengkakan(-), dan pembesaran/polip(-).

c. Mulut
Amati bibir : Tidak terdapat kelainan pada mulut, warna bibir kemerhanan normal, lesi(-),
bibir pecah(-)

Amati gigi, gusi, dan lidah : gigi kuning, gigi palsu(-), warna lidah putih pucat, perdarahan(-)
dan abses(-).

d. telinga

amati bagian telinga luar: bentuk simetris, warna sama dengan warna kulit lain, lesi (-), nyeri
tekan (-), peradangan (-), pendengaran normal.

4. pemeriksaan kepala dan leher

a. kepala : bentuk kepala lonjong, kesimetrisan (+), luka (-), nyeri tekan (-), warna rambut
mulai banyak putih dan tipis

b. leher : bentuk leher simetris, peradangan (-), perubahan warna(-), jaringan parut (-),
pembesaran kelenjar limfa (-), pembesaran vena jugolaris (-)

5. pemeriksaan thoraks/dada

Bentuk thoraks (normal chest), susuna ruas tulang belakang normal, bentuk dada simetris,
tidak ada perubahan warna pada kulit, pola napas normal dan tidak ada sianosis.

6. pemeriksaan genetalia

Pasien terpasang selang kateter

7. pemeriksaan ektremitas atau muskuloskeltal

Otot antar sisi kanan dan kiri simetris, fraktur (-)

8. pemeriksaan kulit atau integumen

a. integumen/kulit

lesi (-) , jaringan parut (-), tekstur kasar, turgor elastis, struktur keriput, dan tidak ada
perunbahan warna pada kulit.

b. pemeriksaan rambut

warna rambut mulai banyak putih dan tipis, penyebaran merata, dan rambut rontok
c. pemeriksaan kuku

kuku terlihat kotor dan bentuk kuku normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Nama : Ny. S Tgl.Order : 21/03/2019

No. RM : 00.58.88.00 Specimen : Darah

Umur : 65 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Sampel ID : 1903210519

Istalasi : IRD/Non Bedah Dokter : Toni Adi Marwan,dr/000

Ruang rawat : Ruang Mawar Tgl. Input : -

Kelas : IIB Tgl. Hasil : 21/03/2019

HASIL PEMERIKSAAN

NO Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode

1. Hemoglobin 10,1 11,50-16,50 g/dL Cyadine free


hemoglobin
spectrophotemetry
2. Leukosit 15.700 4.800-10.800 /μL Electronic impedance
(focused flow
impedance)
3. Eritrosit 3,5 L : 4,7-6,1 Juta/μL Electronic impedance
P : 4,2-5,4 (focused flow
impedance)
4. Hematokrit 28 L : 42-52 ∅ RBC pulse height
P : 37-47 detection method
5. Trombosit 233.000 150.000- /μL Electronic impedance
450.000 (focused flow
impedance)
6. MCV 81 79-99 fL Perhitungan

7. MCH 29 27-31 Pg Perhitungan

8. MCHC 36 30-35 g/dL Perhitungan

9. Hitung Jenis

-Basofil 0 0-1 ∅ Electronic impedance


(focused flow
impedance)
-Eosinofil 0 2-4 ∅ Electronic impedance
(focused flow
impedance)
-Batang 0 3-5 ∅ Electronic impedance
(focused flow
impedance)
-Segmen 94 50-70 ∅ Electronic impedance
(focused flow
impedance)
-Limfosit 3 25-40 ∅ Electronic impedance
(focused flow
impedance)
-Monosit 3 2-8 ∅ Electronic impedance
(focused flow
impedance)
10. LED 56* 0-15 mm/Jam Westergren

11. CT 10 9-15 Menit Lee dan White

12. BT 3 1-3 Menit Duke

Tgl. Order : 21/03/2019 17:39 WIB


Specimen : Serum

Tgl. Input : 21/03/2019 17:57 WIB

HASIL PEMERIKSAAN

N Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode


O
1. SGOT 31* ¿31 U/L IFFCC-UV tanpa
aktifasi pyridoxal
phosphatase
2. GPT 23 ¿ 31 U/L IFFCC-UV tanpa
aktifasi pyridoxal
phosphatase
3. Gula Darah 131 ¿ 140 mg/dL Hexokinase
Sewaktu
4. Ureum 23 13-43 mg/dL Urease/GLDH

5. Creatinine 1,04* 0,55-1,02 mg/dL Enzymatic

6. Natrium 108* 135-145 mmol/L Ion Selektif


Elektrode
7. Kalium 2,8* 3,5-5,0 mmol/L Ion Selektif
Elektrode
8. Calsium 7,2* 8,6-10,0 mg/dL o-cresolpthalein

9. chlorida 69* 96-106 mmol/L Ion Selektif


Elektrode

Tgl.Order : 25/03/2019 10:01 WIB

Specimen: Serum

Tgl.Input : 25/03/2019 10:13 WIB


HASIL PEMERIKSAAN

N Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode


O
1. Kimia 100* 135-145 mmol/L Ion Selektif
Natrium Elektrode
2. Kalium 2,3* 3,5-5,0 mmol/L Ion Selektif
Elektrode
3. Calsium 7,2* 8,6-10,0 mg/dL o-cresolpthalein

4. Chlorida 66* 96-106 mmol/L Ion Selektif


Elektrode

HASIL PEMERIKSAAN INSTALASI RADIOLOGI

No. Reg : 05.01.01.201900007263.001 Rujukan : R.IRNA umum

No. RM : 00.58.88.00 Ruang/Poli : Bedah Umum

Nama : Sriyatun Kelas/R.Rawat : Mawar


Sex/umur : Perempuan/65 Tahun Tgl.Pemeriksaan : 21/03/19 16:07
Dr. Pengirim : Petugas Rekam Medis Tgl. Hasil : 22/03/19 10:47
Alamat : JL.Tupai, GG. Manggis, Cara Bayar : Mandiri BPJS
No. 73 , Kedaton No. Film : 7050

1. THORAKS

Uraian hasil dan kesan Pemeriksaan

Yth. TS

Thorak : AP

 Corakan bronchovascular normal


 Sinus costofrenicus lancip, diafragma reguler
 Cor : CTR : 0,55

Kesan : pulmo dalam batas normal, Besar Cor normal

2. CT SCAN MSCT 128 SLICE T.K CT COLON

Uraian Hasil dan Kesan Pemeriksaan

Dilakukan pemeriksaan Head CT Scan tanpa kontras potingan axial Hasil :

 Tak tampak perselubungan disinus paranasalis maupun air cellulae mastoidea


 Densitas bulbus occuli normal
 Kaliber dan densitas N. Opticus normal
 Gyri dan sulci tak promin ent
 Tak tampak lesi hiperdens/hipodens intracerebral/intracerebellar
 Tak tampak hiperdens vascular sign, sylvian dot sign, loss of insular ribbon sign
maupun penyempitan fissura sylvii
 Sistema ventrikel tak menyempit/melebar
 Struktur mediana tak terdeviasi

Kesan : Belum tampak tanda-tanda infarct

Tak tampak pendarahan, massa maupun oedema cerebri

TINDAKAN DAN TERAPI OBAT

1. Ranitidine 50 mg IV/12 jam


2. Vitamin B12 125-2000 mikrogram IV/12 jam
3. Vitamin B6 25 mg IV/12 jam
4. Amlodipine 5 mg 1x1 hari
5. Sucralfate 1 g, 4 sendok takar /hari
6. Ambroxol 30 mg/ 3 sendok takar/hari
7. KSR (Kalium Klorida) 10-20 mEq, 3 x 1/hari
8. CaCO3 (Kalsium Karbonat) 500 mg/ 3x1 hari
9. Infus NaCl 3 %/24 jam
10. Ranipril 5 mg/ 1 x sehari
11. Ca Glukonat (Kalsium Glukonat) 3-4 mEq/8 jam
12. Citicoline 250 mg/mL/12 jam

ANALISA DATA

TUJUAN MASALAH ETIOLOGI


DS : Keluarga klien Ketidakefektifan Perfusi Aliran Darah ke Otak
mengatakan kepala Jaringan Sereberal Terhambat
terasa pusing dan
mengeluh sulit tidur
DO :
1. Pasien tampak lemas
2. Pasien mengalami
penurunan kesadaran
3. Tekanan darah
140/100mmHg
4. Pasien mengalami
kesulitan berbicara
dengan bibir
DS : Keluarga klien Gangguan Komunikasi Penurunan Sirkulasi
mengatakan pasien Verbal Sereberal
sangat lemas
DO :
1. Pasien tidak mampu
berbicara dan
mendengar dengan baik
2. Pasien menunjukan
respon yang tidak sesuai
3. Apraksia
DS : Gangguan Mobilitas Fisik Gangguan Neuromuskuler
1. Keluarga klien
mengatakan pasien
merasa nyeri saat
bergerak sehingga
pasien enggan umtuk
melakukan pergerakan
2. Keluarga Klien
mengatakan pasien
merasa gelisah.
DO :
1. Gerakan pasien
terbatas
2. Fisik pasien lemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Sereberal berhubungan dengan Aliran Darah ke Otak
Terhambat

2. Gangguan Komunikasi Verbal berhubungan dengan Penurunan Sirkulasi Sereberal.

3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Gangguan Neuromuskuler

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui
Perfusi Jaringan asuhan keperawatan 2. Edukasi tirah keadaann umum
Sereberal b.d selama 3x24jam baring pasien.
Aliran Darah ke diharapkan suplai 3. Edukasi teknik 2. TTV dalam
Otak Terhambat darah ke otak lancar relaksasi batas normal.
dengan kriteria hasil : 4. Resusitasi 3. memberikan rasa
1. Tekanan darah nonfarmakologis nyaman pada
dalam batas normal untuk menghilangkan pasien
2. Respon motorik rasa sakit ; misal
terhadap stimulus kompres dingin pada
baik dahi dan pijat
3. Pasien tidak punggung/leher
merasakan pusing 5. Posisikan pasien
4. Pasien tidak pada posisi
merasa gelisah saat semifowler
tidur. 6. Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian terapi
Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui
Komunikasi asuhan keperawatan 2.Promosi keadaan umum
Verbal b.d selama 3x24jam komunikasi : Defisit pasien
Penurunan diharapkan pasien Pendengaran 2. Meningkatkan
Sirkulasi dapat berkomunikasi 3. Dukungan teknik komunikasi
Sereberal. dengan baik dengan kepatuhan program pada pasien dengan
kriteria hasil : pengobatan gangguan yang
1. Pasien mengalami 4.Edukasi dialami pasien
peningkatan dalam arahan/perintah yang 3. Untuk
kemampuan sederhana setiap memfasilitasi
berbicara dan interaksi dengan ketepatan dan
mendengar dengan pasien keteraturan
baik menjalani program
2. Pasien pengobatan yang
menunjukan respon sudah ditentukan
yang sesuai
3. Dapat
mengekspresikan
perasaannya secara
verbal dan non verbal
Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitoring Vital 1. Untuk
Mobilitas Fisik b.d asuhan keperawatan Sign mengeahui
Gangguan selama 3x24jam 2. Edukasi pasien dan keadaan umum
Neuromuskuler diharapkan pasien keluarga pasien pasien
dapat melakukan tentang mobilisasi 2. Untuk
pergerakan fisik atau teknik ambulasi memberikan posisi
dengan kriteria hasil : 3. Kaji kemampuan nyaman pasien
1. Pasien meningkat pasien dalam 3.Untuk
dalam aktivitas fisik mobilisasi mengetahui
2. Mengerti tujuan 4. Dampingi dan peningkatan
dari peningkatan bantu pasien dalam kemampuan pasien
mobilitas moblisasi dan dalam mobilitas
3. Pasien tidak pemenuhan
merasa nyeri saat kebutuhan ADL
bergerak

Anda mungkin juga menyukai