KATA PENGANTAR…………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………5
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….6
A. Teori terbentuknya alam semesta dan galaksi…………………………...6
B. Teori geosentris dan heliosentris………………………………………...13
BAB III PENUTUP…………………………………………………………….16
A. Simpulan…………………………………………………………………16
B. Saran……………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………17
LKM……………………………………………………………………………..18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana semua
energi dan materi berkumpul. Alam semesta mungkin mempunyai 1011 galaksi
dimana tiap-tiap galaksi mempunyai 1011 bintang yang tersebar dengan masing-
masing bintang memiliki 1057 atom hydrogen.
Perkembangan citra manusia mengenai alam raya seringkali terikat sangat erat
pada pengetahuan yang diturunkan kepadanya.Hal ini menyebabkan bahwa
pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Konsepsi para ilmuwan tentang penciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang
melandasinya itu slalu berubah-ubah sepanjang masa,bergantung kepadatingkat
kecanggihan alat-alat observasinya,dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu
sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan
besarnya tidak terhingga,konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang
lain adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga
lamanya sampai masa yang akan datang.
2
B. Rumusan Masalah
Pada pokoknya, makalah ini hendak menjawab masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Apakah teori terbentuknya alam semesta dan galaksi ?
2. Apakah itu teori geosentris dan heliosentris ?
C. Tujuan penulisan
1. Agar kita mengetahui teori apa saja atas terbentuknya alam semesta
dan galaksi
2. Agar kita mengetahui apa itu teori geosentris dan heliosentris
3
BAB II
PEMBAHASAN
b. Teori osilasi
Menyatakan bahwa semua materi alam semesta ini bergerak saling menjauhi
kemudian akan berhenti, lalu akan mengalami pemampatan, dan seterusnya secara
periodik. Pendapat ini juga disebut teori alam semesta berayun yang berpendirian
bahwa semua materi bergerak saling menjauh dan bermula dari masa termampat.
Materi itu akhirnya melambat yang pada suatu saat akan lebih lambat dari kecepatan
lepas kritis, berhenti dan mulai mengkerut lagi akibat gaya gravitasi. Materi tersebut
akan termampat dan meledak lagi dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Dalam proses
4
itu tidak ada materi yang rusak ataupun tercipta, melainkan hanya berubah
tatanannya atau hanya mengalami goyangan (oscillation), dengan demikian teori itu
merupakan teori yang mempertahankan bahwa alam semesta itu terhingga dan bukan
tak terhingga.
Menurut aliran ini ada dua massa penting yang berlangsung selama sejarah
awal alam semesta.Era radiasi dari saat alam semesta baru lahir sedetik samai sejuta
tahun kemudian Dan Era pendinginan dari alam semesta berumur sejuta tahun dan
terus berlanjut Selama gerak memuai alam semesta yang diikuti dengan alam senyat
gema sisa dentuman besar. Sisa gema itu akan tertangkap dalam bentuk radiasi
bersuhu K.
Era radiasi diduga mempunyai suhu sepuluh milyar derajat pada saat
terbentuknya fusi Hidrogen menjadi Helium. Sebelum saat tersebut ada beberapa
fase yang yang telah dilalui yaitu sejauh ilmu fisika dapat menjelaskan yang hanya
mampu dikenal pada saat alam semesta berumur detik berdasarkan hasil perhitungan
Planck. Dari batas dinding Planck kita memasuki masa Jiffi (sekejap) yaitu pada usia
alam semesta detik. Pada masa itu jari-jari alam semesta sebesar cm dan
kerapatannya kali kerapatan air. Selanjutnya memasuki era Quarkdimana partikel-
partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur. Masa itu diikuti dengan
pembentukan hadron yang kerapatannya satu milyar ton per sentimeter kubik. Hal itu
terjadi sampai sepersepuluh ribu detik pertama dengan era pembentukan lepton yang
dimulai setelah usia alam semesta trilyunan kali kerapatan air. Selanjutnya masuk
masa radiasi Gamow.
5
2. Teori Terbentuknya Tata Surya dan Bumi
Ada dua golongan besar materi yang memperkirakan terjadinya tata surya,
yaitu :
1) Tata surya berasal dari matahari yang sebagian materinya terlepas dan
menjadi planet-planet serta satelit-satelit. Teori-teori terkenal yang
mendukung teori ini diantaranya
a) Teori pasang surut,
2) Tata surya berasal dari kabut asal atau Nebula, yang terdiri dari Helium
dan Hidrogen. Teori ini dikenal dengan teori Nebula yang mula-mula
dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Pierre de Laplace (1796).
6
membentuk cakram.Pusat cakram tmembentuk gumpalan kabut
bermassa besar yang kemudian menjadi matahari, sedangkan gas-gas
di bagian tepi membentuk planet-planet.
7
bahwa alam semesta itu memuai, hal ini berdasarkan pengamatan
bahwa hampir semua galaksi sekarang kelihatan saling menjauh
9
Spiralnya terdiri ari tujuh lengan membelit ketat dan tergores debu serta
bernyala biru akibat cahaya bintang muda bermassa besar.
Intinya sangat terang dan berwarna putih, tetapi disekitarnya tampak
sejumlah gugus bintang-bintang selubung yang sudah tua dan berwarna
merah jambu.
Dua satelit Andromeda yakni galaksi NGC 205 dan NGC 221 terlihat
disebelah kiri pusat Andromeda dan di sebelah kanan bawah pusat
tersebut (NGC = New General Cataloque).
Betuk kabut M 31 seperti lensa atau cakram, jari-jarinya paling sedikit
50.000 tahun cahaya, tebal di bagian tengah 15.000 tahun cahaya.
10
sebagaiman awan-awan gas hydrogen dari piringan galaksi Bima Sakti
sendiri.
2. Teori Heliosentris
Teori heliosentris adalah teori yang menyatakan bahwa
Mataharimerupakan pusat tata surya. Bumi beserta planet-planet lainnya
secarabersamaan beredar mengelilingi Matahari pada orbit-orbit tertentu
yangberbentuk epicycle (bulat). Teori ini dikemukakan oleh
NicolasCopernicus pada abad ke-14 M untuk membantah teori Geosentris
yangselama ini dianut oleh gereja. Teori ini sebenarnya bukanlah
murnipemikiran Copernicus, melainkan pengembangan dari teori
heliosentrisyang pernah dikemukakan oleh Aristarchus dari Samos pada
abad ke-4SM namun tidak mendapat dukungan pada masa itu (Hambali,
2012: 182-184)
3. Hukum Kepler
Pada tahun 1605 M, seorang astronom Jerman, Johannes
Kepler,mengemukakan bahwa lintasan yang dilalui oleh planet ketika
mengitariMatahari bukanlah berbentuk epicycle, sebagaimana yang
diyakini sejakzaman Aristoteles hingga Copernicus, melainkan berbentuk
11
ellips.Temuan ini berdasarkan hasil pengamatan Tycho Brahe yang
tersusundalam tabel Rudholpine. Kepler kemudian merumuskan tiga
hukum yangmenjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum
lintasan planetinilah yang kemudian dikenal sebagai hukum Kepler.
Adapun ketigahukum Kepler tersebut yakni:
a) Hukum Kepler I: The Law of Ellipses
“Setiap planet bergerak mengelilingi Matahari dalam
lintasanberbentuk ellips dimana Matahari terletak pada salah satu
titikfokusnya.”( Tjsasyono, 2009: 24)
12
Gambar 2.3 Ilustrasi Hukum Kepler III
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam semesta merupakan suatu ruang tanpa batas dan sangat luas.Alam
semesta kira-kira terbentuk ribuan juta bersamaan dengan adanya letusan-
letusan besar. Teori yang menyatakan terbentuknya alam semesta adalah:
a) Teori keadaan tetap,yaitu bahwa alam semesta lebih kurang
sama,bukan hanya dimana-mana tetapi juga setiap saat.
b) Teori dentuman besar,menyatakanbahwa alam semesta berasal
dari sebuah massa tunggal yang sangat besar yang kemudian
meledak
c) Teori osilasi,menyatakan bahwa semua materi alam semesta
ini bergerak saling menjauhi kemudian akan berhenti, lalu
akan mengalami pemampatan, dan seterusnya secara periodik.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta saran yang
membangun dari para pembaca.
14
DAFTAR RUJUKAN
Margaretta, Sri, dkk. 2006. Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI PRESS.
15
LEMBAR KERJA MAHASISWA
(LKM)
NO SOAL JAWABAN
1. Jelaskan perbedaan teori nebula
kant dengan teori nebula laplace !
(kelompok 2)
16