Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PENDIDIKAN KE PE RAWATAN INDONESIA

e-ISSN 2477-3743 p-ISSN 2541-0024

Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi Sakit pada


Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kabupaten Jember
Nabila Cindy Anggraeni1*, Nur Widayati2, Jon Hafan Sutawardana2
1
Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jember, Indonesia
2
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jember, Indonesia
*Email Korespondensi: nabila.cindy98@gmail.com

ARTICLE INFO
ABSTRAK
Pasien dengan diabetes melitus (DM) tipe 2 akan menggambarkan penyakit yang
HOW TO CITED: dialami sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya untuk memahami masalah
Anggraeni, N.C., Widayati, N.,
terkait. Persepsi sakit dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan oleh perawat
& Sutawardana, J.H. (2020). tentang bagaimana mengelola penyakit dan manajemen perawatan diri. Penelitian ini
Peran Perawat sebagai bertujuan untuk menganalisa hubungan antara peran perawat sebagai edukator
Edukator terhadap Persepsi dengan persepsi sakit pada pasien DM tipe 2. Jenis penelitian ini adalah observasional
Sakit pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Kabupaten
analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling penelitian ini adalah
Jember. Jurnal Pendidikan consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112 responden. Pengumpulan data
Keperawatan Indonesia 6(1), menggunakan kuesioner peran perawat sebagai edukator dan kuesioner Brief Illness
p. 66–76 Perception Questionnaire (BIPQ). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji
DOI:
korelasi Spearman-rank dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara peran perawat sebagai
10.17509/jpki.v6i1.24364 edukator dengan persepsi sakit (p value: <0,001; r: -0,433). Tingkat korelasi sedang
dan bersifat negatif yang berarti semakin tinggi nilai peran perawat sebagai edukator
ARTICLE HISTORY: maka semakin rendah nilai persepsi sakit. Semakin baik peran perawat sebagai
Received edukator, semakin positif persepsi pasien tentang penyakit, yang berarti semakin
May 01, 2020 sedikit ancaman penyakit yang dirasakan oleh pasien. Studi ini menunjukkan bahwa
Revised perawat harus dapat meningkatkan penyediaan pendidikan kesehatan untuk pasien
June 02, 2020 dengan DM tipe 2 sehingga pasien dapat memiliki persepsi positif terhadap penyakit.
Accepted
June 04, 2020 Kata kunci: diabetes melitus tipe 2, peran perawat sebagai edukator, persepsi sakit
Published
June 20, 2020
ABSTRACT

Patients with type 2 diabetes mellitus will describe their illness based on what is in
their minds to understand related problems. Illness perception can be improved
through health education by nurses about how to manage the illness and self-care
management. This study aimed to analyze correlation between the role of nurse as
educator and illness perception in patients with type 2 diabetes mellitus. This
research applied an observational analytic design with cross sectional approach. A
total of 112 respondents were obtained by using consecutive sampling technique.
Data collection was conducted by administering questionnaires of Role of Nurse as
Educator and Brief Illness Perception Questionnaire (BIPQ). Data analysis was
performed with Spearman-rank correlation test with significance level of 0,05. The
result showed a significant correlation between the role of nurse as educator and
illness perception (p value: <0,001; r: -0,433). The correlation was moderate and
negative which means the higher the value of the role of nurse as educator, the lower
the value of illness perception. The better the role of the nurse as educator, the more
positive the patient’s perception about the illness, which means the less threatening

66
Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

the illness is perceived by the patients. This study indicates that nurses should be able to improve the provision of
health education to patients with type 2 diabetes mellitus so that patients can have positive perceptions of the illness.

Keywords: type 2 diabetes mellitus, role nurse as educator, illness perception

PENDAHULUAN diidentifikasi dalam beberapa studi sebagai faktor


Secara global terdapat 425 juta pengidap signifikan yang mempengaruhi praktik perawatan
diabetes dan akan ada 629 juta pengidap diabetes diri, tekanan psikologis dan dampak kesehatan
di dunia pada tahun 2045 dan Indonesia merupakan lainnya diantara penderita DM tipe 2 (Kugbey,
negara dengan urutan keenam di dunia setelah Oppong Asante, & Adulai, 2017).
China, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko Sebagai upaya untuk meningkatkan persepsi
dengan jumlah penyandang diabetes dengan usia yang lebih baik terhadap penyakit, maka seseorang
20-79 tahun kurang lebih yaitu 10,3 juta orang diperlukan suatu penatalaksanaan yang efektif.
(International Diabetes Federation, 2017). Di Salah satu penatalaksanaan yang efektif terhadap
Indonesia diketahui terjadi peningkatan kejadian pasien DM adalah dengan pemberian edukasi
DM yang sangat signifikan pada 2013-2018 yaitu sebagai bagian dari upaya pencegahan dan
dari 6,9% menjadi 8,5% (Kementerian Kesehatan pengelolaan DM. Dalam pemberian edukasi
RI, 2018). Pada tahun 2012 berdasarkan laporan diperlukan peran serta edukator salah satunya yaitu
tahunan rumah sakit di wilayah Jawa Timur melalui perawat (PERKENI, 2015). Perawat
menjelaskan bahwa pada rumah sakit tipe C, DM sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan
adalah penyakit terbanyak kedua yang tidak pasien sehingga pasien dapat mencapai
menular setelah hipertensi (Dinas Kesehatan Jawa peningkatan derajat kesehatan (Suryadi, 2013).
Timur, 2013). Pasien DM rawat jalan di Kabupaten Perawat memberikan edukasi kesehatan kepada
Jember dapat mencapai 17,49% dan merupakan pasien DM mengenai bagaimana melakukan
peringkat ketiga setelah penyakit ISPA dan perawatan diri dan perubahan gaya hidup (Gao et
hipertensi primer (Dinas Kesehatan Kabupaten al., 2013). Informasi yang diberikan oleh perawat
Jember, 2014). tentang penyakit akan menambah pengetahuan
Melihat dari peningkatan dan tingginya seseorang terhadap penyakitnya dan persepsi yang
jumlah pasien DM tipe 2 dapat disimpulkan bahwa muncul dapat memberikan informasi
penyakit tersebut masih menjadi suatu ancaman (Notoatmodjo, 2012).
sehingga perlu dilakukan sebuah penatalaksanaan Pentingnya perawat sebagai edukator dalam
yang efektif agar tidak menjadi lebih kompleks. memberikan pendidikan diabetes kepada pasien
Permasalahan yang dialami pasien DM tipe 2 dapat dapat memperbaiki kesalahpahaman terkait
dikurangi apabila pasien mempunyai kemampuan penyakit mereka (Strauss, Rosedale, & Kaur,
dan pengetahuan yang maksimal dalam 2016). Edukasi yang didapatkan oleh pasien DM
mengontrol penyakitnya (Smeltzer & Bare, 2002). dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai
Pengetahuan dapat membentuk pengalaman dan memperoleh pemahaman tentang pengetahuan
terhadap persepsi dan membantu mengenali kesehatan dan memahami kondisi mereka.
stimulus yang muncul yang nantinya akan menjadi Pemberian edukasi yang dilakukan oleh perawat
persepsi (Trisnaniyanti, Prabandari, & Y, 2010). dapat memunculkan persepsi yang dapat
Seseorang yang sedang menghadapi suatu menentukan perilaku kesehatan seseorang
penyakit, seseorang tersebut akan menggambarkan terhadap penyakitnya (Boonsatean, Rosner,
penyakit tersebut seperti apa yang ada didalam Carisson, & Ostman, 2016). Adapun tujuan dari
pikirannya untuk menanggapi dan memahami penelitian untuk mengetahui hubungan peran
masalah yang sedang dihadapinya (Ibrahim, Desa, perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit
& Chiew-Tong, 2011). Persepsi sakit telah pada pasien DM tipe 2 Kabupaten Jember.

JPKI 2020 volume 6 no. 1 67


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

METODE rentang nilai 0-10 dan 1 pertanyaan deskriptif


Penelitian ini menggunakan desain tentang 3 faktor utama yang dapat menyebabkan
penelitian observasional analitik bersifat cross DM. Pertanyaan berfokus pada persepsi mengenai
sectional. variabel yang digunakan yaitu peran pengaruh, waktu, kontrol penyakit, pengendalian
perawat sebagai edukator sebagai variabel penyakit, pengalaman, perhatian, pemahaman,
independent dan persepsi sakit sebagai variabel emosi, dan penyebab (Bangga, 2016).
dependen. Populasi dari penelitian ini diperoleh Data dianalisis dengan menggunakan
dengan melihat jumlah kasus pasien DM tipe 2 SPSS versi 24. Setelah itu dilakukan analisa data
tahun 2019 sejumlah 2728 pasien dengan rata-rata univariat dan bivariat. Uji univariat digunakan
per bulan sebanyak 248 pasien. Teknik sampling untuk membuat gambaran setiap variabel. Uji
yang digunakan yaitu non probability sampling bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan
menggunakan consecutive sampling. Sampel antar variabel menggunakan uji Spearman-rank.
penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 pada salah Penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari
satu RS di kota Jember yang memenuhi kriteria Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
penelitian. Penentuan besar sampel menggunakan Kedokteran Gigi Universitas Jember
rumus Power Analyses dengan aplikasi G*Power 3 (No.702/UN25.8/KEPK/DL/2019). Pasien yang
yang diperoleh sebanyak 112 responden. memenuhi syarat sesuai dengan kriteria inklusi dan
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 7 setuju menjadi responden diminta untuk
Januari – 27 Januari 2020 dengan kriteria inklusi menandatangani lembar informed consent.
yaitu pasien terdiagnosa DM tipe 2, lama
mengalami DM ≥ 3 bulan, kunjungan lebih dari HASIL
sekali, berusia 20-79 tahun, dapat berkomunikasi Karakteristik Responden
dengan baik, memiliki kesadaran penuh (compos Berdasarkan tabel 1 diketahui usia rata-rata
mentis), dan bersedia menjadi partisipan responden adalah 58,17 tahun dengan standar
penelitian. Kriteria eksklusi yaitu memiliki deviasi 8,415 dan durasi responden mengalami
penyakit penyerta seperti stroke, memiliki DM diketahui dengan nilai median 4 tahun. Durasi
keterbatasan fisik seperti buta atau tuli. lama DM paling singkat adalah 1 tahun dan paling
Alat pengumpulan data yang digunakan lama adalah 23 tahun.
yaitu berupa kuesioner. Terdapat tiga kuesioner Tabel 2 menunjukkan jumlah responden
yang digunakan, kuesioner pertama yaitu data perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu
demografi responden yang meliputi usia, jenis 67,9%. Tingkat pendidikan paling banyak adalah
kelamin, pendidikan, status pernikahan, dan lama SMA yaitu 34,8%. Mayoritas responden berstatus
menderita DM. Kuesioner kedua yaitu kuesioner menikah yaitu sebanyak 81,25%. Jenis pekerjaan
peran perawat sebagai edukator digunakan untuk paling banyak yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak
mengukur peran perawat sebagai edukator. 27,7%.
Kuesioner ini terdiri dari 30 pertanyaan yang
menggunakan skala likert 1-4. Pertanyaan Peran Perawat Sebagai Edukator
berfokus pada pengetahuan pasien tentang DM, Tabel 3 menunjukkan nilai median peran
perjalanan penyakit DM, penyulit penyakit DM, perawat sebagai edukator adalah 57,00 dengan
pemantauan gula darah, pendidikan kesehatan, dan nilai modus 55. Nilai modus berada pada posisi
perawatan diri pasien DM (Fajrimi, 2013). kuartil bawah mendekati ke nilai minimal,
Kuesioner ketiga yaitu Brief Illness sehingga menunjukkan bahwa responden menilai
Perception Questionnaire (BIPQ) yang digunakan peran perawat sebagai edukator kurang baik. Dari
untuk mengukur persepsi sakit. Kuesioner ini Tabel 4 diketahui indikator dengan nilai tertinggi
terdiri dari 9 pertanyaan, meliputi 8 pertanyaan berada pada indikator pemantauan gula darah
menggunakan skala semantic differential dengan dengan nilai median 3,00 dan terendah pada

68 JPKI 2020 volume 6 no. 1


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

indikator penyulit penyakit DM dengan nilai Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Jenis
Kelamin, Tingkat Pendidikan, Status Pernikahan,
median sebesar 1,00. dan Pekerjaan pada Pasien DM Tipe 2
Kabupaten Jember (n=112) (Lanjutan)
Persepsi Sakit Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tabel 3 menunjukkan nilai median persepsi Pekerjaan
sakit adalah 52,50 dengan nilai modus 49. Tabel 4 Tidak Bekerja 22 19,6
Petani 0 0
menunjukkan indikator dengan nilai tertinggi Wiraswasta 15 13,4
berada pada indikator pemahaman dengan nilai Pegawai Swasta 8 7,1
median 8,00 dan terendah pada indikator PNS 21 18,8
TNI/POLRI 0 0
pengendalian penyakit dengan nilai median 4,00. Ibu Rumah Tangga 31 27,7
Tabel 5 menunjukkan 3 faktor utama penyebab Pensiunan 15 13,4
DM menurut responden yaitu, pola makan 33%,
keturunan 31,3%, dan stress 24,1%. Tabel 3. Nilai Rerata dan Korelasi Peran Perawat sebagai
Edukator dan Persepsi Sakit pada Pasien DM
Tipe 2 Kabupaten Jember (n=112)
Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
Variabel Median Modus Min-Max r P value
dengan Persepsi Sakit Peran Perawat 57,00 55 37-97
Hasil analisa data korelasi pada tabel 3 sebagai Edukator -0,433 <0,001
diperoleh hasil bahwa p <0,001, hal tersebut Persepsi Sakit 52,50 49 21-69

menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara


Tabel 4. Nilai Rerata Indikator Variabel pada Pasien DM
peran perawat sebagai edukator dengan persepsi sakit Tipe 2 Kabupaten Jember (n=112)
pada pasien DM tipe 2 Kabupaten Jember. Korelasi
Indikator Variabel Median Min-Max
(r) yang diperoleh sebesar -0,433 menunjukkan Peran Perawat Sebagai Edukator
bahwa hubungan peran perawat sebagai edukator Pengetahuan pasien tentang DM 2,00 1-3
dengan persepsi sakit memiliki korelasi yang Perjalanan penyakit DM 2,00 2-3
Penyulit penyakit DM 1,00 1-3
negatif dengan kekuatan korelasi yang sedang. Pemantauan gula darah 3,00 2-4
Pendidikan kesehatan 2,00 1-4
Tabel 1. Rerata Responden berdasarkan Usia dan Lama Perawatan diri pasien DM 2,00 1-3
Menderita DM pada Pasien DM Tipe 2 Persepsi Sakit
Kabupaten Jember (n=112) Pengaruh 7,00 2-9
Waktu 7,00 2-10
Variabel Mean Median SD Min-Max Kontrol Penyakit 6,00 1-8
Usia (tahun) 58,17 58,00 8,145 32-73 Pengendalian Penyakit 4,00 1-8
Lama DM (tahun) 5,47 4,00 4,5 1-23 Pengalaman 6,50 2-9
Perhatian 7,00 2-10
Tabel 2. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pemahaman 8,00 2-9
Kelamin, Tingkat Pendidikan, Status Pernikahan, Emosi 7,00 2-9
dan Pekerjaan pada Pasien DM Tipe 2
Kabupaten Jember (n=112) Tabel 5. Distribusi 3 Faktor Utama Penyebab Penyakit
berdasarkan Persepsi Sakit pada Pasien DM
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Tipe 2 Kabupaten Jember (n=112)
Jenis Kelamin
Laki-laki 36 32,1 Penyebab Jumlah Persentase (%)
Perempuan 76 67,9 Pola Makan 37 33
Tingkat Pendidikan Keturunan 35 31,3
Tidak Sekolah 0 0 Stres 27 24,1
SD 29 25,9
SMP 19 17,0
SMA 39 34,8 PEMBAHASAN
Perguruan Tinggi 25 22,3 Karakteristik Responden
Status Pernikahan Hasil penelitian diperoleh usia rata-rata
Menikah 91 81,25
Belum Menikah 0 0 responden adalah 58,17 tahun. Pada usia lanjut
Duda/Janda 21 18,75 cenderung terjadi peningkatan produksi insulin,

JPKI 2020 volume 6 no. 1 69


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

retensi insulin serta gangguan sekresi insulin berkaitan dengan kejadian DM, karena status
akibat penuaan (Waspadji, 2011). Seseorang yang pernikahan dipercayai berpengaruh terhadap gaya
berusia >45 tahun mempunyai risiko lebih besar hidup atau kebiasaan dan aktivitas fisik serta pola
atas terjadinya DM, yaitu karena faktor degeneratif makan (Irawan, 2010).
yang menyebabkan intoleransi glukosa sehingga Hasil penelitian diperoleh sebagian besar
fungsi tubuh akan menurun (Betteng, Pangemanan, responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu
& Mayulu, 2014). sejumlah 31 orang (27,7%). Pekerjaan sebagai ibu
Hasil penelitian diperoleh lama responden rumah tangga merupakan jenis pekerjaan yang
menderita DM memiliki nilai median 4 tahun aktivitas fisiknya tergolong ringan (Sukardji,
dengan rata-rata 5,47 tahun. Seseorang yang 2009). Aktivitas ringan memiliki peluang risiko
semakin lama menderita DM maka risiko akan 6,2 kali lebih besar dibandingkan dengan aktivitas
komplikasi DM juga akan semakin besar (Riyadi fisik yang sedang dan berat dalam menderita DM
& Sukarmin, 2008). Durasi lama menderita DM tipe 2 (Sipayung, Siregar, & Nurmaini, 2018).
yang terdiagnosa sekitar 5-10 tahun akan
mempengaruhi fungsi kelenjar pankreas sehingga Peran Perawat Sebagai Edukator
akan menurunkan fungsi dari sel beta dan akan Pengetahuan tentang penyakit DM
memungkinkan terjadinya komplikasi (Smeltzer & merupakan sarana yang dapat membantu pasien
Bare, 2002). dalam melakukan penanganan terhadap DM
Hasil penelitian diperoleh jumlah responden (Nazriati, Pratiwi, & Restuastuti, 2018).
perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu Pengetahuan tersebut dapat diperoleh salah
sejumlah 76 orang (67,9%). Perempuan berisiko satunya melalui tenaga kesehatan yaitu perawat.
lebih besar mengalami DM tipe 2 dikarenakan Seorang perawat dapat berkontribusi dalam
perempuan mempunyai peluang lebih besar pemberian edukasi kepada pasien. Perawat
terjadinya peningkatan IMT (Allorerung, Sekeon, memainkan peranan penting dalam mendidik
& Joseph, 2016). Penurunan hormon estrogen pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
saat menopause juga merupakan penyebab penyakit DM serta membantu mengelola
banyaknya perempuan mengalami DM tipe 2, hal perawatan pasien DM (Cable, 2016).
ini disebabkan karena menurunnya respon insulin Hasil penelitian menunjukkan nilai median
akibat hormon estrogen dan progesteron yang peran perawat sebagai edukator adalah 57,00
rendah (Meidikayanti & Wahyuni, 2017). dengan nilai modus 55. Nilai modus responden
Hasil penelitian diperoleh sebagian besar berada pada kuartil bawah mendekati nilai
responden memiliki pendidikan terakhir Sekolah minimal, sehingga berdasarkan hal tersebut
Menengah Atas (SMA) yaitu sejumlah 39 orang menunjukkan bahwa responden menilai peran
(34,8%). Tingkat pendidikan dapat berkaitan perawat sebagai edukator kurang baik. Penelitian
dengan pekerjaan seseorang. Individu yang lain juga menunjukkan mayoritas responden
berpendidikan tinggi sebagian besar bekerja menilai peran perawat sebagai edukator dalam
kantoran dengan aktivitas tergolong sedikit, kategori kurang baik sebanyak 85 orang (83,3%)
sedangkan yang berpendidikan rendah biasanya (Pratiwi, 2018).
bekerja sebagai petani atau buruh yang Peran perawat sebagai edukator yang kurang
aktivitasnya cukup (Irawan, 2010). Status sosial baik dapat dikaitkan dengan adanya suatu hambatan
ekonomi juga dapat berpengaruh terhadap gaya yang membuat perawat masih kurang maksimal
hidup dan perubahan perilaku sehingga dalam menyampaikan edukasi kepada para pasien.
mempengaruhi kejadian DM (Mongisidi, 2015). Hal ini karena kondisi di tempat penelitian jumlah
Hasil penelitian diperoleh mayoritas tenaga perawat masih terbilang kurang yaitu hanya
responden memiliki status menikah yaitu sejumlah terdapat dua orang perawat yang bertugas dengan
91 orang (81,25%). Status pernikahan dapat lulusan S1 dan D3. Kurangnya tenaga perawat dapat

70 JPKI 2020 volume 6 no. 1


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

mempengaruhi peningkatan beban kerja, sehingga seperti mengatur diet dan latihan fisik (Ernawati,
dalam melaksanakan pemberian edukasi perawat Suharto, & Dewi, 2015).
hanya memiliki waktu yang singkat dan terbatas Indikator tertinggi peran perawat sebagai
(Manuho, Warouw, & Hamel, 2015). Dipengaruhi edukator berada pada indikator pemantauan gula
juga dengan beban kerja perawat yang tinggi, karena darah dengan nilai median sebesar 3,00. Hal ini
perawat juga menulis dokumentasi asuhan menandakan bahwa perawat terbilang sering dalam
keperawatan serta melayani administrasi pasien. memberi edukasi mengenai pemantauan gula
Apabila perawat memiliki beban kerja yang tinggi darah. Hal tersebut didukung dengan kerutinan
maka akan mempengaruhi terhadap pemberian perawat dalam menginstruksikan kepada para
pelayanan kesehatan kepada pasien (Werdani, pasien untuk melakukan cek gula darah terlebih
2016). Kurangnya perhatian pihak manajerial dahulu untuk dapat mengetahui perkembangan
terhadap edukasi pasien juga dapat menjadi faktor kadar gula darah dari pemeriksaan sebelumnya.
penghambat perawat dalam menjalankan perannya Pengetahuan serta motivasi yang didapatkan
sebagai perawat edukator, seperti belum adanya melalui edukasi oleh perawat dapat mendukung
pemberian fasilitas pelatihan tersertifikasi untuk kepatuhan dan disiplin pasien DM dalam
perawat terkait edukasi DM, juga belum ada poli mematuhi diet, aktivitas dan pengobatan untuk
khusus untuk kasus penyakit DM di tempat mencapai glukosa darah yang terkontrol (Jasmani
penelitian. & Rihiantoro, 2016). Upaya deteksi dini
Selain itu, dalam memberikan edukasi pemantauan gula darah secara teratur harus
kepada pasien, perawat sebagai edukator masih dilakukan karena upaya tersebut dapat mencegah
kurang baik karena terdapat berbagai hal lain yang terjadinya komplikasi diabetes (Lathifah, 2017).
juga menjadi penghambat. Penghambat perawat
lainnya dapat berupa ketidak siapan perawat untuk Persepsi Sakit
memberikan pendidikan, pendidikan perawat yang Hasil penelitian menunjukkan nilai median
kurang memadai, karakter pribadi seorang perawat, persepsi sakit adalah 52,50 dengan nilai modus 49.
serta waktu yang terbatas dalam pelaksanaan Pada kuesioner B-IPQ semakin tinggi skor nilai
edukasi kepada pasien. Pendidikan perawat yang yang diperoleh responden maka menunjukkan
kurang memadai serta sifat individu perawat yang persepsi terhadap penyakitnya semakin buruk.
kurang kreatif dapat mempengaruhi kemampuan Diketahui pada penelitian ini nilai persepsi sakit
perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan berada diatas 40, dimana menurut instrumen B-
yang dibutuhkan oleh pasien. Ketidaksesuaian IPQ merupakan batas tengah dengan rentang nilai
materi edukasi yang diberikan oleh perawat juga 0 sampai 80, yang berarti pasien masih
tidak akan mendukung dalam proses edukasi menganggap bahwa penyakit diabetes sebagai
(Bastable, 2002). suatu yang mengancam bagi kesehatan. Persepsi
Indikator terendah peran perawat sebagai sakit mempengaruhi perilaku terkait kesehatan
edukator berada pada indikator penyulit penyakit pada pasien untuk mengelola penyakitnya dan
DM dengan nilai median sebesar 1,00. Hal tersebut mungkin akan berdampak pada hasil penyakit.
menunjukkan bahwa perawat jarang sekali Hasil penyakit berkaitan dengan persepsi
menjelaskan mengenai komplikasi, gejala, seseorang terhadap penyakit tersebut, hal tersebut
penyebab, bahaya, dan cara mengatasi apabila disebabkan bahwa kepatuhan dalam perawatan diri
kadar gula darah terlalu tinggi atau terlalu rendah. tergantung dari representasi pasien mengenai
Sementara itu, pemberian edukasi mengenai penyakit dalam hal apakah penyakit tersebut dapat
hiperglikemia atau hipoglikemia beserta dipahami, dikendalikan, dan disembuhkan
penatalaksanaannya dapat meningkatkan (Kugbey et al., 2017).
pemahaman serta keyakinan pasien dalam Indikator tertinggi persepsi sakit berada pada
mengelola penyakit DM yang disandangnya indikator pemahaman dengan nilai median sebesar

JPKI 2020 volume 6 no. 1 71


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

8,00. Semakin tinggi skor nilai pada indikator dari satu orang tua yang terkena DM, dan sebesar
pemahaman berarti pasien memiliki pemahaman 75% apabila mempunyai riwayat dari kedua orang
yang kurang baik terhadap penyakitnya. Dalam tua terkena DM (Isnaini & Ratnasari, 2018). Risiko
membentuk kesadaran akan penyakit maka terkena DM oleh riwayat ibu lebih besar 10-30%
diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang baik dibandingkan dengan riwayat DM dari ayah,
untuk mencapai persepsi yang positif (Sudarsono & dikarenakan ketika dalam kandungan penurunan
Suharsono, 2016). Pemahaman pasien yang baik gen lebih besar dari ibu dibanding dari ayah
mengenai penyakit DM tipe 2 dikaitkan dengan (Santosa, Trijayanto, & Endiyono, 2017).
peningkatan status kesehatan, karena ketika pasien Kadar gula darah seseorang yang meningkat
memahami akan penyakitnya pasti diikuti dengan dapat dipicu dengan adanya stres, sehingga
perubahan perilaku menjadi lebih baik untuk penyakit DM pada seseorang akan semakin buruk
mengelola penyakitnya (Vos et al., 2018). apabila tingkat stres yang dialami semakin tinggi
Tingginya skor indikator pemahaman dalam (Derek, Rottie, & Kallo, 2017). Dengan adanya
penelitian didukung dengan responden mengaku stres, kerja metabolisme serta kebutuhan akan
belum terlalu memahami terkait DM tipe 2 beserta sumber energi akan meningkat yang dapat
penanganannya, sehingga memungkinkan pasien berakibat peningkatan kerja pankreas, sehingga
memiliki persepsi yang buruk terhadap pankreas akan mudah rusak akibat tingginya beban
penyakitnya. kerja dan akhirnya berdampak pada menurunnya
Indikator terendah persepsi sakit berada insulin (Riyadi & Sukarmin, 2008).
pada indikator pengendalian penyakit dengan nilai
median sebesar 4,00. Semakin rendah skor nilai Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator
pada indikator pengendalian penyakit berarti Dengan Persepsi Sakit Pada Pasien DM Tipe 2
pasien mempercayai bahwa pengobatan yang Hasil uji statistik menunjukkan ada
diberikan dapat mengendalikan penyakitnya. hubungan antara peran perawat sebagai edukator
Adanya persepsi yang tepat mengenai penyakit dengan persepsi sakit pada pasien DM tipe 2
DM tipe 2 pada pasien dapat meningkatkan Kabupaten Jember. Peran perawat sebagai
keberhasilan dalam pengobatan serta membantu edukator dengan persepsi sakit pada pasien DM
memperlancar proses kesembuhan (Rahmah, tipe 2 memiliki hubungan signifikan dengan
2016). Individu yang memiliki persepsi yang baik keeratan yang sedang. Pengetahuan tentang DM
terhadap penyakitnya akan patuh dengan dapat membantu pasien meningkatkan persepsi
pengobatan yang dijalankan (Chew, Vos, Stellato, terhadap penyakitnya. Pengetahuan dapat
& Rutten, 2017). membentuk pengalaman terhadap persepsi dan
Hasil penelitian didapatkan tiga faktor membantu mengenali stimulus yang muncul yang
utama penyebab DM tipe 2 diantaranya adalah pola nantinya akan menjadi persepsi (Trisnaniyanti et
makan, keturunan, dan stres. Seseorang yang al., 2010). Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang edukasi pada pasien DM (Islam et al., 2015).
berisiko seperti makanan manis dan berlemak akan Pemberian pendidikan kesehatan mempunyai
berpeluang 3 kali lebih besar memiliki kadar gula pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan pasien
darah tidak terkontrol (Nur, Fitria, Zulhaida, & DM tipe 2 (Mutoharoh, 2017). Pendidikan
Hanum, 2016). Pola makan menjadi peranan kesehatan diberikan oleh seorang perawat yang
penting bagi pasien DM, oleh karena itu pasien diyakini mampu mendidik, memotivasi, dan
DM perlu menjaga aturan pola makan guna membantu mengelola perawatan pasien DM.
mengendalikan kadar gula darah agar tetap Adanya pemberian pendidikan kesehatan
terkontrol (Susanti & Bistara, 2018). bertujuan untuk mendukung dan memberdayakan
Seseorang berisiko untuk terkena DM pasien DM agar mandiri serta menghindari
sebesar 15% apabila mempunyai riwayat hanya terjadinya komplikasi lebih lanjut (Cable, 2016).

72 JPKI 2020 volume 6 no. 1


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

Pada penelitian sebelumnya menyatakan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan


bahwa DM tipe 2 merupakan penyakit menahun persepsi terhadap penyakit menjadi lebih positif.
yang memerlukan perilaku penanganan seumur Oleh sebab itu, seorang perawat memiliki peran
hidup, sehingga pasien DM sangat membutuhkan penting dalam proses penyesuaian diri pasien DM
peran perawat sebagai edukator untuk melakukan dengan memberikan edukasi mengenai penyakit
manajemen diri terhadap DM (Fajrimi, 2013). DM serta memberikan penjelasan tentang
Pemberian edukasi yang terkonsep dengan baik, pentingnya perawatan diri terhadap DM agar dapat
komprehensif, dan sesuai dengan kebutuhan mampu memperbaiki kesalahpahaman dan meningkatkan
mengubah perilaku kesehatan menjadi lebih baik pemahaman mengenai penyakit DM tipe 2,
(Bastable, 2002). Edukasi kesehatan yang diberikan sehingga pasien DM tipe 2 merasa percaya diri
pada pasien DM dapat menciptakan status dalam mengendalikan penyakit mereka dan
kesehatan menjadi lebih baik, karena pengetahuan mencapai manajemen diri yang efektif.
yang didapatkan melalui edukasi kesehatan
merupakan pedoman pasien dalam melaksanakan SIMPULAN
perawatan diri terhadap DM. Selain itu, edukasi Terdapat hubungan yang signifikan antara
kesehatan juga mampu meningkatkan pengetahuan peran perawat sebagai edukator dengan persepsi
pasien dan membentuk pengalaman sehingga dapat sakit pada pasien DM tipe 2 Kabupaten Jember.
memberikan pemahaman mengenai penyakit. Arah korelasi negatif memiliki makna bahwa
Adanya pemahaman yang baik terhadap penyakit semakin baik peran perawat sebagai edukator maka
akan membentuk persepsi positif dan akan membuat persepsi semakin positif dan pasien menganggap
pasien tersebut bersedia untuk melakukan bahwa sakit yang dialaminya tidak mengancam
perawatan secara maksimal (Ibrahim et al., 2011). bagi kesehatannya. Tenaga kesehatan khususnya
Dengan upaya perawat melakukan suatu perawat dapat meningkatkan pemberian edukasi
edukasi melalui pendidikan kesehatan tentang DM kesehatan yang tepat berkaitan dengan penyakit
kepada pasien maka akan memunculkan persepsi DM tipe 2 dengan tujuan pasien dapat
positif pada pasien (Livne, Peterfreund, & Sheps, memperbaiki kesalahpahaman dan meningkatkan
2017). Peningkatan persepsi positif dapat pemahaman tentang kondisi penyakit agar persepsi
meningkatkan kualitas hidup pasien, dengan pasien terhadap penyakit menjadi lebih positif
menstimulasi persepsi pasien mengenai penyakit sehingga pasien dapat meningkatkan pengendalian
menjadi lebih positif melalui pendidikan kesehatan terhadap penyakit dan mencapai manajemen diri
oleh perawat akan mampu meningkatkan yang efektif.
pengendalian terhadap penyakit, sehingga pasien
dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik UCAPAN TERIMA KASIH
(Kosse dkk., 2019). Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
Penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa semua pihak, terutama pihak RS Tingkat III
terdapat hubungan antara peran perawat sebagai Baladhika Husada Kabupaten Jember dan
edukator dengan persepsi sakit pada pasien DM responden yang telah terlibat dan membantu
tipe 2. Pemberian edukasi melalui pendidikan selama proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Bangga, R. D. (2016). Uji Validitas dan


Reliabilitas Instrumen B-IPQ (Brief Illness
Allorerung, D., Sekeon, S., & Joseph, W. (2016).
Hubungan antara Umur, Jenis Kelamin, Perception Questionnaire) Versi Indonesia
Tingkat Pendidikan dengan Kejadian DM tipe pada Pasien Diabetes Melitus di RSUD
2 di Puskemas Ranotana Weru Kota Manado Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota
tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Pontianak. 1–8. Retrieved from http://
2(1), 1–8. statistikapendidikan.com/wp-content/

JPKI 2020 volume 6 no. 1 73


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

uploads/2013/05/Uji-Validitas-dan- Fajrimi, W. (2013). Peran perawat Dalam


Reliabilitas.Gilang-AM1.pdf Pemberian Edukasi pada Pasien Diabetes
Bastable, S. S. (2002). Perawat Sebagai Pendidik. Melitus Tipe 2 di RSUP H. Adam Malik
Jakarta: EGC. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Betteng, R., Pangemanan, D., & Mayulu, N. Gao, J., Wang, J., Zheng, P., Haardörfer, R., Kegler,
(2014). Analisis Faktor Resiko Penyebab M. C., Zhu, Y., & Fu, H. (2013). Effects of
Terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Self-Care, Self-Efficacy, Social Support on
Wanita Usia Produktif Dipuskesmas Glycemic Control in Adults with Type 2
Wawonasa. Jurnal E-Biomedik, 2(2). https:// Diabetes. BMC Family Practice, 14, 2–7.
doi.org/10.35790/ebm.2.2.2014.4554 https://doi.org/10.1186/1471-2296-14-66
Boonsatean, W., Rosner, I. D., Carisson, A., & Ibrahim, N., Desa, A., & Chiew-Tong, N. K.
Ostman, M. (2016). The Influences of Income (2011). Illness Perception and Depression in
and Education on the Illness Perception and Patients with End-Stage Renal Disease on
Self-Management of Thai Adults with Type 2 Chronic Haemodialysis. The Social Science,
Diabetes. Diabetes & Metabolic Disorders, 6(3), 221–226.
3(2), 1–8. https://doi.org/10.24966/dmd- International Diabetes Federation. (2017). IDF
201x/100017 Diabetes Atlas - Eight Edition 2017. In IDF
Cable, S. J. (2016). The role of the Diabetes Diabetes Atlas, 8th edition (Eight).
Specialist Nurse. South Sudan Medical https://doi.org/http://dx.doi.
Journal, 9(August), 18–23. org/10.1016/S0140-6736(16)31679-8.
Chew, B., Vos, R. C., Stellato, R. K., & Rutten, G. Irawan, D. (2010). Prevalensi dan Faktor Risiko
E. H. M. (2017). Diabetes-Related Distress Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah
and Depressive Symptoms Are Not Merely Urabn Indonesia. Retrieved from
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20267101-
Negative over a 3-Year Period in Malaysian
T 28492-Prevalensi dan faktor-full text.pdf
Adults with Type 2 Diabetes Mellitus
Islam, S. M. S., Niessen, L. W., Seissler, J., Ferrari,
Receiving Regular Primary Diabetes Care.
U., Biswas, T., Islam, A., & Lechner, A.
Frontiers in Psychology, 8(October), 1–8.
(2015). Diabetes knowledge and glycemic
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.01834
control among patients with type 2 diabetes in
Derek, M. I., Rottie, J. V, & Kallo, V. (2017).
Bangladesh. SpringerPlus, 4(284). https://
Hubungan Tingkat Stres dengan Kadar Gula doi.org/10.1186/s40064-015-1103-7
Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Isnaini, N., & Ratnasari. (2018). Faktor risiko
Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. mempengaruhi kejadian Diabetes mellitus
E-Journal Keperawatan, 5(1), 1–6. tipe dua. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan
Dinas Kesehatan Jawa Timur. (2013). Profil Aisyiyah, 14(1), 59–68.
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. In Dinas Jasmani, & Rihiantoro, T. (2016). Edukasi dan
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. kadar glukosa darah pada pasien diabetes.
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. (2014). Profil Jurnal Keperawatan, 12(1), 140–148.
Kesehatan Kabupaten Jember Tahun 2014. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama
321. Retrieved from http://www.depkes.go.id/ Riset Kesehatan Dasar. Kementrian
resources/download/profil/PROFIL_KAB_K Kesehatan Republik Indonesia, 1–100.
OTA_2014/3509_Jatim_Kab_Jember_2014. https://doi.org/1 Desember 2013
pdf Kugbey, N., Oppong Asante, K., & Adulai, K.
Ernawati, N., Suharto, & Dewi, Y. S. (2015). (2017). Illness perception, diabetes
Pemberdayaan Pasien Berbasis Experiental knowledge and self-care practices among
Learning Terhadap Perilaku Pencegahan type-2 diabetes patients: A cross-sectional
Komplikasi Akut dan Kadar Glukosa Darah study. BMC Research Notes, 10(1), 1–7.
Pasien DM. Jurnal Ners, 10(2), 256–264. https://doi.org/10.1186/s13104-017-2707-5
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20473/jn. Lathifah, N. L. (2017). Hubungan durasi penyakit
V10I22015.256-264 dan kadar gula darah dengan keluhan

74 JPKI 2020 volume 6 no. 1


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

subyektif penderita diabetes melitus. Jurnal Indonesia 2015. In Konsensus Pengelolaan


Berkala Epidemiologi, 5(2), 231–239. https:// dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239 Indonesia.
Livne, Y., Peterfreund, I., & Sheps, J. (2017). Pratiwi, D. W. (2018). Hubungan Peran Perawat
Barriers to Patient Education and Their sebagai Edukator dengan Efikasi Diri pada
Relationship to Nurses’ Perceptions of Patient Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poli
Education Climate. Clinical Nursing Studies, Interna RSD dr. Soebandi Jember.
5(4), 65. https://doi.org/10.5430/cns.v5n4p65 Universitas Jember.
Manuho, E., Warouw, H., & Hamel, R. (2015). Rahmah, S. (2016). Hubungan Persepsi Diet,
Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Aktivitas Fisik dan Keteraturan Berobat
Perawat Dalam Pemberian Asuhan Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit
Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap C1 Rsup Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Sudiang Tahun 2016. UIN Alauddin
Keperawatan UNSRAT, 3(2). Makassar.
Meidikayanti, W., & Wahyuni, C. U. (2017). Riyadi, S., & Sukarmin. (2008). Asuhan
Hubungan dukungan keluarga dengan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
kualitas hidup Diabetes Melitus Tipe 2 Di Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas.
Puskesmas Pademawu. Jurnal Berkala Yogyakarta: Graha Ilmu.
Epidemiologi, Volume 5 N(July), 240–252. Santosa, A., Trijayanto, P. A., & Endiyono. (2017).
https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.240- Hubungan Riwayat Garis Keturunan dengan
252. Usia Terdiagnosis Diabetes Melitus Tipe II.
Mongisidi, G. (2015). HUBUNGAN ANTARA Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
STATUS SOSIO-EKONOMI DENGAN Sipayung, R., Siregar, F. A., & Nurmaini. (2018).
KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2 Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
DI POLIKLINIK INTERNA BLU RSUP Prof Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Perempuan Usia
(Universitas Sam Ratulangi). Retrieved from Lanjut Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
http://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/ Bulan Medan Tahun 2017. Jurnal Muara
2015/02/Jurnal-Gabby-Mongisidi.pdf Sains, Teknologi, Kedokteran, Dan Ilmu
Mutoharoh. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan, 2(1), 78–86.
Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Smeltzer, S. C. O., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar
Tentang Penyakit Diabetes Melitus pada Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Desa Suddarth (8th ed.). Jakarta: EGC.
Ngadiwarno Sukorejo Kendal. UIN Syarif Strauss, S. M., Rosedale, M. T., & Kaur, N. (2016).
Hidayarullah Jakarta. Illness Perception Among at Risk for
Nazriati, E., Pratiwi, D., & Restuastuti, T. (2018). Diabetes. 41(2), 195–202. https://doi.org/
Pengetahuan pasien diabetes melitus tipe 2 10.1177/0145721715569003.Illness
dan hubungannya dengan kepatuhan minum Sudarsono, A., & Suharsono, Y. (2016). Hubungan
obat di Puskesmas Mandau Kabupaten Persepsi Terhadap Kesehatan dengan
Bengkalis. Majalah Kedokteran Andalas, Kesadaran (Mindfulness) Menyetor Sampah
41(2), 59. https://doi.org/10.25077/mka. Anggota Klinik Asuransi Sampah di
v41.i2.p59-68.2018 Indonesia Medika. Jurnal Ilmiah Psikologi
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Terapan, 04(01), 31–52.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sukardji, K. (2009). Penatalaksanaan Diabetes
Nur, A., Fitria, E., Zulhaida, A., & Hanum, S. Mellitus Terpadu. Jakarta: Fakultas
(2016). Hubungan Pola Konsumsi dengan Kedokteran Universitas Indonesia.
Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien Rawat Suryadi, R. F. (2013). Hubungan Peran Educator
Jalan di RSUD Dr . Fauziah Bireuen Provinsi Perawat dalam Discharge Planning dengan
Aceh. Media Litbangkes, 26(3), 145–150. Tingkat Kepatuhan Pasien Rawat Inap untuk
PERKENI. (2015). Konsensus: Pengelolaan dan Kontrol di Rumah Sakit Paru Kabupaten
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Jember. Universitas Jember.

JPKI 2020 volume 6 no. 1 75


Anggraeni, N.C., Widayati, N., & Sutawardana, J.H. | Peran Perawat sebagai Edukator terhadap Persepsi...

Susanti, & Bistara, D. N. (2018). Hubungan Pola effect of illness perceptions on health status in
Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada people with type 2 diabetes after an acute
Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal coronary event. BMC Family Practice,
Kesehatan Vokasional, 3(1), 29–34. 19(35), 1–10.
Trisnaniyanti, I., Prabandari, Y. S., & Y, C. (2010). Waspadji, S. (2011). Diabetes Mellitus:
Persepsi dan aktifitas kader psn dbd terhadap Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang
pencegahan dan pemberantasan demam Rasional. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
berdarah dengue. Berita Kedokteran Werdani, Y. D. W. (2016). Pengaruh Beban Kerja
Masyarakat, 26(3), 132–137. Mental Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan
Vos, R. C., Kasteleyn, M. J., Heijmans, M. J., Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Leeuw, E. De, Schellevis, F. G., Rijken, M., Swasta di Surabaya. Jurnal Ners Lentera,
& Rutten, G. E. (2018). Disentangling the 4(2), 97–105.

76 JPKI 2020 volume 6 no. 1

Anda mungkin juga menyukai