Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“HAKIKAT MANUSIA”

“Diajukan Untuk Memnuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter”

Dosen Pengampu : Dr. Atot Sugiri, M. Pd. I

OLEH

Wahyu Adam Yuliansyah Yusup ( 60403100318053 )

PROGRAM STUDY

ENGLISH EDUCATION
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA MUTIARA SUKABUMI

2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah


SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah dengan judul “Hakikat Manusia”. Shalawat serta salam tak lupa penulis
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan karakter.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman kami. Namun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat mencapai hasil yang baik. Penulis harap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan pengetahuan bagi kami maupun bagi pihak
yang memerlukan Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna banyak kekurangan dan kesalahan.. Penulisipun Mengharapkan kritik
dan sarannya untuk perkembangan yang jauh lebih baik sebagai umpan balik bagi
penulis.

Sukabumi, 8 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................... 3

A. Pengertian Hakikat Manusia ...................................................... 3


B. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan .............................................. 4
C. Manusia Sebagai Makhluk Individu .......................................... 6
D. Manusia Sebagai Makhluk Sosial .............................................. 7
E. Manusia Sebagai Makhluk yang Unik dan Multidimensi.......... 8

BAB III. PENUTUP ............................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang paling sempurna.
Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah, alaqah, dan
mudgah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini.
Salah satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk
lain ialah adanya akal dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat
berpikir, bertanggung jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan
ini seperti yang dijelaskan pada QS Al-Isra 70. Selain itu ada kelebihan lain
yang dimiliki oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama
manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata
Allah SWT. Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari segala perbuatan yang
kotor maka tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT.
Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga
memiliki kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepada Allah
SWT yang merupakan tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun
yang dilakukan manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh Allah SWT di dunia
ini adalah sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba Allah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hakikat manusia ?
2. Bagaimana Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan ?
3. Bagaimana manusia sebagai mahluk individu ?
4. Bagaimana manusia sebagai mahluk sosial ?
5. Bagaimana manusia sebagai mahluk yang unik dan multidimensi
(jasmani, rohani, intelek, personal, dan sosial) ?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu mengetahui pengertian hakikat Manusia
2. Mampu mengetahui Manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan
3. Mampu mengetahui manusia sebagai mahluk individu
4. Mampu mengetahui manusia sebagai mahluk sosial
5. Mampu mengetahui manusia sebagai mahluk yang unik dan multidimensi
(jasmani,rohani,intelek,personal,dan sosial).

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat manusia


Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Sedangkan manusia adalah
makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan. Kesempurnaan
yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka
sebagai khalifah di muka dumi ini.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan
sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang
mendasari. Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo
volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk
yang memiliki perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis
(ego), dan social (superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal
(hewani), rasional (akali), dan moral (nilai). Para penganut teori behaviorisme
menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir
sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa
manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara
tentang alam bawah  sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis
perilaku yang nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia
terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak
disebabkan aspek. Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai
homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang
lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk
yang selalu berfikir. Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang
cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata karena tampak tidak
mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir, memutuskan, menyatakan,
memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.

6
Hakikat manusia merupakan makhluk yang memiliki 3 unsur yaitu roh,
nafsu dan rasio, dimana  roh merupakan simbol kebaikan, nafsu sebagai
simbol keburukan dan penggunaan kedua unsur tersebut kemudian dikontrol
dan dikendalikan oleh rasio/akal (plato).
Hakikat manusia adalah mahluk yang memiliki sifat sosial,
individualitas, dan moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan
tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan
setiap orang dan kelompoknya. Dengan keberadaan sifat itu pula maka setiap
manusia akan saling membutuhkan, saling membantu, dan saling melengkapi
dan juga selalu berintraksi dengan manusia lain untuk mencapai tujuan
hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk pertumbuhan dan
perkembangan kepribadiannya (Umar,1994). 
Hakikat manusia adalah keberadaan kontrak sosial dari manusia itu
sendiri, yaitu setiap orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain
(Thomas,2012).
Hakikat manusia merupakan sosok makhluk sosial yang ditandai
dengan keberadaan kontrak sosial di dalamnya. Dimana manusia itu sendiri
tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-sendiri,sehingga harus
saling menghargai antar sesama dan saling menjaga hak-hak satu sama lain .

B. Manusia sebagai Makhluk Tuhan


Hakikat manusia sebenarnya adalah makhluk multidimensional karena
banyaknya definisi tentang manusia. Menurut pandangan Notonegoro
mengenai hakikat manusia dilihat dari kedudukan kodratnya, manusia terdiri
atas dua unsur yakni sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri sekaligus
sebagai makhluk Tuhan. Sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri, manusia
dalam batas-batas tertentu memiliki  kemauan bebas (free-will) yang
menjadikan manusia memiliki kemandirian dan kebebasan. Sebagai makhluk
Tuhan, manusia tidak bisa melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan Tuhan 
(takdir-Nya).

7
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia
mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa
membatasi diri dengan perbuatan yang tidak harus dilakukan, dan kita bisa
memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita
sendiri. Manusia didudukkan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan
kewajibannya.
1. Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan
atau bakat-bakat alami yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai
makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi antara lain
sesuai dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alami
yang melekat padanya.
2. Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah
nilai manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia
adalah kedudukan manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat
tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat
dibandingkan dengan makhluk lainnya.
4. Hak asasi manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia sebagai anugerah dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup,
hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.
5. Kewajiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh
manusia. Kewajiban manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu
sebagai konsekuensi manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai

8
hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia berkedudukan sama,
artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya
sehari-hari.
C. Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari bahasa latin individuum yang artinya tak terbagi.
Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk menyatakan satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia
secara keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan
terbatas, yaitu perseorangan manusia, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Manusia lahir sebagai makhluk individual yang bermakna tidak terbagi
atau tidak terpisahkan antara jiwa dan raga. Secara biologis, manusia lahir
dengan kelengkapan fisik, tidak berbeda dengan makhluk hewani. Namun,
secara rohani ia sangat berbeda dengan makhluk hewani apa pun. Jiwa
manusia merupakan satu kesatuan dengan raganya untuk selanjutnya
melakukan aktivitas atau kegiatan. Kegiatan manusia tidak semata-mata
dilakukan oleh jasmaninya, tetapi juga aspek rohaninya.
Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak
hanya bermakna kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi pribadi yang
khas dengan corak kepribadiannya, termasuk kemampuan kecakapannya.
Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor.
Mengenal hal tersebut ada tiga pandangan, yaitu:
1. Pandangan natvistik, menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-
mata ditentukan atas dasar faktor dari dalam individu sendiri, seperti
bakat dan potensi, termasuk pula hubungan atau kemiripan dengan orang
tuannya.
2. Pandangan empiristik, menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-
mata didasarkan atas faktor lingkungan. Lingkunganlah yang akan
menentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini bertolak belakang
dengan pandangan nativistik.
3. Pandangan konvergensi, yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu
dipengaruhi oleh faktor dari individu dan lingkungan. Bakat anak
merupakan potensi yang harus disesuaikan dengan diciptakannya

9
lingkungan yang baik sehingga ia bisa tumbuh secara optimal.
Pandangan ini berupaya menggabungkan kedua pandangan sebelumnya.
Pandangan yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada
dasarnya adalah individu yang bebas dan merdeka adalah paham
individualisme. Paham individualisme menekankan pada kekhususan,
martabat, hak, dan kebebasan orang per orang.

D. Manusia sebagai makhluk sosial


Manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak dapat hidup sendiri.
Ia menjalani hidupnya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia
lainnya. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, selain itu juga diberikan akal pikiran yang berkembang serta
dapat dikembangkan. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan
selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan
dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah
manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa
manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
2. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah
manusia.
Adapun yang menyebabkan manusia selalu hidup bermasyarakat
antara lain karena adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam
naluri manusia, misalnya:

10
1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum
2. Hasrat untuk membela diri
3. Hasrat untuk mengadakan keturunan
Dari keinginan untuk memperoleh keinginan hidupnya secara mudah
itu maka timbulah dalam diri manusia suatu dorongan untuk hidup bersama
dalam masyarakat. Sejak manusia dilahirkan ia mempunyai dua keinginan
pokok, yaitu:
1. Keinginan untuk menjaid satu dengan manusia di sekelilingnya
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingya
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial kehidupan
manusia adalah sosialisme. Sosialisme memberi nilai lebih pada manusia
sebagai makhluk sosial. Sosialisme amerupakan reaksi atas sitem
liberalisme yang dilahirkan oleh paham individualisme, namun sosialisme
dalam bentuk ekstern dapat berkembang ke ara komunisme. Dalam
komunisme, hak milik individu dihapuskan, diganti menjadi kepemilikan
bersama. Komunisme berpandangan bahwa semua orang mendaapatkan
apa yang sesuai dengan kebutuhannya. Walaupun begitu, baik sosialisme
maupun komunisme bertujuan sama, yaitu ingin membentuk masyarakat
sosialis

E. Manusia sebagai makhluk yang unik dan multidimensi (jasmani, rohani,


intelek, personal, dan sosial)
Manusia sebagai makhluk multidimensi menunjukan bahwa
manusia memiliki kekayaan dimensi yang luar biasa untuk dipelajari.
Kekayaan manusia dalam dimensi-dimensinya menjadi kajian berbagai
ilmu untuk menemukan, mengakui, merumuskan, menganalisis dan
akhirnya ilmu-ilmu berusaha untuk menyelesaikan sejumlah problematika
manusia yang secara eksistensial merupakan makhluk problematika atau
makhluk penuh persoalan dan masalah. Sejumlah problematika manusia
mengakibatkan manusia yang hidup di lima benua ini memiliki sejarah,
tampilan lahiriah (esensi), tingkatan ekonomi, pendidikan, daerah, sosial,
politik, idiologi, biologis, dan seterusnya yang berbeda dan khas.

11
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi
untuk memebedakan yang salah satu dan yang benar serta menganilisi
sesuatu kemampuannya tergantung pengalaman dan tigkat pendidikan
pemiliknya. Akal berfungsi untuk mengigat menyimpulkan, menganalisa
menilai apakah sesuai benar atau alah
Jasmani adalah berhubungan dengan kesehatan dan rekreasi fisik,
yang memberi sanggupan untuk menjalankan hidup yang produktif dan
dapat menyesuaikan diri pada tiap pembeda fisik yag layak
Rohani adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani
dikaitkan dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang
mewujudkan sebagai suatu unsur pribadi manusia yang paling unik yang
tidak dapat dilihat oleh pancaindra. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat
dirasakan misalnya : menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat ,
berpikir, berkemahuan, rindu, sedih, gembira, dan sebagainya
Intelektual dalam KBBI diartikan kecerdasan, berakal, dan berfikir
jernih dalam ilmu pengetahuan. Menurut Gunarsa intelektual merupakan
suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk meperoleh ilmu
pengetahuan dan mengamalkannya dalam hubungan dengan lingkungan
dan masalah-masalah yang timbul.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakekatnya manusia adalah sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, diciptakan dalam bentuk paling sempurna. Manusia adalah
makhluk spiritual yang akan menjalani fase-fase peristiwa kehidupan baik
sebelum lahir, sekarang maupun setelah mati. Spiritual merupakan aspek non
fisik yang mampu memberikan kekuatan manusia untuk lebih dari sekedar
hidup.
Jadi manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan sebagaimana juga
makhluk-makhluk yang lain di muka bumi ini dan setiap makhluk yang
dijadikan itu memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakan ia dengan makhluk
lainnya.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk utama dalam dunia alami,
makhluk yang berkemauan bebas, makhluk yang sadar dan sadar diri, kreatif,
idealis, serta makhluk moral. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri
karakteristik, yang secara prinsipil ( jadi bukan hanya gradual ) membedakan
manusia dari hewan.

B. Saran
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa
memahami pengertian hakikat manusia dan dapat menerapkan hakikat
manusia di dunia pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Herimanto,dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar: PT Bumi Aksara;


Jakarta Timur
 Lickona Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Kreasi Wawancara: Jakarta
 Munib, Achmad. 2010.Pengantar Ilmu Pendikan. Semarang: Unnes Press.
 Nasrul, dkk. 2011. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi
Umum. UNP press: Padang
 Tirtarahardja, Umar. 1994. Pengantar Pendidikan. Departement
Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta
 Wattimena, Reza . 2010. Membongkar Rahasia ; Telaah Lintas
peradaban (Filsafat Timur dan Filsafat Barat). Kanisius : Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai