Anda di halaman 1dari 43

PRAKTIKUM

Ilmu Tanah

TIM

Program Studi Agroekoteknologi


Departemen Pertanian
Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro
Semarang
2021
2

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan diwajibkan memakai jas laboratorium, masker hidung dan sarung


tangan selama kegiatan di dalam laboratorium.
2. Praktikan dilarang berbicara yang tidak perlu dan membuat gaduh.
3. Praktikan datang tepat waktu. Praktikan yang datang terlambat lebih dari 20
menit maka wajib inhal.
4. Praktikan yang tidak hadir praktikum (absen), wajib mengikuti inhal
praktikum.
5. Praktikan wajib mengikuti asistensi maupun praktikum secara penuh.
Praktikan wajib mengikuti pre test, post test dan pertanggung jawaban
praktikum ilmu tanah.
6. Sebelum dan sesudah bekerja, meja praktikum dibersihkan dengan
disinfektan dan mencuci tangan dengan seksama.
7. Praktikan berambut panjang harus mengikat rambutnya.
8. Praktikan memakai pakaian yang sopan pada saat praktikum (baju berkerah
untuk laki-laki).
9. Praktikan yang akan berpindah jadwal praktikum harus seizin koordinator
praktikum ilmu tanah dengan menyerahkan surat pengantar paling lambat
dua hari berikutnya.
10. Praktikan akan dinilai keterampilannya selama praktikum oleh asisten.
11. Praktikan yang tidak mengikuti pengamatan harus mengikuti pengamatan
susulan.
12. Dilarang keras makan, merokok dan minum di laboratorium.
13. Dilarang membuang biakan sisa atau habis pakai dan pewarna sisa
disembarang tempat.
14. Laporkan segera jika terjadi kecelakaan seperti kebakaran, alat pecah, ada
yang menelan bahan kimia, atau biakan kepada asisten.
15. Praktikan wajib mengerjakan dan mengumpulkan tiket masuk sebelum
praktikum dimulai.
16. Praktikan wajib mengerjakan work sheet dan laporan sementara,
dikumpulkan setiap akhir acara.
17. Praktikan wajib membawa modul/petunjuk praktikum ilmu tanah saat
praktikum ilmu tanah.
18. Aturan-aturan / tata tertib yang belum tercantum akan diputuskan kemudian.
3

TATA TERTIB PRAKTIKUM DARING

1. 15 Menit sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib untuk join ke room


teams.
2. Praktikan wajib mengikuti penjelasan praktikum sampai selesai, di tengah
pelaksanaan akan dicek jumlah praktikan yang hadir dan diakhir praktikum
terdapat quiz yang wajib diikuti dengan durasi waktu 15 menit
3. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib membuka dan memahami
materi yang akan disampaikan
4. Praktikan hadir di room meeting 15 menit sebelum praktikum dimulai
5. Jika ingin bertanya pada saat praktikum bisa menggunakan fitur raise hand
terlebih dahulu
6. Pengumpulan laporan ke asisten masing-masing dengan ontime maksimal 1
minggu setelah praktikum atau sesuai kesepakatan dengan asisten masing-
masing.
7. Jika terjadi kendala saat praktikum berlangsung, dapat menghubungi asisten
masing-masing atau kormat.
8. Jika tidak dapat hadir pada saat praktikum, tidak izin dan telat bergabung
dalam meeting selama 30 menit tanpa alasan yang jelas maka akan
dikenakan sanksi berupa resume materi acara praktikum yang ditinggalkan.
9. Setiap selesai praktikum diharapkan untuk mengisi logbook beserta
pembagian tugas masing-masing anggota di lembar terakhir laporan.
10. Setiap praktikum didokumentasikan dan dibuat video semua acara sesuai
tugas masing-masing yang akan dikumpulkan saat semua praktikum telah
selesai.
4

SISTEMATIKA PRAKTIKUM DARING

1. Modul praktikum ilmu tanah akan dibagikan kepada praktikan sebelum


praktikum dimulai.
2. Panduan materi untuk pengerjaan laporan akan dibagikan H-1 sebelum
praktikum tiap acara dilaksanakan.
3. Praktikum akan dibuka dan diberikan pendahuluan oleh dosen .
4. Sebelum melakukan praktikum akan disampaikan review materi praktikum
acara sebelumnya.
5. Pemaparan materi akan diberikan oleh asisten dengan durasi 20 – 30 menit.
6. Sesi tanya jawab oleh praktikan terhadap segala rangkaian acara praktikum
yang telah disampaikan.
7. Penutupan praktikum oleh asisten.
8. Asisten akan membagikan link untuk quiz yang wajib diisi oleh praktikan
dengan durasi waktu 15 menit.
5

DAFTAR ACARA PRAKTIKUM ILMU TANAH 2021

1. ........................................................................................................... PR
OFIL TANAH ............................................................................................. 8
2. ........................................................................................................... TE
KSTUR TANAH ........................................................................................ 11
3. ........................................................................................................... KO
NSISTENSI TANAH .................................................................................. 15
4. ........................................................................................................... AK
TIVITAS MIKROBA ................................................................................. 19
5. ........................................................................................................... KE
MASAMAN TANAH ................................................................................. 22
6. ........................................................................................................... KA
DAR AIR TANAH ..................................................................................... 25
7. ........................................................................................................... BA
HAN ORGANIK TANAH DAN C-ORGANIK TANAH ......................... 27
8. KERAPATAN PARTIKEL (BJ) DAN KERAPATAN MASSA (BV)
TANAH........................................................................................................ 29
9. ........................................................................................................... KA
DAR NITROGEN TOTAL ......................................................................... 34
10. ......................................................................................................... KA
DAR UNSUR HARA FOSFOR SEBAGAI P2O5 ...................................... 37
11. ......................................................................................................... KA
DAR UNSUR HARA KALIUM SEBAGAI K2O ...................................... 41
6

TATA CARA PENGAMBILAN SAMPEL TANAH

Sampel tanah merupakan bagian tanah yang diambil untuk kemudian


dianalisis. Sampel yang diambil harus dapat mewakili sifat fisik, kimia dan
biologi tanah tempat pengambilan sampel. Hal ini berhubungan dengan cara
pengambilan sampel. Tanah yang diambil harus jauh dari perumahan, jalan,
selokan, bekas pembakaran, penimbunan pupuk dan tidak diambil dari tanah yang
lebih dalam dari tanah lain. Luas dari suatu lahan dapat bermacam-macam, luas
lahan ini selanjutnya dihubungkan dengan banyaknya sampel tanah (contoh
individual) yang diambil. Sampel tanah yang dapat diambil dari daerah yang
keadaannya homogen adalah sekitar 5 – 20 sampel tanah.
Sampel tanah terdiri dari sampel tanah utuh, agregat dan biasa, cara
pengambilan dari sampel tanag ini memiliki perbedaan karena digunakan pada
analisis sifat tanah yang berbeda. Berikut ini dijelaskan cara pengambilan sampel
tanah.

1. Cara pengambilan sampel tanah utuh


1) Ratakan dan bersihkan lapisan atas tanah yang akan diambil, kemudian
letakkan tabung tegak pada lapisan tanah tersebut.
2) Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop atau pisau.
3) Iris tanah dengan pisau hampir mendekati tabung.
4) Tekan tabung sampai bagian masuk ke dalam tanah.
5) Letakkan tabung lain tepat di atas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai
bagian bawah tabung kedua masuk ke dalam tanah sedalam 1 cm.
6) Tabung beserta tanah di dalamnya digali dengan sekop/cangkul.
7) Pisahkan tabung kedua dengan hati-hati, kemudian potong tanah pada bagian
bawah dan atas tabung sampai benar-benar rata.
8) Tutup tabung dengan tutup plastik dan masukkan ke dalam peti.
7

Catatan:
Pengambilan sampel tanah utuh paling baik dilakukan dalam keadaan air
sekitar kapasitas lapang, bila tanah kering sebaiknya disiram terlebih dahulu
sampai keadaan air sekitar kapasitas lapang. Tidak diperkenankan menggunakan
palu atau alat pemukul lain untuk memasukkan tabung ke dalam tanah.

2. Cara pengambilan sampel tanah agregat


1) Ratakan dan bersihkan lapisan atas tanah.
2) Ambil segumpal tanah yang cukup besar dan simpan dalam plastik.

3. Cara pengambilan sampel tanah biasa


1) Ambil sampel tanah pada kedalaman 1 – 20 cm (wilayah yang homogen),
sampel tanah diambil secara acak.
2) Contoh tanah yang diambil kemudian dicampur sebagai bentuk contoh tanah
rata-rata.
3) Contoh tanah rata-rata itu kemudian dikeringanginkan.
4) Contoh tanah yang sudah kering kemudian diayak dan disimpan.
8

ACARA I
PROFIL TANAH

1. TEORI
Horizon tanah untuk memudahkan dalam mempelajari dan
mendeskripsikannya. Lapisan-lapisan yang dihasilkan selama pembentukan tanah
dikelompokkan dalam A, B, dan C. Pembagian dari masing-masing lapisan
disebut horizon.
Horizon A00
Horizon A0
Horizon A1
Horizon A2
Horizon A3
Horizon B1
Horizon B2
Horizon B3
Horizon C
Kelompok A (eluvial = tercuci keluar) berada di permukaan dan dicirikan
sebagai zone dimana terjadi pencucian maksimum. Dimulai dari permukaan
bagian mineral horizon-horizon diberi tanda A1, A2, dan seterusnya. Bila bahan
organic menutupi permukaan, seperti halnya hutan, massa tersebut ditandai
dengan A0. Bila lapisan itu tebal sehingga lapisan dapat dibedakan dengan tanda
yang diberikan A00.
Kelompok B (iluvial = menumpuk) meliputi lapisan dimana terjadi
peniimbunan dari atas maupun bawah. Merupakan daerah penimbunan maksimum
bahan-bahan besi dan aluminium oksida dan liat silikat. Bahan tersebut berasal
dari pencucian lapisan atas atau dibentuk dari horizon B. di daerah kering kalsium
karbonat, kalsium sulfat dan garam lain menumpuk di bagian bawah B. horizon-
horizon diberi tanda B1, B2,dan seterusnya. Horizon A dan B disebut solum,
9

bagian dari profil yang dibentuk oleh proses-proses pembentukan tanah berbeda
dari bahan induk yang ada di bawahnya.
Horizon C atau bahan induk kurang mengalami hancuran dan biasanya sama
atau kurang lebih serupa dengan bahan darimana horizon A dan B berasal. Dalam
keadaan sekarang ia tidak dipengaruhi oleh gaya-gaya pembentuk tanah, tetapi
bagaian teratas dengan waktu A menjadi bagian dari solum. Karena bagian teratas
horizon mengalami hancuran kimia, maka dapat dibedakan beberapa zone. Pada
umumnya orang jarang membedakannya.
Secara umum profil tanah terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
A00 = Horizon terdiri dari bahan organic lepas yang belum lapuk. Biasanya tidak
dijumpai di padang rumput, tetapi terdapat di hutan, terutama di daerah
beriklim sedang dan pada suatu saat dalam setahun dijumpai dalam jumlah
banyak.
A0 = Horizon yang mengandung bahan organik yang sebagian atau sepenuhnya
mengalami humifikasi. Ia berbentuk fibrik atau rendah. Tidak dijumpai di
padang rumput. Di tanah hutan biasanya dapat dibedakan dua lapisan, F
daerah fermentasi dan H daerah humus matang.
A1 = Horizon mineral berwarna gelap mengandung banyak bahan organic yang
di humifikasikan tercampur rata dengan bagian inorganik. Pada chernosom
lapisan ini sangat tebal, pada podzol sangat tipis atau tidak ada, dan pada
tanah sangat beragam.
A2 = Horizon mineral yang berwarna terang karena pencucian dan bleching
(eluviasi). Pada podzol berkembangbaik dan mudah terlihat. Lapisan kelabu
atau bleichorde dari tanah ini, tidak dijumpai pada chermozom dan tanah-
tanah tertentu terutama di daerah kering.
A3 = Lapisan peralihan, seringnya tidak ada. Bila ada lebih menyerupai A
daripada B.
B1 = Lapisan peralihan dan tidak dijumpai pada kebanyakan tanah, lebih
menyerupai B daripada A.
B2 = Daerah penimbunan (iluviasi) terutama dari liat silikat dan senyawa besi
dan aluminium. Sangat jelas pada podzol sebagai lapisan berwarna coklat
10

kemerah-merahan. Pan keras (orstein) dijumpai pada podzol, sedangkan pada


tanah lain dijumpai pan liat. Pada tanah daerah kering bentuk structural dalam
B2 sering-seringnya kolumnar dan perismatik.
B3 = Lapisan peralihan. Tidak selalu harus ada.
C = Bahan induk cerai berai sama dengan bahan yang membentuk solum.
Bahan ini berasal dari hamparan batuan di bawahnya atau bahan yang
diangkut dari tempat lain, kemudian diendapkan di lapisan tersebut.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui susunan horizon tanah.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Kamera
• Alat tulis
• Bambu
• Cat/plastik/tali/alat penanda lainnya
Bahan:
• Tanah (yang meliputi horizon-horizonnya)

4. CARA KERJA
1) Carilah tanah yang terlihat horizonnya
2) Ukur kedalaman tanah menggunakan bambu yang sudah ditandai.
3) Amati lapisan horizon tanah dan gambarlah profil tanah tersebut
4) Ambillah gambar/foto tanah tersebut dengan kamera
5) Bandingkan profil tanah yang telah diamati dengan profil tanah secara teori
11

ACARA II
TEKSTUR TANAH

1. TEORI
Tekstur tanah merupakan salah satu satu dari beberapa sifat fisik tanah seperti
warna tanah, struktur tanah, kadar air, bulk density, dan lain sebagainya. Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi-fraksi debu, liat, dan pasir dalam
bentuk persen. Tekstur tanah erat hubungannya dengan kekerasan, permeabilitas,
plastisitas, kesuburan, dan produktivitas tanah pda daerah tertentu.
Fraksi debu dan pasir merupakan fraksi yang tidak aktif. Hal ini disebabkan
dalam massa tanah yang sama, permukaan tanah pasir dan debu luasnya lebih
kecil dari liat, sehingga tanah liat lebih banyak menyerap air dan hara
dibandingkan dengan tanah pasir dan debu.
Berdasarkan garis tengah partikel, tnah dibedakan dalam fraksi batu (>200
mm), kerikil (20 – 2 mm), pasir (2 – 0.05 mm), debu (0.05 - 0.002 mm), dan liat
(<0.002 mm).
Tabel 1. Klasifikasi tanah menurut USDA dan Internasional
Fraksi Tanah Garis tengah fraksi (mm) Internasional
Sistem USDA
Pasir sangat kasar 2,00 – 1,00 -
Pasir Kasar 1,00 – 0,50 2,00 – 0,20
Pasir Sedang 0,50 – 0,25 -
Pasir Halus 0,25 – 0.10 0,20 – 0,02
Pasir sangat halus 0,10 – 0,05 -
Debu 0,05 – 0,002 0,02 – 0,002
Liat < 0,0002 < 0,002
Buckman dan Brady, 1982.

Penentuan tekstur tanah di lapangan dilakukan dengan perabaan menggunakan


tangan. Secara kasar tekstur tanah dapat dibedakan dalam kelas pasir, dubu, liat
dan lempung. Dikatakan bertekstur pasir apabila kandungan pasirnya lebih dari
70% dalam keadaan lembab terasa kasar dan tidak melekat, Dikatakan bertekstur
liat apabila kandungan liatnya lebih dari 35%, dalam keadaan lembab tanah
sangat lekat dan bila dalam keadaan kering menjadi keras. Dikatakan bertekstur
12

debu apabila kandungan debunya lebih dari 85%, hal ini sulit diketahui atau
dipresentasikan di lapangan. Dikatakan bertekstur lempung bila perbandigan
pasir, debu, dan liatnya seimbang.
Penentuan tekstur tanah di laboratorium dilakukan dengan analisis secara
mekanik atau granulair dengan menentukan prosentase fraksi penyusun tanah.
Berdasarkan segitiga USDA dibedakan menjadi 12 kelas tekstur tanah, seperti
terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 2. Penetapan kelas tekstur tanah berdasarka segitiga tekstur USDA
No. Kelas Tekstur Rasa dan Sifat Tanah
1. Pasir (sand) Rasa kasar, tidak membentuk bola dan
gulungan serta tidak melekat
2. Pasir berlempung Rasa kasar, membentuk bola yang mudah
(loamy sand) hancur, sedikit melekat
3. Lempung berpasir Rasa agak kasar, membentuk bola agak
(sandy loam) keras, mudah hancur serta melekat
4. Lempung berbedu Rasa licin, membentuk bola teguh,
(silt loam) membentuk pita dan lekat
5. Lempung (loam) Rasa tidak kasar dan tidak licin,
membentuk bola teguh, dapat sedikit
digulung dengan permukaan mengkilat
serta melekat
6. Debu (silt) Rasa licin sekali, membentuk bola teguh,
dapat sedikit digulung dengan permukaan
mengkilat serta agak melekat
7. Lempung berliat Rasa agak kasar, membentuk bola agak
(clay loam) teguh atau kering, membentuk gulungan
jika dipijit, gulungan mudah hancur serta
daya lekatnya sedang
8. Lempun liat berpasir Rasa agak ksar, membentuk bola agak
(sandy clay loam) teguh atau kering, jika dioijit membentuk
gulungan, gulungan mudah hancur serta
melekat
9. Lempung liat berdebu Rasa licn membentuk bola teguh, gulungan
(slit clay loam) mengkilat serta melekat
10. Liat berpasir Rasa licin agak kasar, membentuk bola
(sandy clay) yang dalam keadaan kering sukar dipijit,
mudah digulung serta melekat sekali
11. Liat berdebu Rasa agak licin membentuk bola yang
(silty clay) dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat sekali
13

12. Liat (clay) Rasa berat, membentuk bola baik serta


melekat sekali

Dalam menggunakan diagram titik-titik yang berhubungan dengan persentase


debu dan liat yang ada dalam tanah yang bersangkutan ditempatkan berturut-
turut pada garis-garis debu dan liat. Garis-garis lalu diproyeksikan ke yang
pertama sejajar sisi liat dari segitiga., dan yang kedua sejajar dengan pasir . Nama
ruang dimana dua garis itu berpotongan ialah nama klas tanah yang
bersangkutan (Gambar 2.)

Gambar 1. Diagram tejstur tanah dapat ditentukan dari analisa mekanik.

Tekstur tanah berperan pada struktur, tata air, tata udara (aerasi), dan suhu
tanah. Tekstur berperan dalam tata air karena berkaitan dalam menentukkan
kecepatan masuknya air ke dalam tanah (water intake rate) dan penyimpanan air
14

dalam tanah (water storage) Dari segi kesuburan, penting dalam menyangga
pertukaran ion dan penjagaan hara tanah. Makin tinggi kandungan liat (tanah
berat), makin tinggi kesuburannya. Tekstur tanah juga berpengaruh terhadap
pengolahan tanah, dimana makin tinggi kandungan liatnya, makin berat
pengolahannya.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati secara langsung
tekstur tanah di lapangan.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Cangkul
• Sekop
Bahan:
• Akuades
• Sampel tanah agregat

4. CARA KERJA
1) Ambil contoh tanah dari lapangan
2) Ambil tanah tersebut dan basahi secukupnya
3) Gosokkan pada ibu jari dengan jari yang lain
4) Tentukan tekstur sesuai pada tabel
15

ACARA III
KONSISTENSI TANAH

1. TEORI
Konsistensi merupakan hubungan langsung tanah dengan tekstur dan
keteguhan dan seringkali dihubungkan dengan kekuatannya. Konsistensi tanah
menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya
adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari
daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Penetapan
konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu basah, lembab, dan
kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi
kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar
air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. Beberapa faktor yang
mempengaruhi konsistensi tanah adalah:
1. Tekstur tanah
2. Sifat dan jumlah koloid organik dan anorganik tanah
3. Struktur tanah
4. Kadar air tanah

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengamati secara langsung
konsistensi tanah

3. ALAT DAN BAHAN


Bahan:
• Sampel tanah agregat
• Air
16

4. CARA KERJA
4.1. Konsistensi Kering dan Lembab
1) Siapkan sampel tanah agregat
2) Bentuklah gumpalan dari tanah tersebut, untuk konsistensi lembab
berikan sedikit air
3) Remaslah gumpalan tanah tersebut
4) Rasakan apakah tanah tersebut mudah atau sukar hancur
5) Nilai sesuai dengan tabel
4.2. Kelekatan dan Plastisitas Tanah
1) Siapkan sampel tanah agregat
2) Buat gumpalan kecil
3) Berikan sedikit air hingga tanah dapat terasa lengket. Jangan terlalu
banyak hingga gumpalan tanah dapat hancur
4) Rasakan pada tangan Anda apakah tanah tersebut dapat melekat atau
tidak, mudah membentuk bulatan atau tidak, dan apakah mudah
mempertahankan bentuknya
17

Konsistensi Kering
Ciri Nilai
Tidak melekat satu sama lain atau antar
0
butir tanah mudah terpisah
Gumpalan tanah mudah sekali hancur
1
bila diremas
Hanya sedikit tekanan saat meremas
2
dapat menghancurkan gumpalan tanah
Diperlukan tekanan agak kuat saat
meremas tanah tersebut agar dapa 3
menghancurkan gumpalan tanah
Diperlukan tekanan berkali-kali saat
meremas tanah agar dapat 4
menghancurkan gumpalan tanah
Gumpalan tanah tidak hancur meskipun
sudah ditekan berkali-kali saat meremas
tanah dan bahkan diperlukan alat bantu 5
agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah
Keterangan: lepas (0), lunak (1), agak keras (2), keras (3), sangat keras (4), amat
sangat keras (5).

Kesimpulan:
Tanah termasuk dalam kategori.................................................................................
Konsistensi Lembab
Ciri Nilai
Tidak melekat satu sama lain atau antar
0
butir tanah mudah terpisah
Gumpalan tanah mudah sekali hancur
1
bila diremas
Hanya sedikit tekanan saat meremas
2
dapat menghancurkan gumpalan tanah
Diperlukan tekanan agak kuat saat
meremas tanah tersebut agar dapa 3
menghancurkan gumpalan tanah
Diperlukan tekanan berkali-kali saat
meremas tanah agar dapat 4
menghancurkan gumpalan tanah
Gumpalan tanah tidak hancur meskipun
sudah ditekan berkali-kali saat meremas
tanah dan bahkan diperlukan alat bantu 5
agar dapat menghancurkan gumpalan
tanah
18

Keterangan: lepas (0), sangat gembur (1), gembur (2), kokoh/teguh (3), sangat
kokoh (4), luar biasa kokoh (5).

Kesimpulan:
Tanah termasuk kedalam kategori ...........................................................................

Konsistensi Basah
Tingkat Kelekatan
Ciri Nilai
Tidak melekat pada jari tangan atau
0
benda lain
Sedikit melekat pada jari tangan atau
1
benda lain
Melekat pada jari tangan atau benda
2
lain
Sangat melekat pada jari tangan atau
3
benda lain
Keterangan: Tidak lekat (0), agak lekat (1), lekat (2), sangat lekat (3).

Tingkat Plastisitas
Ciri Nilai
Tidak dapat membentuk gulungan
0
tanah
Dapat dibentuk gulungan tanah kurang
1
dari 1 cm
Dapat membentuk gulungan tanah
lebih dari 1 cm dan diperlukan sedikit
2
tekanan untuk merusak gulungan
tersebut
Dapat membentuk gulungan tanag
lebih dari 1 cm dan diperlukan tekanan 3
besar untuk merusak gulungan tersebut
Keterangan: tidak plastis (0), agak plastis (1), plastis (2), sangat plastis (3).

Kesimpulan:
Tanah termasuk kedalam kategori ...........................................................................
19

ACARA IV
RESPIRASI MIKROBIA

1. TEORI
Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas
mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan
cara yang pertama kali digunakan untuk menetukan tingkat aktivitas
mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik
dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah
seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH, dan rata-rata jumlah
mikroorganisme (Anas, 1989). Tanah dikatakan subur bila mempunyai kandungan
dan keragaman biologi yang tinggi.
Tabel 4. Jumlah maksimum dan bobot organisme tanah dalam tanah subur
Kind of Organism Abudance Biomass
(no/m2) (g/m2)
Bacteria 3 x 1014 300
Fungi 400
8
Protozoa 5 x 10 38
Nematodes 107 12
5
Earthworms and related forms 10 132
Mites 2 x 105 3
4
Springtails 5 x 10 5
Other invertebrates (snails, milipedes, etc) 2 x 103 36
Penetapan respirasi tanah didasarkan pada penetapan:
1. Jumlah CO2 yang dihasilkan, dan
2. Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat aktivitas
mikroorganisme tanah.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
20

• Paralon
• Tabung film
• Sekop & cangkul
• Pipet
• Erlenmeyer
• Digital titrator
Bahan:
• NaOH 0,4 N
• BaCl2 5%
• PP 1%
• HCl 0,1 N
4. CARA KERJA
1) Masukkan 20 ml NaOH ke dalam tabung film
2) Gali tanah subur dan tanah kurang subur
3) Masukkan tabung film ke lubang galian
4) Inkubasi selama 2 jam
5) Ambil sampel NaOH sebanyak 5 ml dan masukkan ke dalam erlenmeyer
6) Tambahkan 2,5 ml BaCl2 dan 2 tetes indikator PP ke dalam erlenmeyer
7) Titrasi larutan dengan HCl sampai berubah warna menjadi putih
8) Catat volume titrasi
9) Hitung volume CO2 hasil respirasi mikroba dengan rumus sbb:
HCl titrasi = a ml
0,1 HCl = 0,1 x a
= b mgrek
NaOH mula-mula = 0,4 x 5
= 2 ml
NaOH yang berekasi dengan CO2 = 2 – b
= c mgrek
CO2 yang diikat oleh NaOH = 0,5 x c
= d mgrek ( dalam 5 ml NaOH)
= d x 10/5 (dalam 10 ml NaOH)
21

= ........ mgrek

TABEL PENGAMATAN
Sampel Tanah Titrasi HCl (ml) CO2 terikat NaOH (mgrek)
Subur
Kurang Subur

Tanah Subur
Ditanam hari............, .................. 2021pukul ......... WIB
Diambil hari............, .................. 2021pukul ......... WIB
Tanah Kurang Subur
Ditanam hari............, .................. 2021pukul ......... WIB
Diambil hari............, .................. 2021pukul ......... WIB
22

ACARA V
KEMASAMAN TANAH

1. TEORI
Ketersediaan unsur hara bagi tanaman tergantung dari berbagai faktor antara
lain oleh pH tanah. pH tanah = -log (H+) dalam larutan tanah. Nilai pH berkisar
antara 0 – 14, makin tinggi kepekatan H+ dalam tanah semakin rendah pH tanah
atau sebaliknya.
Hubungan pH dengan unsur hara
Kemasaman tanah mempengaruhi absorbsi unsur hara melalui dua cara, yaitu:
1. pengaruh langsung ion hidrogen
2. pengaruh tidak langsung, yaitu melalui pengaruh terhadap tersedianya unsur
hara dan adanya unsur-unsur beracun.
Pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman berbeda menurut jenis tanaman.Ada
beberapa tanaman yang tahan terhadap pH yang sedikit masam ataupun pH yang
sedikit basa.
Gambar 3. Hubungan antara pH tanah mineral dengan unsur hara
23

(Sumber: Foth,1988).
Cara penetapan pH tanah dapat dilakukan dengan cara elektrometrik dan
metode warna. Cara elektrometrik merupakan cara yang lebih akurat karena
dengan alat pH meter. Cara dengan metode warna lebih mudah dan sederhana
tetapi kurang akurat dibanding dengan cara elektrometik.
Nilai pH dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah yang komplit sekali. Tetapi, yang
paling mempengaruhi nilai pH tanah adalah:
a. kejenuhan basa
b. sifat misel (koloid)
c. macam kation yang terjerap
Pengharkatan pH tanah adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Harkat pH tanah
pH Harkat
4,0 Paling masam
4,0 – 4,5 Sangan masam
4,5 – 5,5 Masam
5,5 – 6,5 Agak masam
6,5 – 7,5 Netral
7,5 – 8,5 Agak basa
8,5 – 9,0 Basa
>9,0 Sangat basa

Reaksi tanah (pH) ada dua, yaitu pH aktual dan pH potensial. Nilai pH aktual
menunjukkan banyaknya ion H+ yang terdapat dalam larutan tanah, sedangkan pH
potensial menunjukkan banyaknya ion hidrogen tanah dan potensial serapan tanah
terhadap hidrogen. Pengukuran pH aktual dapat dikukur dengan aquades,
sedangkan pengukuran pH potensial dikur dengan KCl.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengukur kemasaman tanah.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Tabung reaksi
24

• pH meter
Bahan:
• Sampel tanah biasa
• Akuades
• KCl 1 N

4. CARA KERJA
1) Siapkan 2 tabung reaksi
2) Masukkan 5 gram sampel tanah ke dalam masing-masing tabung reaksi
3) Tambahkan KCl 1 N sebanyak 25 ml untuk tabung a
4) Tambahkan 25 ml cm akuades untuk tabung b
5) Kocoklah selama 1 menit, biarkan mengendap
6) Bandingkan warna yang timbul dengan indikator universal

TABEL PENGAMATAN
Perlakuan pH
KCl (potensial)
Akuades (aktual)
25

ACARA VI
KADAR AIR TANAH

1. TEORI
Struktur tanah terdiri atas agregat tanah. Pori-pori mengisi ruang diantara
agregat tanah. Didalam tanah air terdapat sebagai air kapiler dalam pori-pori
mikro, sedangkan air non kapiler terdapat dalam pori makro sebagai selaput tipis
yang meliputi butir dan agregat tanah. Banyaknya air yang dapat diikat atau
diserap oleh tanah tergantung dari tekstur dan kandungan bahan organik tanah.
Terikatnya air didalam pori dan agregat tanah terjadi karena adanya gayakohesi
antara molekul air dan butir tanah. Air yang terdapat didalam pori tanah ini
disebut kadar air tanah. Tanah kering angin diperoleh apabila tanah dikering
anginkan di tempat teduh. Tanah kering mutlak adalah tanah kering angin yang
dioven pada suhu 105 – 110 C selama beberapa jam sampai beratnya konstan.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air, air dibedakan menjadi:
1. Air gravitasi (air bebas) merupakan air yang tidak dapat ditambat oleh partikel
tanah, mengalir ke bawah oleh pengaruh gravitasi (gaya tarik bumi). Cirinya:
• Air dalam tanah diatas kapasitas lapang
• Terikat tidak kuat oleh partikel tanah
• Tegangannya kurang dari 0,1 – 0,5 atmosfer (kurang 1/3 atmosfer)
• Tidak berguna bagi tanaman, hilang sebagai air drainase
• Bergerak sebagai akibat tegangan selaput dan gaya gravitasi
• Mengakibatkan proses pelindihan unsur hara (leaching)
2. Air Kapiker adalah air yang tertambat diantara partikel tanah atau disekitar
partikel tanah karena gaya gravitasi lebih kecil daripada gaya kapiler. Cirinya:
• Terikat diantara kapasitas lapang dan gaya higroskopis ) air di dalam pori
• Tegangan selaput berkisar antara 1/3 – 30 atm.
• Tidak semuanya atersedia bagi tanaman
• Bergerak degan cara penyusuyan selaput dari tebala ke tipis
26

• Berfunsi sebagai larutan tanah


3. Air Higroskopis merupakan air yang tidak dapat diambil tanaman karena daya
ikat partikel tanah terhadap air sangat kuat. Merupakan selaput tipis, setebal
beberapa molekul pada permukaan partikel tanah. Cirinya:
• Terikat pada koefisien higroskopis
• Tegangan selaput antara 31 – 10.000 atm
• Kebanyakan terikat oleh koloida tanah
• Bergerak dalam bentuk gas

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar air (lengas tanah).

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Ring sampel
• Timbangan analitik
• Oven
• Aluminium foil
Bahan:
• Sampel tanah utuh.

4. CARA KERJA
1) Ambil tanah utuh menggunakan ring sampel lalu timbang.
2) Tutup ring sampel yang berisi tanah dengan aluminium foil kemudian
dimasukkan ke dalam oven, panaskan pada suhu 105o C selama 24 jam
3) Setelah 24 jam, keluarkan dari oven lalu timbang kembali.
4) Keluarkan tanah dari ring sampel.
5) Timbang ring sampel kosong.
Hitung kadar air tanah dengan rumus sbb:

KA = x 100%
27

Berat sampel = berat tanah dan ring – berat ring


ACARA VII
BAHAN ORGANIK DAN C-ORGANIK TANAH

1. TEORI
Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi
termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat (biotik). Bahan
organik tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot total tanah tetapi meskipun
hanya sedikit, bahan organik memegang peran penting dalam menentukan
kesuburan tanah baik secara fisik, kimia, maupun secara biologi. Bahan organik
berasal dari jaringan organik makhluk hidup dan sumber lain dari luar seperti
pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, pupuk hayati). Kandungan
bahan organik dalam tanah mencerminkan kualitas tanah yang langsung maupun
tidak langsung berpengaruh pada kualitas tanah tersebut dan sustainibitas
agronomi karena pengaruhnya pada indikator fisik, kimia, dan biologi dari
kualitas tanah.
Karbon (C) merupakan penyusun bahan organik, oleh karena itu peredarannya
selama pelapukan jaringan tanaman sangat penting. Sebagian besar energi yang
diperlukan oleh flora dan fauna tanah berasal dari oksidasi karbon, dan
menghasilkan CO2. Karbon diperlukan mikroorganisme sebagai sumber energi
dan nitrogen diperlukan untuk membentuk protein. Apabila ketersediaan karbon
terbatas (nisbah C/N terlalu rendah) tidak cukup senyawa sebagai sumber energi
yang dapat dimanfaatkan mikroorganisme untuk mengikat seluruh nitrogen bebas.
Apabila ketersediaan karbon berlebihan (C/N > 40) jumlah nitrogen sangat
terbatas sehingga menjadi factor pembatas pertumbuhan organisme. Kandungan
bahan organik pada masing-masing horizon tanah merupakan petunjuk besarnya
akumulasi bahan organik dalam kedaan lingkungan yang berbeda. Kandungan
bahan organik dapat diaplikasikan melalui rumus berikut:
Kandungan Bahan Organik = C x 0,58
28

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan bahan organik dan
kadar C- organik tanah.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Cawan porcelain
• Timbangan analitik
• Tanur
Bahan:
• Sampel tanah biasa

4. CARA KERJA
4.1. Bahan Organik Tanah
1) Timbang berat cawan porcelain kosong
2) Masukkan sampel tanah hingga ¼ cawan kemudian timbang
3) Masukkan cawan berisi sampel ke dalam tanur dengan suhu 600o C selama
4 jam
4) Timbang cawan berisi tanah setelah ditanur
5) Hitung kandungan bahan organik tanah dengan rumus sbb:

BO = x 100%

4.2. C-Organik Tanah


Penghitungan kadar C-organik tanah dilakukan menggunakan metode
tanur dengan cara mengkonversi bahan organik (BO) ke C menggunakan
rumus sbb:
Kadar C-Organik = BO x 0,58
Keterangan:
0,58 = angka konversi karbon
29

BO = bahan organik

ACARA VIII

KERAPATAN PARTIKEL (BJ) DAN KERAPATAN MASSA (BV) TANAH

1. TEORI
Tanah tersusun atas mineral anorganik dan bahan oganik serta porus tanah
yang berisi air dan udara. Kandungan tanah yang subur pada umumnya memiliki
susunan 45% padatan mineral, 5% bahan organik, 25% air, dan 25% udara.
Kandungan pori-pori yang berisi air dan udara pada tanah disebut porositas tanah
yang berhubungan langsung dengan kerapatan tanah (Mustafa et al., 2012)
Analisis porositas tanah tidak lepas dari analisis kerapatan partikel dan kerapatan
massa tanah. Kerapatan jenis atau kerapatan partikel (particle density) adalah
massa padatan per satuan volume partikel-partikel tanah. Nilai kerapatan partikel
dipengaruhi oleh keberadaan bahan organik pada tanah. Semakin banyak
kandungan bahan organik pada tanah, maka nilai kerapatan partikelnya akan
semakin rendah (Pasaribu et al., 2013). Kerapatan massa (bulk density) adalah
kepadatan yang terkandung pada tanah termasuk kandungan makroporus dan
mikroporus di dalam tanah. Kerapatan massa bergantung pada jenis dan struktur
tanah. Kerapatan partikel dan kerapatan massa dapat mempengaruhi nilai
koefisien perkolasi (daya larut) atau rembesan tanah. Semakin tinggi nilai
kerapatan tanah maka semakin sulit tanah untuk dilalui air sehingga nilai
koefisien perkolasinya rendah (Ritonga et al., 2014).

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui porositas total tanah melalui
analisis kerapatan partikel dan kerapatan massa tanah.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Ring sampel
30

• Aluminium foil
• Oven
• Mortar dan Alu
• Timbangan analitik
• Saringan
Bahan:
• Sampel tanah utuh

4. CARA KERJA
4.1. Kerapatan Partikel (BJ)
4.1.1. Metode Volume
1) Timbang ring sampel kosong (beratnya sama dengan acara kadar air)
2) Isi ring sampel dengan tanah kemudian timbang lalu masukkan kedalam
oven dengan suhu 105o selama 24 jam.
3) Keluarkan lalu timbang kembali.
4) Isi tabung reaksi dengan aquades sebanyak 20 ml.
5) Ambil sampel tanah 5 gram masukkan kedalam tabung reaksi yang telah
berisi aquades lalu gojok hingga homogen.
6) Diamkan labu erlenmeyer berisi air dan sampel selama 24 jam
7) Ukur kenaikan volume yang terjadi.
8) Hitung kerapatan partikel sampel tanah dengan rumus sbb:
BJ = masa tanah : kenaikan air tanah
4.1.2. Metode Botol Piknometer
Botol piknometer (pycnometer bottle atau density bottle) adalah sejenis
botol yang mempunyai volume tertentu. Penutup piknometer terbuat dari kaca
yang ditengahnya mempunyai pipa kapiler. Biasanya pada botol piknometer
dicantumkan volume (volume botol ditambah dengan volume pipa kapiler
penutup piknometer). Bila volume piknometer tidak diketahui, volume dapat
ditentukan dengan menimbang berat piknometer yang diisi penuh dengan zat
cair.
31

Berat jenis zat cair berubah-ubah karena pengaruh suhu. Karena itu suhu
zat cair pada saat pengukuran perlu ditentukan dan ρf pada suhu tertentu dapat
dilihat pada buku Handbook of Chemistry and Physics. Zat cair yang biasa
digunakan adalah air murni atau ethyl alcohol 95%. Daftar berat jenis air murni
dan ethyl alcohol 95% pada berbagai suhu disajikan pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Berat jenis ethyl alcohol (ethanol) pada berbagai suhu
Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis
o -3
C g cm Co g cm-3 Co g cm-3
22 0,7877 27 0,7835 32 0,7793
23 0,7869 28 0,7827 33 0,7784
24 0,7860 29 0,7818 34 0,7776
25 0,7852 30 0,7810 35 0,7767
26 0,7844 31 0,7801 36 0,7759
Sumber: Weast dan Lide (1990).

Tabel 2. Berat jenis air (aquadest) pada berbagai suhu


Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis Suhu Berat jenis
o -3
C g cm Co g cm-3 Co g cm-3
0 0,9999 10 0,9997 25 0,9971
3,98 1,0000 15 0,9991 30 0,9957
5 0,9999 20 0,9982 35 0,9941
Sumber: Weast dan Lide (1990).

Bahan dan alat


1. Aceton
2. Ethyl alcohol 95% atau air suling yang sudah dididihkan
3. Botol piknometer bervolume 25, 50 atau 100 ml, Botol pembilas 500 ml,
Gelas piala 250 ml

4. Termometer, Oven, Timbangan dengan keakuratan sampai 0.01 g


5. Kertas penimbang contoh tanah, Kertas tisu

Prosedur
1. Cuci botol piknometer dengan sabun dan bilas dengan air suling. Keringkan
dengan cara membilas botol dengan aseton.
2. Timbang berat piknometer yang telah kering.
32

3. Isi penuh piknometer dengan ethyl alcohol. Keringkan dinding luar dengan
tisu dan timbang.
4. Catat suhu ethyl alcohol.
5. Dari tabel konversi (Tabel 1 dan 2), tentukan berat jenis ethyl alkohol.
6. Tuangkan separuh alkohol dari piknometer ke dalam gelas piala.
7. Dengan hati-hati masukkan 10 g contoh tanah kering oven yang telah lolos
ayakan 2 mm.
8. Keluarkan gelembung udara dalam piknometer dengan menjentik piknometer
perlahan-lahan. Penuhkan piknometer dengan ethyl alcohol sehingga botol
dan pipa kapiler terisi penuh. Keringkan dinding piknometer dengan kertas
tisu dan timbang.

Contoh lembaran data untuk penentuan berat jenis partikel

Nomor contoh
Pengukuran
1 2 3
1. Berat piknometer, Mp (g) 29,76
2. Berat piknometer + zat cair, M1(g) 70,19
3. Berat jenis zat cair, ρf (g cm-3) 0,809
4. Berat contoh tanah, M2 (g) 10
5. Berat piknometer+contoh tanah+ zat cair, M3 (g)1 77,2
6. Berat jenis partikel, ρs (g cm-3) 2,78

1
M3 adalah berat piknometer + tanah + zat cair yang didapat dari prosedur
langkah ke delapan

4.2. Kerapatan Massa (BV)


33

1. Timbang ring sampel kosong (beratnya sama dengan acara kadar air)
2. Isi ring sampel dengan tanah kemudian timbang lalu masukkan
kedalam oven dengan suhu 105o selama 24 jam.
3. Keluarkan lalu timbang kembali.
4. Hitung volume tanah dengan menggunakan rumus volume tabung.
5. Hitung kerapatan massa sampel tanah dengan rumus sbb:
BV = masa tanah setelah oven : volume tanah

4.3. Porositas Tanah


1) Hitung kerapatan partikel tanah
2) Hitung kerapatan massa tanah
3) Hitung porositas tanah dengan rumus sbb:

P=1-
34

ACARA IX
KADAR NITROGEN TOTAL

1. TEORI
Senyawa nitrogen organik diokasida melalui pemanasan dalam lingkungan
asam sulfat pekat katalis campuran selenium membentuk (NH4)2SO4. Kadar
amonium dalam ekstrak dapat ditetapkan dengan cara destilasi atau
spektrofotometri. Cara destilasi estrak akan dibasakan dengan penambahan
larutan NaOH. Selajutnya NH3 yang dibebaskan diikat oleh asam borat dan dititar
dengan larutan baku H2SO4 menggunakan petunjuk Conway. Cara spektrofotmetri
menggunakan pembangkit warna indofenol biru.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui nitrogen total yang berada di
dalam sampel tanah yang telah diambil.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Timbangan analitik
• Labu kjehdahl
• Ruang asam
• Gelas ukur
• Beker 250 ml dan 1000 ml
• Labu erlenmeyer 100 ml
• Kompor dan stirer magnetik
• Alat destilasi
• Biuret digital
• Kertas saring whatman
Bahan:
Destruksi : 1. Asam sulfat pekat 10 ml
2. Selenium dan sampel tanah biasa 1 gram
35

Destilasi : 1. Asam borat 1% 20 ml


2. Natrium hidroksida (NaOH) 1 N
3. Sampel yang telah didestruksi
4. Akuades
5. Indikator MRMB
Titrasi : HCl 0,1 N

4. CARA KERJA
4.1. Destruksi
1) Timbang 1 g sampel tanah halus, masukkan ke dalam labu kjeldahl
2) Tambahkan 1 spatula selenium
3) Tambahkan 10 ml asam sulfat pekat.
4) Didestruksi hingga suhu 350 derajat di dalam ruang asam
5) Destruksi berakhir jika larutan berubah warna menjadi putih keruh
6) Angkat tabung, lalu dinginkan
7) Saring dengan kertas saring whatmann
4.2. Destilasi
1) Masukkan 20 ml asam borat ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 2
tetes indikator MRMB, taruh di bagian hasil destilasi sebagai
penangkap NH3.
2) Masukkan sampel hasil destruksi ke dalam beker dan ditambahkan 90
ml akuades, taruh di atas kompor destilasi.
3) Buat blanko dengan memasukkan 90 ml akuades ke dalam beker dan
menaruhnya di atas kompor destilasi.
4) Masukkan 40 ml NaOH ke dalam beker sampel, tutup segera, kemudian
masukkan 40 ml NaOH ke dalam blanko.
5) Beker berisi larutan balnko dan sampel didestilasi hingga volume
penampang mencapai 50 – 70 ml (berwarna hijau tosca)
6) Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga berwarna seperti semula
(biru tua keunguan)
7) Dicatat angka hasil titrasi sampel (Vc) dan blanko (Vb)
36

4.3. Perhitungan

%N = ((Vc – Vb) x N HCl x ) x 100%

Keterangan:
Vc = Volume titran dalam titrasi sampel
Vb = Volume titran dalam titrasi blanko
37

ACARA X
KADAR UNSUR HARA FOSFOR SEBAGAI P2O5

1. TEORI
Tumbuhan memerlukan nutrisi dalam bentuk unsur hara yang berasal dari
tanah untuk aktivitas metabolisme di dalam sel. Fosfor (P) merupakan unsur hara
esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar (hara makro) berupa
komponen struktural dari sejumlah senyawa molekul pentransfer energi ADP,
ATP, NAD, NADH serta senyawa pembawa genetik DNA dan RNA. Unsur
fosfor dalam bentuk P2O5 dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan sel pada
jaringan tunas yang sedang tumbuh dan jaringan akar serta memperkukuh batang
sehingga tidak mudah tumbang pada ekosistem alami.
Rasio jumlah fosfor pada tanaman lebih rendah dibanding dengan nitrogen dan
kalium, namun fosfor memegang peranan penting dalam keseluruhan proses
metabolisme tanaman. Sebagian besar fosfor mampu diserap oleh tanaman dengan
bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-) dan sebagian kecil ortofosfat sekunder
(HPO4-2). Tanaman membutuhkan P dalam larutan tanah berkisar 0,2 hingga 0,3
mg/l, sedangkan kandungan P terbaik untuk tanaman berkisar antara 0,3 hingga
0,5 persen dari total bobot bahan kering tanah. Bentuk organik fosfor dapat
ditemukan dalam bahan organik yang dilepaskan melalui proses mineralisasi oleh
organisme tanah, proses ini dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban tanah.
Umumnya fosfor anorganik bermuatan negatif sehingga kerap terfiksasi dengan
besi (Fe) bermuatan positif, alumunium (Al) dan kalsium (Ca) untuk membentuk
senyawa tidak larut air yang berdampak penyerapan fosfor pada akar tanaman
terhambat karena fosfor tidak tersedia.

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk menegetahui kandungan P2O5 dalam sampel
tanah.
38

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Timbangan analitik
• Labu erlenmeyer
• Ruang destruksi
• Labu ukur
• Pipet ukur
• Mikropipet
• Kertas saring whatman
• Kompor dan stirer
Bahan:
• Sampel tanah biasa
• Asam nitrat (HNO3)
• HCl
• Akuades
• Ammonium molibdat
• Ammonium monovanadate
• Perklorat
• Larutan standar P2O5 500 ppm

4. CARA KERJA
1) Timbang sampel tanah biasa dengan timbangan analitik seberat 1 gram
2) Masukkan sampel tanah ke dalam labu erlenmeyer. Tambahkan HCl
sebanyak 5 ml
3) Tambahkan asam nitrat sebanyak 10 ml
4) Gojog sampel tanah yang ditambah HCL dan sam nitrat sampai homogen
5) Destruksi di dalam ruang asam sampai busa kuning hilang dan sampai asap
putih keluar
6) Sampel yang telah didestruksi kemudian didiamkan sampai dingin
7) Pindahkan sampel hasil destruksi ke dalam labu ukur 100 ml
39

8) Tambahkan akuades sebanyak 50 ml


9) Tambahkan lagi akuades hingga batas kuning labu ukur (100 ml)
10) Saring dengan kertas whatman
11) Ambil 1 ml sampel dan tambahkan pewarna fosfat sebanyak 2 ml
12) Membaca absorbansi larutan dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 420 nm
13) Cari konsentrasi P2O5(%) yang didapatkan dari kurva regresi dengan
persamaan sebagai berikut:

Membuat Larutan Standar P2O5


1) Siapkan larutan standar P2O5 500 ppm
2) Buat larutan standar 100 ppm sebanyak 100 ml
3) Ambil 20 ml larutan standar 500 ppm, masukkan ke dalam labu ukur
4) Tambahkan akuades hingga 100 ml

Membuat Pewarna Fosfat (Molibdovanadat)


1) Masukkan amonium molibdat sebanyak 2 gram ke dalam labu erlenmeyer,
kemudian tambahkan akuades sebanyak 40 ml
2) Panaskan dan aduk menggunakan kompor dan stirer pada suhu 175 ˚C
3) Masukkan Amonium monovanadate sebanyak 0,1 gram, goyangkan labu
erlenmeyer hingga homogen
4) Masukkan perklorat sebanyak 12,5 ml
5) Pindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades sampai
menyentuh garis merah (100 ml)
6) Pindahkan kembali ke dalam labu erlenmeyer
7) Buat konsentrasi 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm dan 10 ppm dari
pewarna fosfat. Perbandingan larutan standar P2O5: pewarna fosfat :
akuades ditunjukkan pada tabel berikut:
40

Konsentrasi Larutan standar Pewarna fosfat Akuades


(ppm) (ml) (ml) (ml)
0 0 2 8
2 0,2 2 7,8
4 0,4 2 7,6
6 0,6 2 7,4
8 0,8 2 7,2
10 1 2 7
8) Baca absorbansi dari keenam pewarna fosfat di atas dengan panjang
gelombang 420 nm menggunakan spektrofotometer, buat kurva regresi dan
persamaannya untuk menghitung konsentrasi P2O5

Perhitungan

%P2O5=
41

ACARA XI
KADAR UNSUR HARA KALIUM SEBAGAI K2O

1. TEORI
Kalium merupakan unsur hara makro yang banyak dibutuhkan oleh tanaman
setelah unsur hara N. Unsur hara kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+.
Sumber utama kalium di dalam tanah berasal dari pelapukan mineral-mineral
primer seperti felsper, mika, biotit dan lain-lain. Selain dari pelapukan mineral
bahan organik seperti jerami padi, batang tembakau, kulit kakao juga mengandung
K yang tinggi yang dapat menambah K dalam tanah.
Kalium bukanlah penyusun jaringan di dalam tubuh tanaman, tetapi lebih
berperan dalam proses metabolisme tanaman seperti mengaktifkan kerja enzim,
membuka dan menutup stomata, transportasi hasil-hasil fotosintesis,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
Kandungan kalium didalam tanah dapat diketahui dengan menggunakan alat
flamefotometer. Flamefotometer adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan
pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang
gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah
pada saat berpijar dalam keadaan nyala. Prinsip dari flamefotometer ini adalah
pancaran cahaya elektron yang diemisi dari keadaan tereksitasi dan kemudian
kembali ke keadaan dasar. Keadaan tereksitasi ini terjadi apabila elektron dari
atom netral keluar dari orbitalnya menuju orbital yang lebih tinggi. Proses eksitasi
berlangsung dengan waktu yang relatif sangat singkat sekali. Sesaat setelah
tereksitasi, elektron tersebut akan kembali ke keadaan dasarnya dan proses ini
dinamakan emisi. Dalam keadaan teremisi inilah elektron tesebut akan
memancarkan sejumlah sinar monokromatis tertentu. Dalam keadaan berpijar,
logam-logam tertentu akan menghasilkan pijaran warna tertentu pula. Kita
mengenal bahwa natrium akan menghasilkan pijaran warna kuning, kalium
memancarkan sinar ungu sedangkan litium akan memancarkan sinar merah.
42

2. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui kadar kalium dalam sampel
tanah secara flamefotometer.

3. ALAT DAN BAHAN


Alat:
• Mortar
• Alu
• Saringan tanah
• Timbangan analitik
• Sendok takar
• Erlenmeyer
• Ruang asam
• Kertas saring whatman
• Labu ukur
• Flamefotometer
• Pipet
• Corong
Bahan:
• Sampel tanah biasa
• Akuades
• HCl
• Asam nitrat (HNO3)

4. CARA KERJA
1) Ambil segenggam tanah biasa
2) Hancurkan tanah dengan mortar, timbang 1 gram
3) Masukkan ke dalam erlenmeyer
4) Tambahkan HCl 5 ml baru HNO3 10 ml
5) Bawa ke ruang asam
43

6) Destruksi sampai asap kuning hilang


7) Encerkan sampai 50 ml dengan akuades
8) Tambah akuades sampai 100 ml di dalam labu ukur
9) Saring dengan kertas saring whatman
10) Buat larutan standar 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan 100 ppm
11) Baca dan catat absorbansi larutan standar menggunakan flamefotometer
12) Baca dan catat absorbansi sampel menggunakan flamefotometer
13) Hitung kadar kalium tanah dengan rumus sbb:

%K2O = x 100% x

Anda mungkin juga menyukai