Anda di halaman 1dari 2

Tingkatan pertama adalah sabar menghadapi ujian.

Wabasysyirialshshaabiriina. Kata Allah dalam surat Al-Baqarah, “Sampaikan berita gembira kepada
orang yang sabar terhadap ujian.”

Nah bagaimana sabar terhadap ujian? Kalau kita menghadapi ujian, kita tinggal bilang “Innaalillah
wainna ilayhi raaji’uun.” Dan itu kita katakan dengan hati yang yakin. Ini semuanya kehendak Allah dan
pasti ada kebaikan di dalam setiap kehendak Allah. Dan siapa yang mengatakan Innaalillah wainna ilayhi
raaji’uun berarti dia melibatkan Allah dalam musibah.

Jadi kata kunci atau password untuk melibatkan Allah dalam musibah kita pertama bilang Innaa lillah
wainna ilayhi raaji’uun. Allah pasti terlibat, jadi kalau kita ingin melibatkan Allah dalam musibah kita,
pertama pakai passwordnya dulu. Langsung Allah tawarkan banyak jalan keluar dalam musibah kita
karena kita hanya perlu mengatakan Innaa lillahwainna ilayhi raaji’uun.

Sabar level dua itu adalah sabar dalam meninggalkan dosa.

Ternyata meninggalkan dosa juga butuh sabar. Sabar untuk tidak melakukan dosa walaupun dosa itu
sudah biasa lah orang lain juga lakukan seperti itu. Sabar untuk tidak kepoin instagram orang misalnya.
Atau instagram mantan misalnya yah. Karena kalau kita kepoin tidak bakalan sabar. Sabar untuk
menjaga pandangan mata.

Apalagi sabar untuk ninggalin, untuk tidak jalan sama dia. Kalau belum halal, itu butuh kesabaran dan itu
tidak gampang. Apalagi kalau misalnya, sesuatu yang bener-bener kita senengin gitu. Kaya sabar untuk
ninggalin hal yang sia-sia gitu. Dan itu, sabar yang lebih tinggi derajatnya dari pada sabar terhadap
musibah loh teman-taman.

Baca juga : Dari Hati, Perbaiki Diri Kita Dulu

Sabar level tiga itu adalah sabar dalam beribadah.


Jadi kalau level pertama itu adalah sabar menghadapi musibah, level dua sabar meninggalkan dosa, level
tiga itu sabar dalam ibadah. Sholat sabar, puasa sabar, sedekah, tilawah segala macam ibadah-ibadah
sabar. Ini sabar yang paling tinggi nih. Tapi tiga sabar ini bukan pilihan teman-teman.

Kalau misalnya kita, ahh saya mah yang level tiga aja yang sabar ibadah, tapi kalau kena musibah
mengeluh. Kalau dosa belum bisa ditinggalkan berarti belum sempurna sabarnya, baru disebut orang
yang shobirin kalau dia bisa sabar dengan tiga-tiganya. Kalau kita tidak sabar dalam ketaatan, dalam
berbuat baik bisa jadi kita kehilangan pahala berbuat baik hanya gara-gara tidak sabar.

Anda mungkin juga menyukai