Anda di halaman 1dari 4

ASSALAMUALAIKUM WAARAHMATULLAHI WABARAKAATUH

Alhamdulillahi rabbil'aalamiin, wash-sholaatu wassalaamu 'ala isyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa'alaa


alihi washohbihii ajma'iin ammaba'adu.

Sebelumnya terima kasih kepada kakak dan teman2 sekalian karena pada kesempatan kali ini saya akan
menyampaikan materi kultum yaitu tips meghadapi futur

‫ والصاله والسالم على رسول هللا‬،‫الحمد هلل‬..

Futur artinya rasa malas dan lemah setelah sebelumnya ada masa rajin dan semangat.

Ketika kita futur, apa yang harus kita lakukan? Karena yang namanya manusia, tidak akan selamanya
semangat terus. Pasti ada masa-masa futur. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun juga sudah
memberitahukan itu. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits riwayat Imam Ahmad
dan yang lainnya:

ٌ‫ َولِ ُكلِّ ِش َّر ٍة فَ ْت َرة‬, ً‫إِ َّن لِ ُك ِّل َع َم ٍل ِش َّرة‬

“Setiap amal itu ada masa-masa semangat dan setiap masa semangat ada masa futurnya (turunnya)”

Di sini Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan kepada kita sebuah tips bagaimana kita saat futur.
Kata Rasulullah:

‫َت فَ ْت َرتُهُ إِلَى ُسنَّتِي فَقَ ِد ا ْهتَدَى‬


ْ ‫فَ َم ْن كَان‬

“Siapa yang masa futurnya kepada sunnah lagi, ia sungguh dapat hidayah.”

َ ِ‫َت فَ ْت َرتُهُ إِلَى َغي ِْر َذل‬


َ‫ك فَقَ ْد هَلَك‬ ْ ‫َو َم ْن كَان‬

“Dan siapa yang masa futurnya bukan kepada sunnah, sungguh ia telah binasa.”
Lalu yang binasa itu siapa?

Ketika ada orang yang futur dari baca Qur’an pindah baca koran. Nah, seperti ini binasa.

Maka ketika kita menghadapi futur seperti itu dalam suatu amalan, coba kita pindah kepada amalan lain
yang kita semangat padanya. Hal ini supaya kita berpindah dari sunnah menuju sunnah lagi. Maka ini
futur yang bersifat parsial (pada amalan tertentu).

Ada futur yang sifatnya menyeluruh, dan ini bahaya. Biasanya futur seperti ini akibat maksiat dan dosa.
Karena kata Al-Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah:

‫المعاصي تضعف القلوب‬

“Maksiat itu membuat hati lemah.”

Maka ketika kita banyak maksiat, kita pernah melakukan maksiat, akibatnya hati kita lemah. Di saat hati
kita lemah akhirnya beratlah kita untuk mengamalkan kebaikan.

Disaat itu apa yang harus kita lakukan?

Segera kita istighfar kepada Allah, banyak kita bertaubat kepada Allah, minta ampun kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian kita berusaha untuk mujahadah (berjihad kembali untuk membiasakan
amalan shalih) yang sudah mulai futur tersebut. Tidak boleh kita biarkan. Kalau kita misalnya sudah
mulai futur lalu kita biarkan, sampai akhirnya semangat kita untuk beribadah hilang sama sekali. Ini
sangat berbahaya tentunya.

Maka harus kita berjihad melawan hawa nafsu kita. Allah berfirman:

‫َوالَّ ِذينَ َجاهَدُوا فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُسبُلَنَا‬

“Dan orang-orang yang berjuang di jalan Kami, Kami akan berikan ia hidayah kepada jalan-jalan Kami
yang lain.” (QS. Al-Ankabut[29]: 69)
Artinya kalau kita berjihad melawan hawa nafsu kita, untuk melawan kefuturan kita, untuk terus kita
beramal shalih, maka Allah akan membukakan pintu-pintu kebaikan yang lainnya sehingga kita mampu
untuk melakukan amalan-amalan kebaikan yang lainnya.

Maka dari itu Disaat futur, jangan biarkan!

Pergilah kepada orang shalih atau seorang Ustadz atau teman Anda yang MasyaAllah bisa memberikan
nasihat. Saat kita futur, pergilah kepada mereka-mereka yang MasyaAllah kita yakin dia punya ilmu.
Minta nasihat kepadanya supaya kita bisa kembali semangat didalam beramal shalih. Ketika kita futur,
juga kita berusaha membuka kitab-kitab para ulama, bagaimana biografi kehidupan mereka. Ketika kita
melihat bagaimana para ulama semangat mereka didalam beramal shalih, kita juga baca ayat-ayat dan
hadits-hadits yang memberikan motivasi dalam amal.

Misalnya ketika kita sudah mulai futur menuntut ilmu, kembali kita membaca bagaimana pahala
menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bagaimana Salaf terdahulu menuntut ilmu. Ketika kita
sudah mulai futur shalat tahajud, kembali kita baca bagaimana pahala yang besar daripada shalat
tahajud dan bagaimana balasan yang Allah berikan kepada orang yang shalat tahajud. Sehingga pada
waktu itu kita kembali semangat.

Maka dari itulah, jangan biarkan futur itu terus menghinggapi hati kita. Jangan biarkan futur itu terus
menghantui keimanan kita. Harus kita lawan. Kita harus terus bersemangat. Kita ingin berusaha seperti
para Nabi. Allah berfirman:

١٤٦﴿ َ‫ض ُعفُوا َو َما ا ْستَكَانُوا ۗ َواللَّـهُ يُ ِحبُّ الصَّابِ ِرين‬ َ َ‫﴾ َوكَأَيِّن ِّمن نَّبِ ٍّي قَات ََل َم َعهُ ِربِّيُّونَ َكثِي ٌر فَ َما َوهَنُوا لِ َما أ‬
َ ‫صابَهُ ْم فِي َسبِي ِل اللَّـ ِه َو َما‬

“Berapa banyak para Nabi yang berperang bersama sahabat-sahabatnya, mereka tidak lemah terhadap
musibah yang menimpa mereka, mereka pun tidak menjadi futur akibat daripada rintangan yang mereka
hadapi. Tapi mereka terus bertawakal kepada Allah dan Allah cinta kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Ali-Imran[3]: 146)

Nah,maka dari itu Semangat harus dikobarkan terus. Jangan sampai padam. Jangan biarkan semangat
itu lama-kelamaan kemudian padam. Karena itu akan menyebabkan kita binasa dalam api neraka.
Na’udzubillah Nas’alullah as salamah wal ‘afiah..
Demikian kultum yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga membawa manfaat bagi
kita semua .Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan, yang benar datangnya dari Allah SWT Yang Maha
Benar, dan yang salah, khilaf, atau keliru itu datangnya dari saya pribadi sebagai manusia biasa yang
tidak pernah luput dari salah, khilaf dan dosa.

Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai