Di sisa bulan Sya'ban ini, marilah kita persiapkan diri menghadapi bulan
Ramadhan, bulan paling mulia dari segala bulan. Bentuk persiapan itu tentunya
boleh berbeda-beda. Bagi pedagang pakaian segeralah mengumpulkan modal
dagangnya, untuk menyambut bulan Ramadhan dan hari yang fitri. Bagi pengusaha
hendaklah segera mempersiapkan diri mengatur jadwal kerja yang tidak merusak
khidmat bulan Ramadhan tetapi juga tidak mengurangi kualitas produksi. Bagi para
pengajar, guru dan dosen juga para ustadz, bersiaplah dengan materi seputar tema
ramadhan, mulai dari sisi fiqih, hikmah dan rahasia Ramadhan.
Para orang tua kita menyebutkan bulan Sya'ban dengan nama bulan ruwah,
yang sangat identik dengan kata arwah. Sebenarnya kata ruwah atau arwah
hanyalah sebagai penanda bahwa bulan sya'ban adalah bulan paling tepat untuk
mengingatkan manusia akan wacana akhirat mulai dari sakaratul maut, kematian,
alam kubur dan alam akhirat.
Maka kuburan adalah serambi akhirat atau miniature akhirat yang penuh
dengan pembalasan amal. Jika amal kita di dunia baik, maka kuburan akan menjadi
surga yang bersahabat. Tetapi jika amal kita di dunia penuh maksiat, maka kuburan
menjadi neraka dan musuh yang sangat jahat. Demikianlah keterangan hadits
Rasulullah saw
“Bersumber dari Abi Said Al-Khudry ra. bahwa Rasulullah saw pernah masuk ke
Mushallanya. Di situ beliau bertemu dengan orang-orang yang sedang tertawa-tawa.
Kemudian Rasulullah saw berkata kepada mereka "andaikan kalian mau mengingat
kematian, tentu saja akan menyibukkanmu tentang kedahsyatan apa yang pernah
aku lihat, maka perbanyaklah mengingat kematian karena setiap hari kuburan
berkata "aku adalah rumah pengasingan, aku adalah rumah kesendirian, aku adalah
rumah tanah, aku adalah rumah cacing.
semoga sisa bulan Sya'ban ini dapat kita manfaatkan sebagai media muhasabah
yang nantinya kita gunakan sebagai bahan pertimbangan menindak lanjuti
kehidupan kita di bulan Ramadhan "Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya'bana wa
ballighna Ramadhan"
Dalam ajaran agama Islam, bekerja tidak hanya menjadi kegiatan yang dilakukan
untuk menyambung hidup, tetapi juga untuk melaksanakan amal salih. Dengan
memilih pekerjaan yang halal, seorang Muslim akan meraih rezeki yang halal serta
pahala berlimpah.
"Ada lima kiat agar kita bisa menjemput rezeki, namun berkah dan penuh
kebaikan,"
Tanpa niat yang tulus, sehebat apa pun amal yang dilakukan, tidak akan bernilai
sebagai amal salih. Umpamanya, niat bagai ruh dan amal bagai jasad. Sehebat apa
pun yang dilakukan, kalau niatnya bukan mencari ridho Allah Subhanahu wa ta'ala,
tidak akan menjadi amal salih.
5. Tobat terus-menerus
Jelas bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala membuka pintu rezeki lebar-lebar bagi
orang yang mau bertobat. Siapa yang beristigfar, Allah akan melapangkan hatinya
dari kegelisahan, kesempitan, dan Allah beri jalan keluar dari persoalan apapun
termasuk rezeki.
"Dan Allah akan berikan rezeki dengan jalan yang tidak diduga-duga,"
Masalah terbesar kita apabila ada persoalan masalah dalam hidup adalah kita
tidak kembali kepada Alloh Subhanahu Wata’ala. Kadang kita sibuk dzikir terus
menerus tanpa memperdulikan hal-hal lain yang lebih penting, sering kita sibuk
curhat slalu yang belum tentu mendapat pertolongan, kadang menangis dan
menjerit sekuat kuatnya tetap saja yang ada hanya Alloh yang menolong..
Jika Alloh sudah menghendaki kebaikan pada seseorang, tidak ada satupun yang
bisa menolak , apapun yang Alloh tetapkan, yang Alloh kehendaki kebaikan kepada
kita pasti akan terjadi siapapun yang menghalangi tetap akan terjadi. Dia-lah Alloh
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Maka teruslah dengan mendekatkan diri kepada Aallah Subhanahu Wata’ala
dengan 5 amalan utama, yaitu :
Pertama, Wasta’iinu bi shobri wa sholah yaitu yang sabar sholat. Perbaiki diri
dengan mengerjakan sholat wajib 5 waktu jangan ketinggalan.17 rokaat fardhu
ditambah sholat rowatib 10 atau 12 rokaat ditambah tahajjud, hajat, witir. Makin
banyak sujud makin dekat dengan pertolongan Alloh Ta’ala. Ingin memperbaiki 1
urusan maka perbaiki sholatnya, ingin beres urusannya, bereskan sholatnya.
Semakin berkualitas sholat kita, semakin diurus urusan kita. Sholat. Bagi lelaki
Islam cirinya adalah sholat jum’at, lelaki beriman cirinya adalah tidak meninggalkan
sholat 5 waktunya dan sholat jumatnya, hal ini menandakan kualitas keimanan.
Man lazimal-istighfar, ja’alalallahu lahu min kulli dhiqin makhrujan, wa min kulli
hammin farajan, wa min kulli dhiqin makhrajan wa razaqahu min haitsu laa
yahtasib.”
“Barang siapa yang menekuni istighfar maka Allah akan menjadikan dari setiap
kesedihan (menjadi) kelonggaran, dan dari setiap kesempitan ada jalan keluar, dan
(Allah) memberi rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu
Dawud)
Dari itulah barangsiapa yang terus menerus melazimkan istighfar memohon ampun
kepada Alloh Subhanahu Wata’ala dengan sungguh sungguh, maka baginya
dilapangkan dari kesempitan. Semua kesempitan milik Alloh , Alloh sempitkan maka
akan sempit, Alloh lapangkan maka akan dilapangkan.
Barangsiapa yang melazimkan istighfar, Alloh lapangkan dari kesempitan, Alloh beri
jalan keluar dari persoalannya, dari permasalah hidupnya dan Alloh datangkan
rezeqi yang tidak terduga-duga.
Rasulullah saja yang tanpa dosa 100x beristighfar sehari, bagaimana mungkin kita
yang bergelimang dosa sangat sedikit istighfarnya? Setiap dosa adalah kegelapan,
setiap dosa adalah kegelisahan, setiap dosa adalah penjara yang membuat kita takut
diketahui orang lain. Makin banyak dosa makin gelap kehidupan kita. Istighfar air
mata tobat adalah obatnya.
Semoga sisa bulan Sya'ban ini dapat kita manfaatkan sebagai media muhasabah
yang nantinya kita gunakan sebagai bahan pertimbangan menindak lanjuti
kehidupan kita di bulan Ramadhan "Allahumma bariklana fi Rajaba wa Sya'bana wa
ballighna Ramadhan"