Anda di halaman 1dari 8

Perkembangan Kurikulum IPS di Indonesia

Nama Kelompok 2 :
1. Muizzah Alfitriah A401 19 060
2. Yulian Tamponu A401 19 065
3. Muh Saleh A401 19 083
4. Ficiyarni A401 19 087
5. Avika Kodea A401 19 197

Kelas :B
Mata Kuliah : Pendidikan IPS SD

Sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, hingga kurikulum 2013.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.

Pendidikan IPS bertujuan “membina peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial, yang berguna bagi dirinya sendiri
serta bagi masyarakat dan negara”. Untuk merealisasikan tujuan ini maka proses pembelajaran
IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor)
saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari
kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan, dan persaingan.

Kurikulum 1964

Pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia, dengan


nama Rencana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran yang menjadi cirinya adalah pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada
jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Kurikulum 1964
tidak bertahan lama. Situasi politik mengalami perubahan pesat dan terjadi peristiwa yang
dikenal dengan nama G.30.S/PKI.
Kelebihan :

1. Menekankan siswa dalam pengembangan moral.


2. Agar rakyat mendapatkan pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD.
3. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

Kurikulum 1968

Sesuai dengan ketetapan TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama,


Pendidikan, dan Kebudayaan, maka dirumuskan mengenai tujuan pendidikan sebagai bentuk
manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuanketentuan sesuai dengan Pembukaan UUD 1945
dan isi UUD 1945. Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental. Moral, budi pekerti dan
memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina atau
mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya Sembilan.

Kelebihan :

1. Bersifat politis
2. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.

Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 juga mengenal bidang studi IPA, IPS, Kesenian, dan sebainya, dan buku
Biologi, fisika, sejarah, dan sebagainya. Lama pendidikan pada Sekolah Dasar, SMP, dan SMA
masih tetap, yaitu 6 tahun untuk SD, 3 tahun untuk SMP dan 3 tahun untuk SMA. Pada SMP
juga terdapat hanya satu jenis program yang wajib diikuti oleh smua siswa, yang meliputi 10
bidang studi. Jenis – jenis bidang studinya sama dengan yang berlaku di SD ditambah dengan
Bahasa Inggris. Pada SMA, disamping program umum yang diikuti oleh semua siswa, mulai
semester kedua kelas I diadakan 3 jurusan yaitu : jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, yang dapat
dipilih siswa sesuai dengan kemampuan dan minat masing – masing. Jenis – jenis bidang studi
untuk program di SMA sama dengan yang berlaku di SMP.

Kelebihan :

1. Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien dalam hal daya dan waktu.
2. Menganut sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik,dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

Kurikulum 1984

Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan
keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum
1984, karena sudah dianggap tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut:

1. Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti. Kurikulum 1984 memiliki enam
belas mata pelajaran inti. Mata pelajaran yang termasuk kelompok inti tersebut adalah:
Agama, Pendidikan Moral Pancasila, pendidikan sejarah perjuangan bangsa , Bahasa dan
sastra Indonesia, Geografi Indonesia, Geografi Dunia, Ekonomi, Kimia, Fisika, biolagi,
Matematika, Bahas Inggris, Kesenian, Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan olah raga,
Sejarah dunia dan Nasional.
2. Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai dengan jurusan masingmasing.
3. Perubahan program jurusan. Kalau semula pada Kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan di
SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalam Kurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam
program A dan B.
Program A terdiri dari :
a. A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika
b. A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi
c. A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi
d. A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya.
Sedangkan program B adalah program yang mengarah kepada keterampilan kejuruan
yang akan dapat menrjunkan siswa langsung berkecimpung di masyarakat, Tetapi mengingat
program B memerlukan sarana sekolah yang cukup , maka program ini untuk sementara
ditiadakan.

Kelebihan :

Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat
secara fisik, mental, intlektual dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman
belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektip, maupun psikomotor.

Kurikulum 1994

Terdapat ciri – ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya
sebagai berikut :

1. Pembagian tahapan pembelajaran disekolah dengan sistem catur wulan.


2. Pembelajarannya di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup
padat(berorientasi kepada materi pelajaran )
3. Kurikulum 1994 bersifat populis
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kesesuaian
konsep / pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian dan pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

Kelebihan :

1. Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik,
dan sosial.
2. Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang
sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
Kurikulum 2004

Tahun 2004 lahirlah kurikulum baru dengaan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi
( KBK ) diterapkan di Indonesia. Lahir sebagai respon darii tuntutan reformasi, diantaranya UU
No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah
kebijakan pendidikan nasional.

Kurikulum ini mengharapkan agar siswa yangg mengikuti pendidikan disekolah memilki
kompetensi yangg diinginkan, karena konsentrasi kompetensi ialah pada perpaduan antara
pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yangg ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ) bermakna suatu perangkat pemahaman
tentang kapasitas dan standar program pendidikan yangg diharapkan dapatt mengantarkan siswa
menjadi kompeten dalam berbagai bidang kehidupan yangg dipelajari melalui pendidikan
disekolah, yangg memuat sejumlah kompetensi maupun sub kompetensi yangg harus dikuasai
siswa sebagai gambaran hasil belajarnya ( Learning – Outcomes).

Kelebihan :

1. Mengembangkan kopetensi – kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan
bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2. Mengembangangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented)
3. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di sekolah
4. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran
memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik
5. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasikan
kemampuan secara optimal ,dibandingkan dengan penilaian yang berfokus pada konten.

Kurikulum 2006

Dalam standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15 ) dikemukakan bahwa


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing – masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standart kompetensi serta kompetensi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standart Nasional Pendidikan ( BSNP ).

Tujuan diterapkannya KTSP adalalah untuk :

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam


mengembangakan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang
tersedia .
2. Meningkatkan keperdulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum memlalui pengambilan keputusan beersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan
yang akan dicapai.

Kelebihan :

1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.


2. Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen sekolah semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan siswa.
4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dang memberatkan
kurang lebih 20%.
5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Kurikulumm 2013

Penyelenggaraan pendidikan seperti yang disampaikan dalam Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.

Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk


mengembangkan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Kurikulum ini dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar,
sehingga dapat dikatakan bahwa guru hanya sebagai fasilitator saja. Peran peserta didik di dalam
kegiatan pembelajaran itu lebih diutamakan, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri
peserta didik menjadi lebih tersalurkan dan dapat berkembang.

Kelebihan :

1. Kelem Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,
pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya,
pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
2. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi
mereka.
3. Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia
dini.
4. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai