Anda di halaman 1dari 9

1.

Harimau sumatra
o Harimau sumatera mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau
lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet.
o Belang harimau sumatera lebih tipis daripada subspesies harimau lain.
o Warna kulit harimau sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai
dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.
o Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat.
o Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
o Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera
o Sebagai predatorutama dalam rantai makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa
liar yang ada di bawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan
vegetasiyang mereka makan dapat terjaga
o Harimau sumatera dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari.
o Dilindungi oleh: WWF

2. Panda
o Panda adalah omnivora, karena diketahui mereka juga makan telur, dan juga serangga selain
bambu.
o Telinganya bergerak-gerak saat mereka mengunyah.
o Panda Besar juga masih bersaudara dengan Panda Merah, tetapi mereka dinamai mirip
sepertinya karena kebiasaan mereka memakan bambu.
o Panda Betina lebih menyukai hutan konifer atau pohon jarum dan hutan yang terdiri
berbagai jenis pohon di daerah lereng gunung yang tinggi. Sementara Panda Jantan
berkeliaran wilayah yang lebih luas
o Panda berkembang biak dengan cara melahirkan. Kehamilannya hanya 85-105hari.
o Panda Besar termasuk spesies terancam punah, terancam oleh kehilangan habitat dan
tingkat kelahiran sangat rendah, baik di alam maupun di kandang. Sekitar 1.600 diyakini
masih hidup di alam.
o Panda Besar adalah lambang World Wildlife Fund (WWF), organisasi pelestarian alam.

3. Orang utan
o Mereka memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan
kuat, kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor.
o Tubuh orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang
besar dengan posisi mulut yang tinggi.
o Saat mencapai tingkat kematangan seksual, orangutan jantan memiliki pelipis yang gemuk
pada kedua sisi, ubun-ubun yang besar, rambut menjadi panjang dan tumbuh janggut
disekitar wajah.
o Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan,
penciuman, pengecap, dan peraba.
o Orangutan masih termasuk dalam spesies kera besar seperti gorila dan simpanse. Golongan
kera besar masuk dalam klasifikasimammalia, memiliki ukuran otak yang besar, mata yang
mengarah kedepan, dan tangan yang dapat melakukan genggaman.
o Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo
dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia
o tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan

1
o Saat ini hampir semua Orangutan Sumatra hanya ditemukan di Provinsi Sumatera Utara dan
Provinsi Aceh, dengan Danau Toba sebagai batas paling selatan sebarannya.
o Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan
berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan.
o Orangutan berkembangbiak lebih lama dibandingkan hewan primata lainnya, orangutan
betina hanya melahirkan seekor anak setiap 7-8 tahun sekali. Umur orangutan di alam liar
sekitar 45 tahun, dan sepanjang hidupnya orangutan betina hanya memiliki 3 keturunan
seumur hidupnya. Di mana itu berarti reproduksi orangutan sangat lambat.
o Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit
karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa
sawit, pertambangan dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya.
o Dilindungi oleh: WWF

4. Komodo
o Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang
bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap diganti
o Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang.
o Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap
sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan
memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya.
o Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang
hitam.
o Komodo secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan
beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara
o Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah,
biawak ini menyukai tempat panas dan kering ini.
o Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan
berkembang biak.
o Musim kawin terjadi antara bulan Mei dan Agustus, dan telur komodo diletakkan pada bulan
September.
o Selama periode ini, komodo jantan bertempur untuk mempertahankan betina dan
teritorinya dengan cara "bergulat" dengan jantan lainnya sambil berdiri di atas kaki
belakangnya. Komodo yang kalah akan terjatuh dan "terkunci" ke tanah.

5. Paus biru
o Paus sirip adalah paus yang berpostur panjang dan langsing.Tubuh paus sirip berwarna abu-
abu kecoklatan tetapi bagian permukaan bawah lebih terang.
o Paus ini dapat ditemui di semua samudera utama dunia, dari daerah kutub sampai lautan
tropis. Paus ini tidak dapat ditemui di perairan ber-es seperti di Kutub Utara dan Kutub
Selatan.
o Populasi terbesar paus ini ditemukan di perairan hangat dan dingin.
o Makanan paus ini adalah ikan, cumi-cumi dan crustacea, termasuk mysidacea dan krill.
o Musim kawin dimulai pada akhir musim gugur dan berlanjut sampai akhir musim dingin.
Perilaku perkawinan atau tempat pembiakan paus biru tidak banyak diketahui. Betina
biasanya.
o Sama seperti semua paus besar lainnya, paus sirip diburu selama abad ke-20 dan kini
merupakan spesies terancam. Komisi Perpausan Internasional (IWC) mengeluarkan larangan

2
perburuan paus ini,tetapi Islandia dan Jepang tetap menyatakan keinginannya untuk
melakukan perburuan. Beberapa msalah yang cukup mengganggu pemulihan populasi
spesies ini antara lain kematian yang disebabkan tubrukan dengan kapal dan polusi suara
oleh manusia.
6. Kura kura pipi merah (brazil)
o Ciri fisik kura kura brazil ini memiliki moncong seperti paruh terbuat dari keratin, untuk
memotong buah dan daging. Hewan ini tidak mempunyai gigi namun tenggorokannya
fleksibel untuk mengakomodasi sebagian besar makanan.selain itu diperlukan air untuk
menelan karena mereka tidak menghasilkan air liur.
o Kura-kura brazil merupakan hewan air
o kebutuhan kura brazil untuk berjemur karena kura brazil membutuhkan UV-A untuk
membantu penglihatan dan UV-B untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh, proses
metabolisme pencernaan.
o Kura-kura Brazil berkembang biak dengan cara bertelur. Jumlahnya bervariasi antara 20
hingga 45 butir tergantung kesuburan dan cuaca.
o bertelur sekitar bulan Agustus hingga September menjelang musim hujan.
o menetas dibutuhkan waktu sekitar 3 minggu

7. Biawak maluku
o Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan
rawa-rawa termasuk rawa bakau.
o Biawak memangsa aneka serangga, ketam atau yuyu, berbagai jenis kodok, ikan, kadal,
burung, serta mamalia kecil seperti tikus dan cerurut.
o Biawak pandai memanjat pohon.
o Di hutan bakau, biawak kerap mencuri telur atau memangsa anak burung. Biawak juga
memakan bangkai, telur kura-kura, penyu atau buaya.
o Biawak berkembang biak dengan bertelur
o Sebelum mengawini betinanya, biawak jantan biasanya berkelahi lebih dulu untuk
memperlihatkan penguasaannya. Pertarungan biawak ini unik dan menarik, karena
dilakukan sambil ‘berdiri’. Kedua biawak itu lalu saling pukul atau saling tolak sambil berdiri
pada kaki belakangnya, sehingga tampak seperti menari bersama.
o Telur-telur biawak disimpan di pasir atau lumpur di tepian sungai, bercampur dengan daun-
daun busuk dan ranting. Panas dari sinar matahari dan proses pembusukan serasah akan
menghangatkan telur, sehingga menetas.

8. Buaya sinyulong
o Moncong sangat sempit hingga menyerupai sumpit, tubuh warna hijau tua kehitaman, ekor
belang-belang tetapi tidak membentuk cincin.
o Tersebar di Sumatera, Kalimantan.
o Dilindungi pemerintah.  UU No. 5 Thn 1990 dan PP 7 Thn 1999
o Kerusakan habitat akibat reklamasi hutan mangrove dan alih fungsi lahan, Perburuan untuk
dipelihara, dan diperdagangkan

9. Biawak hitam
o Biawak muda memiliki warna tubuh abu-abu dengan bintik-bintik berwarna hijau dan
kuning. Ketika dewasa tubuhnya berubah menjadi warna hitam secara keseluruhan.

3
o Panjang tubuh biawak dewasa memiliki panjang 90-120 cm. Hewan ini memiliki ekor yang
sangat panjang, sekitar 75% dari panjang tubuhnya, ekor tersebut membantunya untuk
menjaga keseimbangan saat berada di pohon, dengan bentuknya yang selalu melingkar
(spiral) digunakan untuk mengait di tangkai/dahan.
o Kakinya memiliki cakar-cakar yang panjang dan kuat dengan perekat agar dapat berjalan di
batang pohon.
o Biawak jenis ini hidup soliter (menyendiri), beraktivitas di siang hari (diurnal).
o Pada umumnya tidak begitu agresif, tetapi jika dalam keadaan terdesak binatang ini akan
menggigit atau mencambukkan ekornya ke lawan/pengganggunya
o Merupakan heawan karnivora
o Biawak jantan memiliki cirri khas pada bagian kelaminnya, yaitu hemi-penis.Hemi-penis
merupakan tunjolan kelamin, biawak jantan memiliki 2 tonjolan.
o Hewan ini tersebar di Kepulauan Aru dan Papua Nugini.

10. LABI LABI


11. ULAR SANCA

4
Tumbuhan
1. Bunga bangkai Raksasa
Perkembangbiakan :Tumbuhan ini memiliki dua fase
Klasifikasi ilmiah dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase
vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun
Kerajaan: Plantae
dan batang semunya. Setelah beberapa waktu (tahun), organ
Divisi: Magnoliophyta vegetatif ini layu dan umbinya dorman.

Kelas: Liliopsida Morfologi: Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk


seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang
Ordo: Alismatales dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar.
Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif
Famili: Araceae
terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan,
Genus: Amorphophallus
Persebaran dan habitat : umumnya merupakan tumbuhan
Spesies: A. titanum khas dataran rendah yang tumbuh di daerah beriklim tropis
dan subtropis mulai dari kawasan Afrika barat hingga
Kepulauan Pasifik, termasuk Indonesia. Dapat ditemukan
pada habitat hutan tropis di Sumatera, khususnya pada ketinggian diantara 120 sampai 365
meter diatas permukaan laut
Status Perlindungan: Rentan dalam Daftar Merah IUCN
2. Raflessia Arnoldi
Morfologi : Rafflesia arnoldii memiliki bunga yang melebar
Klasifikasi ilmiah
dengan lima mahkota bunga.  Satu bunga terdiri dari lima
Kerajaan Plantae kelopak kasar yang berwarna oranye dan berbintik-bintik
: dengan krim berwarna putih. Pada saat bunga mekar,
Divisi: Magnoliophyta diameternya dapat mencapai 70-110 cm dengan tinggi
Kelas: Magnoliopsida mencapai 50 cm dan berat hingga 11 kg.

Ordo: Rafflesiales Reproduksi: Rafflesia arnoldii memiliki organ reproduksi,


yaitu benang sari dan putik, dalam satu rumah yang terdapat di
Famili: Rafflesiaceae bagian tengah dasar bunga. Proses penyerbukan pada bunga
Genus: Rafflesia raflesia dibantu oleh serangga yang tertarik pada bau bunga
yang menyengat.  Kuncup-kuncup bunga terbentuk di
Spesies: R. arnoldii
sepanjang sela-sela batang dengan masa pertumbuhan bunga
dapat memakan waktu sampai 9 bulan dan masa mekar sekitar
5-7 hari, kemudian bunga raflesia akan layu dan mati.
Ekologi dan habitat : Persebaran dan habitat raflesia tersebar di hutan pegunungan bawah
Jawa Barat, hutan dataran rendah di sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah
hutan dataran rendah Taman Nasional Meru Betiri, serta hutan tropis di Pulau Sumatera.
Status Perlindungan : upaya konservasi habitat yang dilakukan WWF Indonesia di Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS ) di Lampung dan Bengkulu

5
3. Damar
Morfologi : Daun berbentuk jorong (bulat memanjang) dengan
Taksonomi
panjang 6 – 8 cm dan lebar 2 – 3 cm. Bagian pangkal daun
Kerajaan : Plantae membaji sedangkan ujungnya runcing.  Tulang daun sejajar
dan banyak. Bunga jantan dan betina berada pada tandan yang
Filum : Tracheophyta berbeda, (berumah satu).
Kelas : Pinopsida Reproduksi :
Ordo : Pinales Persebaran dan habitat : merupakan tumbuhan asli
Indonesia. Daerah sebarannya meliputi pulau Sulawesi,
Famili : Araucariaceae
kepulauan Maluku, dan kepulauan di Filipina. Kini, pohon
Genus : Agathis damar telah dibudidayakan di perkebunan-perkebunan di pulau
Jawa. Tumbuh di hutan hujan tropis dataran rendah hingga
Spesies : Agathis dammara ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Status perlindungan : Daftar Merah International Union for
Conservation of Nature (IUCN Redlist)
4. Kantong Semar

Taksonomi
Morfologi: Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15–20 m
dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada
Kerajaan: Plantae beberapa yang tidak. Pada ujung daun terdapat sulur yang
dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat
Divisi: Magnoliophyta perangkap.
Kelas: Magnoliopsida Persebaran dan habitat: meliputi negara Indonesia ,
Republik Rakyat Tiongkok bagian selatan, Indochina,
Ordo: Caryophyllales
Malaysia, Filipina, Madagaskar bagian barat, Seychelles,
Nepenthaceae Kaledonia Baru, India, Sri Lanka, dan Australia. Habitat
Famili: dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan
Dumort. (1829)
Sumatra.
Nepenthes
Genus: Memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai
L. (1753)
sampai dataran tinggi. Kebanyakan spesies tumbuh di
tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan
tingkat menengah hingga tinggi.

Status perlindungan: berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi


Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah No. 7/1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

6
5. Kayu Ulin
Morfologi: tingginya dapat mencapai 50 m dengan
Kerajaan: Plantae diameter sampai 120 cm
(tidak Angiospermae
termasuk): Persebaran dan habitat tumbuh pada dataran rendah
(tidak Magnoliids sampai ketinggian 400m. Ulin umumnya tumbuh pada
termasuk): ketinggian 5 – 400 m di atas permukaan laut. Tumbuh
Ordo: Laurales secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan
Famili: Lauraceae Kalimantan
Genus: Eusideroxylon
Perkembangbiakan: dengan cara perkecambahan
Spesies: E. zwageri
menggunakan buah dari pohon kayu ulin.
Status Perlindungan: daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature),
dalam kategori rentan (vulnerable)
6. Tengkawang

Kingdom: Plantae Morfologi : Tinggi pohon Tengkawang tungkul dapat


mencapai 30 m dengan garis tengah sekitar 60 cm,
Divisi: Angiospermae batangnya tegak, lurus, tidak berbanir, permukaan
batangnya berwarna abu-abu serta berbercak-bercak
Ordo: Malvales
Persebaran dan Habitat: Hanya terdapat di Kalimantan.
Famili:Dipterocarpaceae Tumbuh baik pada daerah beriklim tropis basah ketinggian
Genus: Shorea 5 mdpl -1.000 mdpl.

Spesies: Shorea Singkawang Status Perlindungan: dilindungi oleh Peraturan


Pemerintah Republik Indonesia no 7 tahun 1999

7. Anggrek Tebu
Morfologi : dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan
Kerajaan: Plantae mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter
Divisi: Magnoliophyta malai sekitar 1,5-2 cm

Kelas: Liliopsida Persebaran Dan Habitat: Tanaman anggrek tebu tersebar


Ordo: Asparagales secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam,
Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia
Famili: Orchidaceae anggrek tebu tersebar mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan,
Subfamili: Epidendroideae Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Suku: Cymbidieae
Tanaman bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum)
Genus: Grammatophyllum tumbuh di sela-sela atau pangkal pohon besar di daerah
Spesies: dataran rendah beriklim tropis dan membutuhkan sinar
Grammatophyllum matahari langsung.
speciosum.
Perkembangbiakan: Pembibitan dengan biji

7
8. Edelwiss Jawa

Klasifikasi ilmiah Morfologi: Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter


Kerajaan: Plantae dan dapat memiliki batang umumnya tidak melebihi 1 meter.
(tidak Angiospermae
termasuk): Perkembangbiakan: Pembibitan dengan biji
(tidak Eudikotil
termasuk): Persebaran dan habitat: merupakan tumbuhan endemic zona
(tidak Asterids Alpine/Montana, banyak ditemukan di pegunungan di Jawa,
termasuk): Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok. tanaman
Ordo: Asterales kecil ini begitu tangguh dan mampu bertahan hidup di
ketinggian, di lahan tandus, gersang, diterpa angin gunung
Famili: Asteraceae
yang kencang dan pergantian badai iklim yang ekstrim.
Genus: Anaphalis
Spesies: A. javanica

9. Cendana

Klasifikasi ilmiah Morfologi: Kayu cendana dapat menimpan wanginya.


Tingginya dapat mencapai 12-16cm
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Perkembangbiakan: Pembibitan dengan biji
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Santalales
Persebaran dan habitat: banyak ditemukan di Nusa
Famili: Santalaceae Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun
Genus: Santalum sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau
Spesies: S. album Nusa Tenggara lainnya.

Cendana dapat ditanam dan tumbuh baik pada tanah dengan lahan yang berbatu-batu dan
kurus, serta memiliki tekstur lempung, keasaman atau pH netral hingga alkalis, dan curah
hujan sekitar 600-200 mm/tahun

Status perlindungan: Rentan (IUCN 2.3)

10. Kesemek

Klasifikasi ilmiah Morfologi: Pohon kesemek berukuran kecil sampai


sedang, 15 m atau kurang, dioesis (dioecious, berumah
Kerajaan: Plantae dua) dan kadang-kadang monoesis, berbatang pendek dan
bengkok-bengkok, banyak cabang, serta menggugurkan
Divisi: Magnoliophyta
daun.
Kelas: Magnoliopsida
Perkembangbiakan: sambungan mata tunas
Ordo: Ericales
Famili: Ebenaceae
Genus: Diospyros
8
Spesies: D. kaki
Persebaran dan habitat: dapat beradaptasi dengan berbagai cuaca pada iklim sedang yang
hangat, seperti yang dijumpai di dataran tinggi daerah tropik. berasal dari Republik Rakyat
Tiongkok, ke Jepang, meluas ke Selandia Baru,Australia dan Israel,Indonesia,Malaysia dan
Thailand.

Anda mungkin juga menyukai