NIM : 19043010
PRODI : S1 AKUNTANSI
TUGAS : PENGAUDITAN
1. SA 200
a. Skeptisisme
Auditor harus melaksanakan audit berdasarkan kemampuan skeptisisme
profesionalnya. Skeptisisme profesional merupakan suatu sikap yang mencakup suatu
fikiran yang selalu mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang dpat
mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan, dan suatu penilaian penting atas bukti audit.
b. Pertimbangan professional
Auditor harus mempertimbangkan segala hal dengan professional dalam melakukan
audit. Pertimbangan profesional merupakan hal penting dalam melaksankan audit,
terutama dalam hal :
Materialitas dan risiko audit
Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang digunakan untuk memenuhi ketentuan SA
dan mengumpulkan bukti audit.
Pengevaluasian tentang apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh, dan
apakah pengevaluasian lebih lanjut dibutuhkan untuk mencapai tujuan SA dan tujuan
keseluruhan auditor
Pengevaluasian tentang pertimbangan manajemen dalam menerapkan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku bagi entitas.
a. Opini yang dinyatakan auditor adalah tentang apakah laporan keuangan disusun
dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
b. Jika kerangka pelaporan keuangan merupakan suatu kerangka penyajian wajar,
sebagaimana halnya dalam laporan keuangan bertujuan umum, opini menurut SA
adalah tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar/ tidak.
a. Integritas
b. Objektivitas
c. Kompetensi dan kecermatan professional
d. Kerahasiaan
e. Perilaku professional
BUKTI AUDIT
Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan yang telah dibuat oleh
auditor. Bukti audit bersifat kumulatif, terutama bukti yang ditemukan saat berjalannya
proses audit.
RISIKO AUDIT
Merupakan fungsi dari risiko kesalahan penyajian material dan risiko deteksi.
Untuk tujuan SA, risiko audit tidak termasuk risiko bahwa auditor mungkin menyatakan
opini bahwa laporan keuangan.
a. Risiko Inheren
b. Risiko pengendalian
a. Ketentuan untuk memodifikasi opini auditor jika terdapat suatu pembatasan terhadap
ruang lingkup merupakan suatu ketentuan bersyarat eksplisit.
b. Ketentuan untuk mengkomunikasikan defisiensi signifikan dalam pengendalian internal
yang teridentifikasi selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola,yang bergantung pada eksistensi defisiensi signifikan yang teridentifikasi
tersebut.
2. SA 210
AUDIT BERULANG
Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah kondisi yang memerlukan suatu
revisi terhadap ketentuan perikatan audit dan apakah perlu mengingatkan entitas yang
bersangkutan tentang ketentuan perikatan audit yang masih berlaku.
a. Adanya indikasi bahwa entitas salah dalam memahami tujuan dan lingkup audit.
b. Adanya revisi ketentuan tambahan.
c. Pergantian manajer senior.
d. Perubahan signifikan dalam ukuran bisnis klien.
e. Perubahan dalam ketentuan hukum.
f. Perubahan dalam ketentuan pelaporan lainnya.
3. SA 220
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN
Sistem, kebijakan dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab KAP.
Berdasarkan SPM 1, KAP berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian mutu untuk.
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu disetiap perikatan audit
yang ditugaskan pada yang bersangkutan.
a. Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku.
b. Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku.
c. Penerbitan laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya.
d. emampuan tim perikatan untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya
tanpa rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan.
INDEPENDENSI
a. Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan, jika relevan, KAP jejaring,
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan
ancaman terhadap independensi.
b. Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi.
c. Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan,
atau apabila dipandang tepat, menarik diri dari perikatan audit, ketika penarikan diri
tersebut dimungkinkan oleh peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
PENUGASAN TIM PERIKATAN
Tim dan rekan perikatan harus memenuhi kompetensi untuk :
a. Melaksanakan perikatan audit sesuai dengan standar profesi serta ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku.
b. Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya.
PELAKSANAAN PERIKATAN
a. Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan
peraturan perundang-undangan.
b. Laporan auditor yang sesuai.
Penelaahan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang dilakukan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur penelaahan KAP.
Konsultasi
a. Selama perikatan audit, rekan perikatan harus tetap waspada, melalui observasi dan
permintaan keterangan selama diperlukan, terhadap bukti atas ketidakpatuhan anggota
tim perikatan terhadap ketentuan etika yang relevan.
b. Apabila terdapat hal yang menjadi perhatian rekan perikatan melalui sIstem
pengendalian mutu KAP atau sebaliknya yang mengindikasikan bahwa anggota tim
perikatan tidak memenuhi ketentuan etika yang relevan.
PEMANTAUAN
SPM 1 mensyaratkan KAP untuk menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang
untuk menyediakan asuransi memadai bahwa kebijakan dan prosedur audit berkaitan
dengan sistem pengendalian mutu relevan, memadai, dan berjalan dengan efektif.
DOKUMENTASI
Dokumentasi atas konsultasi yang dilakukan dengan professional lain yang melibatkan
hal-hal yang sulit atas kontroversial yang cukup lengkap dan detail memberikan
pembahasan mengenai :
a. Isu konsultasi
b. Hasil konsultasi
Dalam melakukan dokumentasi audit, sifat, saat dan luas prosedur audit yang
diaksanakan harus mencantumkan :
Jika dalam kondisi eksepsional auditor melakukan prosedur audit baru atau tambahan,
atau bahkan menarik kesimpulan baru. Maka auditor harur mendokumentasikan hal
berikut :
Penyiapan dokumentasi audit yang memadai secara tepat waktu akan membantu
meningkatkan kualitas audit dan mempermudah penelaahan serta evaluasi yang akan
dilakukan kedepannya.
Dokumentasi audit dapat dilakukan pada kertas atau media elektronik, dll
a. Program audit
b. Analisis
c. Memorandum isi
d. Ikhtisar hal-hal signifikan
e. Surat konfirmasi dan surat representasi
f. Daftar uji dan korespondensi
DOKUMENTASI MENGENAI CARA PENYELESAIAN INKONSISTENSI
Ketentuan dokumentasi hanya berlaku untuk ketentuan yang relevan dengan kondisi yang
sedang dihadapi.
5. SA 240
TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM
SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
KARAKTERISTIK KECURANGAN
a. Kesalahan penyajian dalam LPK yang disengaja.
b. Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, dalam kepentingan SA
auditor berkepentingan terhadap kecurangan yang menyebabkan kesalahan penyajian
material LPK.
TUJUAN AUDITOR
Ketika melaksankan prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait untuk memperoleh
pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas
yang disyaratkan oleh SA 315, auditor harus melaksankan prosedur dalam paragraf 17-24
untuk memperoleh informasi yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.
Jika teridentifikasi suatu kesalahan dalam penyajian, maka auditor harus melakukan
evaluasi.
REPRESENTASI TERTULIS
Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika relevan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola.
Dalam kasus entitas kecil, beberapa atau seluruh pertimbangan mungkin tidak berlaku,
atau urang relevan.
SA 300, mensyaratakan auditor berdasarkan prosedur audit yang dilakukan dan bukti
audit yang diperoleh untuk mengevaluasi apakah penilaian risiko kesalahan tepat/ tidak.
Pengawasan dapat memberikan wawasan lebih lanjut terhadap risiko kesalahan penyajian
yang diakibatkan oleh kecurangan.
FAKTOR RISIKO YANG TERKAIT DENGAN KESALHAN PENYAJIAN
a. Tekanan
Stabilitas atau profitabilitas keuangan terancam oleh kondisi ekonomi, industri, atau
operasi entitas.
b. Peluang
Sifat industri atau operasi entitas menyediakan peluang untuk terlibat dalam
penyusunan pelaporan keuangan yang menganudng kecurangan.
6. SA 250
PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
AUDIT ATAS LPK
Berdasarkan SA 315, sebagai bagian dari usaha untuk memahami entitas dan lingkungan
bisnisnya, auditor harus memperoleh suatu pemahaman umum mengenai :
a. Kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi entitas dan industri atau
sektor di dalamnya.
b. Bagaimana entitas memenuhi kerangka tersebut.
Auditor harus mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan
kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
Jika auditor mengetahui informasi mengenai suatu kejadian ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, auditor harus memperoleh :