Anda di halaman 1dari 15

NAMA : NANDA LESTARI

NIM : 19043010

PRODI : S1 AKUNTANSI

TUGAS : PENGAUDITAN

MEMBUAT RINGKASAN SA 200-250

1. SA 200

TUJUAN KESELURUHAN AUDITOR


a. Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara
keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian.
b. Melaporkan dan mengkomunikasikan laporan keuangan sesuai dengan standar SA
berdasarkan temuan auditor.

KETENTUAN DAN ETIKA YANG BERKAITAN DENGAN AUDIT LAPORAN


KEUANGAN

a. Skeptisisme
Auditor harus melaksanakan audit berdasarkan kemampuan skeptisisme
profesionalnya. Skeptisisme profesional merupakan suatu sikap yang mencakup suatu
fikiran yang selalu mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang dpat
mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian, baik yang disebabkan oleh
kecurangan maupun kesalahan, dan suatu penilaian penting atas bukti audit.

b. Pertimbangan professional
Auditor harus mempertimbangkan segala hal dengan professional dalam melakukan
audit. Pertimbangan profesional merupakan hal penting dalam melaksankan audit,
terutama dalam hal :
 Materialitas dan risiko audit
 Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang digunakan untuk memenuhi ketentuan SA
dan mengumpulkan bukti audit.
 Pengevaluasian tentang apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh, dan
apakah pengevaluasian lebih lanjut dibutuhkan untuk mencapai tujuan SA dan tujuan
keseluruhan auditor
 Pengevaluasian tentang pertimbangan manajemen dalam menerapkan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku bagi entitas.

BENTUK OPINI AUDITOR

a. Opini yang dinyatakan auditor adalah tentang apakah laporan keuangan disusun
dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
b. Jika kerangka pelaporan keuangan merupakan suatu kerangka penyajian wajar,
sebagaimana halnya dalam laporan keuangan bertujuan umum, opini menurut SA
adalah tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar/ tidak.

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK

a. Integritas
b. Objektivitas
c. Kompetensi dan kecermatan professional
d. Kerahasiaan
e. Perilaku professional

BUKTI AUDIT

Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan yang telah dibuat oleh
auditor. Bukti audit bersifat kumulatif, terutama bukti yang ditemukan saat berjalannya
proses audit.
RISIKO AUDIT

Merupakan fungsi dari risiko kesalahan penyajian material dan risiko deteksi.

Untuk tujuan SA, risiko audit tidak termasuk risiko bahwa auditor mungkin menyatakan
opini bahwa laporan keuangan.

RISIKO KESALHAN PENYAJIAN MATERIAL

a. Risiko Inheren
b. Risiko pengendalian

PENGGUNAAN TUJUAN UNTUK MENGEVALUASI KECUKUPAN DAN


KETEPATAN BUKTI AUDIT YANG TELAH DIPEROLEH

 Mengevaluasi apakah bukti audit lebih lanjut.


 Memperluas pekerjaan yang telah dilakukan dalam menerapkan satu atau lebih
ketentuan SA.
 Melaksanakan prosedur lain yang dipandang perlu oleh auditor dalam kondisi tersebut.

KEPATUHAN TERHADAP KETENTUAN YANG RELEVAN

a. Ketentuan untuk memodifikasi opini auditor jika terdapat suatu pembatasan terhadap
ruang lingkup merupakan suatu ketentuan bersyarat eksplisit.
b. Ketentuan untuk mengkomunikasikan defisiensi signifikan dalam pengendalian internal
yang teridentifikasi selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola,yang bergantung pada eksistensi defisiensi signifikan yang teridentifikasi
tersebut.
2. SA 210
AUDIT BERULANG
Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah kondisi yang memerlukan suatu
revisi terhadap ketentuan perikatan audit dan apakah perlu mengingatkan entitas yang
bersangkutan tentang ketentuan perikatan audit yang masih berlaku.

PERSETUJUAN ATAS KETENTUAN PERIKATAN AUDIT


a. Peran manajemen dalam menyetujui ketentuan perikatan audit tergantung pada
struktur tata kelola klien dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sebelum audit dilakukan, auditor harus mengirimkan surat perikatan audit pada klien
untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

HAL YANG DIMUAT DALAM SURAT PERIKATAN AUDIT

a. Penjelasan ruang lingkup audit.


b. Bentuk komunikasi yang digunakan oleh auditor.
c. Persetujuan manajemen untuk menyediakan draft laporan keuangan dan informasi
lainnya.
d. Persetujuan manajemen untuk memberikan informasi yang dibutuhkan auditor.
e. Fakta bahwa keterbatasan inhereen suatu audit.

FAKTOR YANG MENYEBABKAN DIADAKANNYA REVISI/ AUDIT


BERULANG

a. Adanya indikasi bahwa entitas salah dalam memahami tujuan dan lingkup audit.
b. Adanya revisi ketentuan tambahan.
c. Pergantian manajer senior.
d. Perubahan signifikan dalam ukuran bisnis klien.
e. Perubahan dalam ketentuan hukum.
f. Perubahan dalam ketentuan pelaporan lainnya.
3. SA 220
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN PERAN TIM PERIKATAN
Sistem, kebijakan dan prosedur pengendalian mutu merupakan tanggung jawab KAP.
Berdasarkan SPM 1, KAP berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian mutu untuk.

TANGGUNG JAWAB KEPEMIMPINAN ATAS MUTU AUDIT

Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan mutu disetiap perikatan audit
yang ditugaskan pada yang bersangkutan.

Pentingnya mutu audit atas :

a. Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku.
b. Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku.
c. Penerbitan laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya.
d. emampuan tim perikatan untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya
tanpa rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan.

INDEPENDENSI

Rekan perikatan harus :

a. Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan, jika relevan, KAP jejaring,
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan
ancaman terhadap independensi.
b. Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang teridentifikasi.
c. Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan ancaman atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan,
atau apabila dipandang tepat, menarik diri dari perikatan audit, ketika penarikan diri
tersebut dimungkinkan oleh peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
PENUGASAN TIM PERIKATAN
Tim dan rekan perikatan harus memenuhi kompetensi untuk :
a. Melaksanakan perikatan audit sesuai dengan standar profesi serta ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku.
b. Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya.

PELAKSANAAN PERIKATAN

Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan

Tanggung jawab rekan perikatan :

a. Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar profesi dan
peraturan perundang-undangan.
b. Laporan auditor yang sesuai.

Penelaahan

Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan yang sedang dilakukan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur penelaahan KAP.

Konsultasi

Rekan perikatan harus :

a. Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat.


b. Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang
tepat selama pelaksanaan perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan
maupun antara tim perikatan dengan pihak lain pada tingkatan yang tepat dalam
KAP atau di luar KAP.
c. dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan
dari konsultasi tersebut disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi
d. Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah
diimplementasikan.
PERBEDAAN PENDAPAT
Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan, dengan pihak yang
dikonsultasi (jika relevan), antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian mutu
perikatan, maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur KAP dalam
merespons dan menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.

KETENTUAN ETIKA YANG RELEVAN

a. Selama perikatan audit, rekan perikatan harus tetap waspada, melalui observasi dan
permintaan keterangan selama diperlukan, terhadap bukti atas ketidakpatuhan anggota
tim perikatan terhadap ketentuan etika yang relevan.
b. Apabila terdapat hal yang menjadi perhatian rekan perikatan melalui sIstem
pengendalian mutu KAP atau sebaliknya yang mengindikasikan bahwa anggota tim
perikatan tidak memenuhi ketentuan etika yang relevan.

UNSUR YANG MENCAKUP SISTEM PENGENDALIAN MUTU


a. Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu di dalam KAP.
b. Ketentuan etika yang relevan.
c. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu.
d. Sumber daya manusia.
e. Pelaksanaan perikatan.
f. Pemantauan.

PEMANTAUAN

SPM 1 mensyaratkan KAP untuk menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang

untuk menyediakan asuransi memadai bahwa kebijakan dan prosedur audit berkaitan

dengan sistem pengendalian mutu relevan, memadai, dan berjalan dengan efektif.
DOKUMENTASI

Dokumentasi atas konsultasi yang dilakukan dengan professional lain yang melibatkan
hal-hal yang sulit atas kontroversial yang cukup lengkap dan detail memberikan
pembahasan mengenai :

a. Isu konsultasi
b. Hasil konsultasi

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DAN TIM PERIKATAN

Sistem pengendalian mutu mencakup kebijakan dan prosedur yang mengandung

setiap unsur berikut ini:

a. Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu di dalam


KAP.
b. Ketentuan etika yang relevan.
c. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu.
d. Pelaksanaan perikatan.
e. Pemantauan.
4. SA 230
DOKUMENTASI AUDIT
Dokumentasi audit berfungsi untuk memenuhi tujuan :
a. Membantu tim perikatan untuk merencanakan dan melaksanakan audit.
b. Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam supervisi.
c. Memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan pekerjaaan mereka.
d. Menyimpan catatan atas hal-hal signifikan yang berkelanjutan untuk audit dimasa
yang akan dating.

Auditor harus menyusun dokumentasi audit yang memadai, sehingga memungkinkan


seorang auditor yang tidak berpengalaman memiliki keterkaitan sebelumnya dengan
audit tersebut dapat memahami hasil dan prosedur audit tersebut.

Dalam melakukan dokumentasi audit, sifat, saat dan luas prosedur audit yang
diaksanakan harus mencantumkan :

a. Karakteristik tentang unsur spesifik yang diuji.


b. Siapa pelaksana audit.
c. Siapa yang menelaah pekerjaan audit tersebut.

PENGUMPULAN FOLDER AUDIT FINAL


SPM 1 mengharuskan KAP untuk membuat kebijakan dan prosedur sehubungan dengan
penyelesaian pengumpulan folder audit secara tepat waktu.
Batas waktu pengumpulan audit final adalah 60 hari setelah tanggal laporan auditor.
Penyelesaian pengumpulaan folder audit final setelah tanggal laporan auditor adalah
proses administratif yang bukan merupakan prosedur audit baru atau pengambilan
keputusan baru.
HAL- HAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR

Jika dalam kondisi eksepsional auditor melakukan prosedur audit baru atau tambahan,
atau bahkan menarik kesimpulan baru. Maka auditor harur mendokumentasikan hal
berikut :

a. Kondisi yang dihadapi.


b. Prosedur audit baru dan tambahan yang dilakukan.
c. Kapan dan siapa yang melakukan perubahan atas audit.

MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN

Penyiapan dokumentasi audit yang memadai secara tepat waktu akan membantu
meningkatkan kualitas audit dan mempermudah penelaahan serta evaluasi yang akan
dilakukan kedepannya.

PENDOKUMENTASIAN AUDIT YANG TELAH DILAKSANAKAN DAN BUKTI


YANG DIPEROLEH

Bentuk, isi dan luas dokumentasi :

a. Ukuran dan kompleksitas entitas


b. Sifat prosedur audit yang dilakukan
c. Risiko kesalahan penyajian material
d. Signifikansi bukti
e. Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi
f. Metodologi yang digunakan

Dokumentasi audit dapat dilakukan pada kertas atau media elektronik, dll

a. Program audit
b. Analisis
c. Memorandum isi
d. Ikhtisar hal-hal signifikan
e. Surat konfirmasi dan surat representasi
f. Daftar uji dan korespondensi
DOKUMENTASI MENGENAI CARA PENYELESAIAN INKONSISTENSI

Ketentuan untuk mendokumentasikan bagaimana auditor menyelesaikan inkonsistensi


informasi tidak berarti bahwa auditor perlu menyimpan dokumentasi yang salah.

PENYIMPANGAN DARI KETENTUAN RELEVAN

Ketentuan dalam SA dirancang untuk memungkinkan auditor untuk mencapai tujuan


seperti yang ditetapkan dalam SA.

Ketentuan dokumentasi hanya berlaku untuk ketentuan yang relevan dengan kondisi yang
sedang dihadapi.
5. SA 240
TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM
SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

KARAKTERISTIK KECURANGAN
a. Kesalahan penyajian dalam LPK yang disengaja.
b. Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, dalam kepentingan SA
auditor berkepentingan terhadap kecurangan yang menyebabkan kesalahan penyajian
material LPK.

TANGGUNG JAWAB UNTUK PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN


KECURANGAN

a. Tanggung jawab manajemen


Merupakan hal penting bahwa manajemen dengan pengawasan oleh pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, menekankan pencegahan kecurangan yang dapat
mengurangi peluang terjadinaya kecurangan.

b. Tanggung jawab auditor


Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material, yang
disebabkan oleh kecurangan.

TUJUAN AUDITOR

a. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam LPK.


b. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan penialian risiko
kesalahan penyajian material.
c. Memberikan respons terhadap kecurangan atau dugaan kecurangan yang
diidentifikasi selama audit.
Prosedur penilaian risiko dan akibat terkait

Ketika melaksankan prosedur penilaian risiko dan aktivitas terkait untuk memperoleh
pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas
yang disyaratkan oleh SA 315, auditor harus melaksankan prosedur dalam paragraf 17-24
untuk memperoleh informasi yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan.

PENGEVALUASIAN TERHADAP BUKTI AUDIT

Auditor harus mengevaluasi apakah prosedur analisis yang dilaksankan berdekatan


dengan akhir audit, ketika membentuk kesimpulan.

Jika teridentifikasi suatu kesalahan dalam penyajian, maka auditor harus melakukan
evaluasi.

REPRESENTASI TERTULIS

Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika relevan pihak
yang bertanggungjawab atas tata kelola.

PERTIMBNAGAN SPESIFIK TERHADAP ENTITAS YANG LEBIH KECIL

Dalam kasus entitas kecil, beberapa atau seluruh pertimbangan mungkin tidak berlaku,
atau urang relevan.

Contohnya : entitas kecil mungkin tidak memiliki kode etik tertulis.

PENGEVALUASIAN TERHADAP BUKTI AUDIT

SA 300, mensyaratakan auditor berdasarkan prosedur audit yang dilakukan dan bukti
audit yang diperoleh untuk mengevaluasi apakah penilaian risiko kesalahan tepat/ tidak.

Pengawasan dapat memberikan wawasan lebih lanjut terhadap risiko kesalahan penyajian
yang diakibatkan oleh kecurangan.
FAKTOR RISIKO YANG TERKAIT DENGAN KESALHAN PENYAJIAN

a. Tekanan
Stabilitas atau profitabilitas keuangan terancam oleh kondisi ekonomi, industri, atau
operasi entitas.
b. Peluang
Sifat industri atau operasi entitas menyediakan peluang untuk terlibat dalam
penyusunan pelaporan keuangan yang menganudng kecurangan.
6. SA 250
PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
AUDIT ATAS LPK
Berdasarkan SA 315, sebagai bagian dari usaha untuk memahami entitas dan lingkungan
bisnisnya, auditor harus memperoleh suatu pemahaman umum mengenai :
a. Kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi entitas dan industri atau
sektor di dalamnya.
b. Bagaimana entitas memenuhi kerangka tersebut.
Auditor harus mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan
kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

PROSEDUR AUDIT PADA SAAT KETIDAKPATUHAN TERIDENTIFIKASI


DAN DIDUGA TERJADI

Jika auditor mengetahui informasi mengenai suatu kejadian ketidakpatuhan atau dugaan
ketidakpatuhan, auditor harus memperoleh :

a. Pemahaman atas sifat ketidakpatuhan dan kondisi terjadinya ketidakpatuhan.


b. Informasi lanjutan untuk melakukan evaluasi.

PELAPORAN ATAS KETIDAKPATUHAN YANG DIIDENTIFIKASI ATAU


DIDUGA TERJADI

Apabila berdasarkan pertimbangan auditor, ketidakpatuhan seperti yang disebutkan


dalam paragraf 22 dilakukan secara sengaja dan bersifat material, maka auditor arus
mengkomunikasikan dengan segera pada pihak yang bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai