Anda di halaman 1dari 10

BAB II

AVOMETER

A. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk memahami cara kerja avometer dan
mengetahui cara penggunaan multimeter.

B. Alat-Alat Yang Dipergunakan


Pengujian Avometer menggunakan alat-alat sebagai berikut.
1. Alat uji Avometer
2. Multimeter digital
3. Multimeter analog

Gambar 2. 1. Alat Uji Avometer

C. Landasan Teori
Multimeter yang sering digunakan pada umumnya menggunakan meter kumparan
putar sebagai meter indikatornya. Meter kumparan putar terdiri atas kumparan
yang dapat berputar dalam medan magnet bila kumparan itu dialiri arus listrik.
Sebuah pegas spiral berfungsi mengembalikan kedudukan kumparan tersebut
dalam keseimbangan.

9
Jika arus searah I melewati kumparan dengan N lilitan yang berada di dalam
medan magnet B, maka kumparan akan mengalami momen gaya sebesar :

M = NBAI (2.1)

dengan :

M = momen Gaya

N = jumlah Lilitan

B = medan Magnet

A = luas Kumparan

I = arus listrik

Momen gaya ini dilawan oleh gaya pegas dan momen gaya redaman. Meter
kumparan putar yang digunakan pada multimeter umumnya mempunyai sifat orde
besar arus difleksi skala penuh (full scale deflection = fsd) 200 µA, dan tahanan
dalamnya 300 ohm. Multimeter mempunyai tuas (saklar) pilihan fungsi untuk :
a. Arus searah (DC mA)
b. Tegangan arus searah (V DC)
c. Tegangan arus bolak-balik (V AC)
d. Tahanan (Ohm)

D. Pelaksanaan Percobaan
Pada paparan peraga tersedia sejumlah komponen listrik, seperti resistor,
kapasitor, dioda dan induktor. Sumber tenaga arus bolak-balik dengan frekuensi
50 Hz dan sumber tegangan searah. Cara pengujian adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan Multimeter sebagai Ohm meter


Pada pengujian ini tidak diperlukan sumber tegangan, sehingga posisi switch
dibiarkan pada keadaan off (lampu mati). Saklar multimeter diputar pada posisi Ω
(ohm). Skala terbesar dipilih. Sebelum pengukuran dimulai, multimeter harus
dalam keadaan nol dengan cara menghubungkan langsung probe merah dan
hitam, kemudian knop diputar “0 adj”sehingga meter siap untuk mengukur
tahanan (resistor). Jika pembacaan terlalu kecil atau terlalu besar, dipindahkan

10
pada skala lain yang sesuai. Pada saat pemindahan skala, sebelum digunakan
untuk mengukur, meter harus dinolkan dahulu.

2. Penggunaan Multimeter sebagai Volt meter DC


Saklar diubah pada posisi V DC,dan menggunakan saklar skala terbesar. Sumber
daya pada papan peraga dihidupkan sehingga lampu menyala. Dan tegangan DC
diukur dengan memasang probe hitam pada kutub negatif, dan probe merah pada
kutub positif. Tegangan yang terjadi dicatat.

3. Penggunaan Multimeter sebagai Amperemeter DC


Saklar multimeter diubah pada posisi DC (mA), dipilih skala terbesar. Rangkaian
dibuat seperti bagan dengan probe merah langsung dihubungkan dengan kutub
positif sumber.

Gambar 2.2. Layout Pengukuran

Membaca arus yang lewat dibaca, bila pembacaan terlalu kecil atau terlalu besar,
dipilih skala lain yang sesuai. Nilai arus ini dicatat sebagai I 1, kemudian
multimeter tersebut diambil dan titik a dan b dihubungkan dengan kabel. Melalui
penggunaan multimeter ini tegangan pada kutub-kutub sumber diukur,
sebelumnya skalar dipindahkan dahulu pada posisi V DC. Nilai tegangan ini
dicatat, misal sebesar V1, dari besaran tersebut nilai tahanan yang terpasang (R1)
dihitung kembali dengan rumus :
V1
R= (2.2)
I1
Hal ini dilakukan untuk tahanan yang lain.

11
4. Penggunaan Multimeter sebagai Voltmeter AC
Saklar diubah pada posisi AC, pilih skala terbesar. Bila pembacaan terlalu kecil
atau terlalu besar pindah skala yang lain. Pengukuran tegangan AC untuk
menghitung kapasitas dan induktansi.

Gambar 2.3. Untaian RC

V ab=V 1 , V bc =V 2 ,V ac =V 3 diukur, maka beda fase antara V 1 dengan V 2 adalah θ


yang memenuhi hubungan :
V 32−V 12−V 22
cosθ= (2.3)
2 V 1V 2
Sehingga :
V1
C= farrad (2.4)
2 πfR V 2 sinθ
dengan
f = frekuensi listrik (50 Hz)
R = tahanan
Dengan cara yang sama kapasitas dari kapasitir dapat dihitung.

5. Pengukuran Tegangan AC untuk Menghitung Induksi

Gambar 2.3. Untaian RL

12
Vab = V1,Vbc = V2, Vac = V3diukur dengan beda fase 0, maka V1 dengan V2 adalah θ
yang memenuhi hubungan :
R V 2 sinθ
L= (2.5)
V 1 .2 πf

E. Hasil Percobaan dan Analisis Data

1. Percobaan Ohm meter


Tabel 2.1. Percobaan Ohm meter

NO I II III Rtata-rata)
   
1 55 k 55 k 55 k 55 k
2 45 k 45 k 45 k 45 k
3 26 k 26 k 26 k 26 k
4 4,8 k 4,8 k 4,8 k 4,8 k
5 1,2 k 1,4 k 1,4 k 1,3 k
6 450 450 450 450
7 200 220 220 220

2. Percobaan Volt meter DC


Tabel 2.2. Percobaan Volt meter DC
I II III Rata-rata
NO
volt volt Volt volt
1 15 15 15 15

3. Percobaan Ampere meter DC


Mencari R dengan menggunakan rumus :
V 11,5
R 1= = =46000
I 0,00025
V 12
R 2= = =41100
I 0,0003
V 13
R 3= = =25600
I 0,0005

13
V 14
R4 = = =4666,6667
I 0,0030
V 14
R 5= = =1647,0588
I 0,0085
V 15
R6 = = =1285,6775
I 0,011667
V 15
R7 = = =681,1818
I 0,022

Tabel 2.3. Percobaan Ampere meter DC


N V I (m) R
I II III I II III
o
R
1 11,5 V 11,5 V 11,5 V 0,25 mA 0,25 mA 0,25 mA 46 m
2 12,5 V 12,5 V 12,5 V 0,30 mA 0,30 mA 0,30 mA 41,1 m
3 13 V 13 V 13 V 0,50 mA 0,50 mA 0,50 mA 25,6 m
4 14,5 V 14,5 V 14,5 V 3,0 mA 3,0 mA 3,0mA 4,6 m
5 14,5 V 14,5 V 14,5 V 8,5 mA 8,5 mA 8,5 mA 1,6 m
6 15 V 15 V 15 V 125 mA 125 mA 125 mA 1,3 m
7 15 V 15 V 15 V 220 mA 220 mA 220 mA 0,7 m

Catatan:

Kesalahan relative = ( R perhitungan−R pengukuran


R perhitungan )× 100%

Tabel 2.4. Perhitungan Kesalahan Relatif

14
R () kesalahan relatif
No.
(%)
percobaan perhitungan
1 55 k 46 k -19,5652
2 45 k 40 k -12,5
3 26 k 26 k 0
4 4,8 k 4,6667 k -2,8564
5 1,2 k 1,6470 k 27,1403
6 450 1285,6775 64,9989
7 220 681,1818 67,7031

4. Percobaan Volt meter AC


a. Menghitung besar nilai θ dengan persamaan
V 32 −V 12 −V 22 112 −0,052−4,52
cos θ 1= = =223,8833
2 V 1V 2 2 × 0,05× 4,5
θ1= Arc cos 223,8833=error
V 32 −V 12−V 22 112 −0,012−52
cos θ 2= = =959,999
2 V 1V 2 2 × 0,01×5
θ2= Arc cos 959,999 ¿ error
V 32 −V 12−V 22 112 −112−0,022 −4
cos θ 3= = =−9,0909.10
2 V 1V 2 2 ×11× 0,02
θ3= Arc cos −9,0909. 10−4 = 90 ,0520 2

V 32−V 12−V 22 10,5−10,52−12


cos θ 4= = =−0,0476
2V 1 V 2 2 ×10,5 ×1
cos θ 4= Arc cos−0,0476=¿ 92,7283o ¿
V 32 −V 12−V 22 112 −52−9 2
cos θ 5= = =0,1667
2 V 1V 2 2 ×5 × 9
θ5 =Arc cos 0.1667=¿ 80,404 o ¿

V 32−V 12−V 22 11 2−102−0,4 2


cos θ 6= = =2,605
2 V 1V 2 2× 10× 0,4

θ6 =Arc cos 2,605=¿ erro ¿r


V 32−V 12−V 22 11 2−4,52 −8,52
cos θ 7= = =0,3725
2 V 1V 2 2× 4,5 ×8,5
θ7 =Arc cos 0,3725=¿ 68,1301o ¿

15
b. Menghitung nilai C yang ada dengan persamaan
V1 0,05
C 1= =
2 πfR V 2 sinθ 2× π × 50× 6200× 4,5 × sinθ1
¿ error
V1 0,01
C 2= =
2 πfR V 2 sinθ 2× π × 50× 6200× 5 ×sin θ 2
¿ error

V1 11
C 3= =
2 πfR V 2 sinθ 2× π × 50× 6200 ×0,02 ×sin 90,0520o
¿ 28,2371.10−5
V1 10,5
C 4= =
2 πfR V 2 sinθ 2 × π ×50 ×6200 ×1 ×sin 92,7283o
¿ 53,9684.10−7 farrad
V1 5
C 5= =
2 πfR V 2 sinθ 2× π × 50× 6200 ×9 ×sin 80,404 o
¿ 28,9271.10−8 farrad
V1 10
C 6= =
2 πfR V 2 sinθ 2 × π × 50× 6200 ×0,4 × sin θ 6
= Eror
V1 4,5
C 7= =
2 πfR V 2 sinθ 2× π × 50× 6200 ×8,5 ×sin 68,1301o
¿ 29,2879.10−8 farrad

c. Menghitung nilai induksi dari lilitan L dengan menggunakan persamaan


R4 V 2 sinθ
L= =… H ; Dimana R yang dipakai adalah R 4
V 1 .2 πf
R4 V 2 sinθ 6200× 4,5 ×sin θ 1
L1 = = =error
V 1 .2 πf 0,05 ×2 × π ×50
R4 V 2 sinθ 6200× 5× sin θ 2
L2 = = =error
V 1 .2 πf 0,01 ×2 × π ×50
R4 V 2 sinθ 6200× 0,02× sin 90,0520o
L3 = = =0,03588 H
V 1 .2 πf 11× 2× π ×50

16
R 4 V 2 sinθ 6200 ×1 ×sin 92,72 83o
L4 = = =1,8771 H
V 1 .2 πf 10,5 ×2 × π ×50
R4 V 2 sinθ 6200× 9 ×sin 80,404 o
L5 = = =35,0263 H
V 1 .2 πf 5 ×2 × π ×50
R4 V 2 sinθ 6200 ×0,4 × sinθ 6
L6 = = =error
V 1 .2 πf 10× 2× π × 50
R4 V 2 sinθ 6200× 8,5 ×sin 68,13 01o
L7 = = =34,5948 H
V 1 .2 πf 4,5 ×2 × π ×50

Tabel 2.5. Percobaan Volt meter AC


V1 V2 V3
NO Rata- Rata- Rata- Ø C (farad) L
C rata rata rata      
1 0,05 4,5 11 Error Error Error
2 0,01 5 11 Error Error Error
3 11 0,02 11 90,0520o 28,2371. 10−5 0,03588
4 10,5 1 10,5 92,7283o 53,9684.10−7 1,8771
5 5 9 11 80,404 o 28,9271. 10−8 35,0263
6 10 0,4 11 Error Error Error
7 4,5 8,5 11 68,1301o 29,2879. 10−8 34,5948

F. Pembahasan

Berdasarkan R percobaan amperemeter jika dibandingkan dengan hasil


pengukuran ohmeter, bahwa R hasil pengukuran ohmmeter lebih besar daripada R
hasil percobaan amperemeter, karena pada pengukuran ohmmeter, hambatan (R)
yang diperoleh terpengaruh oleh arus dan tegangan yang berasal dari sumber
tegangan. Pada R hasil percobaan, amperemeter tidak dipengaruhi oleh arus yang
mengalir serta tegangan yang terjadi sehingga R (hambatan/resistor) menjadi kecil

G. Kesimpulan

Besar tegangan listrik (V) dan arus listrik (I) sangat dipengaruhi pada besar
hambatan (R). Semakin besar hambatan, maka semakin kecil tegangan yang

17
dihasilkan, tetapi semakin kecil hambatan, maka semakin besar pula tegangan
yang dihasilkan.

18

Anda mungkin juga menyukai