Anda di halaman 1dari 3

Otot merupakan suaru organ atau alat gerak aktif yang memungkinkan tubuh untuk

bergerak dan berdiri tegak. Sebagian besar otot tubuh melekat pada kerangka yang
menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian
kerangka dalam suatu letak tertentu. Otot merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif
dan memelihara sikap tubuh. Tubuh terdiri dari bermacam-macam jenis otot serta mempunya
sifat dan cara kerja sendiri-sendiri untuk saling menunjang agar dapat bergerak (Hickman,
1972).
Tiga macam otot yang terdapat pada vertebrata yaitu otot polos, otot jantung, dan otot
rangka. Otot polos terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali
jantung). Otot jantung yaitu otot yang menyusun jantung sedangkan otot rangka adalah otot
yang melekat pada kerangka (Kimball, 1988). Katak sawah memiliki ciri khas diantaranya
adalah tubuh berukuran besar dengan lipatan-lipatan kulit atau bintil-bintil kulit yang
memanjang dan parallel dengan sumbu tubuh. Katak sawah bertubuh kecil sampai agak
gempal dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar (Saputra et al., 2014).
Sel-sel otot sama halnya seperti neuron yang dapat dirangsang secara kimiawi, listrik,
dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel.
Berbeda dengan sel saraf, otot memiliki kontraktril yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein
kontraktil aktin dan myi=osin yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah sangat
banyak di otot. Urutan kejadian dalam stimulus dan kontraksi pada otot meliputi stimulus,
kontraksi, dan relaksasi (Kimball, 1988).
DAFTAR PUSTAKA

Djuhanda., 1982. Anatomi Perbandingan Vertebrata II. Bandung: Armico.

Feidantsis, K., Anestis, A. & Michaelidis, B., 2013. Seasonal Variations of Anti/Apoptotic And
Antioxidant Proteins In The Heart And Gastrocnemius Muscle Of The Water Frog
Pelophylax Ridibundus. Cryobiology, 67(2), pp. 175-183.

Guyton & Hall., 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.

Hickman, C. D. & Hickman, C. P. Jr., 1972. Biology of Animal. Saint Louis: The CV. Mosby
Company.

Ilham & Laturna., 2000. Biologi Dasar. Makassar: UPT MKU.

Irawati, L., 2015. Aktifitas Listrik Pada Otot Jantung. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(2), pp. 596-
599.

Kimball, J. W., 1988. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Kimball., J. W., 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Pearce, E. C., 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Prosser, C. T., 1961. Comparative Animal Physiology. London: W. B. Saunders Company.

Saputra, T. R, Setyawati & A. H. Yanti., 2014. Karakteristik Populasi Katak Sawah (Fejervarya
cancrivora) Di Pesawahan Sungai Raya Kalimantan Barat. Protobiont 2014, 3(2), pp.
81-86.

Setiadji, V. S., 2009. Reseptor Asetilkolin Nikotini. Medicinus, 3(3), pp. 23-27.

Sidharta, V. M., 2014. Perubahan Jumlah Dan Diameter Serat Otot Gastroknemius Dan Soleus
Pada Tikur Berusia 1 Hari, 3 Bulan, Dan 12 Bulan. Journal of Medicine, 13(1), pp. 39-
49.

Silverthorn, D. O., 2001. Human Physiology an Integrated Approach Second Edition. New York:
Pretince Hall.

Syazali, M., Al Idrus, A. & Hadiprayitno, G., 2016. Kekayaan Spesies Amfibi di Pulau Lombok
Indonesia. In Prosiding Seminar Biologi, 13(1), pp. 730-735.

Yao, L. H., Meng, W., Song, R. F, Xiong, Q. P., Sun, W., Luo, Z. Q., Yand, W. W., Li, Y. P., Li,
X. P., Liu, H. H. & Xiao, P., 2014. Modulation Effects of Cordycepin on The Skeletar
Muscle Contraction of Toad Gastrocnemius Muscle. European Journal of
Pharmacology, 726, pp 9-15.

Anda mungkin juga menyukai