Anda di halaman 1dari 9

P T .

M a ju M a n d ir i U ta m a

Health Safety Environment Procedure

IPENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RISIKO


Hazard Identification & Risk assessment

1. TUJUAN

Prosedur ini merupakan suatu panduan untuk mengidentifikasi bahaya & penilaian
risiko terhadap K3 dalam kegiatan operasional pelaksanaan kegiatan warehouse,
workshop dan lapangan.

2. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup prosedur ini meliputi seluruh wilayah operasi PT. Maju Mandiri
Utama.

3. TANGGUNG JAWAB & WEWENANG

3.1. Direktur memastikan kegiatan operasional sudah berjalan sesuai ketentuan


K3 yang berlaku.
3.2. Koordinator K3 memastikan pengendalian K3 untuk kegiatan operasional
yang berisiko tinggi sudah ditetapkan dan dijalankan.
3.3. Pengawas K3 melaksanakan penyuluhan, pengawasan, mengidentifikasi
bahaya & penilaian risikodan tindakan pengendalian dalam kegiatan
operasional.
3.4. Manajer operasional memastikan pelaksanaan kegiatan operasional
mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pengendalian risiko kegiatan
operasional.
3.5. Semua orang yang bekerja untuk perusahaan harus mampu mengidentifikasi
bahaya & penilaian risikoterhadap kegiatan operasional dan tunduk
mengikuti ketentuan yang berlaku dalam pengendalian risiko kegiatan
operasional.

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. Type : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page: 1 o f 9
vWQA |
P T . M a ju M a n d ir i U ta m a ISO 9001 : 201 S
ISO 14001 : 20 1 S
ISO 45001 : 2018

Health Safety Environment Procedure

4. DEFINISI
4.1. Identifikasi Bahaya & Penilaian Risiko adalah cara yang bertujuan untuk
pengidentifikasian sumber bahaya yang potensial, analisa dan evaluasi risiko
pada personil, bangunan, peralatan, sumber energi dan lingkungan pada saat
melakukan kegiatan operasional.
4.2. Bahaya K3 : Bagian dari aktifitas organisasi, produk atau pelayanan jasa yang
berinteraksi dengan K3.
4.3. Risiko K3 : Perubahan K3 yang merugikan berkaitan oleh dengan aktifitas
organisasi, produk atau pelayanan jasa secara sendiri-sendiri atau gabungan.

5. PROSEDUR

5.1. IDENTIFIKASI BAHAYA & PENILAIAN RISIKO

5.1.1 Persyaratan Umum

Penilaian Resiko harus dilakukan oleh Project Manager dan personil kunci
bagian operasional di semua tempat kerja sebelum dimulainya pekerjaan.

Metode yang bervariasi ini bertujuan sama untuk pengidentifikasian


sumber bahaya yang potensial dan penilaian resiko pada personil,
bangunan, peralatan dan lingkungan.

PT MAJUMANDIRI UTAMA menggunakan bermacam teknik penilaian risiko


untuk operasional.

Tujuan Teknik Penilaian Risiko adalah memberikan tanggung jawab


jajaran manajer untuk menetapkan teknik yang dapat diterima dalam
manajemen risiko.

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. T y p e : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page : 2 o f 9
R
E C

w c >yv
G O
1 M
S
T P
e A
R N
Y
D

P T . M a ju M a n d ir i U ta m a ISO 9001 2015


ISO 14001 : 2015
ISO 45001 : 2018

Health Safety Environment Procedure

5.1.2 Mengorganisir Tim Penilaian Risiko

Tim penilaian risiko terdiri dari anggota yang berpengalaman sesuai


dengan bidangnya. Ketua tim harus memiliki pengalaman dan pelatihan
yang cukup untuk melakukan penilaian risiko.

Mereka yang bergabung dalam tim adalah para Manajer dan Pengawas
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang terkait dengan
produksi, kualitas, biaya, keselamatan kerja dan faktor-faktor lainnya, dan
mereka yang lebih tahu masalahnya dibanding dengan personil luar
tentang bagaimana cara menjalankan tugas tersebut.
Setiap anggota tim harus diberi kesempatan menyiapkan diri, dan
selanjutnya akan disediakan prosedur yang relevan, gambar, desain dan
tata letak (lay-out).

Sebelum melakukan penilaian risiko, HSE Department harus diberitahu


dan dijelaskan mengenai semua bentuk kerjanya. Jika dianggap perlu,
HSE Department dapat mengikuti penilaian risiko tersebut.

5.1.3 Tingkatan Risiko

Kriteria Dapat Diterima adalah suatu posisi yang menunjukkan tingkat


(level) risiko suatu pekerjaan.

Tingkat resiko dihitung dengan menggunakan hubungan antara


Konsekuensi dan Kemungkinan = Tingkat Risiko, seperti urutan sebagai
berikut:

5.1.3.1 Pengukuran Kualitas Konsekuensi atau Dampak

Level 1 :
Tidak penting.
Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah

Level 2 :
Kecil.
Cedera ringan dengan bantuan pertolongan pertama, tindakan
dapat segera dilakukan di lokasi, kerugian biaya sedang

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purw anto


Doc. T y p e : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page : 3 o f 9
P T . M a ju M a n d ir i U ta m a

Health Safety Environment Procedure

Level 3 :
Sedang.
Perawatan medis diperlukan, tindakan selain oleh petugas di
lokasi dibantu oleh petugas dari luar, kerugian biaya besar

Level 4 :
Besar.
Cedera berat, ketidak mampu unit kerja untuk berproduksi,
dibawa keluar lokasi tanpa pengaruh kerusakan, kerugian biaya
besar.

Level 5 :
Bencana.
Kematian, racun.
Dibawa keluar lokasi dengan pengaruh kerusakan, kerugian
biaya sangat besar.

5.1.3.2 Pengukuran Kualitatif dari Kemungkinan

Tingkat berikut ini harus digunakan ketika melakukan penilaian


Risiko:
Level A :
Hampir pasti.
Kejadian diperkirakan terjadi pada hampir semua keadaan.
Level B :
Mungkin.
Kejadian mungkin akan terjadi pada hampir semua keadaan.
Level C :
Sedang.
Kejadian akan terjadi pada suatu waktu.
Level D :
Kadang-kadang.
Kejadian dapat terjadi pada suatu waktu
Level E :
Jarang.
Kejadian yang mungkin hanya dapat terjadi dalam kondisi
pengecualian.

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. Type : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page : 4 o f 9
WQA
P T . M a ju M a n d ir i U ta m a ISO 9001 : 2015
ISO 14001 : 2015
IS 0 45001 : 2018

Health Safety Environment Procedure

5.1.4 Menentukan Penilaian Tingkat Risiko

Tabel di bawah ini menyimpulkan Pengukuran Kualitatif dari Konsekuensi/ Dampak


dan Kemungkinan dimana definisinya dijelaskan di atas

Tabel 1: Matriks Analisis Resiko Kualitatif - Tingkat Risiko.

High Risk Significant Risk Moderate Risk Low Risk


(Risiko Tinggi) (Risiko yang (Risiko (Risiko
signifikan) Sedang) Rendah)

Penilaian Kemungkinan ditentukan lebih dahulu dalam menilai Tingkat


Kemungkinan (nilai A hingga E) dengan menggunakan definisi yang dikutip pada
paragrap 5.1.3.2 di atas, dan ditunjukkan dari sisi kiri pada tabel 1, kemudian
diarahkan Tingkat Konsuenkensi (nilai 1 hingga 5) pada paragrap 5.1.3.1, dan
ditampilkan pada posisi mendatar bagian teratas dari tabel 1.

5.1.5 Rating Risiko

Dari tabel tersebut di atas penilaian risiko dikategorikan menjadi 4 sebagai


b e riku t:

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. T y p e : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page : 5 o f 9
WQA
P T . M a ju M a n d ir i U ta m a ISO 9001 : 2015
ISO 14001 : 2015
ISO 45001 : 2018

Health Safety Environment Procedure

5.1.5.1 Risiko Tinggi


Daerah berisiko tinggi ditandai warna hitam pada tabel di atas
yana menunjukkan bahwa risiko tersebut tidak daoat diterima,
bahwa operasional atau kegiatan harus dihentikan, pengaturan
kembali dilakukan dan risiko harus dikuranai. Penelitian keria
secara rinci dan perencanaan manajemen diperlukan pada
tingkatan manajemen.

5.1.5.2 Risiko Signifikan


Daerah yang signifikan, ditandai dengan hitam agak terang
pada tabel tersebut di atas, yang menunjukkan pengaruh resiko
yang signifikan, diperlukan perhatian pada tingkatan
manajemen.

5.1.5.3 Risiko Sedang


Daerah risiko sedang, ditandai warna hitam terang pada tabel
tersebut di atas, menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan
resiko di dalamnya. Perhatian tingkatan manajemen diperlukan.
Resiko ini jika memungkinkan untuk dikurangi.
Prosedur dan standar, termasuk penggunaan Alat Pelindung
Diri/ APD (sebagai penolong terakhir) akan dilakukan untuk
meminimalkan resiko ke tingkat yang masih dapat diterima.

5.1.5.4 Risiko Rendah


Daerah Resiko rendah, tidak diwarnai pada tabel tersebut di
atas, menunjukkan bahwa resiko dapat diterima, akan tetapi
tidak menghalangi seseorang untuk mempertimbangkan, dan
mengurangi resiko lebih jauh. Resiko rendah harus diatur oleh
prosedur yang rutin.

5.1.6 Teknik Penilaian Risiko

Untuk penilaian resiko PT Maju Mandiri Utama menggunakan 2 macam teknik


yang disesuaikan dengan bentuk pekerjaan/ proyek.

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. Type : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
R e visio n : 02 Page:6 o f 9
P T . M a ju M a n d ir i U ta m a

Health Safety Environment Procedure

5.1.6.1 Job Safety Analysis (JSA)

Tujuan
Maksud dari Analisa Keselamatan Kerja adalah untuk menganalisa sumber
bahaya secara jelas dimana pekerja akan dapat melihat secara terbuka untuk
penganalisaan tugas mereka setiap hari. Sumber bahaya akan dinilai dengan
cara mengidentifikasikan semua pertimbangan yang dianggap lebih serius.
Pekerja dianjurkan untuk latihan kewaspadaan dan berjaga-jaga ketika
menjalankan kegiatan yang memiliki tingkat potensi sumber bahaya yang
tinggi.
Personil project diharuskan menunjukkan JSA dengan bekerja menurut urutan
logika.

Identifikasi JSA
Langkah pertama dalam pelaksanaan JSA adalah identifikasi fungsi/ disiplin
berbagai pekerjaan PT Maju Mandiri Utama secara sistematis khususnya
dalam identifikasi jabatan tiap individu.

Langkah selanjutnya mengharuskan kegiatan yang berkaitan dengan disiplin


secara jelas diidentifikasi dan didaftarkan pada nama jabatan.

Identifikasi kegiatan dan penilaian resiko harus dijalankan sebagai praktek-


praktek kerja bersama antara pengawas kerja dengan satu karyawan atau
lebih banyak karyawan yang dipekerjakan oleh PT. Maju Mandiri Utama di
bawah fungsi atau disiplin pekerjaannya yang sedang dievaluasi.

Seluruh fungsi pekerjaan yang relevan pada PT. Maju Mandiri Utama
dievaluasi memakai sistem JSA, formulir-formulir yang sudah dilengkapi
sesuai dengan disiplin kerja tersedia di tempat-tempat kerja dengan
tembusan diberikan pada HSE Department untuk arsip perusahaan.
Pada setiap tempat kerja dimana JSA sedang berjalan, maka setelah jangka
waktu 6 bulan, penerapan JSA tersebut akan ditinjau kembali dan direvisi
seperlunya untuk menunjukkan perubahan praktek-praktek kerja di
lingkungan kerja atau perlu adanya informasi lain yang relevan.

Merupakan tanggung jawab jajaran manajemen untuk memastikan bahwa


keberadaan JSA untuk setiap fungsi pekerjaan secara langsung berada di

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. Type : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page : 7 o f 9
R
E
G
1
S
T WQA I
R V j r - sr— N
D

P T . M a ju M a n d ir i U ta m a ISO 9001 : 2015


ISO 14001 : 2015
ISO 45001 : 2018

Health Safety Environment Procedure

bawah pengaruhnya. Dalam hal ini mereka akan membantu pemantauannya


seperti yang diharuskan untuk anggota pengawas dan HSE Department.

5.1.6.2 Hazard and Operability Study (HAZOP)

HAZOP merupakan suatu teknik kualitatif untuk mengidentifikasi suatu


bahaya dan/ atau masalah-masalah operasional yang berhubungan dengan
desain atau operasional yang spesifik.

Teknik ini mencakup adanya posisi-posisi kunci dalam suatu tim yang
memiliki pengetahuan khusus dalam desain atau operasional, dimana harus
mereka itu termasuk dalam bagian tempat kerja atau sistem kerja di sana.
Ketua tim haruslah orang yang ahli dalam teknik HAZOP, tetapi tidak harus
orang yang yang mahir dalam desain atau operasion, namun ia dapat
menyediakan pedoman. Tim ini akan mengintrogasi personil yang terkait
mengenai penyimpangan desain atau operasional, menggunakan pendekatan
yang sistimatik berisi kata-kata pedoman yang teraplikasi pada parameter
operasi.

Penemuan dari HAZOP study didokumentasikan seluruhnya, dengan langkah


tindak lanjut yang spesifik dan sesuai. Tehnik HAZOP harus memenuhi 2
kriteria dasar:

1. Studi ini dilakukan oleh suatu kelompok ahli, dimana diantaranya


memiliki keahlian dalam desain, operasional, pemeliharaan dan
keselamatan dari hardware dan/atau prosedur selama pelaksanaan
studi tersebut.
2. Peninjauan ulang dilakukan oleh ketua tim HAZOP, dengan
menggunakan pedoman yang sistematik untuk bertanya secara cepat
kepada kelompok ahli tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
berhubungan terhadap potensi penyimpangan dari desain atau
operasional.

Teknik HAZOP dijelaskan dalam 2 pedoman yang berbeda, apakah teknik


digunakan untuk HAZOP kerja darat, dan apakah teknik digunakan untuk
HAZOP kerja di kapal. Kedua pedoman ini harus digunakan sebagai dasar
pelaksanaan berbagai HAZOP.

Doc. No : M M U-02/PRO C/HSE/IBPR/II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. Type : Lim ited Date Issued : Feb. 2019
Revision : 02 Page : 8 o f 9
P T . M a ju M a n d ir i U ta m a IS O e o o i
ISO 14001
: 2015
2016
ISO 45001 2018

Health Safety Environment Procedure

6. REFERENSI

6.1. ISO 45001:2018 clausal 6.1.2


6.2. JSA (Job Safety Analysis)

7. PENGESAHAN

Disahkan Oleh:

Nama: Budi Rahardjo


Direktur

Doc. No : M M U -02/P R O C /H SE /IBP R /II-19 Prepared b y : Purwanto


Doc. Type : L im ited Date Issued : Feb. 2019
R e v is io n : 02 Page:9 o f 9

Anda mungkin juga menyukai