PENDAHULUAN
tertentu, tetapi gagal jika konteks masalah tersebut sedikit diubah (Sudiarta,
sains siswa di Indonesia saat ini masih sangat rendah. Menurut Program for
70 negara dengan skor 403 (OECD, 2016). Skor yang didapatkan Indonesia
1
2
ini jauh dari skor rata-rata Internasional yang ditetapkan PISA yaitu 500
keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional. Akan tetapi buku teks
yang ada belum dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa karena
materi yang ada pada buku teks tersebut belum sesuai dengan empat
kategori literasi sains yang ditetapkan oleh PISA (Hazen & Trefil, 2009).
yang ada dengan kategori yang ditetapkan oleh PISA salah satunya adalah
dengan menyediakan bahan ajar bertema literasi sains. Bahan ajar yang baik
adalah bahan ajar yang di dalamya memuat aspek literasi sains secara
muatan aspek literasi sains pada bahan ajar sains yang digunakan belum
salah satunya adalah kimia (Kasmadi & Indraspuri, 2010). Ilmu kimia
mempelajari konsep kimia dari pada konsep pelajaran yang lain, hal ini
materi kimia yang dianggap sulit dan bersifat abstrk adalah asam basa,
dimana materi asam basa adalah materi kimia yang erat kaitannya dengan
memahami akan hal tersebut sehingga masih banyak siswa yang mendapat
hasil belajar rendah pada materi ini1 serta banyak penelitian yang
Harizal, 2012; Septiyani, 2017). Kesulitan terdapat pada materi konsep teori
asam basa, indikator asam basa, tetapan ionisasi asam basa, kekuatan asam
1
Wawancara dengan Bu Masyati, S. Pd, guru kimia SMA N 2 Banguntapan Bantul
4
2017). Kesulitan siswa dalam mempelajari kimia dapat diatasi salah satunya
instructional, yaitu dapat membantu siswa untuk belajar mandiri (Hatta &
pengembangan modul literasi sains larutan asam basa ini sebagai bentuk
kegiatan belajar mengajar. Modul literasi sains larutan asam basa ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan ajar siswa dalam materi asam
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana kualitas modul literasi sains larutan asam basa untuk siswa
C. Tujuan Penelitian
adalah:
SMA/MA kelas XI
2. Mengetahui kualitas modul literasi sains larutan asam basa untuk siswa
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi siswa
3. Bagi guru
mengikuti pembelajaran.
4. Spesifikasi Produk
3. Modul berupa media cetak dengan ukuran kertas B5 dan berwarna serta
b. Kata pengantar
7
c. Bagian pendahuluan
d. Materi
e. LKPD
f. Soal evaluasi
g. Rangkuman
h. Glosarium
1. Asumsi Pengembangan
dikembangakan.
2. Batasan Pengembangan
b. Materi yang dimuat pada modul adalah adalah asam basa kelas XI
SMA
8
kelas XI SMA/MA.
6. Definisi Istilah
Borg & Gall adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk
2. Sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik yang berupa
data, orang dan wujud tertentu yang digunakan oleh siswa dalam belajar
129).
3. Modul adalah salah satu bahan ajar yang dikeamas secara utuh dan
keputusan tentang alam dunia dan perubahan yang dibuat untuk itu
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
menurut Borg & Gall adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
2. Sumber belajar
Edisi III yaitu orang yang dapat dijadikan tempat bertanya tentang
atau semua sumber baik yang berupa data, orang dan wujud tertentu yang
belajar.
sumber belajar dapat berupa segala sesuatu yang ada baik manusia,
3. Modul
berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian belajar yang disusun untuk
secara khusus dan jelas (Nasution, 2006: 205). Modul minimal memuat
2008)
(Depdiknas, 2008):
12
tingkat penguasaannya.
materi.
karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-
Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul
a. Kelayakan isi
(KD).
3) Keakuratan materi.
4) Kemutakhiran materi.
b. Kelayakan kebahasan
1) Kejelasan materi
c. Kelayakan penyajian
1) Pendukung penyajian
2) Penyajian pembelajaran
4. Literasi Sains
Literasi sains (science literacy) berasal dari gabungan dua kata Latin
yaitu literatus yang artinya ditandai dengan huruf, melek huruf, atau
(Toharudin, 2011: 1). Literasi sains dalam PISA 2015, terdiri dari empat
2.1.
kompleksitas konsep yang diujikan, jumlah data yang diberikan, uraian dan
5. Materi Asam-Basa
dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Suatu
terhadap logam.
berbeda jika berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang biasa
19
𝑝𝐻 = −log [𝐻+]
memiliki konsentrasi [𝐻+] = 1,0 × 10−7, maka pH air pada suhu itu
kesetimbangan:
𝐾𝑊 = [𝐻+][𝑂𝐻−]
𝑝𝐾𝑊 = 𝑝𝐻 + 𝑝𝑂𝐻
Oleh karena itu pada suhu 25◦C harga 𝐾𝑊 = 10−14, secara numerik
𝑝𝐻 + 𝑝𝑂𝐻 = 14
atau basa. Pada konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam semakin
20
besar konsentrasi ion 𝐻+ dalam larutan, dan itu berarti semakin kecil
𝑝𝐻nya. Jadi semakin kuat suatu asam semakin kecil harga 𝑝𝐻nya.
Sebaliknya, semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi ion 𝑂𝐻−
dalam larutan. Semakin besar ion 𝑂𝐻− berarti semakin kecil konsentrasi
ion 𝐻+ dalam larutan. Jadi semakin kuat suatu basa semakin besar harga
𝑝𝐻nya
Pada senyawa asam kuat atau basa kuat, perhitungan [𝐻+] dan [𝑂𝐻−]
bergantung pada valensi dan konsentrasi larutan asam kuat dan basa kuat.
Berdasarkan hal tersebut, [𝐻+] dan [𝑂𝐻−] dari asam kuat dan basa kuat
Keterangan:
Untuk asam lemah atau basa lemah, rumus untuk menghitung [𝐻+]
dan [𝑂𝐻−] suatu asam lemah dan basa lemah diperoleh dari persamaan
Keterangan :
(Chang, 2005).
c. Indikator Asam-Basa
Suatu zat dapat diketahui sifat asam atau basa yaitu dengan
atau basa organik lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga
alam yang dapat memberikan warna pada larutan asam, basa, dan netral.
merah muda pada larutan asam dan warna ungu pada larutan basa. Warna
Tabel 2.4.
d. Titrasi Asam-Basa
dicapai titik ekuivalen. Pencapaian titik ekuivalen (saat mol ion 𝐻+ = mol
23
ion 𝑂𝐻−) pada saat reaksi berlangsung dapat diketahui dengan indikator.
saat titik ekuivalen bervariasi bergantung pada jenis asam dan basanya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Lukito Sari tahun 2015 yang
menghasilkan produk akhir bahan ajar berupa hand out yang mana
pada Materi Asam dan Basa kelas XI”. Penelitian ini menghasilkan
produk berupa modul kimia materi asam basa yang berbasis unity of
science dengan kualitas baik. Penelitian ini relevan karena dalam ini
C. Kerangka Berfikir
lebih lanjut dan hidup di masyarakat yang saat ini banyak dipengaruhi oleh
siswa di Indonesia masih sangat rendah. Hal tersebut dinyatakan oleh hasil
Ilmu kimia adalah salah satu cabang ilmu sains, yang mana ilmu
ilmu kimia dalam kehidupan. Hal tersebut disebabkan karena buku teks
dalam kehidupan serta masih banyak yang menganggap kimia adalah mata
siswa dan kurangnya sumber belajar berbasis literasi sains di sekolah SMA,
untuk meningkatkan literas sains siswa dan dapat digunakan sebagai sumber
belajar mandiri serta sumber belajar pendukung diluar buku teks bagi siswa
SMA/MA.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
bahan ajar, seperti modul, LKS dan buku ajar. Media yang dikembangkan
pada penelitian ini yaitu modul literasi sains larutan asam basa untuk siswa
B. Prosedur Pengembangan
develop (pengembangan).
a. Analisis Awal
b. Analisis Siswa
c. Analisis Tugas
yang harus dikuasai siswa. Analisis ini terdiri dari analisis terhadap
d. Analisis Konsep
pembelajaran.
29
a. Pemilihan Produk
b. Pemilihan format
c. Pengumpulan referensi
d. Pembuatan Instrumen
meliputi:
ahli materi, ahli media, dan peer reviewer (tiga orang mahasiswa
yang dikembangkan.
Define
Analisis Tujuan Pembelajaran
Pembuatan Pengumpulan
Pemilihan
Referensi Pemilihan Format
Instrumen Bahan Ajar
Design
Pembuatan Dosen Pembimbing
Draf I
rancangan awal
produk
Revisi I
Draf II
Revisi II
Develop
Draf III
Revisi III
1. Penilaian Produk
keseluruhan.
ahli materi, satu dosen ahli media, lima orang reviewer (guru kimia
3. Jenis Data
sebagai berikut :
Data validasi produk berupa saran dan masukan dari dosen ahli
materi, dosen ahli media, peer review dan reviewer (guru kimia
SMA/MA).
1) Data Kualitatif
2) Data Kuantitatif
= 3, B = 4 dan SB = 5.
33
1) Data Kualitatif
2) Data Kuantitatif
= 0.
perbaikan modul kimia. Lembar ini berisi saran dari dosen ahli
dari empat aspek yaitu aspek kelayakan isi atau materi, aspek
Adapun penilaian untuk dosen ahli media terdiri atas dua aspek yaitu aspek
penyajian dan aspek kegrafikan. Kisi-kisi intrumen modul kimia untuk ahli
Adapun aspek penilaian untuk reviewer (guru kimia SMA/MA) terdiri dari
enam aspek, yaitu aspek kelayakan isi materi, aspek kelayakan bahasa,
a. Data Validasi
Data validasi diperoleh dari hasil validasi produk. Data validasi berupa
data kualitatif yang berisi saran dan masukan terhadap modul yang
b. Data Penilaian Ahli Materi, Ahli Media dan Reviewer (Guru Kimia
SMA/MA)
Data yang diperoleh dari dosen ahli materi, ahli media dan reviewer
sebagai berikut:
∑𝑋
X=
𝑛
Keterangan:
X = Rata-rata skor
n = Jumlah penilai
Keterangan:
X = Skor aktual
Xi = Rata-rata jumlah skor ideal (skor maks ideal + skor min ideal)
keseluruahan oleh dosen ahli materi, dosen ahli media dan reviewer
yang dinilai oleh dosen ahli materi, dosen ahli media dan reviewer
Teknik analisis data dari hasil buku siswa dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
1) Mengubah data dari respon siswa dalam bentuk huruf menjadi skor
berikut:
Ya 1
Tidak 0
39
∑𝑋
X= 𝑛
Keterangan:
X = Skor rata-rata
∑X = Jumlah skor
n = jumlah penilai
yang dinilai oleh dosen ahli materi, dosen ahli media dan reviewer