Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENGANTAR
PERHITUNGAN
TEKNIK
Dimensi adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
A. DIMENSI DASAR yaitu dimensi yang satuannya telah ditetapkan dahulu, sehingga
tidak diturunkan dr dimensi lain, contoh : massa, mol, temperature, panjang, waktu
B. DIMENSI TURUNAN yaitu dimensi yang diturunkan dari satu atau lebih dari
dimensi dasar, contoh : luas, densitas, kecepatan, dll
Satuan adalah ukuran tertentu dari dimensi, misalnya satuan massa adalah gram,
satuan panjang adalah meter.
SATUAN
DIMENSI SIMBOL SI INGGRIS CGS
Panjang Meter (m) Feet (ft) Centimeter (cm)
Massa Kilogram (kg) Pound (lb) Gram (gr)
Waktu Detik (s) Detik (s) Detik (s)
Gaya Newton (N) Pound force (lbf) Dyne
Mass (M)
Volume (L3)

Length (L)
Untuk mengkonversikan dari mol ke massa digunakan massa
molekul relative (MR) atau lazim disebut berat molekul (BM)

gram 𝑚 gr
𝑚 g = 𝑛 gmol × BM → 𝑛 gmol =
gmol gr
BM
gmol

lb m lb
𝑚 lb = 𝑛 lbmol × BM → 𝑛 lbmol =
lbmol lb
BM
lbmol

𝑚 = massa gram atau lb


𝑛 = mol gmol atau lbmol
Basis perhitungan adalah referensi yang dipilih untuk perhitungan yang
direncanakan. Basis perhitungan harus diletakkan di bagian awal dari penyelesaian
perhitungan untuk membuat persoalan menjadi jauh lebih mudah diselesaikan.

Basis perhitungan berupa : ✓ Periode waktu (jam, hari, menit, dan lain – lain)
✓ Sejumlah berat bahan
✓ Sejumlah volume bahan
✓ Sejumlah mol bahan
✓ Dan lain - lain
Contoh soal :
50 kg campuran gas yang mengandung 10% H2, 40% CH4, 30% CO
dan sisanya adalah CO2.
a) Berapakah berat molekul rata – rata campuran gas tersebut ?
b) Nyatakan komposisinya ke % massa !
Penyelesaian :
Karena tidak ada keterangan khusus mengenai komposisi gas campuran tersebut
maka berarti berlaku ketentuan umum yaitu komposisi gas dinyatakan dalam %
volume atau % mol. Bila diambil basis 50 kg, maka jumlah mol masing – masing
komponen gas tersebut tidak dapat dicari karena dimensinya berbeda (yang satu
dimensi berat sedangkan yang lain dimensi mol). Untuk dapat diselesaikan maka
harus menggunakan basis dengan dimensi yang sama, dalam hal ini adalah mol
karena yang diketahui data komposisi dalam dimensi mol.
Bagian a diselesaikan dengan rumus :
𝑚𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
BMrata −rata campuran =
𝑛𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
Bagian b diselesaikan dengan rumus :
massa komponen
% massa komponen = 𝑥100%
massa total
Basis : 100 mol campuran gas
Hasil perhitungan :
% mol 𝑛𝑖 = 𝑥𝑖 × 𝑛𝑡 BM 𝑚𝑖 = 𝐵𝑀𝑖 × 𝑛𝑖 % massa
Komponen (data) (mol) (g/mol) (g) 𝑚𝑖
× 100%
𝑚𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
CO2 20 20 44 880 37,00
CO 30 30 28 840 35,30
CH4 40 40 16 640 26,90
H2 10 10 2 20 0,800
TOTAL 100 100 𝑚𝑡 = 2380 100
2380
a) BMrata −rata campuran = = 23,8 gram/mol
m 100
BM = b) % massa dapat dilihat di tabel atas
𝑛
Suhu merupakan dimensi yang menyatakan panas dinginnya
suatu benda, biasanya dinyatakan dalam oC atau oF

212 oF 672 oR titik didih air 373 oK 100 oC

T = 180 T = 100
32 oF 492 oR titik beku air 273 oK 0 oC
pada 1 atm

-460 oF 0 oR 0 oK -273 oC
Hubungan satuan oC, oF, oK dan oR sebagai berikut :
∆𝑇 = 100𝑜 𝐶 = 180𝑜 𝐹
∆𝑇 = 1𝑂 𝐶 = 1,8𝑂 𝐹 = 1𝑂 𝐾 = 1,8𝑂 𝑅
Rumus konversi suhu dari x oC ke y oF :
𝑇 = 𝑦 𝑂 𝐹 = 1,8𝑥 𝑂 𝐶 + 32 𝑂 𝐹

Rumus konversi suhu dari y oF ke x oC : 𝑂


𝑂
𝑦 𝐹 − 32 𝑂𝐶
𝑇=𝑥 𝐶=
1,8
Skala absolut yang didasarkan pada skala Celcius disebut Kelvin.
Sedangkan yang didasarkan pada skala Fahrenhet disebut Rankine.
𝑇 = 𝑥 𝑂 𝐶 = 𝑥 + 273 𝑂 𝐾
𝑇 = 𝑦 𝑂 𝐶 = 𝑦 + 460 𝑂 𝑅
𝐹
𝑃=
𝐴 Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas.
Tekanan Atmosfir adalah tekanan udara (atmosfir) disekitar kita yang berubah
dari hari ke hari.
Tekanan Barometer (Pbar) sama dengan tekanan atmosfir, disebut tekanan
barometer karena alat yang digunakan untuk mengukur disebut barometer.
Tekanan Absolute (Pa) adalah suatu pengukuran tekanan yang didasarkan pada
vakum sempurna atau tekanan 0. Absolute pressure = gauge pressure + barometic
pressure.
Tekanan Relative :
Tekanan Gauge (Pg) adalah lebih besarnya tekanan (di atas) dari tekanan atmosfir.
Tekanan Vakum adalah lebih rendahnya tekanan (di bawah) dari tekanan atmosfir.
Tekanan relative diukur berdasarkan tekanan atmosfir (P < Patm atau P > Patm)
Standart Atmosfir didefinisikan sebagai tekanan yang ekuivalen dengan 1 atm
Satuan (Unit) Nilai angka
atm 1
ft H2O 33,91
psia 14,699  14,7
in Hg 29,92
mm Hg 760
N/m2 (Pa = Pascal) 1,013 × 105
Hubungan antara tekanan absolut dengan tekanan vakum dan gauge :
𝑃𝑎 = 𝑃𝑔 + 𝑃𝑏𝑎𝑟 𝑃𝑎 = 𝑃𝑏𝑎𝑟 − 𝑃𝑣𝑎𝑘𝑢𝑚
Density () didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
Satuan : gr/cm3, kg/m3, atau lb/ft3
Density zat padat dan zat cair hampir tidak berubah oleh adanya
perubahan suhu dan tekanan, sedangkan density gas sangat
sensitif (mudah berubah) terhadap perubahan suhu dan tekanan.
s.g. suatu zat A adalah perbandingan antara density zat A terhadap
density zat pembanding, masing – masing pada suhu tertentu.
zat A pada suhu 20 oC
𝑠. g.A =
 air pada suhu 20 oC
Spesific gravity dalam industri biasanya dinyatakan 141
°𝐴𝑃𝐼 = − 131,5
dalam oAPI (untuk industri Petrolium) : 𝑠. 𝑔.

o Be untuk zat cair yang lebih ringan dari air :


140
°𝐵𝑒 = − 130
𝑠. 𝑔.
o Be untuk zat cair yang lebih berat dari air : 145
°𝐵𝑒 = 145 −
𝑠. 𝑔.
Spesifik volume merupakan kebalikan dari density, yaitu
dinyatakan dengan volume per satuan massa dengan satuan
cm3/kg, m3/kg atau ft3/lb.

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Specific Volume =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Fraksi massa dan % massa
Fraksi massa dari suatu zat A dalam campuran XA adalah massa A per massa total
campuran. massa A
% massa A = 𝑋𝐴 × 100% 𝑋𝐴 =
massacampuran
Fraksi volume dan % volume
Fraksi volume dari suatu zat A dalam campuran XA adalah volume A per volume total
campuran.
VA
Fraksi volume𝐴 =
Vcampuran
% volume A = fraksi volume𝐴 × 100%
Fraksi mol dan % mol
molA 𝑛A
Fraksi mol 𝐴 = =
molcampuran n campuran
% mol A = fraksi mol𝐴 × 100%
Molaritas
molA 𝑛A
Molaritas 𝐴 = =
volume larutan campuran V campuran
Molalitas (M)
molA 𝑛A
Molalitas 𝐴 = =
1000 gr pelarut 1000 gr pelarut
Normalitas (N)
gr ekuivalen A
Normalitas 𝐴 =
volume larutan
Part per milion A (ppm)
massa A × 106
ppm 𝐴 =
massa campuran
Ketentuan umum
Apabila tidak ada keterangan khusus mengenai komposisi campuran
dalam %, maka berlaku ketetuan umum sebagai berikut ini :
a. Komposisi gas dinyatakan dalam % volume atau % mol
b. Komposisi liquid dan padatan dinyatakan dalam % massa
Persamaan reaksi memberikan secara kualitatif dan kuantitatif dari
semua bahan – bahan yang terlibat dalam reaksi kimia.

C7H16 + 11 O2 → 7 CO2 + 8 H2O


KUALITATIF
KUANITATIF
perbandingan “stiokiometri”
Cara membuat persamaan reaksi :
1. Tuliskan semua reaktan – reaktan yang bereaksi di sebelah kiri anak panah dan
semua zat – zat hasil reaksi di sebelah kanan anak panah.
2. Isikan koefisien – koefisien pada persamaan reaksi dengan dasar bahwa jumlah
atom setiap unsur di sebelah kiri anak panah = jumlah atom setiap unsur di sebelah
kanan anak panah.
Contoh Soal :
Batu kapur yang mengandung 92,89% CaCO3 ; 5,41% MgCO3, dan sisanya adalah kotoran.
a. Berapa ton CaO yang dibuat dari 5 ton batu kapur ?
b. Berapa lb CO2 yang dapat dihasilkan per lb batu kapur ?
c. Berapa ton batu kapur yang dibutuhkan untuk membuat 1 ton CaO ?
Penyelesaian :
Basis 1000 kg batu kapur
% Massa m BM 𝑚𝑖
𝑛𝑖 =
Senyawa (data) (kg) (kg/kg mol) 𝐵𝑀𝑖
(kgmol)
CaCO3 92,89 928,9 100 9,289
MgCO3 5,41 54,1 84,32 0,642
Kotoran 1,7 17 -
TOTAL 100 1000 -
Persamaan reaksi :

CaCO3 (S) → CaO (S) + CO2 (G)


1 kgmol ~ 1 kgmol
9,289 kgmol ~ 9,289 kgmol ~ 9,289 kgmol
Untuk penyelesaian bagian (a)
1000 kg batu kapur akan menghasilkan CaO 9,289 kgmol, untuk 5 ton batu kapur :
1000 kg 9,289 kgmol CaO
𝑛 𝐶𝑎𝑂 = 5 ton × × = 46,445 kgmol CaO
1 ton 1000 kg batu kapur
kg 1 ton
𝑚 𝐶𝑎𝑂 = 46,445 kgmol × 56 × = 2,6 ton CaO
kgmol 1000 kg
Untuk penyelesaian bagian (b)
CaCO3 (S) → CaO (S) + CO2 (G)
9,289 kgmol
~ 9,289 kgmol ~ 9,289 kgmol
9,931
MgCO3 (S) → MgO (S) + CO2 (G) kgmol

0,642 kgmol
~ 0,642 kgmol ~ 0,642 kgmol

Jumlah keseluruhan CO2 yang dihasilkan : 𝑚 𝐶𝑂2 = 𝑛 𝐶𝑂2 × 𝐵𝑀 𝐶𝑂2


kg 1 lb
𝑚 total 𝐶𝑂2 = 9,931 kgmol × 44 × = 963,34 lb
kgmol 0,45359 kg
untuk setiap 1000 kg feed batu kapur
Sehingga CO2 yang dihasilkan untuk 1 lb batu kapur lb CO2
1 lb batu kapur = 0,45389 kg batu kapur lb kapur
0,45359 kg batu kapur 963,34 lb CO2
𝑚 𝐶𝑂2 = × = 0,473 lb CO2 per lb batu kapur
1000 kg batu kapur 1 lb batu kapur
Untuk penyelesaian bagian (c)
CaO yang dihasilkan 9,289 kgmol per ton batu kapur
Perbandingan massa batu kapur terhadap CaO sebagai berikut :
1 ton
1000 kg batu kapur 1000 kg batu kapur ×
1000 kg
= =
kg 1 ton
9,289 kgmol CaO × 56 520,184 kg CaO ×
kgmol 1000 kg
1 ton batu kapur ton batu kapur
= = 1,92
0,52 ton CaO ton CaO
Adakalanya dalam suatu reaksi tidak sempurna sehingga masih ada reaktan yang tidak
habis bereaksi atau terjadi reaksi samping yang mengakibatkan terjadinya produk samping.
Terdapat beberapa istilah yang harus dipahami :
Limiting Reaktan (LM) adalah reaktan yang ada dalam jumlah stoikiometri
terkecil.
Ekses Reaktan (ER) adalah reaktan yang berlebihan dari yang dibutuhkan
secara teoritis untuk bereaksi dengan limiting reaktan.
mol ekses reaktan dari kebutuhan teoritis
% Ekses Reaktan = × 100%
mol kebutuhan reaktan teoritis
𝑛 ER awal − 𝑛 kebutuhan teoritis
% Ekses Reaktan = × 100%
𝑛 kebutuhan teoritis
“Kebutuhan Teoritis” ialah kebutuhan ER bila LR bereaksi dengan sempurna
(konversi 100%) dan mengikuti suatu persamaan reaksi yang ditentukan dengan
ketentuan umum sebagai berikut :
1. Reaksinya mengikuti persamaan reaksi yang membutuhkan ekses
reaktan terbanyak
2. Semua limiting reaktan habis bereaksi (derajat kesempurnaan = 100%)
3. Produk tidak dapat bereaksi lebih lanjut dengan ekses reaktan yang
sama
Konversi adalah fraksi reaktan yang tidak berubah menjadi produk.

mol reaktan yang bereaksi


Konversi = × 100%
mol reaktan awal
Derajat Kesempurnaan Reaksi merupakan istilah lain dari konversi limiting
reaktan.

Selectivity merupakan istilah apabila dalam suatu proses terdapat lebih dari
satu macam reaksi untuk reaktan yang sama, yaitu perbandingan antara mol salah
satu produk (biasanya yang diinginkan) terhadap mol produk yang lain (biasanya
produk samping).
A + 2B → AB2 (diinginkan)
A + B → AB (tidak diinginkan)

mol AB2
Selectivity =
mol AB
Yield
mol atau massa produk yang terbentuk
Yield =
mol atau massa reaktan mula − mula
a. Jika ada satu macam reaktan dan satu macam produk maka yield adalah
massa atau mol produk akhir dibagi dengan massa atau mol reaktan.
7 mol NO2 mol NO2
Misal : N2O4 → 2 NO2 Yield =
5 mol N2 O4
= 1,4
mol N2 O4
Mula – mula ada 5 mol N2O4 dan terakhir terjadi 7 mol NO2
a. .
b. Jika ada lebih dari satu macam reaktan dan lebih dari satu macam produk
maka sebaiknya reaktan maupun produk untuk perhitungan yield ini
disebutkan lengkap dengan satuannya. 40 mol P 80 mol Q
Yield = atau
Misal : A+3B → P+2Q 50 mol A 50 mol A

Mula – mula terdapat 50 mol A dan terakhir terjadi 40 mol P dan 80 mol Q
Antimon (Sb) didapat dengan jalan memanaskan antimonit (Sb2S3) menurut persamaan
reaksi berikut :
Sb2S3(S) + 3 Fe(S) → 2 Sb(S) + 2 FeS(S)
Jika 0,6 kg antimonit dan 0,25 kg besi dipanaskan bersama – sama dan menghasilkan
0,2 kg logam Sb, carilah :
a.Limiting reaktan dan ekses reaktan
b.% ekses reaktan dari ekses reaktan
c. Derajat kesempurnaan reaksi
d.Yield
𝑚𝑖
Penyelesaian : Senyawa 𝑚𝑖 (gram) 𝐵𝑀
gram 𝑛𝑖 = 𝐵𝑀 (gmol)
𝑖
𝑖
gmol
Sb2S3 600 339,7 1,77
Fe 250 55,8 4,48
Sb 200 121,8 1,64
a. Untuk mencari limiting reaktan dan ekses reaktan
Misalkan Sb2S3 sebagai limiting reaktan, maka
Sb2S3(S) + 3 Fe(S) → 2 Sb(S) + 2 FeS(S)
1,77 gmol ~ 5,31 gmol
Kebutuhan Fe teoritis = 5,31 gmol sedangkan Fe yang disediakan = 4,48 gmol
artinya kurang dari kebutuhan teoritis, jadi pemisalan Sb2S3 sebagai limiting
reaktan adalah salah. Karena reaktan terdapat dua sehingga jika Sb2S3 bukan
limiting reaktan maka Fe sebagai limiting reaktan :
Sb2S3(S) + 3 Fe(S) → 2 Sb(S) + 2 FeS(S)
4,48
 4,48 Limiting Reaktan
3
1
b. Kebutuhan Sb2S3 teoritis = × 4,48 = 1,48 gmol
3
mol kelebihan
% Ekses Reaktan = × 100%
mol teoritis
𝑛 Sb2 S3 mula−mula − 𝑛 Sb2 S3 teoritis
% Ekses Reaktan = × 100%
𝑛 Sb2 S3 teoritis
1,77 − 1,48
% Ekses Reaktan = × 100% = 18,8%
1,48
c. Dari soal diketahui dihasilkan 0,2 kg Sb atau 1,64 gmole, sehingga reaksi sebenarnya:
Sb2S3(S) + 3 Fe(S) → 2 Sb(S) + 2 FeS(S)
0,82  2,46  1,64
Derajat kesempurnaan sama dengan konversi limiting reaktan yaitu Fe. Besarnya
mol Fe yang sebenarnya adalah 2,46 gmol dan mol Fe mula – mula sebesar 4,48
gmol. Sehingga besarnya derajat kesempurnaan adalah :
mol Fe yang sebenarnya 2,46
= × 100% = 55%
mol Fe yang tersedia mula − mula 4,48
d. Yield merupakan perbandingan massa produk dengan massa reaktan.
Dimana diketahui besarnya massa dari soal adalah sebagai berikut :

Sb2S3(S) + 3 Fe(S) → 2 Sb(S) + 2 FeS(S)


250 gram  200 gram
200 gram Sb kg Sb
Yield = = 0,8
250 gram Fe kg Fe

Anda mungkin juga menyukai