Anda di halaman 1dari 15

TKJ-2A/12/Muhamad Umar Syauqi Abdulah/Tugas 5/K3 & Ergonomi

TUGAS INDIVIDU
KONSEP ERGONOMI DALAM K3
Dikerjakan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah K3 yang dibimbing oleh :
Bapak Refirman

Disusun Oleh :
Muhamad Umar Syauqi Abdullah 1907111027

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA & KOMPUTER
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020
DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 3
B. TEORI ............................................................................................................................................... 5
C. PERANGKAT ERGONOMI ................................................................................................................. 6
D. KESIMPULAN ................................................................................................................................. 14
E. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 15
A. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini sangatlah begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan dan kewajiban pokok pada lapangan pekerjaan. Artinya teknologi dan peralatan
merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Lebih-lebih lagi, akan muncul terjadi dampak
negatif bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul.
Oleh karena itu, hal tersebut dapat di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Diantara
nya kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian.

Undang-Undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun


1969 tentang ergonomic yang bersasaran akhir tingkat keserasian dan tingkat efisiensi kerja
memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi, sering
kali kita temukan suatu tempat kerja yang mengesampingkan aspek ergonomic bagi para
pekerjanya, hal tersebut tentunya sangat merugikan para anggota karyawannya itu sendiri.

Faktanya ergonomic masih belum dapat diterapkan secara maksimal dan merata pada sektor
kegiatan ekonomi. Hingga kini kegiatan yang dilaksanakan baru sampai pada taraf pengenalan
oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi pembinaan diantaranya
dengan mengadakan pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya. Namun, hingga
kini pengembangan kegiatan-kegiatannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan
dari masyarakat itu sendiri untuk menerima ergonomic dan penerapannya.

Penerapan ergonomic memiliki tujuan antara lain :

• Mencegah ttmbulnya penyakit akibat kerja.


• Mampu meningkatkan tingkat kepuasan kerja.

Ruang lingkup ergonomi memiliki aspek yang sangat luas sekali, antara lain :

• Sosiologi
• Desain
• Teknik
• Pengalaman Psikis
• Fisik
Metode-metode Ergonomi :

• Diagnosis

Menggunakan cara wawancara dengan karyawan atau pekerja, penilaian fisik pekerja, uji
kelayakan pencahayaan inspeksi tempat kerja dan pengecekan ergonomi dan pengukuran
lingkungan kerja lainnya

• Treathment

Menggunakan cara perubahan letak pencahayaan atau jendela yang sesuai, perubahan posisi
meubel, membeli furniture yang sesuai dengan dimensi fisik pekerja.

• Follow up

Menggunakan cara menanyakan terhadap kenyamanan, keletihan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, sakit kepala dan lain-lain.

Ergonomic memiliki beberapa manfaat antara lain :

• Mampu menurunkan tingkat angka kesakitan akibat kerja.


• Mampu menurunkan tingkat kecelakaan kerja baik didalam ruangan maupun di
lapangan.
• Meningkatkan tingkat produktivitas kerja.
• Tidak perlu cemas dikarenakan rasa aman karena bebas dari gangguan kerja.
• Dapat menurunkan biaya kompensasi dan pengobatan akibat kerja seperti cedera atau
kecelakaan. Sehingga dapat memberikan layanan yang lebih baik dan dapat
meningkatan keuntungan bagi perusahaan.
• Meningkatnya tingkat kepuasan kerja.

Penerapan ergonomi didalam dunia kerja bertujuan supaya pekerja atau karyawan saat bekerja
selalu dalam keadaan atau kondisi sehat, nyaman, selamat, dan produktif. Sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja para karyawan di dukung dengan lingkungan kerja yang
sehat dan aman juga tentunya. Untuk dapat mencapai dari target tujuan tersebut, maka perlu
adanya keinginan dan kemauan, serta kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak
yang terlibat didalamnya. Ergonomi secara teknis merupakan bagian dari kesehatan dan
keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih
menunggu kesiapan dari masyarakat itu sendiri untuk menerima ergonomic dan penerapannya.

B. TEORI

Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan
ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang
dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:

• Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan


mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A., 1981).
• Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun
mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk,
2004).
• Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan
kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto, 1996).
• Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).
• Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai
dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja.
(OSHA, 2000).

Dari berbagai pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari ergonomi adalah
manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan
kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja,
pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.
C. PERANGKAT ERGONOMI

• Mouse

Mouse ini merupakan alat untuk menggerakkan kursor. Mouse harus pada ketinggian di
mana lengan, pergelangan tangan, dan tangan sejajar. Penggunaan mouse dilakukan dengan
menggerakkan bahu dan lengan atas, bukan pergerakan pergelangan tangan. Tempatkan
mouse sedemikian rupa sehingga tidak perlu menggapai terlalu jauh dari jangkauan tangan
(dekat ke keyboard adalah yang terbaik) (Mashud, 2008).

Pegang mouse dengan posisi pergelangan tangan dan jari sejajar dengan lengan bawah. Hal
ini dapat menghindari terjadinya kekakuan otot dan tendon (Sweere, 2005).

• Keyboard

Keyboard adalah peralatan untuk input. Data atau perintah dapat dimasukkan ke dalam
komputer melalui keyboard. Jadi, keyboard merupakan penghubung antara manusia dan
komputer. Jenis keyboard ada beberapa macam, tetapi yang paling sering digunakan adalah
jenis qwerty (Mashud, 2008).

Sejak awal keyboard qwerty diciptakan belum terlalu memperhatikan masalah ergonomi,
sehingga sangat memungkinkan timbulnya gangguan atau keluhan terhadap tubuh manusia.
Keyboard Qwerty ternyata belum memberikan beban yang sama untuk jari- jari tangan kiri
dan tangan kanan (Mashud, 2008).

Pengguanaan keyboard adalah dengan meletakkan pergelangan tangan dan jari segaris
dengan lengan bawah, untuk memberikan rileks pada otot dan tendon yang ada di tempat
tersebut (Sweere, 2005).

• Layar/Monitor

Layar komputer atau monitor adalah peralatan untuk menampilkan obyek yang akan
ditampilkan. Obyek tersebut bisa tulisan, angka, ataupun gambar. Bentuk layar komputer
juga terus mengalami perubahan. Monitor harus sejangkauan lengan atau lebih jauh dari
mata. Kebijakan ergonomi konvensional umumnya menyarankan bahwa pusat layar monitor
seharusnya pada titik di mana tatapan mata jatuh secara alamiah dan monitor harus agak
miring untuk menyesuaikan dengan sudut pandang seseorang. Penyangga monitor yang
dapat disesuaikan akan membantu membuat penyesuaian (Ankrum, 2004). Agar dapat
bekerja dengan nyaman, monitor komputer dirancang berpijak pada poros yang bisa
digerakkan ke segala arah, sehingga posisi dan jarak serta sudut kemiringannya dapat diatur.
Pekerjaan komputer merupakan jenis pekerjaan dekat yang berbeda dengan jenis pekerjaan
dekat lain dimana dilakukan sambil menatap menyudut ke bawah tetapi, pekerjaan
komputer harus menatap pada sudut horizontal pandangan ergonomis merekomendasikan
adaptasi pekerja dengan lingkungan kerja atau menyesuaikan lingkungan kerja dengan
pekerjanya (Abeysekera, 2002). Monitor komputer harus berada tepat di hadapan operator,
karena tampilan di layar perlu dicermati. Pekerjaan terampil dan cermat hanya bisa
dilakukan sambil duduk, maka monitor harus sejajar dengan garis pandang mata operator
sehingga paling tepat posisinya di atas meja (Yale University, 2005). Rekomendasi tinggi
layar monitor komputer berada sejajar atau sedikit di bawah (antara 2,5-5 cm) garis mata
operator saat duduk rileks dan nyaman (Sweere, 2005). Posisi monitor yang diatur adalah: a.
tinggi dari permukaan lantai; b. sudut kemiringan permukaan horizontal dan vertikal; serta c.
jarak dengan operator. (Cornell University, 2004; FEOSH, 2005; Ankrum 2005).

Tinggi dari permukaan lantai

Bagian atas minimal sejajar dengan garis mata operator, karena posisi istirahat melakukan
fokus sekitar 5-76 cm di bawah garis mata (Cornell University, 2004). Rekomendasi tinggi
monitor sejajar atau sedikit di bawah garis mata saat duduk rilaks, Kecuali pada pemakai
kaca mata dengan lensa ganda ketinggian monitor harus diatas garis mata. (Sweere 2005).

Sudut kemiringan permukaan horizontal dan vertikal

Kemiringan permukaan monitor antara 10 – 200 cukup ideal, tergantung ukurannya.


Kemiringan tesebut dimaksudkan agar silau bisa berkurang (McCormik & Sanders, 1987;
Sweere, 2005). Sudut horizontal diatur agar memungkinkan operator memperoleh sudut
pandang terbaik. Bidang pandang adalah 15-500 di bawah garis pandang horizontal mata,
atau 10 – 200 agar kenyamanan tidak terganggu tetapi antara 15-350 (Ankrum, 2005).

Hal ini juga direkomendasikan oleh FEOSH, 2005. Berdasarkan penemuan yang sudah
dikonfirmasikan, berupa permukaan strees pada otot punggung dan leher menggunakan
elektromyalgram sudah menjadi ketetapan ISO 9241-5.
Jarak dengan operator

Jarak jarak pandang adalah bervariasi “ garis pandang normal”, karena melihat objek jauh
sangat nyaman dengan pandangan lurus dan datar (Ankrum, 2005). Mata melihat kebawah
agar mudah melakukan akomodasi dan pemusatan , jarak sebaiknya 76,2 cm atau lebih
(Ankrum, 2005; Sweere, 2005). Pabrik menetapkan lebih besar dari 40 cm, jarak pandang
optimum posisi duduk 60 cm.

FEOSH (2005) menyatakan kebanyakan operator memilih jarak pandang 45-75 cm, lainnya
lebih senang 50,8-66cm, rekomendasi jarak pandang 45,7-71,1cm sudah diakui standar
ergonomic (Sweere, 2005). VDU harus tetap pada fokus yang tepat, maka ditempatkan jauh
dan lebih tinggi dari ketentuan jarak membaca (McDowell, 2005). Maksudnya agar bagian
permukaan terlihat, tanpa mengubah posisi kepala sehingga teks kecil diatasi dengan
memperbesar ukuran atau bidang gambar daripada mendekatkannya (Ankrum, 2005).

• Meja Komputer

Beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk sebuah meja komputer ergonomis adalah :
(Mashud, 2008)

Meja dibuat dekat dengan pengguna agar terhindar dari penjangkauan yang terlalu jauh.
Permukaannya harus dibuat sedemikian rupa agar tidak memancarkan cahaya silau.

Memiliki tempat pergerakan kaki yang cukup.

Tinggi permukaan kerja untuk keyboard dibedakan dengan tinggi untuk monitor komputer.

Mempunyai jarak yang cukup antara kursi dan monitor komputer.

Cukup untuk ruang dari peralatan yang digunakan.

Konstruksi dan ukuran dari meja/ kursi harus disesuaikan dengan ukuran dari tubuh manusia
(antropometri) yang akan menggunakannya. Kesesuaian ini akan menciptakan kenyamanan
dan efisiensi dalam bekerja. Ukuran yang sesuai dengan antropometri orang Indonesia adalah
sebagai berikut : (Mashud, 2005).

Tinggi meja

Tinggi permukaan atas dari meja kerja dibuat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap
tubuh pada waktu bekerja. Untuk sikap duduk, tinggi meja yang diusulkan adalah 64 – 74 cm
yang diukur dari permukaan daun meja sampai ke lantai.

Tebal daun meja

Tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kebebasan bergerak
pada kaki. Jarak antara permukaan bawah daun meja dengan permukaan atas alas duduk > 15
cm.

Permukaan meja

Permukaan meja harus rata dan tidak menyilaukan.

Lebar meja

Lebar meja tidak melebihi jarak jangkauan tangan pekerja. Ukuran yang diusulkan adalah
kurang dari 80 cm (Laurensia, 2004).
• Kursi Komputer

Kursi yang ergonomis dapat membantu mengatur posisi tulang belakang pada postur yang
optimal dengan memberikan pendukung yang tepat. Kursi komputer disini memiliki syarat
dan ketentuan pembuatan sesuai dengan kursi kerja lainnya sebagaimana telah dijelaskan
pada poin sebelumnya.

• Tang Krimping
Alat pengupas kabel efisien dan lebih aman dibanding cara manual
• Obeng

Pembuka baut
• Alat Pencungkil
Membuka Rekatan
• Safety Belt

Mengamankan pekerja dengan dikaitkan, mengurangi resiko kecelakaan


• Sepatu Safety

Sepatu yang lebih ergonomis untuk lingkungan kerja yang beresiko


• Topeng Las
Melindungi pekerja dari bunga api serta resiko kerusakan mata akibat sinar las
• Sarung Tangan

Melindungi tangan serta menjaga kebersihan tangan


• Masker

Melindungi muka dari partikel berbahaya

D. KESIMPULAN

Konfigurasi Penerapan ergonomi didalam dunia kerja bertujuan supaya pekerja atau karyawan
saat bekerja selalu dalam keadaan atau kondisi sehat, nyaman, selamat, dan produktif. Sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan di dukung dengan lingkungan kerja
yang sehat dan aman juga tentunya. Untuk dapat mencapai dari target tujuan tersebut, maka
perlu adanya keinginan dan kemauan, serta kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua
pihak yang terlibat didalamnya. Ergonomi secara teknis merupakan bagian dari kesehatan dan
keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih
menunggu kesiapan dari masyarakat itu sendiri untuk menerima ergonomic dan penerapannya.

E. DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/andhikafadil/5dcde184d541df46895470c2/ergonomi-di-
dalam-dunia-kerja-serta-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3

https://merulalia.wordpress.com/2011/01/17/pengertian-ergonomi/

Anda mungkin juga menyukai