Anda di halaman 1dari 12

UTS SISTEM INFORMASI MENEJEMEN

“Implementasi Sistem Informasi Maenejemen Pada PT Unilever


Indoneisa tbk”

Disusun oleh :
- Dimas Muhammad Fauzan (19102016)

Universitas Trilogi

Sejarah Pendirian PT. Unilever Indoneia Tbk


PT. Unilever Indonesia (Perseroan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama
Zeepfabrieken N.V. 23 van Ophuijsen dibuat oleh pengungkit A.H. dengan nomor kontrak,
notaris di Batavia. Akta tersebut disetujui oleh Gubernur van Negerlandsh-Indie dengan surat
No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933 dan didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia
dengan nomor 14. No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933, dan diterbitkan dalam Javasche
Courant pada tanggal 9 Januari 1934.
Perusahaan memproduksi sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan berbahan
dasar susu, es krim, makanan dan minuman teh, serta produk kosmetik. Berdasarkan
persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000,
pernyataan tersebut dibuat oleh Notaris Publik No. I. Notaris Singgih Susilo, S.H. pada
tanggal 14 Juni 2000. Perusahaan juga berfungsi sebagai distributor utama dan menyediakan
layanan riset pasar.

1.1. Perluasan PT. Unilever Indonesia Tbk


Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mencapai kesepakatan dengan PT.
Anugrah Lever (PT.AL) bergerak di bidang manufaktur, pengembangan, pemasaran dan
penjualan kecap, sambal dan kecap lainnya dengan merek dagang Bango, Parkiet dan
Sakura dan merek lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT.AL.

Pada tanggal 7 November 2003, Texcham Resources Berhad dan Technopia


Singapore Pte menandatangani perjanjian jual beli saham. Texcham Resources Berhad
setuju untuk menjual sahamnya di PT. Tiang Technopia terbang ke Technopia Singapore
Pte. Perseroan terbatas
Pada tahun 2007, PT. Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT. Ultrajaya Milk Industries and Trading (TBL) (Ultra)
memperoleh keahlian dalam industri minuman jus dengan mentransfer merek "Buavita"
dan "Gogo" dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah dipenuhi, dan Unilever dan Ultra
menyelesaikan transaksi pada Januari 2008.
1.1. Prinsip Bisnis Unilever
Prinsip bisnis Unilever adalah standar perilaku untuk semua karyawan Unilever di
seluruh dunia. PT. Unilever Indonesia Tobacco Co., Ltd. juga berkomitmen untuk terus
meningkatkan metode kerjanya untuk mencapai tujuan jangka panjangnya dalam
mengembangkan bisnis yang berwawasan lingkungan.
Komitmen dalam prinsip bisnis ini menjadi acuan bagi PT. Unilever Indonesia Tbk
bekerja sama dengan para pengambil keputusan untuk mengatasi tantangan sosial dan
lingkungan dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2.1. Strategi Teknologi Informasi
Banyak strategi yang telah ditempuh perusahaan khususnya di bidang teknologi
informasi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan PT. Unilever Indonesia Tbk
melakukan komunikasi pasar terintegrasi. Strateginya adalah perusahaan berusaha untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan informasi yang jelas, konsisten dan berpengaruh tentang organisasi
produknya.
1. Global E Business

a. Enterprise Resource Planing (ERP)

PT.Unilever, Tbk. Ini adalah salah satu pemasok produk terkemuka di


dunia untuk perawatan di rumah, perawatan pribadi, dan kategori makanan.
Sebagai perusahaan multinasional di 80 negara / wilayah di seluruh dunia, PT
Unilever sangat membutuhkan sistem terintegrasi yang tidak hanya digunakan
untuk memantau setiap cabang di setiap negara / wilayah, tetapi juga sebagai
pengaturan strategi strategis untuk mengoptimalkan Proses Bisnis. Fungsi
internal wilayah dan departemen Unilever Indonesia (Tbk). Sebagai negara
dengan wilayah geografis dan budaya yang unik di Asia, Indonesia memutuskan
untuk meluncurkan proyek berskala besar ini sebagai proyek percontohan bagi
negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.Pada Desember 2006

PT memutuskan untuk menggunakan SAP R / 3 sebagai rencana implementasi


sistem terintegrasi untuk mengimplementasikan ERP. Tentunya proses
persiapannya panjang dan matang. Di mana modul yang memungkinkan,
termasuk:

1.Production planning (PP)

2.Warehouse Management (WM)

3.Finance and Controlling (FiCo)

4.Human Resources (HR)

5.Business Warehouse (BW)

Meskipun waktu online tidak konsisten dengan target yang telah ditentukan,
setiap siklus pengembangan sistem harus dipertimbangkan. Secara khusus,
harus ada pihak ketiga yang selektif (pihak ketiga) (yaitu PT. Accenture
ditunjuk sebagai konsultan), dan negara-negara yang berpartisipasi dalam
keberhasilan penerapan ERP (bahkan negara yang sangat kompleks) harus
berpartisipasi terlebih dahulu pada 12 Februari 2009, Go live SAP bisa meraih
prestasi.
 KEUNTUNGAN PT.UNILEVER DENGAN SAP :

 Memudahkan perusahaan untuk mengintegrasikan proses bisnis bagi


perusahaan besar, pada sistem SAP menerapkan balance score card.
 Membuat integrative proses chain dari company sampai lebih 3 tingkat ke
hulu supplier dan lebih 3 tingkat ke hilir distributor.
 Mebuat laporan keuangan konsolidasi dengan multi accounting sistem,
multi currency dan multi – multi lainya.
 SAP terdiri dari sejumlah modul apalikasi yang mempunyai kemampuan
mendukung semua transaksi yang di perlukan suatu perusahaan dan tiap
aplikasi bekerja secara berkaitan satu dengan lainnya.
 Semua informasi yang tersimpan di dalam SAP dapat diakses oleh bagian
organisasi yang membutuhkan pada saat dibutuhkan.

 KELEMAHAN PT.UNILEVER DENGAN SAP :

 Scope integrasi, harga license tiap user SAP yang relative mahal, biaya
consultan yang lumayan mahal, kelengkapan data entry dan batas
waktunya yang menuntut kedisplinan usernya.
 Dimana dalam mengimplementasikan SAP, perusahaan harus
menyediakan SDM yang sebagai user dan penanggung jawab atas change
management process.

b. Supply Chain Management

Total penjualan Unilever di tahun 2003 adalah Rp. Rp mencapai US $ 8.124


triliun. 15,578 triliun dollar AS pada tahun 2008. Ini sungguh luar biasa!
Pendapatan tersebut berasal dari produk-produk yang sudah dikenal masyarakat,
antara lain: Molto, Domestos Nomos, Taro, Blue Band, Rexona, Sunlight, Lux,
Rinso, Ponds, Lifebuoy, Surf, Axe, Lipton, Vaseline, Sariwangi, Skippy, Sunsilk,
Clear , Lemon, obat umur panjang, ditutup. Hampir semua produk tersebut telah
menjadi yang terdepan di bidangnya masing-masing, sehingga tidak mengherankan
jika Unilever saat ini menjadi yang terdepan di pasar barang konsumen Indonesia.

Cakupan rantai pasokan mencakup semua proses mulai dari pengiriman


produk jadi hingga kepuasan pelanggan / konsumen, hingga semua proses mulai
dari pengadaan bahan dan layanan dari pemasok kami. Strategi rantai pasokan
dijalankan melalui empat proses dasar: perencanaan, pengadaan, bahan dan
pengiriman. Supply chain management Unilever harus mengelola brand produk
yang sangat beragam, yaitu 900 SKU (stock keeper unit) yang jumlahnya sudah
mencapai ratusan pemasok-produsen-CDC-pengecer-konsumen di seluruh
Indonesia Ribuan komoditas. Tentunya berdasarkan uraian data dan proses yang
harus dilakukan, mengelola jutaan proyek yang harus didistribusikan ke seluruh
nusantara bukanlah tugas yang mudah.

Rantai pasok yang disebutkan Effendi memiliki ciri-ciri sebagai


berikut: sistem terintegrasi, ujung ke ujung, konsisten dengan strategi bisnis, dan
berbasis TI. Proses bisnis tidak hanya sekedar proses, tetapi Unilever juga telah
menyiapkan KPI (key performance indicator) yang harus dipenuhi yaitu: customer
case complete on time (CCFOT) dan efisiensi biaya (margin grup, modal kerja
transaksi, arus kas operasi). , limbah komersial). Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika Unilever melakukan outsourcing pekerjaan besar ini kepada
perusahaan besar (MNC), yaitu Linfox dan DHL, serta beberapa PL lokal 3 lainnya
dengan dukungan jaringan transportasi dan teknologi informasi yang kuat.
Dukungan teknologi informasi sangat menentukan, sehingga sejak Januari 2009,
Unilever yang sebelumnya menggunakan sistem BPCS (proses bisnis dan sistem
kendali) menggantinya dengan sistem SAP.

Tidak mudah dalam mengelola CCFOT, hal ini menuntut Unilever untuk
memuaskan konsumen dengan menyediakan barang tepat waktu sesuai kebutuhan,
disisi lain Unilever juga harus mampu mengelola biaya. Namun dengan realisasi
keuntungan sebesar 2,5 triliun dolar AS pada tahun 2008, di sisi lain, produknya
dapat menduduki pasar, yang menunjukkan kinerja Unilever, perseroan dapat
mengoptimalkan manajemen rantai pasokan dengan baik. Pembelajaran yang
berharga.
 Contoh Supply Chain / Mata rantai 1: Suppliers
Aliran fisik yang ada dalam mata rantai yang pertama ini antara lain
bahan baku, material mentah, material tambahan ataupun suku cadang.
Suppliers atau pemasok yang berada dalam rantai pertama saling
berhubungan dengan suppliers lainnya.

Pada mata rantai pertama ini saja jumlahnya bisa sangat banyak tapi
bisa juga hanya ada pemasok tunggal atau sedikit.

 Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 : Suppliers, Manufacturer


Mata rantai pertama dihubungkan dengan mata rantai kedua. Di sini
dapat berupa manufacturer , plants , assembler , fabricator atau bentuk lain.
Pada titik ini dilakukan pembuatan, pabrikasi, asembling, perakitan
dan konversi hingga finishing.
Sampai di tahap ini, dengan perencanaan yang baik, sebenarnya sudah
terdapat potensi untuk melakukan penghematan.Target – target penghematan
pada titik ini contohnya dalam hal inventories untuk raw material, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan
tempat transit.

 Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 : Suppliers, Manufacturer,


Distributor
Finishing Product yang dihasilkan oleh manufacturer kemudian
didistribusikan kepada konsumen.
Bisnis distributor adalah sebuah usaha, dimana pihak perantara
menjembatani kepentingan jual beli antara produsen dan retailer.
Proses Distributor itu sendiri dimulai dengan pembelian produk dari
pabrik atau mata rantai manufacturer, atau distributor lain yang lebih besar.
Selanjutnya terjadi pengklasifikasian produk untuk didistribusikan
ke retailers ataupun ke end user.
 
 Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers, Manufacturer,
Distributor, Retailer Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang (warehouse)
milik sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain.
Gudang ini digunakan untuk menumpuk barang sebelum didistribusikan lagi ke
pihak retailer. Transportasi hingga ke outlet para pengecer biasanya dilakukan
menggunakan jalur darat.
Pada titik ini kembali dapat kita lihat potensi-potensi untuk melakukan
efisiensi. Dari segi logistik, dapat memanfaatkan konsep backloading atau
muatan balik dari truk yang kosong saat perjalanan pulang.
 

 Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 -5 : Supplier,


Manufacturer, Distributor, Retailer Outlets, Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan
barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang
tersebut.
Yang termasuk outlets adalah toko, warung, warung serba ada,
swalayan, toko kelontong, koperasi, mall, club stores, dan sebagainya di mana
pembeli akhir melakukan pembelian.
Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata
rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari
pembeli (yang mendatangi retailer outlet tadi) ke real customers atau real user,
karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya.
Mata rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang
bersangkutan tiba di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau
jasa dimaksud.

c. Customer Relationship Management System

Untuk meningkatkan pengalaman konsumen dan mengumpulkan informasi


pelanggan yang lebih baik, Unilever mulai menggunakan RealDialog Astute
Solution, yang merupakan alat call center. RealDialog menggunakan mesin
bahasa untuk menganalisis pelanggan di setiap kata, dan kemudian menyediakan
pusat kontak agen.

Fungsi RealDialog mengontrol pesan, memberikan jawaban lebih cepat, dan


berfokus pada membangun hubungan dan mengumpulkan data konsumen. Sistem
mencatat permintaan dan komentar sehingga supervisor dan manajer dapat
mengukur kepuasan pelanggan. RealDialog Unilever digunakan untuk situs web
yang dapat menanggapi ulasan konsumen online secara real time.

Dengan RealDialog, konsumen tidak akan berkomentar tentang pembelian


mereka dan dapat benar-benar mempercayainya, manajer RealDialog ini akan
memberi nilai tambah bagi pelanggan dan pada akhirnya menghasilkan
pendapatan.

d. Knowledge Management System

 Komunikasi Pemasaran yang Bersifat One-Voice.


Intinya adalah bahwa meskipun berbagai elemen komunikasi
pemasaran digunakan untuk menarik konsumen, berbagai organisasi dan
agensi yang mengerjakan elemen yang berbeda ini harus
mengoordinasikannya dengan cara yang tepat. Komunikasi disini tidak hanya
bertujuan untuk meningkatkan brand awareness atau citra produk yang baik,
tetapi juga harus mampu menghasilkan hasil penjualan yang baik.

 Pengembangan SDM
Karyawan merupakan aset berharga Unilever, oleh karena itu, mereka
telah menciptakan sistem dan strategi sumber daya manusia yang
komprehensif. Beberapa hal yang harus dilakukan antara lain Rencana
Pengembangan Kinerja (PDP), yaitu rencana pengembangan yang dibuat oleh
setiap karyawan berdasarkan pekerjaannya. Setiap tahun, PDP akan dipantau
melalui diskusi perbaikan berkelanjutan (CID) untuk membahas apa yang
perlu dilakukan untuk pengembangan karyawan.

 Budaya Coaching
Budaya Coaching di sini dicapai dengan mengatur seorang manajer
senior menjadi pembina departemen. Sebelum menjadi Pembina, mereka telah
mendapatkan pelatihan Pembina dan pelatihan teknis. Budaya pembinaan
semacam ini disebut pembinaan generatif pemimpin arsitektur.

 Budaya Sharing Knowledge

Unilever menuntuk senior manager menjadi learning champion yang


dengan sukarela membagi pengetahuan karena mereka adalah ahli dalam
bidangnya. Hal-hal yang dilakukan ULI adalah:

1. Learning award bagi management dan karyawan yang berkontribusi aktif


dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman.

2. Retrospect berupa program penulisan tacit yang diperoleh dari pengalaman


para karyawan, dan bagi yang dianggap baik akan dipublikasikan di situs
departemen mereka.

3. SOLAR (Share of Learning and Discussion) ajang dimana pimpinan luar ULI
datang sebagai narasumber

4. Good idea merupakan inisiatif yang memfasilitasi karyawan (dengan berbagai


level) untuk menyampaikan ide sederhana (dalam bentuk apapun) yang
memiliki dampak besar bagi organisasi.

PT unilever menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated


Marketing Communication/IMC). Strategi ini merupakan upaya perusahaan
untuk memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan pesannya secara jelas, cara untuk mendekatkan diri dengan
customer agar customer lebih mengenal produk dan perusahaan.

2. IS, ORGANIZATION AND STRATEGIC


3. Ethnical and social issues

 Ethical issues related in using Information System at Unilever

Teknologi baru telah membawa beberapa dilema etika baru. Teknologi komputer
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi data dan
menyebarkan data yang telah diproses sebagai informasi. Sistem informasi
menggunakan jaringan lokal dan global, database, dan program untuk memproses
informasi. Informasi adalah kunci kemakmuran dan sumber kekuatan.
Mempertimbangkan faktor etika, cara menggunakan informasi dalam suatu sistem
informasi menjadi sangat penting karena menyangkut masalah sosial dan politik.
Karena pemerintah dan organisasi bisnis gagal untuk mematuhi standar etika
tertinggi untuk penggunaan sistem informasi manajemen, ada masalah sosial yang
serius saat ini. Masalah tersebut ada dalam bentuk pelanggaran privasi dan
pembajakan perangkat lunak. Di bidang komputer, klasifikasi hak asasi manusia
yang paling banyak dipublikasikan adalah PAPA Richard O. Mason. Huruf-huruf
dalam PAPA menunjukkan privasi, akurasi, atribut, dan aksesibilitas. (McLeod
dan Schell, 2001)

Privasi: Hak privasi terancam oleh dua kekuatan. Salah satunya adalah
meningkatkan kemampuan komputer untuk pengawasan, dan yang lainnya adalah
meningkatkan nilai informasi dalam pengambilan keputusan. Pengambil
keputusan terkadang melanggar privasi seseorang untuk mendapatkan informasi.
Unilever perlu melakukan riset pasar untuk mengetahui jenis produk yang benar-
benar dibutuhkan pelanggan atau produk yang mereka gunakan. Karena Undang-
Undang Perlindungan Data Inggris 1998, ada beberapa masalah etika yang perlu
diperhatikan..

Akurasi: Alasan mengapa sistem informasi manajemen dapat mencapai tingkat


akurasi tertentu adalah karena sistem manual tidak dapat melakukannya.
Seringkali, biaya kesalahan jauh lebih besar

Properti: Ada beberapa hak kekayaan intelektual, seperti program komputer.


Perangkat lunak atau sistem yang digunakan oleh Unilever dilindungi oleh hak
cipta dan telah disetujui untuk digunakan oleh pemasok. Waktu jauh lebih mahal
Akses: Informasi tertentu diberikan kepada publik dalam bentuk dokumen cetak
atau mikrofilm. Informasi tersebut disimpan di perpustakaan, antara lain berita,
hasil percobaan ilmiah, statistik pemerintah, dll. Hak akses diperlukan untuk
mengakses beberapa database lain untuk mendapatkan informasi. Akses adalah
masalah moral hari ini.

Anda mungkin juga menyukai