Disusun oleh :
Universitas Trilogi
Sejarah Pendirian PT. Unilever Indoneia Tbk
PT. Unilever Indonesia (Perseroan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan
nama Zeepfabrieken N.V. 23 van Ophuijsen dibuat oleh pengungkit A.H. dengan nomor
kontrak, notaris di Batavia. Akta tersebut disetujui oleh Gubernur van Negerlandsh-Indie
dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933 dan didaftarkan di Raad van Justitie di
Batavia dengan nomor 14. No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933, dan diterbitkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934.
Pada tahun 2007, PT. Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT. Ultrajaya Milk Industries and Trading (TBL) (Ultra)
memperoleh keahlian dalam industri minuman jus dengan mentransfer merek "Buavita"
dan "Gogo" dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah dipenuhi, dan Unilever dan Ultra
menyelesaikan transaksi pada Januari 2008.
1.2.Prinsip Bisnis Unilever
Prinsip bisnis Unilever adalah standar perilaku untuk semua karyawan Unilever di
seluruh dunia. PT. Unilever Indonesia Tobacco Co., Ltd. juga berkomitmen untuk terus
meningkatkan metode kerjanya untuk mencapai tujuan jangka panjangnya dalam
mengembangkan bisnis yang berwawasan lingkungan.
Komitmen dalam prinsip bisnis ini menjadi acuan bagi PT. Unilever Indonesia Tbk
bekerja sama dengan para pengambil keputusan untuk mengatasi tantangan sosial dan
lingkungan dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Dalam suatu alur transaksi pembelian ada salah satu tahap yang dinamakan
dengan Pesanan Pembelian (Purchase Order). Officer yang berkecimpung di
bagian procurement sudah tentu familiar dengan istilah ini. Purchase order
biasanya diajukan setelah adanya permintaan pengadaan oleh pihak gudang ke
bagian pembelian menggunakan form yang dinamakan Material Request (MR)
atau Permintaan Barang. Form ini berisi pengajuan pengadaan barang jenis apa
saja dan berapa jumlah barang yang harus dipesan. Permintaan ini diketahui oleh
manajer terkait, baik finance maupun procurement.
Surat ini diisi oleh bagian pembelian dalam hal barang yang diminta dalam surat
permintaan pembelian belum ada pada daftar langganan (pemasok/supplier).
Surat permintaan penawaran harga berisi antara lain mengenai:
Formulir ini diisi oleh bagian pembelian. Formulir ini berisi keterangan
mengenai :
• Nama dan alamat pemasok
• nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diminta
• tanggal paling lambat penerimaan barang yang dipesan
• syarat pembayaran dan syarat penyerahan barang
b. Perencanaan Produksi
Aspek persediaan pada industri, terutama manufaktur, berperan
penting bagi kelancaran proses produksi di perusahaan. Jika persediaan tidak
mencukupi, perusahaan akan dihadapkan pada risiko ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengakibatkan perusahaan kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, karena dalam
praktiknya, sering kali permintaan konsumen mengalami fluktuasi baik jumlah,
jenis, dan frekuensinya. Perusahaan harus melakukan suatu kebijakan
persediaan untuk mengantisipasi penggunaan barang yang tidak pasti.
Setiap proses produksi memerlukan berbagai macam barang yang
diperlukan dalam keperluan operasionalnya. Barang-barang tersebut dapat
diproduksi sendiri atau harus didatangkan dari pemasok (lokal dan impor).
Begitupun dengan PT Unilever Indonesia yang bergerak dalam bidang
manufaktur produk consumer goods atau fast moving consumer goods (FMCG).
Produk yang dihasilkan PT Unilever Indonesia sangat beragam dan pemasalahan
yang muncul dari aspek persediaan sangat kompleks. Penelitian difokuskan
pada persediaan di pabrik kategori foods, yaitu produk margarin, bumbu masak,
dan kecap manis.
Dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan menerapkan
sistem make to stock dengan target nilai inventory yang telah ditentukan dan
tidak melebihi target maksimum perusahaan. Namun, ketika observasi
dilakukan, nilai inventory ternyata telah melebihi target maksimum, sedangkan
jumlah persediaan bahan baku impor di gudang tidak sesuai kebutuhan
sehingga sering kali menumpuk dan mengakibatkan tingginya biaya persediaan.
Selain itu, beberapa bahan baku impor juga mengalami stok kritis. Keadaan ini
sangat tidak efisien dan merugikan perusahan. Untuk itu, perlu dibuat suatu
rencana pemesanan dan pengendalian persediaan bahan baku impor yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena nilai inventory yang tinggi
merupakan kerugian bagi perusahaan. Demikian pula bila perusahaan tidak
memiliki persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan hilangnya
kesempatan meraih keuntungan akibat terjadinya kekurangaan bahan baku [2].
Pembelian bahan baku dari pemasok negara lain (impor) memiliki
kebijakan yang berbeda dengan pembelian bahan baku lokal. Proses
pemesanan lebih kompleks, seperti keharusan adanya dokumen lengkap
pembelian yang merupakan syarat utama dalam melakukan pembelian impor
serta harus mendapatkan izin dan persetujuan dari pihak-pihak yang
bersangkutan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Pengendalian
persediaan bahan baku impor memiliki risiko yang lebih tinggi ketika terjadi
perubahan yang tidak sesuai dengan rencana. Dengan demikian, sistem
pengendalian persediaan harus dilakukan dengan tepat agar pembelian bahan
baku impor dapat berjalan sesuai ketentuan.
Salah satu metode untuk melakukan manajemen sistem pengendalian
persediaan adalah analisis ABC. Metode ini dapat digunakan dalam
memecahkan masalah penentuan titik optimum, baik jumlah pemesanan
maupun order point. Analisis ABC sangat berguna dalam memfokuskan
perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting
dalam sistem inventory yang bersifat multi-sistem
c. Proses produksi
Uraian Singkat Proses Produksi
Proses pembuatan sabun mandi dan pengolahan gliserin di Personal Wash
Factory (PW) PT. Unilever Indonesia Tbk. terbagi affis beberapa bagian, yaitu:
Bagian Proses
1. Unit Continuous Soap Making (CSM)
Pada unit ini terjadi reaksi saponifikasi antara campuran minyak
dengan soda kaustik (NaOH) menghasilkan sabun (produk utama)
dan gliserin (produk samping). Sabun yang dihasilkan pada unit CSM
ini disebut neat soap.
2. Unit Lye Treatment
Lye yang dihasilkan oleh unit CSM dan masih mengandung 25%
gliserin diolah dengan menambahkan zat-zat kimia tertentu (asam,
basa, polimer dan lain-lain) untuk menghilangkan kandungan NaOH
dan sisa sabun di dalamnya.
3. Unit Crude Gliserin
Lye hasil dari unit lye treatment dengan kadar gliserin 25% akan
dinaikkan kadar gliserinnya hingga mencapai 80% dengan cara
menguapkan air dan mengendapkan garam yang terdapat di dalam
lye.
Bagian Finishing
1. Unit Drying
Unit ini bertujuan untuk menaikkan kadar Total Fatty Matter
(TFM) sabun dari 63 % (neat soap) menjadi 76% (Lifebuoy) atau 77%
(Lux).
2. Unit Packing Line
Dalam unit ini, chips sabun dari unit drying akan diolah dengan
penambahan zat additif, pencetakan sabun, dan pengemasan untuk
menghasilkan produk akhir berupa sabun dengan karakteristik yang
diharapkan.
PT Unilever indonesia atau sering disingkat ULI adalah salah satu cabang dari
perusahaan gabungan antara inggris belanda yang melakukan proses produksi
berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat. PT uniliver adalah cabang perusahaan
yang sudah menjadi salah satu perusahaan terbesar dan berpotensi di Indonesia.
Manajemen SDM
Manajamen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu cara yang dilakukan
untuk mengatur peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien sehingga
dapat bersama-sama mencapai target tujuan perusahaan, karyawan dan
konsumen. Manajemen SDM sengaja dibentuk untuk mengingatkan nilai
tenaga kerja dalam sebuah perusahaan yang merupakan manusia. Bukan
hanya sekedar mesin yang hanya bertugas melakukan segala tugas untuk
perusahaan. Tetapi di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak yang diterima dan
dinikmati. Manajemen SDM di sini secara langsung akan mempengaruhi
setiap sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan itu sendiri.
Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang
dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan.
Fungsi SDM atau fungsi Sumber daya manusia yaitu sumber daya
mental. Sebenarnya, sumber daya yang kedua inilah yang sedikit
memgang peranan penting dalam sumber daya manusia di perusahaan.
Kemampuan manusia dalam berfikir, menciptakan sebuah inovasi sangat
memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan perusahaan.
Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Uniliver terbagi menjadi tiga hal
yaitu:
– Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program
latihan kerja yang telah dijelaskan diatas.
– Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya
manusia dengan tugas apa yang akan menjadi tanggung jawabnya.
– Pemeliharaan yaitu bagaimana PT Uniliver menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman sehingga karyawan juga dapat merasa puas bekerja
bersama PT Uniliver.
Siklus Penggajian
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan Perseroan yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) (sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan atau
OJK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam Surat Keputusan No. KEP-
347/BL/2012.
a. Dasar penyusunan laporan keuangan
Laporan arus kas disusun dengan metode langsung (direct method), dan
menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan deposito jangka pendek
dengan jangka waktu jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.
d. Piutang usaha
Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur pada nilai wajarnya dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode bunga efektif apabila dampak pendiskontoan
signifikan, dikurangi dengan provisi atas penurunan nilai. Provisi atas
penurunan nilai diestimasi berdasarkan penelaahan manajemen atas
kolektibilitas masing-masing saldo piutang pada akhir tahun. Piutang
dihapuskan dalam tahun dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan
tertagih.
e. Persediaan
biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Metode yang dipakai untuk
menentukan biaya adalah metode ratarata bergerak. Biaya perolehan
barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung serta alokasi biaya overhead yang terkait dengan
produksi.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk membuat penjualan.
Menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kondisi yang semakin tidak
menentu, perusahaan harus mempersiapkan secara matang. Penyusunan
perencanaan strategis tidak hanya fokus pada target pangsa pasar atau volume
penjualan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Perusahaan harus
mampu memprediksi segala kemungkinan yang akan terjadi, terutama seiring
dengan perubahan teknologi informasi yang semakin kompleks. Oleh karena itu,
perencanaan strategis harus bersifat fleksibel daripada kaku agar dapat beradaptasi
dengan segala kemungkinan yang muncul. Dari penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa tujuannya Rencana strategisnya adalah: