Anda di halaman 1dari 16

UAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

“Implementasi Sistem Informasi Pada PT Unilever Indoneisa tbk”

Disusun oleh :

- Dimas Muhammad Fauzan (19102016)

Universitas Trilogi
Sejarah Pendirian PT. Unilever Indoneia Tbk

PT. Unilever Indonesia (Perseroan) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan
nama Zeepfabrieken N.V. 23 van Ophuijsen dibuat oleh pengungkit A.H. dengan nomor
kontrak, notaris di Batavia. Akta tersebut disetujui oleh Gubernur van Negerlandsh-Indie
dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933 dan didaftarkan di Raad van Justitie di
Batavia dengan nomor 14. No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933, dan diterbitkan dalam
Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934.

Perusahaan memproduksi sabun, deterjen, margarin, minyak nabati dan makanan


berbahan dasar susu, es krim, makanan dan minuman teh, serta produk kosmetik.
Berdasarkan persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan perusahaan pada tanggal 13
Juni 2000, pernyataan tersebut dibuat oleh Notaris Publik No. I. Notaris Singgih Susilo, S.H.
pada tanggal 14 Juni 2000. Perusahaan juga berfungsi sebagai distributor utama dan
menyediakan layanan riset pasar.

1.1.Perluasan PT. Unilever Indonesia Tbk

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mencapai kesepakatan dengan PT.


Anugrah Lever (PT.AL) bergerak di bidang manufaktur, pengembangan, pemasaran dan
penjualan kecap, sambal dan kecap lainnya dengan merek dagang Bango, Parkiet dan
Sakura dan merek lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT.AL.

Pada tanggal 7 November 2003, Texcham Resources Berhad dan Technopia


Singapore Pte menandatangani perjanjian jual beli saham. Texcham Resources Berhad
setuju untuk menjual sahamnya di PT. Tiang Technopia terbang ke Technopia Singapore
Pte. Perseroan terbatas

Pada tahun 2007, PT. Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT. Ultrajaya Milk Industries and Trading (TBL) (Ultra)
memperoleh keahlian dalam industri minuman jus dengan mentransfer merek "Buavita"
dan "Gogo" dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah dipenuhi, dan Unilever dan Ultra
menyelesaikan transaksi pada Januari 2008.
1.2.Prinsip Bisnis Unilever

Prinsip bisnis Unilever adalah standar perilaku untuk semua karyawan Unilever di
seluruh dunia. PT. Unilever Indonesia Tobacco Co., Ltd. juga berkomitmen untuk terus
meningkatkan metode kerjanya untuk mencapai tujuan jangka panjangnya dalam
mengembangkan bisnis yang berwawasan lingkungan.
Komitmen dalam prinsip bisnis ini menjadi acuan bagi PT. Unilever Indonesia Tbk
bekerja sama dengan para pengambil keputusan untuk mengatasi tantangan sosial dan
lingkungan dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan.

1.3.Strategi Teknologi Informasi

Banyak strategi yang telah ditempuh perusahaan khususnya di bidang


teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan PT. Unilever Indonesia
Tbk melakukan komunikasi pasar terintegrasi. Strateginya adalah perusahaan berusaha
untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan informasi yang jelas, konsisten dan berpengaruh tentang organisasi
produknya.
1. EXPENDITURE CYCLE

Unilever Trading Indonesia adalah anak perusahaan PT Unilever Indonesia Sebagai


mitra dalam perdagangan minyak sawit atau minyak sawit Unilever Indonesia
membeli transaksi bahan baku minyak sawit Digunakan dalam berbagai produk.
Unilever Trading Indonesia didirikan pada tahun 2017 Oleh karena itu, banyak
perbaikan dalam pengendalian internal. Oleh Karena itu membutuhkan
pengendalian internal di bidang akuntansi dan keuangan Pengelolaan transaksi
pembelian menjadi fokus utama kinerja transaksi Unilever Indonesia yaitu
membeli kelompok kelapa sawit di Indonesia dan menjual antar perusahaan Untuk
perusahaan yang tidak menguntungkan di seluruh dunia.

Dalam suatu alur transaksi pembelian ada salah satu tahap yang dinamakan
dengan Pesanan Pembelian (Purchase Order). Officer yang berkecimpung di
bagian procurement sudah tentu familiar dengan istilah ini. Purchase order
biasanya diajukan setelah adanya permintaan pengadaan oleh pihak gudang ke
bagian pembelian menggunakan form yang dinamakan Material Request (MR)
atau Permintaan Barang. Form ini berisi pengajuan pengadaan barang jenis apa
saja dan berapa jumlah barang yang harus dipesan. Permintaan ini diketahui oleh
manajer terkait, baik finance maupun procurement.

Setelah itu, ada bagian pembelian untuk memproses pesanan pembelian.


Proses yang terjadi dalam purchase order (misalnya pemilihan supplier /
tendering bid order) meliputi kontrak, penerbitan purchase order yang disetujui
oleh otoritas yang berwenang, dan penyerahan / pengiriman purchase order
kepada pemasok. Pesanan juga dapat dianggap sebagai izin masuk ke pemasok
yang ditunjuk sebelum menerima barang / jasa.

Setelah supplier memproses pesanan, maka akan menerima barang sesuai


pesanan yang diajukan. Bentuk tahap penerimaan barang ini adalah pemasok
mengeluarkan kuitansi kepada pembeli dan memastikan bahwa barang / jasa
tersebut telah masuk ke dalam pembukuan pembeli.

Setelah menerima barang / jasa, bagian pembelian akan menerima invoice


(invoice) dari pemasok yang berisi rincian pembelian barang / jasa, nilai pajak dan
diskon (jika digunakan), dan jumlah pembelian bersih. Faktur ini juga dapat
digunakan sebagai faktur untuk pembelian yang belum dibayar. Faktur harus
sesuai dengan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jumlah konfirmasi
hutang.

Secara ringkas alur pembelian ini meliputi:

1. Permintaan Barang (Material Request)


2. Permintaan Penawaran Harga (Quotation)
3. Pemesanan Pembelian (Purchase Order)
4. Penerimaan Barang
5. Pembayaran

Formulir-formulir yang diperlukan dalam aktivitas pengelolaan pembelian adalah


sebagai berikut :

1. Surat permintaan pembelian

Surat permintaan pembelian berisi antara lain mengenai

• nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diminta


• kapan barang yang bersangkutan harus sudah diterima

2. Surat permintaan penawaran harga

Surat ini diisi oleh bagian pembelian dalam hal barang yang diminta dalam surat
permintaan pembelian belum ada pada daftar langganan (pemasok/supplier).
Surat permintaan penawaran harga berisi antara lain mengenai:

• nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diminta


• tanggal paling lambat penerimaan barang yang diminta
• permintaan informasi mengenai syarat pembayaran dan syarat
penyerahan yang diminta oleh calon pemasok
3. Surat Order pembelian (Purchase Order/PO)

Formulir ini diisi oleh bagian pembelian. Formulir ini berisi keterangan
mengenai :
• Nama dan alamat pemasok
• nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diminta
• tanggal paling lambat penerimaan barang yang dipesan
• syarat pembayaran dan syarat penyerahan barang

4. Laporan penerimaan barang

Setelah menerima pemeriksaan, departemen penerima mengisi formulir ini.


Laporan tanda terima berisi data dan dokumen terkait tentang hasil
pemeriksaan tanda terima, termasuk informasi tentang:

• Tanggal penerimaan barang


• Nomor order pembelian yang bersangkutan
• nama, jenis, tipe, kuantitas dan kualitas barang yang diterima
• catatan hasil pemeriksaan barang misalnya cocok tidaknya barang dengan
order, adanya barang yang rusak dan sebagainya.
5. Bukti pengeluaran kas
Formulir ini diisi oleh bagian hutang apabila karena adanya pembelian secara
kredit yang jatuh tempo pembayarannya.

Resiko-Resiko Yang Timbul Dari Transaksi Pembelian Yang Dilakukan Unilever


Indonesia
Risiko yang bisa terjadi dalam siklus pembelian adalah sebagai berikut.
- Terjadi error saat memesan barang karena terlalu banyak pesanan yang
tidak memenuhi kebutuhan Anda. Jika ini terjadi, itu akan terjadi
Akibatnya, perusahaan harus menanggung biaya penyimpanan
tambahan, dan dana perusahaan akan disimpan dalam bentuk persediaan
barang (mengurangi likuiditas perusahaan), terutama karena
persediaannya adalah CPKO (buah kelapa sawit), proses pengolahannya
memakan waktu dan menunggu penjualan. Permintaan global.
- Situasi berikut dapat terjadi: barang substantif yang telah dipesan tidak
pernah diterima, atau penerimaan barang sering tertunda. Oleh karena
itu, apabila barang yang dijual sudah habis maka perusahaan dapat
mengalami kerugian yang berarti perusahaan akan kehilangan peluang
Untuk memenuhi permintaan global, atau proses produksi tertunda atau
tertunda.
- Karena kesalahan manusia, catatan nilai persediaan yang salah dapat
terjadi antara pemasok atau antara Indonesia tanpa transaksi.
- Default tidak membayar hutang, atau default untuk membayar hutang
yang sama dua kali. Hal tersebut terjadi karena biasanya reminder yang
ada tidak memberikan informasi mengenai invoice yang akan dibayarkan
pada data manual excel.
- Data yang dibeli jatuh ke tangan pihak yang tidak diinginkan, dan data
tersebut rusak karena virus atau kerusakan hardware komputer.
- File pendukung hilang, tertunda atau rusak, terutama hard copy, sehingga
akan beresiko saat audit tahunan dimulai.
- Tidak ada penilaian bulanan atas integritas dokumen, sehingga ketika
auditor membutuhkan bukti dokumenter, bukti tersebut tidak dapat
segera diberikan.
2. Production Cycle (Siklus Produksi)
a. Desain Produk

Untuk membantu menghasilkan desain produk yang berkualitas PT UNILEVER


INDONESIA menggunakan perangkat lunak bantuan berupa CAD (Computer
Aided Design) dan CAM (Computer Aided Manufacturing) keduanya adalah
suatu teknologi yang digunakan pada kegiatan desain dan produksi dengan
menggunakan komputer digital. CAD bisa diartikan sebagai system komputer
yang digunakan untuk membantu dalam membuat, modifikasi, analisis, atau
mengoptimalkan desain.Sistem komputer ini terdiri dari perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak atau software.

b. Perencanaan Produksi
Aspek persediaan pada industri, terutama manufaktur, berperan
penting bagi kelancaran proses produksi di perusahaan. Jika persediaan tidak
mencukupi, perusahaan akan dihadapkan pada risiko ketidakmampuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengakibatkan perusahaan kehilangan
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, karena dalam
praktiknya, sering kali permintaan konsumen mengalami fluktuasi baik jumlah,
jenis, dan frekuensinya. Perusahaan harus melakukan suatu kebijakan
persediaan untuk mengantisipasi penggunaan barang yang tidak pasti.
Setiap proses produksi memerlukan berbagai macam barang yang
diperlukan dalam keperluan operasionalnya. Barang-barang tersebut dapat
diproduksi sendiri atau harus didatangkan dari pemasok (lokal dan impor).
Begitupun dengan PT Unilever Indonesia yang bergerak dalam bidang
manufaktur produk consumer goods atau fast moving consumer goods (FMCG).
Produk yang dihasilkan PT Unilever Indonesia sangat beragam dan pemasalahan
yang muncul dari aspek persediaan sangat kompleks. Penelitian difokuskan
pada persediaan di pabrik kategori foods, yaitu produk margarin, bumbu masak,
dan kecap manis.
Dalam memenuhi permintaan konsumen, perusahaan menerapkan
sistem make to stock dengan target nilai inventory yang telah ditentukan dan
tidak melebihi target maksimum perusahaan. Namun, ketika observasi
dilakukan, nilai inventory ternyata telah melebihi target maksimum, sedangkan
jumlah persediaan bahan baku impor di gudang tidak sesuai kebutuhan
sehingga sering kali menumpuk dan mengakibatkan tingginya biaya persediaan.
Selain itu, beberapa bahan baku impor juga mengalami stok kritis. Keadaan ini
sangat tidak efisien dan merugikan perusahan. Untuk itu, perlu dibuat suatu
rencana pemesanan dan pengendalian persediaan bahan baku impor yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan karena nilai inventory yang tinggi
merupakan kerugian bagi perusahaan. Demikian pula bila perusahaan tidak
memiliki persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan hilangnya
kesempatan meraih keuntungan akibat terjadinya kekurangaan bahan baku [2].
Pembelian bahan baku dari pemasok negara lain (impor) memiliki
kebijakan yang berbeda dengan pembelian bahan baku lokal. Proses
pemesanan lebih kompleks, seperti keharusan adanya dokumen lengkap
pembelian yang merupakan syarat utama dalam melakukan pembelian impor
serta harus mendapatkan izin dan persetujuan dari pihak-pihak yang
bersangkutan sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Pengendalian
persediaan bahan baku impor memiliki risiko yang lebih tinggi ketika terjadi
perubahan yang tidak sesuai dengan rencana. Dengan demikian, sistem
pengendalian persediaan harus dilakukan dengan tepat agar pembelian bahan
baku impor dapat berjalan sesuai ketentuan.
Salah satu metode untuk melakukan manajemen sistem pengendalian
persediaan adalah analisis ABC. Metode ini dapat digunakan dalam
memecahkan masalah penentuan titik optimum, baik jumlah pemesanan
maupun order point. Analisis ABC sangat berguna dalam memfokuskan
perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang paling penting
dalam sistem inventory yang bersifat multi-sistem
c. Proses produksi
Uraian Singkat Proses Produksi
Proses pembuatan sabun mandi dan pengolahan gliserin di Personal Wash
Factory (PW) PT. Unilever Indonesia Tbk. terbagi affis beberapa bagian, yaitu:
 Bagian Proses
1. Unit Continuous Soap Making (CSM)
Pada unit ini terjadi reaksi saponifikasi antara campuran minyak
dengan soda kaustik (NaOH) menghasilkan sabun (produk utama)
dan gliserin (produk samping). Sabun yang dihasilkan pada unit CSM
ini disebut neat soap.
2. Unit Lye Treatment
Lye yang dihasilkan oleh unit CSM dan masih mengandung 25%
gliserin diolah dengan menambahkan zat-zat kimia tertentu (asam,
basa, polimer dan lain-lain) untuk menghilangkan kandungan NaOH
dan sisa sabun di dalamnya.
3. Unit Crude Gliserin
Lye hasil dari unit lye treatment dengan kadar gliserin 25% akan
dinaikkan kadar gliserinnya hingga mencapai 80% dengan cara
menguapkan air dan mengendapkan garam yang terdapat di dalam
lye.
 Bagian Finishing
1. Unit Drying
Unit ini bertujuan untuk menaikkan kadar Total Fatty Matter
(TFM) sabun dari 63 % (neat soap) menjadi 76% (Lifebuoy) atau 77%
(Lux).
2. Unit Packing Line
Dalam unit ini, chips sabun dari unit drying akan diolah dengan
penambahan zat additif, pencetakan sabun, dan pengemasan untuk
menghasilkan produk akhir berupa sabun dengan karakteristik yang
diharapkan.

3. HRM AND PAYROLL CYCLE

PT Unilever indonesia atau sering disingkat ULI adalah salah satu cabang dari
perusahaan gabungan antara inggris belanda yang melakukan proses produksi
berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat. PT uniliver adalah cabang perusahaan
yang sudah menjadi salah satu perusahaan terbesar dan berpotensi di Indonesia.

Kemegahan perusahaan inilah yang membuat banyak orang ingin sekali


bergabung dengan perusahaan besar ini. Mereka membayangkan betapa
kesejahteraan dijanjikan oleh PT Uniliver kepada para pekerjanya.

Hal itu dikarenakan PT Uniliver memang tidak main-main dalam memilih


pekerja yang akan berkarir di perisahaannya dengan menggunakan sistem
manajemen SDM yang tepat.

 Manajemen SDM

Manajamen sumber daya manusia (SDM) adalah suatu cara yang dilakukan
untuk mengatur peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien sehingga
dapat bersama-sama mencapai target tujuan perusahaan, karyawan dan
konsumen. Manajemen SDM sengaja dibentuk untuk mengingatkan nilai
tenaga kerja dalam sebuah perusahaan yang merupakan manusia. Bukan
hanya sekedar mesin yang hanya bertugas melakukan segala tugas untuk
perusahaan. Tetapi di sini, tenaga kerja memiliki hak-hak yang diterima dan
dinikmati. Manajemen SDM di sini secara langsung akan mempengaruhi
setiap sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan itu sendiri.

Sumber daya manusia sendiri dibagi menjadi dua macam


berdasarkan fakta kemampuan manusia dalam berfikir dan berinteraksi
dengan lingkungan. Sumber daya manusia yang pertama yaitu sumber
daya fisik.

Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan manusia mengolah energi yang
dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan.

Fungsi SDM atau fungsi Sumber daya manusia yaitu sumber daya
mental. Sebenarnya, sumber daya yang kedua inilah yang sedikit
memgang peranan penting dalam sumber daya manusia di perusahaan.
Kemampuan manusia dalam berfikir, menciptakan sebuah inovasi sangat
memberikan sumbangsih besar dalam kemajuan perusahaan.

Pengembangan Fungsi Manajamen SDM PT Uniliver


PT uniliver adalah perusahaan yang terkenal dengan manajemen SDM nya
yang mumpuni. Bagaimana tidak, PT uniliver sangat mempertimbangkan
setiap sumber daya manusia yang akan berkarir bergabung bersama PT
uniliver.

Di sini terbukti dengan setiap tahunnya PT uniliver sengaja merekrut


orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi terbaik.

Tak hanya merekrut orang-orang terbaik dari berbagai perguruan tinggi


terbaik, PT uniliver juga memiliki program manajemen SDM sendiri yang
disebut dengan program latihan kerja atau LATKER. Program latihan kerja
PT Uniliver sengaja dibentuk untuk meminimalisir tidak meratanya
sumber daya manusia dalam perusahaan.
Setelah PT uniliver berhasil merekrut beberapa orang yang akan
berkarir bersama Uniliver, orang-orang tersebut akan diberikan program
latihan kerja. Program latihan kerja yang dibentuk PT uniliver dibagi dalam
2 kegiatan.

Kegiatan pertama adalah kegiatan menempatkan calon tenaga


kerja pada tempat kerja yang sebenarnya. Di tempat tersebut, calon
tenaga kerja akan dilatih cara bekerja yang benar langsung pada target
tetapi dengan didampingi pembimbing yang sudah sangat kompeten.
Kegiatan kedua yaitu ceramah seperti perkuliahan mengenai seluk beluk
berkarir di PT Uniliver.

Seleksi tenaga kerja untuk mencari sumber daya terbaik yang


dilakukan PT Uniliver ini terbukti membuat perusahaan mampu menilai
secara keseluruhan mana tenaga kerja yang kompeten dan berpotensi.
Keberhasilan program latihan kerja ini juga dinilai dari bagaimana
pembimbing menilai kemampuan adaptasi calon tenaga kerja dalam
mengikuti budaya bekerja di PT Uniliver.

Pada intinya, teknik manajemen SDM PT Uniliver terbagi menjadi tiga hal
yaitu:
– Pengadaan yaitu proses rekrutmen dan orientasi seperti program
latihan kerja yang telah dijelaskan diatas.
– Penggunaan yaitu proses sinkronisasi antara kemampuan sumberdaya
manusia dengan tugas apa yang akan menjadi tanggung jawabnya.
– Pemeliharaan yaitu bagaimana PT Uniliver menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman sehingga karyawan juga dapat merasa puas bekerja
bersama PT Uniliver.

Keberhasil PT Uniliver dalam menomor satukan manajemen SDM terbukti


dari berhasilnya PT Uniliver meraih penghargaan dari Jepang untuk
pelaksana Pruduktive Total Maintenance dan berhasl terpilih sebagai
salah satu dari 20 perusahaan terbaik di Dunia.
Kepedulian PT Uniliver terhadap sumber daya manusia yang berkarir
bersama di perusahaan Uniliver diatas dapat diberi suatu apresiasi sendiri.
maka dari itu, semakin banyak pulalah orang-orang terbaik yang ingin
berkarir di PT Uniliver.

 Siklus Penggajian

- Pertama tama, karyawan membuat data diri yang di rangkap menjadi


satu berkas
- Rangkap pertama diarsipkan oleh RSDM/HC. Rangkap kedua setelah
dilakukan presensi hoel RSDM/HC lalu berkas dibawa ke bagian
keuangan
- Lalu rangkap ketiga diserahkan kepada manajer
- Lalu slip gaji keluar dari bagian keuangan dan harus di validasi oleh
menejer
- Setelah divalidasi lalu slip gaji di arsipkan lalu dikirim ke bagian
RSDM/HC untuk diberikan kepada karyawan yang bersangkutan
- Slip gaju telah diterima di karyawan
- Gaji karyawan siap di transfer ke rekening karyaan

4. GL and Reporting Cycle

Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan Perseroan yang disusun berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) (sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan atau
OJK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam Surat Keputusan No. KEP-
347/BL/2012.
a. Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun atas dasar akrual denganmenggunakan


konsep nilai historis, kecuali dimana standar akuntansi mengharuskan
pengukuran nilai wajar.

Laporan arus kas disusun dengan metode langsung (direct method), dan
menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah


Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perseroan. Seluruh angka
dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan
Rupiah yang terdekat, kecuali bila dinyatakan lain.

b. Transaksi dengan pihak berelasi

Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak


berelasi sesuai dengan yang diatur dalam PSAK 7, "Pengungkapan Pihak-
pihak Berelasi".

Seluruh transaksi yang material dengan pihak berelasi telah


diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

c. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan deposito jangka pendek
dengan jangka waktu jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.

d. Piutang usaha

Pada saat pengakuan awal piutang usaha diukur pada nilai wajarnya dan
selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode bunga efektif apabila dampak pendiskontoan
signifikan, dikurangi dengan provisi atas penurunan nilai. Provisi atas
penurunan nilai diestimasi berdasarkan penelaahan manajemen atas
kolektibilitas masing-masing saldo piutang pada akhir tahun. Piutang
dihapuskan dalam tahun dimana piutang tersebut dipastikan tidak akan
tertagih.

Piutang usaha dihentikan pengakuannya ketika hak kontraktual Perseroan


atas arus kas yang berasal dari piutang usaha tersebut kadaluarsa, yaitu
ketika aset ditransfer dan ketika seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan
aset keuangan telah ditransfer kepada pihak lain.

e. Persediaan

biaya perolehan dan nilai realisasi neto. Metode yang dipakai untuk
menentukan biaya adalah metode ratarata bergerak. Biaya perolehan
barang jadi dan barang dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung serta alokasi biaya overhead yang terkait dengan
produksi.

Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk membuat penjualan.

Provisi untuk persediaan usang dan persediaan tidak terpakai/tidak laris


ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-
masing jenis persediaan pada masa mendatang.

5. AIS Development Strategi

Menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kondisi yang semakin tidak
menentu, perusahaan harus mempersiapkan secara matang. Penyusunan
perencanaan strategis tidak hanya fokus pada target pangsa pasar atau volume
penjualan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Perusahaan harus
mampu memprediksi segala kemungkinan yang akan terjadi, terutama seiring
dengan perubahan teknologi informasi yang semakin kompleks. Oleh karena itu,
perencanaan strategis harus bersifat fleksibel daripada kaku agar dapat beradaptasi
dengan segala kemungkinan yang muncul. Dari penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa tujuannya Rencana strategisnya adalah:

1. Mengukur dan memanfaatkan kesempatan / peluang sehingga mampu


mencapai keberhasilan.
2. Membantu meringankan beban manajer dalam tugasnya menyusun dan
mengimplementasikan manajemen strategi.
3. Agar lebih terkoordinasikan aktivitas ± aktivitas yang dilakukan.

4. Sebagai landasan untuk memonitor perubahan ± perubahan yang terjadi,


sehingga dapat segera dilakukan penyesuaian.

5. Sebagai cermin atau bahan evaluasi perencanaan selanjutnya sehingga bisa


menjadi bahan penyempurnaan perencanaan strategi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai