MATERI POKOK
Dokumen Pengiriman Barang
Dokumen Penerimaan Barang.
DOKUMEN DOKUMEN PENGIRIMAN BARANG
Beberapa dokumen yang umum dikenal dalam bisnis jasa pengiriman barang
diantaranya seperti :
Invoice, yaitu dokumen yang berisi tentang data-data barang yang akan
dikirimkan, termasuk di dalamnya harga dan identitas barang.
Packing List merupakan dokumen yang memuat data deskriptif mengenai
barang yang akan dikirimkan, yang dirinci pada jenis barang, dimensi barang,
berat barang, serta kuantitas barang.
Shipping Instruction (SI) adalah perintah untuk memuat barang ke dalam
kapal dari perusahaan pengirim barang kepada perusahaan freight forwarder.
Di dalam dokumen SI ini memuat data-data diantaranya : identitas (nama dan
alamat) pengirim, identitas penerima, keterangan barang, serta kuantitas
barang dikirim.
Airwaybill merupakan surat jalan untuk mengirimkan barang via udara, atau
pesawat. Data-data dalam Airwaybill meliputi identitas pengirim, identitas
penerima, jumlah dan berat barang, tanggal transaksi, yang dibubuhi tanda
tangan pengirim dan pihak penyedia layanan pengiriman.
Penerimaan Barang adalah “Menerima fisik barang dari pabrik, prinsipal atau distributor
yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi
yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya”
Adalah bentuk fisik barang yang harus dapat dirasa, diraba atau dilihat langsung.
Penerimaan yang bukan berupa fisik barang dapat menyebabkan perbedaan proses
dan hasil yang akan dicapai. Pada umumnya hasilnya adalah negatif. Jika ada
penerimaan tanpa harus menangani fisik barangnya, maka perlu dilakukan proses
tambahan untuk memastikan keabsahan proses tsb.
•Prinsip penerimaan barang adalah menerima FISIK BARANG secara langsung. Bukan
hanya DOKUMENnya saja.
•Secara fisik, barang dapat dilihat, diraba atau dirasa dan dapat dibandingkan dengan
dokumen pengantaran.
•Pengecekan acak atau keseluruhan kondisi isi kemasan
•Tanggal Kadaluarsa barang, nomor batch
•Kuantitas barang VS dokumen
2.Dokumentasi
Dokumen pemesanan; barang diterima berdasarkan adanya dokumen yang mendasari
berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya apa dan untuk memastikan bahwa
barang yang diterima adalah sama dengan barang yang dikirimkan.
•Dokumen adalah pendamping barang yang secara fisik dapat dibaca dan dicocokan
dengan barang yang dikirimkan.
•Dokumen yang diperlukan minimal dokumen pengiriman (DN (Delivery Note), DO
(Delivery Order), Packing List atau Surat Jalan).
•Akan lebih baik jika dokumen Pemesanan (PO-Purchase Order) dilampirkan juga.
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang.
Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila
hal ini tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu
produktifitas.
LAPORAN PENJUALAN
Laporan Penjualan adalah laporan yang berisi tentang transaksi penjualan baik itu per
pelanggan maupun perinciannya.
Pada laporan penjualan pada umumnya berisikan informasi periode penjualan, nama
barang, harga jual barang, jumlah barang yang terjual, total penjualan masing – masing
barang dan total penjualan secara keseluruhan.
Dalam membuat laporan penjualan kita harus rapi dan teliti, setelah itu kita ringkas data
penjualan ke dalam jurnal penjualan. Fungsi dari laporan penjualan itu sendiri adalah
untuk mencatat dan memposting transaksi debitur tanpa harus membuat atau mencetak
Faktur maupun Nota Debet. Keistimewaan lainnya adalah mencatat Faktur atau Nota
Debet yang telah dikeluarkan baik secara manual atau cara-cara lainnya. Jumlah dari
Faktur atau Nota Debet dimasukkan disini tanpa harus memasukkan rincian item Faktur
atau Nota Debet.
MENGELOLA ORDER PENJUALAN
b) Bagian kredit:
1. Menerima oder penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit dari bagian
order penjualan
2. Menyiapkan dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan.
Bila barang tidak tidak tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke bagian
pembelian barang dagang.
3. Mencatat pembelian
Berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir untuk barang yang langsung
dijual atau surat jalan supplier yang ditandatangani oleh bagian gudang untuk barang
yang masuk ke gudang.
4. Membuat delivery order untuk order penjualan yang telah mendapat otorisasi dari
bagian otorita kredit
5. Membuat surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang untuk penjualan yang
mengambil barang di gudang atau meminta PO/memo untuk mengambil barang di
supplier dari bagian pembelian barang dagang.
6. Menyerahkan delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang
atau PO/Memo ke bagian transportasi (sopir) untuk meminta barang ke gudang atau
mengambil barang di supplier.
7. Menerima delivery order lembar 1 & 2 yang telah ditanda tangani/diverifikasi oleh
langganan
8. Menerbitkan listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat invoice.
d) Bagian Gudang
f) Bagian Invoice/Faktur
1. Menerbitkan faktur berdasarkan data delivery order yang telah di entry oleh bagian
stock & delivery. Pembuatan faktur ini cukup dengan memasukan nomor order
penjualan yang sudah direkam file server
2. Menerbitkan faktur pajak.
3. Menerbitkan listing penjualan harian
4. Mendistribusikan dokumen
a) Invoice/faktur, faktur pajak lembar ke-1, deliveri order lembar ke-1 ke bagian
kredit
b) Tembusan penjualan ke pemegang buku piutang
c) Tembusan jurnal, faktur pajak lembar ke-2, faktur pajak lembar ke-2 ke bagian
buku besar
5. Mengarsip invoice lembar ke-4, delivery order lembar ke-2, faktur pajak lembar extra
copy.
Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi akuntansi yang
bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan menyusun laporan keuangan.
Bagian administrasi keuangan yang berhubungan dengan system penjualan adalah :
1. Bagian Piutang
· Menerima copy list penjualan harian yang dilampirkan copy faktur (tembusan Jurnal)
dan Delivery Order lebar ke- 2 yang telah diverifikasi oleh penerima barang.
· Menerima copy Faktur Pajak.
· Mencatat Jurnal transaksi Penjualan
Back order adalah jumlah sebagian pesanan dari pembeli yang tidak dapat dipenuhi
penjual pada waktu yang diminta oleh pembeli. Dengan kata lain back order merupakan
sisa pesanan barang dari pembeli yang dikirim kemudian setelah tanggal yang
ditentukan berdasarkan persetujuan pihak pembeli. Back order terjadi karena
disebabkan jumlah barang yang tersedia lebih sedikit dari jumlah pesanan yang diminta
oleh pembeli sehingga terjadi kekurangan barang. Jika terdapat back order, maka
perusahaan akan mengirimkan surat back order kepada pembeli sebagai
pemberitahuan dan konfirmasi untuk kekurangan barang yang belum bisa dipenuhi.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengelolaan back order, misalnya:
PT. Garuda pada tanggal 12 Juni 2008 menerima order penjualan sebanyak 1.400 unit
barang yang harus dikirim tanggal 20 Juni 2008. Pada tanggal 20 Juni 2008,
perusahaan hanya memiliki barang sebanyak 1.200 unit. Untuk sisanya sebanyak 200
unit berdasarkan persetujuan pembeli akan dikirim tanggal 28 Juni 2008. Dari data
tersebut yang dimaksud dengan back order adalah untuk barang sejumlah 200 unit.
Cara pengelolaan back order tersebut sebagai berikut :
a) Bagian Order penjulan pada tanggal 20 Juni 2008 membuat surat order pengiriman,
untuk pesanan yang dipenuhi sebanyak 1.200 unit dan mendistribusikannya kepada
bagian-bagian yang terkait. Tetapi dalam hal ini bagian penagihan belum membuat
faktur pejualan.
c) Bagian Order penjualan pada tanggal 28 Juni 2008 membuat surat order pengiriman,
untuk 200 unit barang sisa yang belum terpenuhi pada tanggal 20 Juni 2008 dan
mendistribusikannya kepada bagian yang tekait.
d) Bagian penagihan membuat faktur penjualan setelah mendapat pemberitahuan dari
bagian order penjualan bahwa pesanan tersebut telah dikirim seluruhnya.
Setelah mendapat pemberitahuan dari order penjualan, maka kita membuat jurnal
penjualan.
Dari data yang terdapat dalam jurnal penjualan tersebut selanjutnya digunakan untuk
menyusun laporan penjualan tiap jenis produk.
Jurnal berkolom memiliki keterbatasan karena jumlah kolom untuk menampung produk
yang dijual sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk jenis produk yang lebih banyak lagi
dapat digunakan work sheet (kertas kerja). Dengan menggunakan work sheet jumlah
kolom yang disediakan untuk jenis barang lebih banyak dari pada menggunakan jurnal
penjualan berkolom. Namun demikian jumlah kolom masih tetap terbatas, untuk itu
setiap kelompok barang disediakan satu work sheet.