Anda di halaman 1dari 35

Bismillahirahmanirahim

Assalam’ualaikum Wr Wb
Salam Sejahtera untuk Kita Semua
TEORI PERENCANAAN (TP)
PWK-UNISBA
SPR  -­ SARASWATI    2010
(PLANOLOGI UNISBA)
Para  lulusannya   mampu  berkontribusi  positif   baik   untuk  masyarakat  Keilmuan,  
Keprofesian,  Praktisi,  Birokrasi,  maupun  Masyarakat  Umum.
Memberikan   penguasaan  ilmu  yang  komprehensif   disertai  wawasan   yang  luas,  
dan  dilengkapi  dengan  kesadaran   akan   pelaksanaan  dan   pemanfaatannya,  
sehingga   para  lulusannya   memiliki  kemampuan   dan   naluri  pengembangan  
dan/atau   penerapan   rencana  tata  ruangnya,   baik  secara  mandiri   maupun   dengan  
bekerjasama,   termasuk   kerjasama   multi   disiplin.

Private  sector: Public  sector:   Education    Sector: Voluntary  sector:


Konsultan,  Pendampingan, Departemen/pusat,   Pendidik/Lecturer,   Kemasyarakatan,  social    
Penelitian/kajian, real   Dinas  Instansi  Pemkot,   Trainer,  Advicer,   associate,NGO,  LSM,  
estate,  retail, Service  firm Pemkab,  Pemprov Researcher,  Lab pengamat  p embangunan

Pendidikan Program Sarjana


Pendidikan Program Sarjana Planologi Unisba akan melingkupi ilmu pengetahuan &
ketrampilan, yang menjadi dasar yang cukup untuk segera terjun ke dunia kerja, ataupun
untuk mengikuti pendidikan lanjut.

Lulusan pendidikan Sarjana Planologi Unisba harus mampu mengamati, mengenali dan
melakukan pemecahan masalah di bidang ilmunya secara Mujahid, Mujtahid, dan
Mujaddid (berani atas kebenaran, ilmiah, penuh prakarsa), serta mampu menerapkan ilmunya
dalam menghadapi perubahan dan mengikuti perkembangan.
Sumber:  Diolah  dari  berbagai  sumber  &  hasil  pemikiran
Normative Standard Planning Education
CURRICULUM CONTENT/STRUCTURE

UNESCO:  Empat  Pilar  Utama  


Normative Pendidikan,  yaitu:
1. Knowledge 1. Learning  to  know    à Belajar  
untuk  mengetahui  &  memahami;  
2. Skills/Methods 2. Learning  to  do    à Belajar  untuk  
dapat  melaksanakan  
3. Values,  Diversity   /mempraktekan;  
and  Ethics 3. Learning  to  be  à Belajar  
memerankan;
4. Practice 4. Learning  to  live  together   à
Belajar  hidup  bersama,  
5. Final  Project berinteraksi,  bekerja-­‐sama  (team  
work).

Sumber:  PWK  ITB,  2008;  Kepmendiknas   No.045/U/2002  ;  UNESCO


SKSPI  (Standar  Kurikulum  Sekolah  Perencanaan  Indonesia)
PHYSICAL  
PLANNING KNOWLEDGE
SOCIETAL   SKILL
PLANNING
4  Mazhab   PRACTICE
UTAMA  ASPI MARKET  BASED  
PLANNING SINTESIS

POLICY  &   VALUE


DEVELOPMENT  
PLANNING

KURIKULUM  INTI
1. Sejarah  Kritis  Perencanaan
2. Teori  Perencanaan
3. Metoda  Perencanaan
4. Studio  Perencanaan
Sumber:   ASPI,  2018
Mengapa Perlu
Perencanaan?
Ada 4 alasan utama bagi negara sedang
berkembang perlu berencana:
1. Adanya Kegagalan Mekanisme Pasar
(market failures);
2. Ketidakpastian (uncertainty);
3. Untuk memberikan arah pembangunan
yang jelas dan skema mendatang yang
lebih baik (vision & future scheme).
MEMBANGUN  /  MERENCANA  (TATA  RUANG):   AGAR  
AMAN,  NYAMAN,   PRODUKTIF  DAN  BERKELANJUTAN  
(Amanat  UU  26/2007-­‐PR)
1. Rencana Pembangunan  (TTR):  Masa  depan  yang  Jauh  
lebih   baik,  bahkan  kadang-­‐kadang  beyond  visioner
2. Desa/Kota/Wilayah:  dunia  kita  (darat,  laut,  udara)
3. Aman =  tidak  berbahaya  dan  tidak  membahayakan,  
serta  tanggap  bencana
4. Nyaman =  layak  huni,  bikin  kerasan,  sehat,  bersih,  indah
5. Produktif =  menghasilkan  manfaat  (bagi  masyarakatnya)
6. Berkelanjutan =  menyisakan   kebaikan   dalam  jangka  
waktu  yang  lebih   &  sangat  panjang  untuk  generasi  
mendatang.
9325000 690000
690000
690000 695000
695000
695000 700000
700000
700000 705000
705000 710000
710000
710000 715000
715000
715000

9325000
9325000

9325000
9325000

9325000
9325000

9325000
Peta  Penutupan  Lahan
Peta  Penutupan  Lahan
DKI  Jakarta  Tahun  1972
DKI  Jakarta  Tahun  1983
DKI  Jakarta  Tahun  1993
DKI  Jakarta  Tahun  2002
DKI  Jakarta  Tahun  1998
9320000

9320000
9320000

9320000
9320000

9320000
9315000

9315000
9315000
9315000
9315000

9315000
2000 0 Meters
2000 Meters
9310000

9310000
9310000

9310000
9310000

9310000
KETERANGAN
9305000

9305000
9305000

9305000
9305000

9305000
DANAU
AIR/SUNGAI
FASILITAS  UMUM
LAHAN  TERBUKA
RAWA/TAMBAK/LAUT
PERMUKIMAN
SAWAH
RAWA/TAMBAK/LAUT
URBAN
SAWAH

9300000
9300000
9300000

9300000
VEGETASI

9295000
9295000
9295000

690000
690000 695000
695000 700000
700000 705000
705000 710000
710000 715000
715000 9295000
690000 695000 700000 705000 710000 715000

Perubahan
9325000

9325000
Peta  Penutupan  Lahan

Penutupan/Penggunaan Lahan di
DKI  Jakarta  Tahun  1972
9320000

9320000
DKI  Jakarta  1972-­2002
9315000

9315000
690000 695000 2000
700000 0 2000 Meters
705000 710000 715000

9325000

9325000
9310000

9310000
Peta  Penutupan  Lahan
9320000 DKI  Jakarta  Tahun  1983

9320000
KETERANGAN
9305000

9305000
DANAU

1972
FASILITAS  UMUM
LAHAN  TERBUKA
PERMUKIMAN
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH
9315000

9315000
9300000

9300000
VEGETASI 690000 695000 700000 705000 710000 715000
2000 0 2000 Meters

9325000

9325000
9295000

9295000
9310000

9310000
690000 695000 700000 705000 710000 715000 Peta  Penutupan  Lahan
DKI  Jakarta  Tahun  1993

9320000

9320000
KETERANGAN
9305000

9305000
DANAU
FASILITAS  UMUM

1983
LAHAN  TERBUKA
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH

9315000

9315000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
URBAN
9300000

9300000
VEGETASI
2000 0 2000 Meters

9325000

9325000
9310000

9310000
9295000

9295000
Peta  Penutupan  Lahan
690000 695000 700000 705000 710000 715000
DKI  Jakarta  Tahun  1998

9320000

9320000
KETERANGAN
9305000

9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS  UMUM
LAHAN  TERBUKA

9315000

9315000
PERMUKIMAN

1993
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH 2000 0 2000 Meters
9300000

9300000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
VEGETASI

9325000

9325000
9310000

9310000
Peta  Penu
9295000

9295000
DKI  Jakar

9320000

9320000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
KETERANGAN
9305000

9305000
AIR/SUNGAI
FASILITAS  UMUM
LAHAN  TERBUKA
PERMUKIMAN

9315000

9315000
RAWA/TAMBAK/LAUT
SAWAH

1998
2000 0
9300000

9300000
VEGETASI

9310000

9310000
9295000

9295000
690000 695000 700000 705000 710000 715000 KETERANG

9305000

9305000
AIR/S
FASIL
LAHA
PERM
RAW
SAWA
9300000

9300000
VEGE

2002
9295000

9295000
690000 695000 700000 705000 710000 715000
Penyusutan  dan  Perubahan   Lahan  terjadi  karena  
perkembangan   dan  kebutuhan  lahan  untuk  area  terbangun
MEMBENTUK   METROPOLITAN  – URBAN   SPRAWL  -­ JABODETABEK
Pola Perkembangan Fisik Kota  Bandung  Tahun 1906,  1931,  1954,  dan 1969

Sumber:  Rentjana Kotamadja Bandung:  Rentjana Induk Kota  3 ,  1 969.


Keterangan Gambar:

1 Peta  Kota  1906 : Luas              900  ha : Luas  tanah    terbangun              240  ha :

2 Peta  Kota  1911 : Luas        2.150  ha : Luas  tanah    terbangun              300  ha :

3 Peta  Kota  1916 : Luas        2.150  ha : Luas tanah terbangun 380  ha : Jumlah  penduduk            70.000  jiwa

4 Peta  Kota  1921 : Luas        2.853  ha : Luas  tanah    terbangun            850  ha : Jumlah  penduduk        114.311  jiwa

5 Peta  Kota  1931 : Luas        2.853  ha : Luas  tanah    terbangun        1.500  ha : Jumlah  penduduk        161.568  jiwa

6 Peta  Kota  Bandung  2000 : Luas  16.729  ha : Luas  tanah    terbangun    12.422  ha : Jumlah penduduk 2.146.142  jiwa
Pulau Kalimantan dan Perubahan Land-cover
Perkiraan sebelum ada rencana pemindahan IKN
Perkiraan sebelum ada rencana pemindahan IKN
Hampir seluruh wilayah
Kabupaten Penajam Paser
Utara merupakan lahan
berstatus Hak Guna
Usaha (HGU). HGU ini
dikuasai oleh sejumlah
perusahaan mulai dari
perusahaan Hutan
Tanaman Industri (HTI),
perkebunan sawit,
tambang batubara, hingga
perusahaan hulu migas.

Perkiraan  Posisi  
IKN
Fungsi Perencanaan

1. Untuk mendukung koordinasi antar pelaku


pembangunan;
2. Menjamin terciptanya integrasi, singkronisasi dan
sinergi antar daerah, waktu dan fungsi
pemerintahan, baik pusat maupun daerah;
3. Menjamin terwujudnya keterpaduan antara
perencanaan dengan penganggaran, pelaksanaan,
monitoring, pengawasan dan evaluasi;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam
penyusunan perencanaan pembangunan;
5. Menjamin penggunaan sumberdaya pembangunan
secara efisien, efektif dan adil.
Masyarakat  dalam  Komunitas  Perencanaan  Pembangunan  

Sumber:   IAP-­‐Jabar.  Bu  Dine,  ATR,  2015,   2016.


Saraswati_Kimrum 2015
KOMUNITAS  COREMAP  (Coral  Reef  
Rehabilitation   and  Management  Program)

KOMUNITAS Pelajar Tata Ruang


Pemandu Yel: Pelajar Indonesia ?...
Peserta : Bersama Menata Ruang Untuk
Semua
Pemantu Yel : Ruang Apa ?...
Peserta : Ruang Darat, Laut, Udara, dan
Dalam Bumi
Pemantu Yel : Untuk Apa ?..
Peserta  :Agar  Aman,   Nyaman,  Produktif,  
dan  Berkelanjutan.  Disertai  
Tanah  untuk  ruang   hidup  
yang  memakmurkan  dan  
menenteramkan
MASALAH  TATA  RUANG  DAN  BENCANA  
ASAP
Dimana  Peran  Komunitas?
Banjir  di  Kota  Bandung,  Okt,  2016

Sumber:   bbc.com;  https://nasional.tempo.co/read/news/2016/10/24/058814675/banjir-­‐


bandung-­‐bpbd-­‐jawa-­‐barat-­‐turun-­‐tangan.
Banjir  di  Kota  Bandung,  Okt,  2016

Sumber:   bbc.com;  https://nasional.tempo.co/read/news/2016/10/24/058814675/banjir-­‐


bandung-­‐bpbd-­‐jawa-­‐barat-­‐turun-­‐tangan.
Garis  Sempadan  Sungai  ??
TUGAS  PENGGANTI:

BEBAS
NILAI  
Garis  Sempadan  Sungai  ??
Fakta berperan dan mempunyai interaksi yang
tetap dan kuat dengan Teori yaitu :
§ Fakta menolong memprakarsai teori
§ Fakta memberi jalan dalam merubah,
menyempurnakan dan memformulasikan teori
baru
§ Fakta dapat membuat penolakan atau
pengayaan terhadap teori
§ Fakta menukar fokus dan orientasi dari teori
mendekati atau menjadi aplikasi
§ Fakta memperterang dan memberi definisi
kembali terhadap teori
ž Penemuan kebenaran secara turun
temurun, belajar dari alam dan kehidupan
(tacit knowledge/Kearifan budaya lokal)
ž Penemuan kebenaran secara kebetulan
ž Penemuan kebenaran secara common sense
(akal sehat)
ž Penemuan kebenaran secara wahyu
ž Penemuan kebenaran secara intuitif
ž Penemuan secara trial dan error
ž Penemuan kebenaran secara spekulatif
ž Penemuan kebenaran secara wibawa
RCP  -­‐ PRM

Anda mungkin juga menyukai