Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

ANALISIS DAYA DUKUNG FONDASI TAPAK DENGAN


MENGGUNAKAN PERKUATAN CERUCUK DIBANDINGKAN
DENGAN FONDASI SUMURAN

ANALYSIS OF BEARING CAPACITY FOUNDATIONS TREAD


USING CERUCUK COMPARED WITH THE CAISOON FOUNDATION

Ingga Aranka Rizolla


Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email:yayukapriyanti@ymail.com

Yayuk Apriyanti
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email:yayukapriyanti@ymail.com

ABSTRAK
Fondasi tapak yang termasuk dalam fondasi dangkal sering digunakan pada strukutur
bertingkat dengan mengunakan perkuatan cerucuk. Untuk mengetahui daya dukung
fondasi, maka dilakukan perbandingan antara fondasi tapak menggunakan cerucuk
dengan fondasi sumuran. Alasan menggunakan fondasi sumuran karena fondasi ini
termasuk dalam fondasi peralihan dari fondasi dangkal ke fondasi dalam. Penelitian untuk
mengetahui kedua daya dukung fondasi tersebut dilakukan dengan metode Terzaghi
(1943), Schertmann (1978), Bagmann (1965), Mayerhorf (1956) dan Caisson. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa daya dukung yang dihasilkan oleh fondasi sumuran pada
beban I dan II lebih besar 1,20 dan 1,31 dari fondasi tapak menggunakan perkuatan
cerucuk sedangkan untuk penurunan lebih kecil sebesar 2,02 dan 1,21.

Kata kunci : fondasi tapak, fondasi sumuran, cerucuk, daya dukung, penurunan

ABSTRACT
Foundation footprint included in shallow foundations are often used in multi-storey
strukutur by using reinforcement cerucuk . To determine the carrying capacity of the
foundation , then do a comparison between the foundation footprint using cerucuk the
foundation sinks . Reasons for using the foundation sinks because the foundation is
included in the transition from foundation to foundation in shallow foundations. Research
to determine the bearing capacity of the foundation conducted using Terzaghi (1943 ),
Schertmann (1978 ), Bagmann (1965 ), Mayerhorf (1956 ) and Caisson. Results indicate
that the carrying capacity generated by the foundation pitting on the first and second load
greater than 1.20 and 1.31 using the retrofitting cerucuk foundation footprint while for
smaller decrease by 2.02 and 1.21 .

Keywords : foundation footprint, caisson foundations, cerucuk , bearing capacity,


reduction.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 29


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

kedalaman 1-2 m, fondasi dangkal dapat


PENDAHULUAN
digunakan seebagai alternatif jenis fondasi
Kepulauan Bangka Belitung adalah
struktur.
provinsi yang baru saja berdiri 13 tahun
Fondasi dangkal juga dapat
yang lalu tepatnya pada tanggal 9 Februari
digunakan pada bangunan bertingkat,
2001. Provinsi ini merupakan pemekaran
dengan terlebih dahulu menganalisis daya
wilayah dari Provinsi Sumatera Selatan.
dukung fondasi terhadap beban struktur
Provinsi yang telah memiliki otonomi
yang bekerja. Pada penelitian ini, analisis
sendiri ini tentunya sangat gencar sekali
daya dukung fondasi menggunakan dua
melakukan berbagai pembangunan
metode yaitu ; analisis fondasi tapak yang
infrastuktur baik dalam bidang pendidikan,
diperkuat dengan cerucuk dan analisis
kesehatan, ataupun dalam menunjang
pondasi sumuran. Biasanya fondasi tapak
pariwisata daerah karena tolak ukur
hanya digunakan pada bangunan bertingkat
berkembang tidaknya suatu daerah dapat
dua dengan tanah keras yang terletak tidak
dilihat melalui pembangunannya. Sejauh
jauh dari muka tanah. Namun jika tanah
ini Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
keras terletak agak jauh dari muka tanah,
telah banyak membangun gedung-gedung
dan fondasi harus menopang bangunan
bertingkat seperti hotel, universitas, rumah
yang memiliki tingkatan lebih dari dua,
sakit, pusat perbelanjaan dan lain
maka sebaiknya diperhitungkan kembali
sebagainya. Pembangunan suatu gedung
apakah fondasi tapak masih dapat menahan
sangat dipengaruhi oleh jenis tanah, apalagi
beban dari struktur atas atau tidak. Jika
dalam suatu daerah memiliki jenis tanah
fondasi tidak dapat menahan beban struktur
yang berbada beda pula.
atas, maka dapat dilakukan perkuatan tanah
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
salah satunya dengan cerucuk.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Penggunaan fondasi tapak yang
menjelaskan bahwa keadaan tanah di
diperkuat dengan cerucuk tentunya akan
daerah Bangka Belitung secara umum
menambah daya dukung dari suatu fondasi.
mempunyai pH rata-rata di bawah 5, dan di
Sebagaimana diketahui bahwa pemasangan
dalamnya mengandung mineral aluminium,
cerucuk kedalam tanah akan memotong
biji timah dan bahan galian lainnya seperti :
bidang longsor (sliding plane) sehingga
pasir, pasir kwarsa, batu ganit, kaolin, batu
kuat geser tanah secara keseluruhan akan
gunung, tanah liat dan lain-lainnya.
meningkat. Meningkatnya kuat geser tanah
Tanah granuler seperti batuan dan
maka akan menambah daya dukung dari
pasir memiliki daya dukung tanah yang
suatu tanah tersebut. Penggunaan fondasi
lebih besar dibandingkan dengan tanah
sumuran (caisson) dapat menjadi alternatif
kohesif yang memiliki partikel tanah yang
lain karena fondasi sumuran merupakan
lebih kecil. Fondasi bangunan harus
bentuk peralihan antara fondasi dangkal
diletakkan di atas tanah keras yang
dan fondasi dalam.
memiliki daya dukung tanah tinggi
Perhitungan daya dukung pondasi
sehingga dapat menahan beban struktur.
sangat diperlukan untuk mendapatkan
Untuk tanah keras yang terletak pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 30


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

perencanaan pondasi yang memenuhi lainnya. Biasanya fondasi ini dibuat dengan
persyaratan. Uraian di atas melatar dimensi yang lebih besar daripada kolom
belakngi penyusun untuk mengetahui daya diatasnya, hal ini bertujuan agar beban
dukung fondasi mana yang lebih besar yang diteruskan ke fondasi dapat
antara fondasi tapak dengan perkuatan disebarkan keluasan tanah yang lebih besar
cerucuk atau menggunakan fondasi dibawahnya. Karena dimensi ukuran dari
sumuran. Untuk itu dilakukan “Penelitian pondasi dibuat lebih besar daripada kolom
Analisis Daya Dukung Fondasi Tapak diatasnya, maka secara fisik terlihat seperti
Menggunakan Perkuatan Cerucuk alas kaki atau sepatu kolom, sehingga
dibandingkan dengan Fondasi Sumuran”. pondasi ini bisa disebut juga sebagai
pondasi kaki pelat atau foot plate.
Kekuatan atau daya dukung tanah
TINJAUAN PUSTAKA
sangat menentukan besar dan kecilnya
Klasifikasi Fondasi
ukuran fondasi. Jenis fondasi telapak
Fondasi adalah struktur bagian bawah
tunggal, semakin kuat daya dukung tanah,
yang umumnya terletak dibawah
semakin kecil ukuran fondasi yang
permukaan tanah yang berfungsi untuk
direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah
meneruskan gaya yang diterimanya ke
daya dukung tanahnya, maka semakin
lapisan tanah pendukung (bearing layers).
besar ukuran pondasi yang akan
Klasifikasi Berdasarkan dimana
direncanakan. Untuk tanah dengan daya
Beban itu ditopang oleh Tanah. Joseph E.
dukung lemah, sebaiknya tidak
Bowles dalam buku Analisis dan Desain
menggunakan pondasi ini, karena desain
fondasi menjelaskan fondasi dapat
area penampangnya pasti akan besar
digolongkan menjadi dua yakni;
sehingga tidak efektif dan tidak ekonomis
1. Fondasi dangkal dinamakan sebagai
pada pelaksanaan . Namun, bila tanah
alas/telapak, telapak tersebar atau
distabilkan dengan menambahkan
fondasi (mats). Kedalaman pada
perkuatan seperti cerucuk, dapat dianalisis
umumnya adalah berkisar 1 m – 2 m
apakah fondasi ini masih layak atau tidak
atau Df/B ≤ 1.
untuk digunakan.
2. Fondasi dalam dinamakan sebagai tiang
pancang, tembok/tiang yang dibor.
Kedalaman Df/B ≥ 4. Fondasi Sumuran
Fondasi sumuran (caisson
Df adalah kedalaman fondasi dan B adalah
foundation) adalah bentuk peralihan antara
lebar fondasi.
fondasi dangkal dan fondasi tiang yang
digunakan apabila tanah dasar terletak pada
Fondasi Tapak dengan Perkuatan
kedalaman yang relatif dalam. Untuk
Cerucuk
fondasi sumuran dipakai apabila lapisan
Fondasi tapak adalah fondasi yang
tanah keras terdapat pada kedalaman 3 - 8
biasa digunakan untuk menumpu kolom
m. Jenis fondasi ini dicor di tempat dengan
bangunan, tugu, menara, tangki air,
menggunakan komponen beton dan batu
cerobong asap dan beberapa bangunan sipil

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 31


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

belah sebagai pengisinya. Disebut sebagai pandangan mata. Apalagi penurunan terjadi
fondasi sumuran karena pondasi ini dimulai secara tidak merata akan lebih
dengan menggali tanah berdiameter membahayakan daripada penurunan yang
minimal 80 cm seperti menggali sumur. terjadi secara total.
Pada bagian atas fondasi yang mendekati Penurunan (settlement) fondasi yang
sloof, diberi pembesian untuk mengikat terletak pada tanah berbutir halus yang
sloof. Pada kondisi tanah berlempung yang jenuh dapat dibagi menjadi 3 komponen,
memiliki kohesif yang tinggi, penggunaan yaitu: penurunan-segera (immediate
fondasi sumuran dapat mengantisipasi settlement), penurunan konsolidasi primer,
ketidakstabilan fondasi. dan penurunan konsolidasi sekunder.
Penurunan total adalah jumlah dari ketiga
Penurunan Fondasi komponen penurunan tersebut, dinyatakan
Istilah penurunan (settlement) dalam persamaan di bawah:
digunakan untuk menunjukkan gerakan S = Si + Sc + Ss
titik tertentu pada bangunan terhadap titik dengan,
referensi yang tetap. Jika seluruh
Si = penurunan segera
permukaan tanah di bawah dan di sekitar
Sc = penurunan konsolidasi primer
bangunan turun secara seragam dan
penurunan terjadi tidak berlebihan, maka Ss = penurunan konsolidasi sekunder
turunnya bangunan akan tidak nampak oleh Besarnya penurunan bergantung pada
pandangan mata dan penurunan yang karakteristik tanah dan penyebaran tekanan
terjadi tidak akan merusak bangunan. fondasi ke tanah bawahnya. Berikut adalah
Namun, bila penurunan yang terjadi secara nilai batas penurunan maksimum dari
berlebihan tentu akan mengganggu fondasi.

Tabel 1. Batas penurunan maksimum (Skempton dan MacDonald, 1955)


Jenis Fondasi Penurunan Maksimum (mm)
Fondasi terpisah pada tanah lempung 65

Fondasi terpisah pada tanah pasir 40

Fondassi rakit pada tanah lempung 65 – 100

Fondasi rakit pada tanah pasir 40 -65


Sumber : Analisis dan Perancangan Fondassi, Hary Christady (2011)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 32


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

METODE PENELITIAN

Gambar 1. Diagram alir penelitian Gambar 2. Diagram alir daya dukung dan
penurunan fondasi tapak + cerucuk

Gambar 3. Diagram alir daya dukung dan penurunan fondasi sumuran

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 33


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN yang harus ditahan cerucuk yang telah


Fondasi Tapak + Cerucuk : dikonversikan ke dalam beban dibagikan
dengan daya dukung cerucuk tunggal.
a. Perencanaan dimensi awal fondasi
Perhitungan analisis tegangan dengan
cara memperhitungkan beban dan momen b. Daya dukung dan penurunan fondasi
dan juga dengan memperhitungkan gaya Dari hasil analisis tegangan,
dalam satu arah ataupun dua arah beberapa didapatkan bahwa pada beban I terjadi
kali perhitungan didapatkan dimensi tegangan akibat pengurangan dimensi tapak
fondasi pada beban I yakni 125 x 125 cm2 menjadi 0,85 x 0,85 m yakni sebesar
dan beban II yakni 180 x 180 cm2. 4238,3301 kN/m2 an jika dikonversikan
Dimensi yang telah didapatkan kedalam Pu, maka Pu minimal yang harus
tersebut diperkecil yakni pada beban I ditampung adalah 4238,3301 x 0,85 x 0,85
menjadi 85 x 85 cm2 dan beban II 150 x = 3062,1935 kN.
150 cm2 sehingga didapatkan kelebihan Sedangkan pada beban II terjadi
tegangan yang nantinya akan ditahan oleh tegangan akibat pengurangan dimensi tapak
cerucuk. Perhitungan daya dukung cerucuk menjadi 1,5 x 1,5 m yakni sebesar
dihitung berdasarkan daya dukung cerucuk 3393,8400 kN/m2 an jika dikonversikan
tunggal. kedalam Pu, maka Pu minimal yang harus
Jumlah cerucuk dapat diketahui ditampung adalah 3393,8400 x 1,5 x 1,5
dengan membagikan kelebihan tegangan =7636,1400 kN (lihat Tabel 2).

Tabel 2. Daya dukung izin total tapak+kelompok cerucuk


Beban Metode DDT DDC DDtot
Terzaghi (1943) 671,7333 2667,6086 3339,3419
I
Schmertmann (1978) 635,8000 2667,6086 3308,4086
Terzaghi (1943) 3158,8162 4626,6646 7785,4808
II
Schmertmann (1978) 2898,0000 4775,7844 7673,7844
Sumber: Hasil perhitungan, 2015

Keterangan:
DDT : daya dukung tapak (kN)
DDC : daya dukung cerucuk (kN)
DDtot : daya dukung total (kN)

Dari hasil Tabel 1 dapat disimpulkan Nilai penurunan fondasi tapak dengan
bahwa pada beban I dan II, daya dukung kelompok tiang cerucuk dapat disajikan ke
fondasi total mampu menahan beban dalam tabel 5.6 peurunan fondasi tapak dan
struktur dengan menambahkan beberapa fondasi cerucuk berikut.
tiang cerucuk.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 34


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

Tabel 3. Penurunan fondasi tapak dan fondasi cerucuk


Penurunan Fondasi (cm)
Beban Metode/ ∑ cerucuk
F.Tapak Kel. Tiang Total
Terzaghi / 9 tiang
I 0,1154 2,2116 2,3270
Schmertmann/ 9 tiang
Terzaghi / 20 tiang 2,0369 2,2279
II 0,1909
Schmertmann/ 21 tiang 1,9117 2,1027
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015

Dari tabel di atas, diketahui Nilai penurunan yang didapat masih


penurunan total yang terjadi pada fondasi dalam batas aman dengan melihat tabel 3.5
tapak dengan tiang cerucuk menunjukkan batas penurunan maksimum (Skempton dan
nilai yang tidak jauh berbeda. Hal ini MacDonald, 1955) untuk fondasi terpisah
dikarenakan dimensi fondasi tapak yang pada tanah lempung nilai penurunan
bekerja pada beban I dan beban II adalah maksimu adalah 65 mm = 6,5 cm.
berbeda yakni 85 cm dan 150 cm. Dan juga
dapat disimpulkan bahwa semakin besar Variasi Konfigurasi Kelompok Tiang
dimensi tapak, maka semakin besar pula Cerucuk
penurunan yang terjadi. Sedangkan pada Dari beberapa bentuk konfigurasi
tiang cerucuk dapat disimpulan bahwa kelompok tiang yang telah dianalisis dapat
semakin besar jarak lebar kelompok disimpulkan bahwa nilai efisiensi pada
cerucuk (Bg), maka semakin besar kelompok tiang dapat mempengaruhi daya
penurunan yang terjadi. dukung izin dari kelompok tiang

Tabel 4. Perhitungan daya dukung kelompok dengan beberapa konfigurasi

Beban ∑ Tiang Variasi Efisiensi Qall grup (kN) Puc (kN) Qall grup > Puc

1 0,7480 1868,3251
2 0,7480 1868,3251 Qall grup < Puc, jumlah
6 3 0,7120 1778,4057 2390,4602 tiang belum dapat
4 0,7480 1868,3251 digunakan
5 0,7120 1778,4057
I
1 0,7120 2074,8067
2 0,7192 2095,7879 Qall grup < Puc, jumlah
7 3 0,7300 2127,2597 2602,8280 tiang belum dapat
4 0,6940 2022,3537 digunakan
5 0,7120 2074,8067
1 0,6744 3092,1553 Qall grup < Puc, jumlah
13 2 0,6917 3171,3238 4477,3239 tiang belum dapat
3 0,6448 2956,4380 digunakan
II
1 0,6670 3293,4741 Qall grup < Puc, jumlah
14 2 0,6987 3450,0711 4738,1400 tiang belum dapat
3 0,6559 3238,6652 digunakan
Sumber: Hasil Perhitungan, 2015

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 35


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

Dari Tabel 4, menunjukkan


besarnya kekurangan daya dukung izin Tabel 6. Nilai penurunan total fondasi
fondasi pada setiap beban jumlah cerucuk sumuran
yang dianalisis. Untuk memenuhi
Metode Penurunan (cm)
kekurangan daya dukung tersebut harus ada
penambahan tiang cerucuk. Dalam No. Perhitungan Beban Beban
Daya Dukung I II
menambahkan jumlah tiang pada jumlah
cerucuk yang ada, tentunya variasi 1. Mayerhorf (1956) 1,1516 1,8481
konfigurasi yang didapat akan berbeda pula
sehingga nilai efisiensi kelompok tiang 2. Caisson 1,1537 1,8511
yang dihasilkan juga akan berbeda. Variasi Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
konfigurasi kelompok tiang divariasikan
dengan memperhatikan panjang dan lebar Dari Tabel 6, dapat dilihat bahwa
kelompok tiang (Lg) dan (Bg) sehingga nilai penurunan yang dihasilkan dalam
tdak melebihi panjang dan lebar fondasi
setiap metode dan setiap beban yang
tapak yang didisain sebelumnya.
dihitung tidak menunjukkan perbedaan
Fondasi Sumuran yang jauh berbeda. Kisaran nilai penuruan
antara 1,15-1,85 cm yang masih dalam
a. Perencanaan dimensi awal fondasi
batas izin yaitu 2,54 cm. Dari hasil analisis
Perhitungan analisis tegangan dengan
juga dapat dikaitkan dengan dimensi dan
memperhitungkan beban dan momen dari
daya dukung suatu fondasi itu, yakni
beberapa kali perhitungan didapatkan
semakin besar dimensi maka daya dukung
dimensi fondasi pada beban I yakni
juga akan semakin besar begitu pula
didapatkan diameter 110 cm2 dan beban II
terhadap penurunannya.
yakni dimeter 180 cm2. Dimensi tesebut
menjadi acuan dalam perhitungan daya
Perbandingan Daya Dukung dan
dukung fondasi.
Penurunan Fondasi Tapak + Cerucuk
Pada Tabel 7 menunjukkan
b. Daya dukung dan penurunan fondasi perbandingan nilai daya dukung antara
fondasi tapak+cerucuk dengan fondasi
Tabel 5. Daya dukung ijin fondasi sumuran
sumuran. Nilai yang diperoleh oleh setiap
Daya Dukung Izin (kN)
Metode beban dalam setiap metode yang ditinjau
Beban I Beban II
Mayerhorf 3836,2427 9574,4880 dalam setiap fondasi yang dianaliasis
Caisson 3992,8240 10173,6000 menunjukkan bahwa nilai daya dukung
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015 yang dihasilkan oleh fondasi sumuran lebih
besar daripada fondasi tapak menggunakan
Dari hasil Tabel 5 di atas, dapat cerucuk. Besarnya perbandingan nilai daya
disimpulkan bahwa nilai daya dukung yang dukung fondasi sumuran dihitung dngan
diperoleh dari kedua metode tersebut tidak membagi nilai daya dukung terbesar
jauh berbeda pada setiap variasi beban dengan daya dukung terkecil yang
yang diberikan. dihasilkan dari metode di atas. Pada beban
I adalah 1,20 lebih besar dari fondasi tapak
menggunakan cerucuk sedangkan untuk

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 36


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

beban II daya dukung fondasi sumuran 1,31 bahwa semakin fleksible suatu fondasi,
lebih besar dari fondasi tapak + cerucuk. maka distribusi tegangan yang terjadi akan
Pada Tabel 8 menunjukkan semakin tidak merata. Terjadi konsentrasi
penurunan yang terjadi pada fondasi tapak tegangan pada daerah beban terpusat. Hal
dengan menggunakan perkuatan cerucuk ini mempengaruhi kekuatan fondasi dalam
lebih besar daripada penurunan yang terjadi hal penurunan yang dialami fondasi.
pada fondasi sumuran baik pada beban I Besarnya penurunan fondasi tapak
ataupun beban II. Selisih nilai penurunan menggunakan perkuatan cerucuk pada
tersebut berkisar 1,18 cm untuk beban I dan beban I adalah 2,02 lebih besar dari fondasi
0,38 cm untuk beban II. Ini terjadi karena sumuran sedangkan untuk beban II
pada fondasi tapak menggunakan cerucuk penurunan tapak menggunakan cerucuk
lebih fleksible jika dibandingkan dengan 1,21 lebih besar dari fondasi sumuran.
fondasi sumuran. Seperti yang diketahui

Tabel 7. Perbandingan daya dukung pondasi tapak + cerucuk dengan fondasi sumuran dari
beberapa metode
Daya Dukung Fondasi (kN)
Tapak + Cerucuk Sumuran
Beban
Metode Metode
Terzaghi Schmertmann Mayerhorf Caisson
I 3339,3419 3308,4086 3836,2427 3992,8240
II 7785,4808 7673,7844 9574,4880 10173,6000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015

Tabel 8. Perbandingan penurunan fondasi tapak + cerucuk dengan fondasi sumuran dari
beberapa metode
Penurunan Fondasi (cm)
Tapak + Cerucuk Sumuran
Beban
Metode
Terzaghi Schmertmann Mayerhorf Caisson
I 2,3270 2,3270 1,1516 1,1537
II 2,2279 2,1027 1,8481 1,8511
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015

cerucuk pada beban I dan beban II


KESIMPULAN
yakni sebesar 3339,3419 kN dan
1. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa
7785,4808 kN yang diperoleh dari
besar daya dukung maksimal yang
perhitungan metode Terzaghi (1943).
dihasilkan oleh setiap fondasi yang
Sedangkan untuk fondasi sumuran,
telah dihitung dengan beberapa
nilai maksimum daya dukung yang
metode, didapatkan bahwa pada
didapat pada beban I dan beban II
fondasi tapak menggunakan perkuatan
yakni sebesar 3992,8240 kN dan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 37


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

10173,60 kN yang diperoleh dari 3. Dari hasil perhitungan pada variasi


metode Caisson. Untuk penurunan, konfigurasi kelompok cerucuk dapat
didapat bahwa pada fondasi tapak disimpulkan bahwa pengaruh yang
menggunakan cerucuk pada beban I ditimbulkan oleh berbagai variasi
dan beban II yakni sebesar 2,3270 cm konfigurasi kelompok tiang dengan
dan 2,2279 cm. Sedangkan untuk jumlah tiang yang sama yakni terletak
fondasi sumuran pada beban I dan pada nilai daya dukung kelompok tiang
beban II yakni sebesar 1,1537 cm dan (Qg). Dari hasil analisis daya dukung
1,8511 cm. kelompok tiang dipengaruhi oleh
2. Dari hasil analisis dapat dibandingkan besarnya nilai efisiensi (Eg) dalam
nilai daya dukung dan penurunan suatu kelompok tiang tersebut.
antara fondasi tapak+cerucuk dengan Semakin besar nilai efisiensi kelompok
fondasi sumuran. Nilai yang diperoleh tiang, maka semakin besar pula nilai
dari setiap beban dalam setiap metode daya dukung kelompok yang
yang dianalisis kedalam setiap fondasi dihasilkan pada suatu konfigurasi
yang ditinjau menunjukkan bahwa kelmpok tiang.
nilai daya dukung yang dihasilkan oleh
fondasi sumuran lebih besar daripada DAFTAR PUSTAKA
fondasi tapak menggunakan perkuatan Amelia R. 2011. Perencanaan Struktur
cerucuk. Besar nilai daya dukung Empat Lantai Kampus Universitas
fondasi sumuran tersebut pada beban I Bangka Belitung. Skripsi. Universitas
Bangka Belitung
adalah 1,20 lebih besar dari fondasi
tapak menggunakan cerucuk dan untuk Asroni A. 2010. Kolom Fondasi & Balok T
beban II daya dukung fondasi sumuran Beton Bertulang.Graha
Ilmu.Yogayakarta
1,31 lebih besar dari fondasi tapak +
cerucuk. Kemudian penurunan terjadi Badan Litbang PU Pekerjaan Umum. 2005.
kebalikan dari perbandingan daya Stabilisasi Dangkal Tanah Lunak
dukung. Penurunan yang terjadi pada untuk Kontruksi Timbunan
Jalandengan Semen dan Cerucuk.
fondasi tapak menggunakan perkuatan
cerucuk lebih besar daripada Bowles J.E. 1993. Analisis dan Desain
penurunan yang terjadi pada fondasi Pondasi. Edisi ke-4. Jilid II.
Erlangga. Jakarta
sumuran baik pada beban I ataupun
beban II. Besarnya penurunan fondasi Budi G.S. 2010.Pondasi
tapak+cerucuk pada beban I adalah Dangkal.Andi.Jakarta.
2,02 lebih besar dari fondasi sumuran
Dipohusodo I. 1993. Struktur Beton
sedangkan untuk beban II penurunan Bertulang. Berdassarkan SK SNI 1-
fondasi tapak menggunakan perkuatan 15-1991-03 Departemen Pekerjaan
cerucuk 1,21 lebih besar dari fondasi Umum RI. Gramedia. Jakarta
sumuran. Hamdi W.2010. Perencanaan Perbaikan
Tanah Dasar Lunak dengan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 38


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

Pemakaian Cerucuk dan Geotextile Tampubolon E.A dan Daniel R.S. 2013.
untuk Kontruksi Jalan Akses Bandara Perhitungan dan Metode
Lombok.Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Pelaksanaan Pondassi Sumuran pada
Institut Teknologi Sepuluh Proyek Pembangunan Jembatan Aek
November. Surabaya Simare Tapanuli Utara Provinsi
Sumatera Utara. Skripsi. Teknik Sipil
Harahap D.J. 2012. Bab II Studi Pustaka. Politeknik Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
Utami T.E dan Hermawan. 2003.
Hardiyatmo H.C. 2011. Analisis dan Perbandingan Nilai Daya Dukung
Perencanaan Fondasi 1. Edisi Kedua. Pondasi Dangkal Berdasarkan Data
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Sondir dan Parameter Tanah pada
Satuan Lempung Endapan Rawa (Qs)
Hardiyatmo H.C. 2010. Analisis dan di Daerah Kabupaten Musi
Perencanaan Fondasi 1I. Edisi Banyuasin Bangian Timur Sumatera
Kedua. Universitas Gajah Mada. Selatan. Buletin Tata Geologi
Yogyakarta Lingkungan. Bandung
Muhrozi M.S. 2002. Fenomena Cerucuk Zakaria Z. 2006. Daya Dukung Tanah
sebagai Peningkatan Daya Dukung Pondasi Dangkal. Seri Mata Kulah
dan Mereduksi Penurunan Beban Geoteknik. Jurusan Geologi Fakultas
Bangunan di Atas Tanah Lembek. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Diponogoro. Alam Universitas Padjadjaran.
Bandung
NI-5 PKKI. 1965. Peraturan Kontruksi
Kayu Indonesia.Yayasan Lembaga http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Ba
Penyelidikan Masalah Bangunan. ngka_Belitung (11 Maret 2014)
Purba V.E dan Sianturi N.M. 2013. Kajian http://www.bangka.go.id/content.php?id_c
Pemilihan Pondasi Sumuran sebagai ontent=kondisi_geografis (11 Maret
Alternatif Perancangan Pondasi. 2014)
Jurnal Rancang Sipil. Volume 2 No.
1. Program Studi Teknik Sipil. www.babelprov.go.id (diakses 12 Maret
Universitas Simalungun. 2014)

Rosyadi I. 2012. Laporan Pekerjaan Sondir http://ilmuanggaputra.blogspot.com/2012/0


dan Handboring Pembangunan 5/pondasi-cerucuk-meningkatkan-
Gedung Auditorium Universitas daya.html (diakses 17 Maret 2014)
Bangka Belitung. Balunijuk
http://khairoel02.mywapblog.com/pengerti
SNI 03- 2847 – 2002. Tata Cara an-pondasi-dan-jenis-jenisnya.xhtml
Perhitungan Struktur Beton untuk (diakses 1 April 2014)
Bangunan Gedung. Bandung
http://pemudasipil.blogspot.com/2013/02/kl
Suroso, Harimurti, dan Harsono M. 2008. asifikasi-dan-tipe-pondasi.html
Alternatif Perkuatan Tanah Lempung (diakses 1 April 2014)
Lunak (Soft Clay) menggunakan
Cerucuk dengan Variasi Panjang dan http://kampustekniksipil.blogspot.com/201
Diameter Cerucuk. Jurnal Rekayassa 2/08/spreadsheet-excel-perencanaan-
Sipil. Volume 2 No.1. Jurusan Teknik pondasi.html (diakses 2 April 2014)
Sipil Universitas Brawajaya Malang.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 39


Jurnal Fropil Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015

http://teorionline.wordpress.com/service/m http://indraadnan92.blogspot.com/2011/08/
etode-pengumpulan-data/ (diakses 10 konstruksi-kayu.html (diakses 19
Mei 2014) Januari 2015)

http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/ http://only-
13/analisis-sistem-informasi- 05.blogspot.com/2012/04/konversi-
pedoman-membuat-flowchart/ kuat-tekan-beton-modulus.html
(diakses 5 Agustus 2014) (diakses 19 Januari 2015)

http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/201 http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--
2/05/efisiensi-kelompok-tiang- satuan-dan-benda-uji.html (diakses
pancang.html (diakses 8 November 19 Januari 2015)
2014)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 40

Anda mungkin juga menyukai