Yayuk Apriyanti
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email:yayukapriyanti@ymail.com
ABSTRAK
Fondasi tapak yang termasuk dalam fondasi dangkal sering digunakan pada strukutur
bertingkat dengan mengunakan perkuatan cerucuk. Untuk mengetahui daya dukung
fondasi, maka dilakukan perbandingan antara fondasi tapak menggunakan cerucuk
dengan fondasi sumuran. Alasan menggunakan fondasi sumuran karena fondasi ini
termasuk dalam fondasi peralihan dari fondasi dangkal ke fondasi dalam. Penelitian untuk
mengetahui kedua daya dukung fondasi tersebut dilakukan dengan metode Terzaghi
(1943), Schertmann (1978), Bagmann (1965), Mayerhorf (1956) dan Caisson. Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa daya dukung yang dihasilkan oleh fondasi sumuran pada
beban I dan II lebih besar 1,20 dan 1,31 dari fondasi tapak menggunakan perkuatan
cerucuk sedangkan untuk penurunan lebih kecil sebesar 2,02 dan 1,21.
Kata kunci : fondasi tapak, fondasi sumuran, cerucuk, daya dukung, penurunan
ABSTRACT
Foundation footprint included in shallow foundations are often used in multi-storey
strukutur by using reinforcement cerucuk . To determine the carrying capacity of the
foundation , then do a comparison between the foundation footprint using cerucuk the
foundation sinks . Reasons for using the foundation sinks because the foundation is
included in the transition from foundation to foundation in shallow foundations. Research
to determine the bearing capacity of the foundation conducted using Terzaghi (1943 ),
Schertmann (1978 ), Bagmann (1965 ), Mayerhorf (1956 ) and Caisson. Results indicate
that the carrying capacity generated by the foundation pitting on the first and second load
greater than 1.20 and 1.31 using the retrofitting cerucuk foundation footprint while for
smaller decrease by 2.02 and 1.21 .
perencanaan pondasi yang memenuhi lainnya. Biasanya fondasi ini dibuat dengan
persyaratan. Uraian di atas melatar dimensi yang lebih besar daripada kolom
belakngi penyusun untuk mengetahui daya diatasnya, hal ini bertujuan agar beban
dukung fondasi mana yang lebih besar yang diteruskan ke fondasi dapat
antara fondasi tapak dengan perkuatan disebarkan keluasan tanah yang lebih besar
cerucuk atau menggunakan fondasi dibawahnya. Karena dimensi ukuran dari
sumuran. Untuk itu dilakukan “Penelitian pondasi dibuat lebih besar daripada kolom
Analisis Daya Dukung Fondasi Tapak diatasnya, maka secara fisik terlihat seperti
Menggunakan Perkuatan Cerucuk alas kaki atau sepatu kolom, sehingga
dibandingkan dengan Fondasi Sumuran”. pondasi ini bisa disebut juga sebagai
pondasi kaki pelat atau foot plate.
Kekuatan atau daya dukung tanah
TINJAUAN PUSTAKA
sangat menentukan besar dan kecilnya
Klasifikasi Fondasi
ukuran fondasi. Jenis fondasi telapak
Fondasi adalah struktur bagian bawah
tunggal, semakin kuat daya dukung tanah,
yang umumnya terletak dibawah
semakin kecil ukuran fondasi yang
permukaan tanah yang berfungsi untuk
direncanakan. Sebaliknya, semakin lemah
meneruskan gaya yang diterimanya ke
daya dukung tanahnya, maka semakin
lapisan tanah pendukung (bearing layers).
besar ukuran pondasi yang akan
Klasifikasi Berdasarkan dimana
direncanakan. Untuk tanah dengan daya
Beban itu ditopang oleh Tanah. Joseph E.
dukung lemah, sebaiknya tidak
Bowles dalam buku Analisis dan Desain
menggunakan pondasi ini, karena desain
fondasi menjelaskan fondasi dapat
area penampangnya pasti akan besar
digolongkan menjadi dua yakni;
sehingga tidak efektif dan tidak ekonomis
1. Fondasi dangkal dinamakan sebagai
pada pelaksanaan . Namun, bila tanah
alas/telapak, telapak tersebar atau
distabilkan dengan menambahkan
fondasi (mats). Kedalaman pada
perkuatan seperti cerucuk, dapat dianalisis
umumnya adalah berkisar 1 m – 2 m
apakah fondasi ini masih layak atau tidak
atau Df/B ≤ 1.
untuk digunakan.
2. Fondasi dalam dinamakan sebagai tiang
pancang, tembok/tiang yang dibor.
Kedalaman Df/B ≥ 4. Fondasi Sumuran
Fondasi sumuran (caisson
Df adalah kedalaman fondasi dan B adalah
foundation) adalah bentuk peralihan antara
lebar fondasi.
fondasi dangkal dan fondasi tiang yang
digunakan apabila tanah dasar terletak pada
Fondasi Tapak dengan Perkuatan
kedalaman yang relatif dalam. Untuk
Cerucuk
fondasi sumuran dipakai apabila lapisan
Fondasi tapak adalah fondasi yang
tanah keras terdapat pada kedalaman 3 - 8
biasa digunakan untuk menumpu kolom
m. Jenis fondasi ini dicor di tempat dengan
bangunan, tugu, menara, tangki air,
menggunakan komponen beton dan batu
cerobong asap dan beberapa bangunan sipil
belah sebagai pengisinya. Disebut sebagai pandangan mata. Apalagi penurunan terjadi
fondasi sumuran karena pondasi ini dimulai secara tidak merata akan lebih
dengan menggali tanah berdiameter membahayakan daripada penurunan yang
minimal 80 cm seperti menggali sumur. terjadi secara total.
Pada bagian atas fondasi yang mendekati Penurunan (settlement) fondasi yang
sloof, diberi pembesian untuk mengikat terletak pada tanah berbutir halus yang
sloof. Pada kondisi tanah berlempung yang jenuh dapat dibagi menjadi 3 komponen,
memiliki kohesif yang tinggi, penggunaan yaitu: penurunan-segera (immediate
fondasi sumuran dapat mengantisipasi settlement), penurunan konsolidasi primer,
ketidakstabilan fondasi. dan penurunan konsolidasi sekunder.
Penurunan total adalah jumlah dari ketiga
Penurunan Fondasi komponen penurunan tersebut, dinyatakan
Istilah penurunan (settlement) dalam persamaan di bawah:
digunakan untuk menunjukkan gerakan S = Si + Sc + Ss
titik tertentu pada bangunan terhadap titik dengan,
referensi yang tetap. Jika seluruh
Si = penurunan segera
permukaan tanah di bawah dan di sekitar
Sc = penurunan konsolidasi primer
bangunan turun secara seragam dan
penurunan terjadi tidak berlebihan, maka Ss = penurunan konsolidasi sekunder
turunnya bangunan akan tidak nampak oleh Besarnya penurunan bergantung pada
pandangan mata dan penurunan yang karakteristik tanah dan penyebaran tekanan
terjadi tidak akan merusak bangunan. fondasi ke tanah bawahnya. Berikut adalah
Namun, bila penurunan yang terjadi secara nilai batas penurunan maksimum dari
berlebihan tentu akan mengganggu fondasi.
METODE PENELITIAN
Gambar 1. Diagram alir penelitian Gambar 2. Diagram alir daya dukung dan
penurunan fondasi tapak + cerucuk
Keterangan:
DDT : daya dukung tapak (kN)
DDC : daya dukung cerucuk (kN)
DDtot : daya dukung total (kN)
Dari hasil Tabel 1 dapat disimpulkan Nilai penurunan fondasi tapak dengan
bahwa pada beban I dan II, daya dukung kelompok tiang cerucuk dapat disajikan ke
fondasi total mampu menahan beban dalam tabel 5.6 peurunan fondasi tapak dan
struktur dengan menambahkan beberapa fondasi cerucuk berikut.
tiang cerucuk.
Beban ∑ Tiang Variasi Efisiensi Qall grup (kN) Puc (kN) Qall grup > Puc
1 0,7480 1868,3251
2 0,7480 1868,3251 Qall grup < Puc, jumlah
6 3 0,7120 1778,4057 2390,4602 tiang belum dapat
4 0,7480 1868,3251 digunakan
5 0,7120 1778,4057
I
1 0,7120 2074,8067
2 0,7192 2095,7879 Qall grup < Puc, jumlah
7 3 0,7300 2127,2597 2602,8280 tiang belum dapat
4 0,6940 2022,3537 digunakan
5 0,7120 2074,8067
1 0,6744 3092,1553 Qall grup < Puc, jumlah
13 2 0,6917 3171,3238 4477,3239 tiang belum dapat
3 0,6448 2956,4380 digunakan
II
1 0,6670 3293,4741 Qall grup < Puc, jumlah
14 2 0,6987 3450,0711 4738,1400 tiang belum dapat
3 0,6559 3238,6652 digunakan
Sumber: Hasil Perhitungan, 2015
beban II daya dukung fondasi sumuran 1,31 bahwa semakin fleksible suatu fondasi,
lebih besar dari fondasi tapak + cerucuk. maka distribusi tegangan yang terjadi akan
Pada Tabel 8 menunjukkan semakin tidak merata. Terjadi konsentrasi
penurunan yang terjadi pada fondasi tapak tegangan pada daerah beban terpusat. Hal
dengan menggunakan perkuatan cerucuk ini mempengaruhi kekuatan fondasi dalam
lebih besar daripada penurunan yang terjadi hal penurunan yang dialami fondasi.
pada fondasi sumuran baik pada beban I Besarnya penurunan fondasi tapak
ataupun beban II. Selisih nilai penurunan menggunakan perkuatan cerucuk pada
tersebut berkisar 1,18 cm untuk beban I dan beban I adalah 2,02 lebih besar dari fondasi
0,38 cm untuk beban II. Ini terjadi karena sumuran sedangkan untuk beban II
pada fondasi tapak menggunakan cerucuk penurunan tapak menggunakan cerucuk
lebih fleksible jika dibandingkan dengan 1,21 lebih besar dari fondasi sumuran.
fondasi sumuran. Seperti yang diketahui
Tabel 7. Perbandingan daya dukung pondasi tapak + cerucuk dengan fondasi sumuran dari
beberapa metode
Daya Dukung Fondasi (kN)
Tapak + Cerucuk Sumuran
Beban
Metode Metode
Terzaghi Schmertmann Mayerhorf Caisson
I 3339,3419 3308,4086 3836,2427 3992,8240
II 7785,4808 7673,7844 9574,4880 10173,6000
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
Tabel 8. Perbandingan penurunan fondasi tapak + cerucuk dengan fondasi sumuran dari
beberapa metode
Penurunan Fondasi (cm)
Tapak + Cerucuk Sumuran
Beban
Metode
Terzaghi Schmertmann Mayerhorf Caisson
I 2,3270 2,3270 1,1516 1,1537
II 2,2279 2,1027 1,8481 1,8511
Sumber : Hasil Perhitungan, 2015
Pemakaian Cerucuk dan Geotextile Tampubolon E.A dan Daniel R.S. 2013.
untuk Kontruksi Jalan Akses Bandara Perhitungan dan Metode
Lombok.Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Pelaksanaan Pondassi Sumuran pada
Institut Teknologi Sepuluh Proyek Pembangunan Jembatan Aek
November. Surabaya Simare Tapanuli Utara Provinsi
Sumatera Utara. Skripsi. Teknik Sipil
Harahap D.J. 2012. Bab II Studi Pustaka. Politeknik Negeri Medan.
Universitas Sumatera Utara
Utami T.E dan Hermawan. 2003.
Hardiyatmo H.C. 2011. Analisis dan Perbandingan Nilai Daya Dukung
Perencanaan Fondasi 1. Edisi Kedua. Pondasi Dangkal Berdasarkan Data
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Sondir dan Parameter Tanah pada
Satuan Lempung Endapan Rawa (Qs)
Hardiyatmo H.C. 2010. Analisis dan di Daerah Kabupaten Musi
Perencanaan Fondasi 1I. Edisi Banyuasin Bangian Timur Sumatera
Kedua. Universitas Gajah Mada. Selatan. Buletin Tata Geologi
Yogyakarta Lingkungan. Bandung
Muhrozi M.S. 2002. Fenomena Cerucuk Zakaria Z. 2006. Daya Dukung Tanah
sebagai Peningkatan Daya Dukung Pondasi Dangkal. Seri Mata Kulah
dan Mereduksi Penurunan Beban Geoteknik. Jurusan Geologi Fakultas
Bangunan di Atas Tanah Lembek. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Universitas Diponogoro. Alam Universitas Padjadjaran.
Bandung
NI-5 PKKI. 1965. Peraturan Kontruksi
Kayu Indonesia.Yayasan Lembaga http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Ba
Penyelidikan Masalah Bangunan. ngka_Belitung (11 Maret 2014)
Purba V.E dan Sianturi N.M. 2013. Kajian http://www.bangka.go.id/content.php?id_c
Pemilihan Pondasi Sumuran sebagai ontent=kondisi_geografis (11 Maret
Alternatif Perancangan Pondasi. 2014)
Jurnal Rancang Sipil. Volume 2 No.
1. Program Studi Teknik Sipil. www.babelprov.go.id (diakses 12 Maret
Universitas Simalungun. 2014)
http://teorionline.wordpress.com/service/m http://indraadnan92.blogspot.com/2011/08/
etode-pengumpulan-data/ (diakses 10 konstruksi-kayu.html (diakses 19
Mei 2014) Januari 2015)
http://fairuzelsaid.wordpress.com/2010/01/ http://only-
13/analisis-sistem-informasi- 05.blogspot.com/2012/04/konversi-
pedoman-membuat-flowchart/ kuat-tekan-beton-modulus.html
(diakses 5 Agustus 2014) (diakses 19 Januari 2015)
http://rizaldyberbagidata.blogspot.com/201 http://lauwtjunnji.weebly.com/pbi--sni--
2/05/efisiensi-kelompok-tiang- satuan-dan-benda-uji.html (diakses
pancang.html (diakses 8 November 19 Januari 2015)
2014)