Anda di halaman 1dari 3

PONDASI :  Pondasi yang berada ditepi batas pemilikan dapat diikat ke

Bagian terendah bangunan yang meneruskan beban bangunan ke lapisan dinding atau
tanah keras atau batuan yang berada dibawahnya. kolom yang berada diatas pondasi. Pondasi telapak kantilever
sebaiknya
FUNGSI Menahan/mendukung
tidak disusun sedemikian hingga prosedur pelaksanaannya
bangunan diatasnya
tidak umum
Mentransfer/meneruskan beban struktur secara aman ke
dilakukan.
lapisan tanah dasar yang kuat
 pondasi rakit,didefinisikan sebagai bagian
 Beban mati
bawah dari struktur yang berbentuk rakit melebar ke seluruh
 Beban hidup bagian dasar bangunan.
 Beban angin  Pondasi rakit digunakan bila lapisan tanah pondasi
 Beban pada lapisan tanah mempunyai
 Up lift daya dukung rendah, sehingga jika digunakan pondasi telapak
 Gempa akan memerlukan luas area yang hampir memenuhi bagian
bawah bangunannya.
JENIS PONDASI DANGKAL
 Terzaghi dan Peck (1948) menyarankan bahwa, bila 50%
1. Pondasi memanjang, Pondasi yang digunakan untuk luas
mendukung dinding bagian bawah bangunan terpenuhi oleh luasan pondasi, lebih
memanjang atau untuk mendukung sederetan kolom yang ekonomis jika digunakan pondasi rakit, karena dapat
berjarak dekat, karena bila dipakai pondasi telapak sisi-sisinya menghemat biaya penggalian dan penulangan beton
akan berimpit satu sama lain.
FASE KERUNTUHAN PONDASI
- Beban dinding dianggap sebagai beban garis persatuan
Panjang FASE 1 : Saat awal penerapan beban, tanah dibawah pondasi turun
2. Pondasi telapak terpisah, Pondasi yang berdiri sendiri dalam diikuti oleh deformasi tanah secara lateral dan vertikal ke bawah.
mendukung kolom. Beban-beban kolom dianggap sebagai  Sejauh beban yang diterapkan relatif kecil, penurunan yang
beban titik terjadi kira-kira sebanding dengan besarnya beban yang
3. Pondasi telapak gabungan, Pondasi yang mendukung dua diterapkan.
kolom atau lebih dan letaknya terlalu dekat  Dalam keadaan ini, tanah dalam kondisi keseimbangan
satu dengan yang lain, dan digabung menjadi satu pondasi elastis.
tunggal, karena :  Massa tanah yang terletak dibawah pondasi mengalami
 jarak kolom terlalu dekat satu dengan yang lain kompresi yang mengakibatkan kenaikan kuat geser tanah,
 jarak kolom dekat dengan batas tanah dengan demikian menambah daya dukungnya.
pemilikan atau dibatasi oleh pondasi bangunan FASE 2 : Pada penambahan beban selanjutnya, baji tanah terbentuk
yang telah ada sebelumnya. tepat didasar pondasi dan deformasi plastis tanah menjadi
 perancang bermaksud menanggulangi momen semakin dominan.
penggulingan yang terlalu besar pada pondasi.  Gerakan tanah pada kedudukan plastis dimulai dari tepi
 bangunan-bangunan, seperti pilar jembatan, pondasi, dan kemudian dengan bertambahnya beban, zona
pilar akuaduk, terletak pada tanah dengan daya plastis berkembang.
dukung rendah.  Gerakan tanah kearah lateral manjadi semakin nyata yang
 untuk mendukung beban-beban struktur yang diikuti oleh retakan lokal dan geseran tanah di sekeliling tepi
tidak begitu besar, namun tanahnya mudah pondasinya.
mampat atau lunak dan pondasi dipengaruhi  Dalam zona plastis, kuat geser tanah sepenuhnya
oleh momen penggulingan. berkembang untuk menahan bebannya.
Keuntungan dari pemakaian pondasi telapak gabungan antara FASE 3 : Fase ini dikarakteristikkan oleh kecepatan deformasi yang
lain adalah : semakin bertambah seiring dengan penambahan bebannya.
 dapat menghemat biaya penggalian dan pemotongan  Deformasi diikuti oleh gerakan tanah ke arah luar yang
tulangan diikuti oleh menggembungnya tanah permukaan.
beton  Kemudian tanah pendukung pondasi mengalami
 dapat mencegah penurunan tidak seragam yang berlebihan keruntuhan dengan bidang runtuh yang berbentuk
diantara kolom-kolom akibat adanya lensa-lensa tanah lunak lengkungan dan garis yang disebut bidang geser radial dan
dan bentuk variasi lapsian tanah yang tidak beraturan pada bidang geser linier
zona tertekan dibawah pondasi.
Terdapat beberapa jenis pondasi telapak gabungan, yaitu :
 pondasi telapak gabungan
JENIS KERUNTUHAN
 pondasi telapak kantilever atau pondasi telapak ikat, adalah
pondasi yang terdiri dari 2 atau lebih pondasi telapak yang a. Keruntuhan geser umum
diikat b. Keruntuhan geser lokal
oleh balok. c. Keruntuhan penetrasi
 Pondasi telapak kantilever digunakan jika luasan
pondasi yang berada ditepi luasan bangunan Kriteria dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam
yang terbatas oleh batas pemilikan atau oleh perancangan pondasi :
pondasi yang sudah ada sebelumnya, yaitu 1. keamanan terhadap keruntuhan akibat terlampauinya daya dukung
dengan cara mengikat dengan pondasi yang yang diijinkan, biasanya digunakan angka keamanan 3
berada didekatnya. 2. keamanan terhadap penurunan, khususnya penurunan yang tidak
 Dua pondasi telapak tersebut diikat oleh balok seragam (differential settlement), tidak boleh mengakibatkan kerusakan
yang kaku agar distribusi tekanan pada dasar pada struktur diatasnya.
pondasi ke tanah menjadi seragam.  penurunan seragam : 5 – 10 cm
 Ikatan antara dua pondasi dapat dilakukan dengan beberapa  penurunan tidak seragam : 2 - 5 cm
cara dan 3. pondasi harus diletakkan pada kedalaman yang cukup untuk
pemilihan caranya tergantung dari kondisi yang ada.
menanggulangi resiko erosi permukaan, gerusan, kembang susut tanah, 3 = (1535,2 +169,6 B)/[(1000/B2) – 38]
dan gangguan tanah disekitar pondasi lainnya. [(3000/B2) – 114] = 1535,2 +169,6 B → 169,6 B3 + 1687,2 B2 -
3000 = 0
DAYA DUKUNG PONDASI Dengan cara coba-coba diperoleh lebar pondasi B = 1,26 m.
Kapasitas daya dukung pondasi adalah kemampuan tanah dalam
mendukung beban dari struktur di atasnya yang dinyatakan dengan 2.Pondasi berbentuk lingkaran dengan diameter 3 m terletak pada
tahanan geser tanah untuk melawan penurunan akibat beban. kedalaman 2 m. Kondisi tanah seperti pada gambar. Hitung
besarnya kapasitas dukung ultimit pada kondisi keruntuhan geser
1. TERZAGHI, umum, jika :
a. Muka air tanah sama dengan muka tanah
Daya dukung berdasarkan teori Terzaghi banyak digunakan b. Muka air tanah terletak 1 m dibawah permukaan tanah
dalam analisis daya dukung pada tanah granuler dan tanah- c. Muka air tanah pada dasar pondasi
tanah yang mempunyai kohesi dan sudut geser dalam d. Muka air tanah pada kedalaman 3 m dari permukaan
(tanah c – ), karena persamaan daya dukungnya e. Muka air tanah terletak pada kedalaman 15 m dari permukaan
memberikan hasil yang teliti. Penyelesaian Soal 2
 Hal ini sangat berguna untuk menanggulangi resiko yang Untuk  = 10 ; diperoleh faktor daya dukung untuk keruntuhan geser
umum
timbul akibat kesulitan dalam memperoleh contoh tanah
menurut Terzaghi:
tidak terganggu (undisturb soil) pada jenis tanah granuler Nc = 9,6; Nq = 2,7 dan Ng = 1,2
dan tanah c – . a. Muka air tanah sama dengan permukaan tanah
Po’ = (Df x g’) = 2 x (1,95 – 1) = 1,90 t/m2
Persamaan umum daya dukung ultimit pada pondasI Kapasitas dukung ultimit untuk pondasi lingkaran:
memanjang untuk kondisi keruntuhan geser umum, qu = 1,3 c Nc +Po’ Nq + 0,3 g‘B Ng
menurut Terzaghi dinyatakan dalam persamaan : = (1,3 x 3 x 9,6) + (1,90 x 2,7) + [0,3 x (1,95-1) x 3 x 1,2)
qu = c Nc + q Nq + ½ g B Ng = 43,60 t/m2
b. Muka air tanah terletak pada kedalaman 1 m di bawah permukaan
dengan :
tanah
qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang Po’ = (dw x gb) + g’ (Df-dw)
c = kohesi = (dw x gb) + (gsat - gw ) (Df-dw)
Df = kedalaman pondasi = (1 x 1,75) + [(1,95-1) x (2-1)]
g = berat volume tanah = 2,7 t/m2
q = Po = Df g = tekanan overburden pada dasar pondasi Kapasitas dukung ultimit untuk pondasi lingkaran:
Nc, Nq,Ng = faktor daya dukung Terzaghi yang tergantung qu = 1,3 c Nc +Po’ Nq + 0,3 g‘B Ng
= (1,3 x 3 x 9,6) + (2,7 x 2,7) + [0,3 x (1,95-1) x 3 x 1,2)
dari nilai  = 45,76 t/m2
PERSAMAAN DAYA DUKUNG c. Muka air tanah terletak pada dasar pondasi (kedalaman 2 m)
TERZAGHI Po = (Df x gb) = 2 x 1,75 = 3,5 t/m2
Persamaan umum daya dukung ultimit pada pondasi Kapasitas dukung ultimit untuk pondasi lingkaran:
memanjang untuk kondisi keruntuhan geser lokal, menurut qu = 1,3 c Nc +Po Nq + 0,3 g‘B Ng
Terzaghi dinyatakan dalam persamaan : = (1,3 x 3 x 9,6) + (3,5 x 2,7) + [0,3 x (1,95-1) x 3 x 1,2)
= 47,92 t/m2
qu = 2/3 c Nc’ + q Nq’ + ½ g B Ng’
d. Muka air tanah terletak pada kedalaman 3 m (z < B)
dengan : Po = (Df x gb) = 2 x 1,75 = 3,5 t/m2
qu = daya dukung ultimit untuk pondasi memanjang Karena kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi adalah 1 m atau
c = kohesi kurang dari
Df = kedalaman pondasi B = 3 m, maka suku persamaan ke-3 dari persamaan kapasitas daya
g = berat volume tanah dukung
q = Po = Df g = tekanan overburden pada dasar pondasi tanah digunakan nilai berat volume rata-ratanya.
grata-rata = g’ + (z/B)(gb - g’ )
Nc’, Nq’,Ng’ = faktor daya dukung Terzaghi yang tergantung
= (1,95 – 1) + (1/3)[1,75 – (1,95-1)]
dari nilai  = 1,22 t/m2
CONSOL : 1. Kapasitas dukung ultimit untuk pondasi lingkaran:
Suatu pondasi berbentuk bujur qu = 1,3 c Nc +Po Nq + 0,3 grata-rata B Ng
sangkar dengan beban sebesar = (1,3 x 3 x 9,6) + (3,5 x 2,7) + (0,3 x 1,22 x 3 x 1,2)
1000 kN, terletak di atas tanah = 48,21 t/m2
d. Muka air tanah terletak pada kedalaman 15 m (z > B)
pasir dengan dengan data-data
Po = (Df x gb) = 2 x 1,75 = 3,5 t/m2
karakteristik tanah seperti pada
Karena kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi adalah
gambar.
13 m atau lebih
a. Tentukan lebar pondasi, jika
besar dari B = 3 m, maka suku persamaan ke-3 dari persamaan
faktor aman F = 3.
kapasitas daya
a. Perhitungan lebar pondasi dukung tanah digunakan nilai berat volume basah.
Untuk  = 35o ; diperoleh faktor daya dukung untuk keruntuhan Kapasitas dukung ultimit untuk pondasi lingkaran:
geser umum qu = 1,3 c Nc +Po Nq + 0,3 gb B Ng
menurut Terzaghi: Nq = 41,4 dan Ng = 42,4 = (1,3 x 3 x 9,6) + (3,5 x 2,7) + (0,3 x 1,75 x 3 x 1,2)
Po = (dw x gb ) + (Df-dw) gsat = (1 x 18) + (1 x 20) = 38 kN/m2 = 48,78 t/m2
Kapasitas dukung ultimit untuk pondasi bujur sangkar pada tanah
3.Suatu pondasi lajur memanjang menahan beban struktur sebesar
pasir :
1000 kN, pada kedalaman 2 m. Data-data karakteristik tanah
qu = Po Nq + 0,4 g‘B Ng
seperti pada gambar :
= (38 x 41,4) + [0,4 x (20-10) x B x 42,4]
a. Tentukan lebar pondasi jika muka air tanah pada Kedalaman 3 m
= 1573,2 + 169,6 B
dengan factor keamanan F = 3
Kapasitas dukung ultimit netto :
b. Tentukan faktor keamanan pondasi jika muka air tanah naik sampai
qun = qu - Po
dasar pondas
= 1573,2 + 169,6 B – 38 = 1535,2 +169,6 B
Penyelesaian
Tekanan pondasi netto :
Untuk  = 25o ; diperoleh faktor daya dukung untuk keruntuhan geser
qn = q – Po = P/A – Po = (1000/B2) – 38
umummenurut Terzaghi:
Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung F = 3, maka :
Nc = 25,1; Nq = 12,7 dan Ng = 9,7
F = qun / qn
a. Perhitungan lebar pondasi jika muka air tanah pada kedalaman 3 m CONSOL
Po = (Df x gb) = 2 x 17 = 34 kN/m2 1. ± 0.00 m
Asumsi : kedalaman muka air tanah dari dasar pondasi (z) < lebar Df = ? Lempung jenuh u= 0o Cu = 30 kN/m2 gsat = 20 kN/m3
pondasi (B) Suatu pondasi berbentuk bujur sangkar di atas tanah lempung jenuh
dengan beban keseluruhan
Karena kedalaman muka air tanah adalah 3 m dari permukaan tanah atau
sebesar 500 kN. Data-data karakteristik tanah seperti pada gambar.
1 m dari dasar pondasi, dan dengan asumsi di atas, maka suku Tentukan lebar dan
persamaan ke-3 dari persamaan kapasitas daya dukung tanah digunakan kedalaman pondasi, jika factor aman terhadap keruntuhan akibat
nilai berat volume rata- kapasitas dukung sebesar 3
ratanya. 500 kN
grata-rata = g’ + (z/B)(gb - g’ ) B=?
= (18,5 – 10) + (1/B)[17 – (18,5-10)] Penyelesaian
Penyelesaian dilakukan dengan cara coba-coba, sedemikian rupa hingga
= 8,5 + (8,5/B) faktor aman
Kapasitas dukung ultimit netto untuk pondasi memanjang: terhadap keruntuhan akibat kapasitas dukung terpenuhi
qun = 1,3 c Nc +Po (Nq-1) + 0,5 grata-rataB Ng Di coba dimensi pondasi 2 m x 2 m, dengan kedalaman Df = 2 m
= (1,3 x 15 x 25,1) + [34 x (12,7-1)] + [0,5 x (8,5 + 8,5/B) x B x 9,7] Untuk Df/B = 2 / 2 = 1, maka dari grafik faktor daya dukung Skempton
= (928,48 + 41,23 B) diperoleh :
Jika faktor keamanan sama dengan 3, maka : Nc = 7,8;
Po = (Df x gsat) = 2 x 20 = 40 kN/m2
qun = (1/3) (928,48 + 41,23 B) = 309,49 + 13,74B
Kapasitas dukung ultimit netto untuk pondasi di atas tanah lempung
Beban pondasi kotor adalah 1000 kN. menurut
Untuk pondasi laju memanjang, maka tambahan tekanan pada dasar Skempton:
pondasi per qun = c Nc = (30 x 7,8) = 234 kN/m2
meter persegi atau tekanan pondasi netto adalah Tekanan pondasi netto :
qn = q – Po = P/A – Df gb qn = q – Po = P/A – Df gsat
= (1000/B x 1) – 34 = (1000/B) – 34 = [500/(2 x 2)] – 40 = 85 kN/m2
Sehingga faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung menjadi :
Sehingga :
F = qun / qn = 234 / 85 = 2,75.................... < 3 (lebar pondasi
qun = qn diperbesar)
309,49 + 13,74 B = (1000/B) – 34 Penyelesaian
309,49 B+ 13,74 B2 = 1000 – 34 B Di coba dimensi pondasi 2,1 m x 2,1 m, dengan kedalaman Df = 2 m
13,74 B2 + 343,49 B – 1000 = 0 Untuk Df/B = 2 / 2,1 = 0,95, maka dari grafik faktor daya dukung
Dengan trial and error diperoleh lebar pondasi B = 2,63 m Skempton
Letak muka air tanah z = 1 m < B = 2,63 m (sesuai dengan asumsi) diperoleh : Nc = 7,7;
Po = (Df x gsat) = 2 x 20 = 40 kN/m2
Sehingga penggunaan nilai grata-rata pada suku ke-3 dalam persamaan Kapasitas dukung ultimit netto untuk pondasi di atas tanah lempung
daya menurut
dukung adalah benar. Skempton:
b. Perhitungan faktor keamanan, jika muka air tanah naik sampai dasar qun = c Nc = (30 x 7,7) = 231 kN/m2
pondasi Tekanan pondasi netto :
Po = (Df x gb) = 2 x 17 = 34 kN/m2 qn = q – Po = P/A – Df gsat
= [500/(2,1 x 2,1)] – 40 = 73,38 kN/m2
Karena kedalaman muka air tanah terletak pada dasar pondasi, maka
Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung menjadi :
suku
F = qun / qn = 231 / 73,38 = 3,15  3 ......................OK !!!!
persamaan ke-3 dari persamaan kapasitas daya dukung tanah digunakan Dengan demikian dimensi pondasi direncanakan berbentuk bujur
nilai dangkar dengan
berat volume efektif. dimensi 2,1 m x 2,1 m dan kedalaman Df = 2 m.
Kapasitas dukung ultimit netto untuk pondasi memanjang:
qun = 1,3 c Nc +Po (Nq-1) + 0,5 g‘B Ng
= (1,3 x 15 x 25,1) + [34 x (12,7-1)] + (0,5 x 8,5 x 2,63 x 9,7)
= 995,67 kN/m2
Tekanan pondasi netto :
qn = q – Po = P/A – Df gb
= (1000/2,63 x 1) – 34 = 346,23 kN/m2
Sehingga faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung menjadi :
F = qun / qn = 995,67 / 346,23 = 2,88
Jadi, bila muka air tanah naik sampai dasar pondasi maka faktor aman
yang
semula F = 3 turun menjadi F = 2,88

ANALISIS SKEMPTON
Daya dukung ultimit pondasi memanjang pada tanah lempung menurut
analisis Skempton :
qu = cuNc + Df g
Daya dukung ultimit neto :
qun = cu Nc
❖ Daya dukung ultimit pondasi empat persegi panjang dengan panjang
L
dan lebar B, pada tanah lempung menurut analisis Skempton :
qu = (0.84 + 0.16 B/L) cuNc(bujur sangkar) + Df g
Daya dukung ultimit neto :
qun = (0.84 + 0.16 B/L) cuNc(bujur sangkar)
dengan :
qu = daya dukung ultimit.
qun = daya dukung ultimit neto.
Df = kedalaman pondasi.
g = berat volume tanah.
c. = kohesi pada kondisi tak terdrainase.
Nc = faktor daya dukung menurut Skempton

Anda mungkin juga menyukai