Anda di halaman 1dari 10

Memilih Pondasi yang Baik dan Benar dalam

Membangun Rumah

PENGERTIAN PONDASI
Pondasi adalah suatu konstruksi bagian dasar atau konstruksi yang berfungsi
menopang bangunan yang ada di atas nya untuk di teruskan secara merata ke lapisan tanah.
Ada juga pengertian lain yang menyatakan bahwa pondasi itu adalah konstruksi yang
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap
berat sendiri.
Sebuah bangunan tidak dapat berdiri begitu saja didirikan langsung di atas permukaan
tanah, untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut Pondasi. Pondasi
adalah bagian dari bangunan yang berfungsi mendukung seluruh berat dari bangunan dan
meneruskannya ke tanah di bawahnya.
Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan
tanah dipermukaan setebal 50 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak
mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan
pada lapisan tanah humus ini. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya
dukung tanah yang cukup besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih
dari 50 cm dari permukaan tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian
tanah untuk memasang pondasi dibuat secukupnya saja asal sudah dapat untuk memasang
pondasi, karena tanah yang sudah terusik sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun
kekuatannya.
Seperti sebuah pensil kalau ujung yang lancip ditekan pada telapak tangan akan terasa
sakit dan lebih mudah masuk ke dalam daging. Sebaliknya pada pangkal yang tumpul tidak
akan terasa sakit dan tidak mudah masuk ke dalam daging. Hal ini berlaku juga pada pondasi,
bila dasar pondasi lebarnya tidak memenuhi syarat, maka daya dukung bangunannya hanya
kecil dan lebih mudah amblas ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Dengan kata lain makin
berat beban bangunan yang harus didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang
diperlukan dan makin besar pula dasar pondasinya.

Beberapa syarat untuk pekerjaan pondasi yang harus diperhatikan:


1. Terhadap tanah dasar:
a. Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah
dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja.
b. Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar/tidak merata.
c. Bangunan tidak boleh bergeser atau mengguling.
2. Terhadap struktur pondasi sendiri:
a. Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.

Berdasarkan elevasi kedalamannya, maka pondasi dibedakan menjadi :


A. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)

Pondasi dangkal adalah struktur konstruksi paling bawah yang berfungsi meneruskan
(mendistribusikan) beban bangunan ke lapisan tanah keras yang berada relatif dekat dengan
permukaan tanah. Pada awalnya, yang dikategorikan pondasi dangkal adalah pondasi yang
memiliki kedalaman (Df) lebih kecil atau sama dengan dimensi lebar pondasi (B). Namun
dalam perkembangannya, pondasi masih dianggap dangkal meskipun kedalaman pondasi
mencapai tiga (3) sampai empat (4) kali lebar pondasi (4B)

B. Pondasi Dalam (Deep Foundation)


Pondasi dalam merupakan struktur bawah suatu konstruksi yang berfungsi untuk
meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah keras yang berada jauh dari permukaan tanah.
Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai pondasi dalam apabila perbandingan antara
kedalaman dengan lebar pondasi 10).lebih dari sepuluh (Df/B

1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi
dangkal disebut pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar
pondasi yang mampu mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada
relative dekat dengan permukaan tanah.
Saat ini masih sulit bagi kita untuk mendefinisikan pondasi dangkal, karena sangat
tergantung dari masing-masing ahli tanahyang menginterpretasikan. Sebagai contoh Tarzaghi
mendefinisikan pondasi dangkal sebagai berikut:
Apabila kedalam fondasi lebih kecil atau sama dengan lebar fondasi, maka fondasi tersebut
bisa dikatakan sebagai fondasi dangkal.
Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke tanah dibawahnya berupa
lapisan penyangga (bearing stratum) lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi.

Stabilitas dari suatu pondasi dangkal bisa kita tentukan dengan banyak cara dan stabilitas ini
ditentukan oleh beberapa faktor :
A. Kapasitas daya dukung tanah (bearing capacity)
Yaitu daya dukung tanah dimana konstruksi diletakkan kapasitas daya dukung ini
sangat ditentukan oleh:
- Jenis pondasi dangkal : Meliputi bentuk pondasi, dimensi, dan kedalaman pondasi.
- Sifat-sifat tanah Yaitu sifat-sifat tanah dimana pondasi dangkal diletakkan dan terutama
yang erat kaitannya dengan karakteristik indeks dan karakteristik struktur tanah yang meliputi
antara lain :
(berat volume tanah)
c (cohesi tanah)
(sudut geser tanah)

B. Penurunan (settlement)
Penurunan yang terjadi pada struktur pondasi dangkal yang terjadi akibat beban
struktur yang dipikul oleh pondasi tersebut, dalam perhitungannya dikenal :
- Penurunan seketika (immediate settlement) yaitu penurunan diakibatkan oleh elastisitas
tanah
- Penurunan konsolidasi (consolidation settlement) yaitu penurunan yang diakibatkan
peristiwa konsolidasi atau peristiwa keluarnya air dari ruang pori partikel tanah.

Jika dilihat dari bentuk penurunannya maka penurunan bisa dibedakan menjadi dua yaitu :
- Penurunan seragam (uniform), penurunan yang terjadi Stot< penurunan yang disyaratkan
Syrt.
- Penurunan tak seragam (non uniform) Stot < Syrt.s <s yrt

Dengan melihat kriteria stabilitas dari suatu pondasi dangkal maka didalam
perancangan dua kriteria tersebut perlu diperhatikan dan harus selalu memenuhi persyaratan
selain memenuhi persyaratan terhadap factor keamanan.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pondasi dangkal harus memenuhi keadaan-
keadaan sebagai berikut:
1. Kapasitas daya dukung batas Qult > tegangan kontak yang diakibatkan oleh beban luar
2. Penurunan pondasi yang terjadi < penurunan disyaratkan
3. Struktur secara keseluruhan harus stabil dalam arah vertikal, horinzal dan terhadap guling

JENIS-JENIS PONDASI DANGKAL

A. Pondasi telapak
Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom atau pondasi yang mendukung
bangunan secara langsung pada tanah bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal
dengan kualitas baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah atau
sedikit dibwah permukaan tanah.

Untuk memudahkan hitungan konstruksi fondasi telapak, maka digunakan beberapa


anggapan praktis bahwa :

1. Plat pondasi adalah kaku sempurna, jadi tidak akan melengkung karena beban terpusat, dan
tetap merupakan bidang lurus.
2. Desakan yang terjadi pada tanah dibawah dasar pondasi berbanding langsung dengan
penurunan pondasi.
3. Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik, maka bila dari hitungan secara teoritis
akan timbul tegangan tarik tersebut harus diabaikan.

Gambar Detail Pondasi Telapak

Pondasi telapak umumnya berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Pada
pondasi telapak yang mendukung beban sentris tanpa momen, bentuk pondasi dapat
digunakan bentuk bujur sangkar, bila beban sentris yang bekerja berupa gaya tekan V, maka
plat pondasi akan memberikan desakan pada tanah sebesar:
P = ton/m2
Dimana A adalah luas pondasi
- min 0 adalah syarat agar pada dasar pondasi hanya terjadi tegangan desak saja, sebab
tanah tidak dapat menahan tegangan tarik.
- Bila beban gaya V tidak sentris (eksentris), keadaan ini sama dengan V sentris dengan
momen M = V.e, dengan e adalah eksentrisitas dari gaya vertikal V.

B. Pondasi menerus

Pondasi yang digunakan untuk mendukung sederetan kolom yang berjarak dekat
sehingga bila dipakai pondasi telapak sisinya akan terhimpit satu sama lainnya.
Pondasi menerus biasa digunakan untuk pondasi dinding, terutama digunakan pada
bengunan/rumah tinggal tidak bertingkat, seluruh beban atap/beban bangunan umumnya
dipikul oleh dinding dan diteruskan ketanah melalui pondasi menerus sepanjang dinding
bangunan.
Untuk bangunan kecil di atas tanah baik, pondasi menerus setengah bata cukup
diletakkan pada kedalaman 60-80 cm di bawah muka tanah, bila dinding satu bata,
kedalaman pondasi biasanya 80- 100 cm, sedangkan konstruksi pondasi cukup dari pasangan
batu, lebar dasar pondasi umumnya dibuat tidak kurang dari dua setengah kali tebal tembok.
Diatas pondasi pasangan batu perlu dipasang balok beton bertulang yang berfungsi sebagai
balok pengikat dan juga dapat meratakan beban dinding.

Gambar Detail Pondasi Menerus

C. Pondasi rakit (raft foundation)

Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak
atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikan dekat disemua arahnya,
sehingga menggunakan pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lainnya.
Foto Pondasi Rakit

Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu
yang terletak jauh dari permukaan.

Jenis-Jenis Pondasi Dalam

a. Pondasi sumuran

Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi
tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat terletak pada kedalaman yang relative dalam,
dimana pondasi sumuran nilai kedalaman (DF) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama dengan
4, sedangkan pondasi dangkal Df/B1.
Gambar & Foto Pondasi Sumuran

b. Pondasi Tiang

Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada kedalaman yang sangat
dalam. Pada pondasi tiang umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding
dengan pondasi sumuran.
Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung struktur yang
didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya yang berbeda.
Gambar Detail Pondasi Tiang

Anda mungkin juga menyukai