Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WULAN RUFTIANI

NIM : 511420060
MATKUL : TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN KONSTRUKSI
KELAS :A
JURUSAN : TEKNIK
PRODI :TEKNIK SIPIL

KAJIAN PONDASI DI ATAS TANAH LEMPUNG

Salah satu penyebab timbulnya retakan pada bangunan, bahkan runtuhnya


suatu bangunan adalah ketidak-stabilan pondasi. Hal ini bisa disebabkan oleh
perencanaan struktur pondasi yang salah atau pondasi yang dibangun pada kondisi
tanah yang tidak stabil atau tanah yang selalu bergerak.

1. Pondasi

Pondasi dalam suatu bangunan konstruksi mempunyai peranan yang sangat


penting karena pondasi sendiri berfungsi untuk penahan atau penopang beban
bangunan ( hidup atau mati ) yang ada diatasnya untuk diteruskan kelapisan tanah
yang ada dibawahnya serta gaya-gaya dari luar. Dalam struktur apapun beban
yang terjadi baik yang terjadi oleh berat sendiri atau pun akibat beban rencana
harus disalurkan kedalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah
yang berada di bawah struktur tersebut.

Pondasi adalah struktur bawah bangunan yang berfungsi menyalurkan beban-


beban atau berat bangunan di atasnya ke dalam tanah. Oleh karenanya,
perencanaan pondasi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat tanah yang akan
mendukungnya. Disamping, tanah tersebut mampu menahan beban yang
disalurkan pondasi, tanah juga harus mempunyai sifat stabilitas yang baik atau
perbedaan kembang susut yang rendah.

2. Tanah Lempung

Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa
kandungan bahan organic. Butiran-butiran dengan mudah dipisah-pisahkan satu
sama lain dengan kocokan air.

Menurut Craig (1987), tanah lempung adalah mineral tanah sebagai


kelompok-kelompok partikel Kristal koloid berukuran kurang dari 0,002 mm yang
terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan yang salah satu penyebabnya
adalah air yang mengandung asam ataupun alkali dan karbondioksida.
Karakteristik fisik tanah lempung lunak menurut Bowles (1989) mineral-mineral
pada tanah lempung umumnya memiliki sifat-sifat yaitu hidrasi, aktivasi, flokulasi
dan disperse, pengaruh zat cair dan sifat kembang susut.

Jenis tanah lempung atau tanah hitam mempunyai nilai kembang susut
yang cukup besar. Pada musim penghujan, tanah lempung akan mengembang
cukup besar, dan pada musim kemarau/kering tanah lempung akan menyusut yang
cukup besar pula. Sehingga dapat dikatakan mempunyai pergerakan yang besar.
Kestabilannya dalam mendukung bangunan di atasnya menjadi jauh berkurang.
Apalagi bila pergerakan dan penurunan bangunan ini mempunyai tidak merata
pada seluruh bangunan dan pondasi, maka akan berakibat pada timbulnya retakan-
retakan dan patahan pada konstruksi betonnya atau dinding batanya, karena beton
maupun dinding bata akan mudah sekali retak atau patah apabila menerima beban
tarik. Walaupun, retakan-retakan atau patahan tersebut diperbaiki atau ditambal,
maka apabila terjadi kembang susut lagi tentunya akan berakibat timbulnya
retakan dan patahan kembali.

Tanah lempung mempunyai sifat yang khas yaitu kohesifitas tinggi, dalam
keadaan kering bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak plastis,,
mengembang dan menyusut dengan cepat. Oleh karenanya kestabilannya
volumenya kecil karena pengaruh air.

Untuk mengantisipasi ketidakstabilan pondasi di atas tanah lempung ini,


sebaiknya sebelum membuat pondasi, terlebih dahulu tanah lempung tersebut
distabilisasi. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan mengganti lapisan tanah
lempung dengan tanah dengan stabilitas kembang susut yang baik, memasang
cerucuk/tiang pancang mini, atau membuat pondasi sumuran.

Penggantian lapisan tanah lempung dengan tanah dengan stabilitas baik


dapat dilakukan apabila lapisan tanah lempungnya tidak terlalu dalam sehingga
tidak membutuhkan penggalian dan penimbunan yang terlalu banyak. Tanah yang
dapat digunakan untuk mengganti tanah lempung misalnya tanah padas, tanah
yang dicampur kapur, semen, belerang, agar tidak terjadi kembang susut yang
besar. Stabilisasi ini akan berakibat nilai indeks plastisitasnya menjadi rendah,
dimana terjadi pengurangan batas cair dan peningkatan batas plastis.

Cara lainnya adalah dengan memberikan cerucuk atau batang-batang


bamboo atau kayu yang ditancapkan pada tanah lempung sampai ke tanah keras
atau tanah dengan stabilitas yang baik. Penancapan ini dapat dilakukan manual
dengan pukulan tangan. Cerucuk ini dimaksudkan untuk menopang pondasi dan
menyalurkan beban-beban bangunan sampai ke tanah keras. Disamping itu,
penggunaan cerucuk akan mengurangi pengaruh kembang susut yang besar pada
pondasi. Pondasi menjadi stabil, tidak mengalami penurunan atau perpindahan
yang melebihi yang disayaratkan. Cerucuk ini dapat ditancapkan sesuai dengan
lebar pondasi dengan jarak antar tiang cerucuk ini berkisar 30 – 50 cm.
Apabila kesulitan dalam menancapkan batang bamboo atau kayu, dapat
digunakan pile-pile beton bertulang ukuran kecil (minipile) yang dapat
ditancapkan menggunakan mesin atau dilakukan pengeboran terlebih dahulu bila
memungkinkan. Tentunya jumlah yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan
beban yang harus dipikul melalui pondasi.

Selain itu, dapat juga digunakan pondasi sumuran, dimana tanah lempung
digali sampai pada kondisi tanah yang baik dan daya dukungnya sesuai, kemudian
dimasukkan langsung beton siklop atau dapat pula dimasukkan terlebih dahulu
buis beton silinder untuk menahan dinding tanah lempungnya, kemudian
dimasukkan beton siklop. Sehingga, sebenarnya suksesnya suatu pondasi
merupakan awal dari suksesnya bangunan di atasnya. Sekuat apapun struktur atas
bangunan direncanakan, namun bila pondasi (struktur bawah) bangunan tidak
didesain dengan baik sesuai dengan kondisi tanahnya, maka akan sia-sialah
perencanaan struktur atas-nya.
DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/17580887/

https://achmadbasuki.wordpress.com/2011/12/11/fondasi-di-atas-tanah-lempung/

https://media.neliti.com/media/publications/211891-studi-pemodelan-perkuatan-
pondasi-dangka.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/212100-analisa-daya-dukung-
pondasi-dangkal-pada.pdf

https://dokumen.tips/documents/pondasi-diatas-tanah-lempung.html

Anda mungkin juga menyukai