Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PERILAKU ORGANISASI

Disusun Oleh :

Sena Nurzaena (A1b018144)

Nia Ermadani (A1b018176)

Warmawati (A1b018158)

Irfandi (A1b018066)

Elisabet Kosamah (A1b018172)

JURUSAN S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2020
Daftar Isi

Table of Contents
1. Pengertian Budaya Organisasi.................................................................................................................3
2. Dimensi Budaya Organisasi....................................................................................................................4
Ada 7 dimensi budaya menurut Robbins 2008, yaitu sebagai berikut:....................................................4
1. Inovasi dan Pengambilan Resiko.....................................................................................................4
2. Perhatian pada Detil.........................................................................................................................4
4. Orientasi kepada Para Individu........................................................................................................4
5. Orientasi Tim...................................................................................................................................4
6. Keagresifan (Aggressiveness)..........................................................................................................4
7. Stabilitas (Stability).........................................................................................................................4
3. Peranan Budaya Organisasi.....................................................................................................................6
fungsi budaya organisasi secara umum...................................................................................................6
1. Menurut Ndraha (1997 : 21)................................................................................................................6
Kesimpulan.................................................................................................................................................8
1. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang dalam
suatu organisasi dan membimbing perilaku para anggotanya. Selain itu, budaya organisasi juga
dapat didefinisikan sebagai filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, harapan, sikap dan
norma-norma yang menyatukan suatu organisasi serta disebarluaskan oleh para karyawannya.

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Lantas, bagaimana pengertian budaya organisasi menurut para ahli? Seorang ahli
bernama Edgar Schein menyatakan bahwa budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai pola
asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu,
terutama ketika mereka belajar dan beradaptasi untuk mengatasi masalah eksternal dan internal
dengan segala pertimbangan yang ada. Nilai-nilai pelajaran yang didapatkan dari proses adaptasi
tersebut nantinya menjadi pola-pola asumsi dasar yang diajarkan kepada para anggota baru
sebagai cara yang benar untuk memahami, berpikir, mengambil keputusan, serta menghadapi
segala tantangan yang hadir.

Selain itu, Cushway dan Lodge juga memberikan definisi mereka terhadap budaya organisasi.
Menurutnya, budaya organisasi adalah sistem nilai yang dianut oleh anggota organisasi yang
kemudian mempengaruhi cara mereka dalam bekerja, berperilaku dan beraktivitas.
Intinya, semua definisi budaya organisasi di atas menekankan pada pembagian norma dan nilai
yang memandu perilaku anggota organisasi itu sendiri. Memang benar bahwa norma dan nilai-
nilai adalah pedoman yang jelas tentang bagaimana karyawan harus berperilaku di dalam
organisasi, serta kode etik yang diharapkan untuk mereka terapkan di luar organisasi. Dalam
budaya organisasi di Indonesia sendiri, norma-norma dan nilai-nilai sangat dijunjung tinggi oleh
banyak organisasi yang telah berdiri dari sekian tahun lamanya. Meskipun mungkin budaya
organisasi di era revolusi industri 4.0 sudah memberikan warna-warna baru pada budaya
organisasi, namun nilai-nilai seperti sopan santun dan kejujuran dalam bekerja masih tetap
dipertahankan pada banyak organisasi di Indonesia.

2. Dimensi Budaya Organisasi

Ada 7 dimensi budaya menurut Robbins 2008, yaitu sebagai berikut:

1. Inovasi dan Pengambilan Resiko (Innovation and Risk Taking) Tingkat seberapa jauh para
anggota organisasi didorong menjadi inovatif dan pengambilan resiko guna terwujudnya visi.

2. Perhatian pada Detil (Attention to Detail) Tingkat seberapa jauh para anggota organisasi
diharapkan untuk memperlihatkan presisi, analisis dan perhatian untuk detil.
3. Orientasi Hasil (Outcome Orientation) Tingkat seberapa jauh manajemen fokus pada hasil
daripada teknik dan proses yang dipakai untuk mencapai hasil-hasilnya.

4. Orientasi kepada Para Individu (People Orientation) Tingkat seberapa jauh keputusan
manajemen memperhitungkan dampaknya pada para individu di dalam organisasi.

5. Orientasi Tim (Team Orientation) Tingkat seberapa jauh aktivitas pekerjaan diorganisasikan
kepada tim daripada individual.

6. Keagresifan (Aggressiveness) Tingkat seberapa jauh para individu agresif dan kompetitif dari
pada “easy going”.

7. Stabilitas (Stability) Tingkat sejauh mana kegiatan organisasi menekankan posisi status quo
daripada perubahan organisasi.

Tahun (2006) ada beberapa dimensi budaya yang membedakan antara organisasi yang
satu dengan lainnya meskipun memiliki bidang usaha yang sama. Dimensi-dimensi tersebut
antara lain adalah;

1.Dimensi sosialisasi
Dimensi budaya sosialisasi dalam organisasi adalah kondisi tingkat hubungan antara
karyawan yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut bisa terbatas pada interaksi akan
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun sampai pada hubungan yang bersifat lebih
pribadi.

2. Dimensi distribusi kekuasaan dan otonomi pekerjaan

Dimensi budaya distribusi kekuasaan dan otonomi pekerjaan merupakan kondisi rentang
kekuasaan antara karyawan pada level yang berbeda dalam organisasi, serta kebebasan yang
diberikan pihak manajemen kepada para karyawannya. Kekuasaan yang tersebar pada setiap
level dalam organisasi menunjukkan distribusi kekuasaan dalam organisasi. Sedangkan
organisasi yang memiliki otonomi pekerjaan akan memberikan kebebasan kepada karyawannya
untuk membuat keputusan sendiri.

3. Dimensi derajat struktur,

Dimensi budaya derajat struktur merupakan kondisi kejelasan peran karyawan dalam
pekerjaan. Karyawan dalam organisasi dituntut bekerja dalam area tanggung jawab masing-
masing. Karakteristik derajat struktur juga dilihat dari kejelasan kebijaksanaan dan prosedur
yang dimiliki organisasi dalam penanganan terhadap suatu topik dalam organisasi.

4. Dimensi penghargaan terhadap kesuksesan

Dimensi budaya penghargaan terhadap kesuksesan adalah kondisi suatu organisasi dalam
mengakui dan menghargai kesuksesan yang telah dicapai karyawannya, dilihat dari sering atau
tidaknya karyawan diberikan pujian oleh organisasi. Karakteristik ini juga diketahui melalui
adanya pengakuan atau pengenalan organisasi terhadap karyawan yang didasari oleh kemampuan
aktual yang dimiliki. Penghargaan terhadap kesuksesan dapat berupa materi maupun non-materi

5. Dimensi kesempatan untuk berkembang,

Dimensi budaya kesempatan untuk berkembang yang diberikan organisasi merupakan


kondisi organisasi dalam memberikan dukungan terhadap karyawan untuk mengembangkan
keahlian dan mengambil tanggung jawab baru. Organisasi mengaplikasikannya dengan
memberikan pendidikan serta pelatihan.

6. Dimensi toleransi terhadap resiko dan perubahan

Dimensi budaya toleransi terhadap resiko dan perubahan adalah kondisi pihak
manajemen memberikan dukungan terhadap karyawan untuk mengambil kesempatan dengan
resiko, dan bila terjadi suatu perubahan maka organisasi telah memikirkan sebelumnya tolransi
yang akan dilakukan. Organisasi yang bertoleransi terhadap resiko dan perubahan cenderung
berani untuk mengambil keputusan dalam waktu cepat dan tanpa banyak pertimbangan.

7. Dimensi toleransi terhadap konflik


Dimensi budaya toleransi terhadap konflik adalah kondisi pihak manajemen organisasi
yang memiliki keyakinan bahwa perbedaan pendapat bukan tanda penting dari ketidaksetiaan
karyawan. Karyawan dapat mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap ide yang telah
dikemukakan oleh pihak manajeman. Hal ini tidak menjadi suatu tolak ukur karyawan akan
meninggalkan organisasi. Organisasi yang memiliki budaya tersebut akan berusaha memahami
konflik yang ada serta berusaha untuk menyelesaikan konflik tersebut

8. Dimensi dukungan emosional.

Dimensi ini adalah kondisi organisasi dalam menunjukkan minatnya secara sungguh-
sungguh terhadap kesejahteraan karyawan dengan mengetahui dan merespon terhadap masalah
karyawannya. Dimensi ini dapat diukur dengan menilai tingkat kepuasan karyawan dalam
menerima dukungan emosional yang diinginkan.

3. Peranan Budaya Organisasi

Seperti dijelaskan dalam pengertian budaya organisasi di atas, leader memberi peranan
penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi. Sehingga, fungsi budaya organisasi
secara umum terbagi dalam beberapa hal, meliputi:
1. Menambahkan rasa kepemilikan dan menaikkan loyalitas karyawan dalam perusahaan

2. Digunakan sebagai alat untuk mengorganisasikan anggota

3. Memperkuat nilai organisasi

4. Sebagai mekanisme untuk mengontrol perilaku di dalam lingkungan kerja

5. Mendorong semua struktur untuk meningkatkan kinerja baik itu untuk jangka pendek atau
jangka panjang

6. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai penentu arah, mana yang boleh dilakukan dan mana
yang tidak.

Selain itu, beberapa ahli juga pernah menjelaskan tentang fungsi budaya organisasi tersebut,
diantaranya adalah:

1. Menurut Ndraha (1997 : 21)


•Sebagai identitas dan citra sebuah masyarakat

•Untuk mengikat suatu masyarakat

•Sebagai sumber daya


•Menjadi kekuatan penggerak

•Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah

•Menjadi panduan pola perilaku

•Sebagai warisan

•Pengganti formalisasi

•Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan

•Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation-
state

2. Menurut Robbins (1999:294)

•Berperan untuk menetapkan tapal batas

•Menjadi identitas bagi suatu anggota organisasi

•Untuk mempermudah timbulnya komitmen

•Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial

3. Menurut Siagian (1992:153)

•Untuk menentukan batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang benar dan yang salah

•Menumbuhkan rasa memiliki dan jati diri sebuah organisasi dan para anggotanya

•Untuk menumbuhkan komitmen kepada anggota bahwa kepentingan bersama adalah di atas
kepentingan individual

•Sebagai alat untuk memperkuat ikatan seluruh anggota organisasi

•Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan


Kesimpulan
Budaya organisasi adalah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang dalam
suatu organisasi dan membimbing perilaku para anggotanya
Substansi atau akar budaya organisasi adalah karakteristik inti yang mengindikasikan ciri-
ciri, sifat-sifat, unsur-unsur, atau elemen-elemen yang melekat pada budaya organisasi.Budaya
organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau dengan kata
lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini
adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di
tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan
pengertian yang serupa.

Anda mungkin juga menyukai