Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG

CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kajian geoteknik dalam pertambangan mengacu pada disiplin ilmu Mekanika
batuan, yaitu ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang mempelajari
karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan
keseimbangan medan gaya di sekitarnya, baik karena aktivitas manusia maupun
alamiah

Pengumpulan data geoteknik dilakukan dalam persiapan penambangan, data-data


geoteknik digunakan sebagai laporan di dalam tahap studi kelayakan, sekaligus
sebagai dasar perancangan tambang.

Dalam urutan kegiatan pertambangan, eksplorasi merupakan proses evaluasi teknis


untuk mendapatkan model endapan batubara. Model cadangan suatu endapan
batubara yang diinterpretasikan dari hasil eksplorasi langsung maupun tak langsung,
sebelum ditentukan cara penambangannya apakah dengan open pit (tambang
terbuka/tambang permukaan), atau underground mining (tambang tertutup/tambang bawah
tanah), harus dianalisis secara geoteknik.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah ketidakselarasan


struktur geologi. Pola-pola dari patahan, rekahan dan bidang perlapisan, mendominasi
perilaku batuan dalam tambang terbuka, karena terdapat gaya penahan yang kecil
untuk mencegah terjadinya luncuran dan gaya tekan ke atas, dari permukaan air yang
terdapat dalam rekahan.

CV. Kutai kumala Energy sebagai salah satu perusaahaan yang bergerak dibidang
pertambangan batubara berkomitmen dalam konsep good mining practice, yaitu salah

1.1
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
satunya adalah aspek keselamatan pertambangan. Hal tersebut diwujudkan dengan
melakukan kajian kesetabilan lereng atau geotek dalam perencanaan penambangan.
Kegiatan geotek ini dilakukan dengan cara pengambilan sample batuan penutup
batubara pada 6 titik lubang bor geotek, yaitu pada posisi low wall, high wall dan area
rencana timbunan.

Penentuan desain lereng bukaan tambang didasarkan atas hasil dari studi geoteknik,
yang difokuskan pada pemodelan dan analisis kesetabalian lereng (slope-stability) yang
didukung data memadai dan representatif, terutama data sifat fisik dan mekanik massa
batuan dari lapisan batuan paling atas (top) sampai dengan lapisan di bawah lapisan
batubara terbawah yang akan ditambang. Dalam studi geoteknik ini, kajian akan
difokuskan pada pemodelan dan analisis kemantapan lereng dengan berbagai variasi
sudut lereng dan kedalaman bukaan tambang.

Hasil akhir dari kegiatan geotek ini adalah rekomendasi desain tambang yang
aplikasikan dalam desain sudut dan kedalaman bukaan akhir tambang yang memenuhi
aspek keamanan dan keselamatan kerja. Selain memenuhi aspek faktor keamanan (FK)
tentunya desain tambang yang direncanakan oleh mineplane engineering juga harus
memenuhi aspek kelayakan ekonomi yang sesuai dengan faktor stripping ratio.

1.2 Perijinan

CV. Kutai Kumala Energy (CV. KKE) adalah perusahaan swasta yang bergerak
dibidang pertambangan batubara memiliki ijin yang telah dikeluarkan oleh Bupati
Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur, Yaitu :
1. Izin Usaha Pertambangan (IUP) KP Eksplorasi No. 540/088/KP-Er/DPE-
IV/VII/2007 dengan kode wilayah KW.KTN 2007 088 Er seluas 97.31 Ha
2. Ijin Usaha Pertambangan Operasi produksi No. 540/038/IUP-OP/MB-
PBAT/XII/2013 dengan Kode Wilayah KW.KTN 2011 154 OP dan luas 97, 31 Ha.

1.2
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
1.3 Lokasi Kesampaian daerah
Secara Administratif Lokasi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi CV. KUTAI
KUMALA ENERGY termasuk ke dalam Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu,
Kabupaten Kutai Kartanegara. (Dapat dilihat pada Gambar 1. Peta Lokasi Penyelidikan
CV. KUTAI KUMALA ENERGY).
Secara Geografis letak Daerah penyelidikan yaitu berada di bagian Selatan Kota
Tenggarong dan Samarinda dengan jarak sekitar 60 km. Untuk mencapai daerah
penyelidikan, perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan mobil 4
WD melalui jalan Tenggarong – Bakungan dengan menempuh jarak ± 22 km kemudian
perjalanan diteruskanke arah Barat Daya menuju lokasi dengan jarak ± 31 km.

Secara geografis wilayah IUP Operasi Produksi CV. Kutai Kumala Energy dinyatakan
dengan koordinat seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Koordinat Wilayah IUP Operasi Produksi CV. Kutai Kumala Energy

No. Garis Bujur ( BT ) Garis Lintang ( LS )


Titik O
‘ “ O
‘ “
1 116 54 00.00 0 44 08.00
2 116 54 00.00 0 43 00.00
3 116 53 45.00 0 43 00.00
4 116 53 45.00 0 44 08.00

Sumber : Lampiran SK. Bupati Kutai Kartanegara No. 540/038/IUP-OP/MB-PBAT/XII/2013

1.3
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1

Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penyelidikan

1.4
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1

1.4 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Kegiatan geotek di wilayah IUP CV. Kutai Kumala Energy Ini dimaksudkan untuk
memenuhi tahapan dalam kegiatan penambangan dan sebagai data penunjang dalam
analisa studi kelayakan.
1.2.2 Tujuan dari studi ini adalah :
a. mengetahui nilai faktor keamanan (FK) pada rencana penambangan melalui analisis
kesetabilan lereng.
b. Merekomendasikan desain sudut dan kedalaman lereng akhir bukaan tambang
c. R ekomendasi hasil analisis lereng tunggal dan lereng timbunan.

1.5 Ruang Lingkup dan Metodologi


Ruang lingkup dan metodologi yang digunakan dalam studi geoteknik ini, adalah
meliputi rincian kegiatan sebagai berikut :
a. Studi literatur, yaitu pengumpulan data sekunder meliputi hasil penyelidikan
eksplorasi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yang memuat antara lain
peta geologi, peta topografi dan peta situasi, peta rencana penambangan serta
model pengendapan overburden, interburden, dan batubara.
b. Pengujian contoh geoteknik dilakukan di Laboratorium Geoteknik di Poltek
Negeri Samarinda(Lab. SIPIL POLTEK) yang meliputi uji kuat tekan (_c , μ , E ),
kuat tarik, kuat geser langsung ( c, _ ), dan sifat-sifat fisik dasar. Contoh diambil
dari pengeboran inti pada titik GT-CR.KKE-01, GT-CR.KKE-02, GT-CR.KKE-03,
GT-CR.KKE-04, GT-CR.KKE-05 dan GT-CR.KKE-06.
c. Pemodelan lereng bukaan tambang, yaitu membuat model-model untuk analisis
kemantapan lereng bukaan tambang dengan Metode Kesetimbangan Batas.
Dalam pemodelan ini telah dibuat model yang posisinya tegak lurus rencana
lereng tambang dan memotong lubang bor geoteknik serta beberapa bor
eksplorasi sebagai sumber data pemodelan.

1.5
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
d. Analisis kemantapan lereng terhadap model 2 pada berbagai rancangan lereng
dengan variasi sudut 35º, 40º, dan 45º dengan elevasi penambangan -40 s/d -
60m. Untuk Pit yang lain digunakan model sesuai dengan disain pit yang sudah
direncanakan. Faktor Keamanan (safety factor), SF _ 1,4 digunakan sebagai criteria
untuk menilai stabilitas model lereng keseluruhan (overall pit slope) yang dapat
diterima. Jika SF< 1,4 maka model lereng dianggap belum stabil. Kriteria ini juga
digunakan untuk analisis kemantapan lereng timbunan. Adapun untuk lereng
tunggal, kriteria stabilitas yang digunakan adalah SF _ 1,3.
e. Membuat rekomendasi hasil pemodelan dan analisis kemantapan lereng berupa
alternatif model-model bukaan tambang dengan kombinasi kemiringan dan
kedalaman bukaan tambang keseluruhan (overall), rekomendasi rancangan
lereng timbunan, dan rekomendasi lereng tunggal.
a. Penyusunan laporan studi geoteknik yang akan memuat hasil hasil-hasil
simulasi pemodelan dan analisis kemantapan lereng, serta rekomendasi
alternatif modelm odel optimal overall pit slope design, dan saran-saran berkaitan
dengan hal-hal operasional dan pengawasan.

1.6 Konsep Dasar studi Geotek Kesetabilan Lereng (slope-stability)


1.6.1 Sifat Batuan

Sifat masa batuan di alam diasumsi dasar bahwa batuan:

1. Heterogen:
• Mineralogis :jenis mineral pembentuk batuan yg berbeda-beda.
• Butiran padatan :Ukuran&bentuk berbeda-beda.
• Void : ukuran,bentuk,&penyebaran berbeda-beda.

2. Anisotrop :
Mempunyai sifat yg berbeda-beda pd arah yg berbeda.

3. Diskontinu :
Massa batuan selalu mengandung unsur struktur geologi yg mengakibatkannya

1.6
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
tidak kontinu seperti karena kekar,sesar,retakan,fissure,bid perlapisan.Struktur
geologi ini cenderung “memperlemah”kondisi massa batuan.

1.6.2 Geometri Lereng


Dalam rangka menentukan geometri lereng (tinggi dan sudut kemiringan) lereng yang
aman, harus dilakukan analisis keadaan topografi, struktur geologi, sifat fisik dan
mekanik dari batuan pembentuk lereng.

Sehingga diperlukan adanya kegiatan pemboran geoteknik serta pengambilan dan


pengujian contoh dengan pengujian sifat fisik batuan, terhadap contoh yang dinilai
sudah mewakili setiap lapisan dari daerah tersebut (representatif sample). Hasil yang
didapat dari pengujian sifat fisik batuan ini adalah data kuantitatif yang akan
digunakan dalam menganalisa kemantapan lereng, karena hasil pengujian ini terkait
dengan penentuan geometri lereng pada tambang yang akan dibuka.

Pengujian laboratorium terhadap contoh batuan dalam lingkup studi geoteknik


dilakukan di laboratorium dengan jenis uji laboratorium yang dilakukan meliputi :

 Uji sifat fisik, untuk mendapatkan parameter-parameter Dry Density (Ydry),


Saturated Densitg (Ysat), Porositas (n) dan Derajat Kejenuhan (S).
 Uji sifat mekanik, untuk mendapatkan parameter Kuat tekan, Modulus
Elastisitas dan Poisson's Ratio.
 Uji kuat geser langsung, untuk mendapatkan parameter kohesi puncak
(Cpuncak), sudut geser dalam puncak (φpuncak), kohesi semu (Csemu), sudut
geser dalam semu (φsemu).
Analisis harus dilakukan untuk lereng tunggal, lereng keseluruhan dan lereng
timbunan tanah penutup :

Tabel 1.2 Kuat Tekan Uniaksial dan Kuat Tarik dari Beberapa Jenis Batuan, (Peters, 1978).

JENIS BATUAN KUAT TEKAN (KG/M2) KUAT TARIK (KG/M2)


1.7
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1

Batuan intrusif
Granit 1000 - 2800 140 - 250
Diorit 1800 - 3000 150 - 300
Gabro 1500 - 3000 150 - 300
Dolerit 2000 – 3500 150 - 350

Batuan ekstrusif
Riolit 1800 - 1600 150 - 190
Dasit 1800 - 1600 130 - 180
Andesit 1400 - 3200 150 - 110
Basal 1800 - 4200 160 - 300
Tufa vulkanik 1150 – 1600 115 - 145

Batuan sedimen
Batupasir 1200 - 1700 140 - 250
Batugamping 1300 - 2500 150 - 250
Dolomit 1800 - 2500 150 - 250
Serpih 1100 - 1000 120 - 100
Batubara 1150 – 1500 120 - 150

Batuan metamorfik
Kuarsit 1500 - 3000 100 - 300
Gneis 1500 - 2500 140 - 200
Marmer 1000 - 2500 170 - 200
Sabak 1000 – 2000 170 - 200

A. Lereng tunggal
Pendekatan analisis dalam perhitungan lereng tunggal adalah :

a. Dalam analisis lereng tunggal ini material dalam satu perlapisan dianggap
homogen dan mempunyai kekuatan geser (ρ).

1.8
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
b. Simulasi dengan asumsi lereng dalam kondisi kering, setengah jenuh dan
jenuh.

c. Nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (ρ) yang digunakan dalam analisis
kemantapan lereng diambil berdasarkan analisis statistik, yaitu dipilih
nilai nilai rata-rata / mediannya. Begitu juga dengan nilai berat jenis jenuh (ɣ
nat).

d. Untuk kondisi tertentu (hanya terdapat satu sampel atau tidak ada
sampel sama sekali) maka nilai-nilai sifat batuan didekati dengan
pendekatan tertentu. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan yaitu sebagai
berikut,

Untuk blok yang dianalisa :

Clay : nilai ρ, c dan ɣ merupakan nilai rata-rata pengujian yang


diperoleh dari laporan uji laboratorium material.

Siltstone : nilai ρ, c dan ɣ merupakan nilai rata-rata pengujian yang


diperoleh dari laporan uji laboratorium material.

e. Material pada Weathering Zone dianggap sebagai material satuan batuan


dibawahnya.

f. Tinggi muka air tanah pada kondisi jenuh adalah menyesuaikan bentuk
lereng, kondisi setengah jenuh tinggi muka air tanah dianggap setengah dari
tubuh lereng, dan kondisi kering muka air tanah dianggap tidak ada.

g. Rekomendasi teknis adalah hasil dari analisis simulasi lereng jenuh.

h. Dalam melakukan perhitungan simulasi, tipe longsoran adalah longsoran


busur.

Dengan mengeksekusi atau menjalankan slide 6.0 terhadap semua model-model


lereng yang dibuat, maka akan dapat dilihat dan diketahui distribusi tegangan,
1.9
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
distribusi perpindahan dan distribusi faktor stabilitas atau faktor keamanan lereng
(FK) dari setiap elemen (mesh) dari model. Dalam konteks analisis kemantapan
lereng bukaan tambang, maka distribusi FK akan digunakan sebagai indikator
untuk menentukan stabil atau tidaknya lereng bukaan tambang yang dianalisis.
Secara teoritis, setiap elemen di dalam model lereng dikatakan stabil jika strength to
stress ratio atau FK pada elemen tersebut lebih besar daripada satu (FK > 1,0). Dapat
juga dikatakan bahwa faktor keamanan adalah angka yang menggambarkan
besarnya nilai kekuatan batuan dibandingkan dengan nilai tegangan yang bekerja
pada setiap elemen model, sesuai dengan kriteria keruntuhan (failure criteria) yang
digunakan.

Analisis kemantapan lereng menggunakan program slide 6.0. Penentuan stabilitas


menggunakan Metode Reduksi Kekuatan Geser batuan atau dikenal dengan istilah
Shear Strength Reduction Method. (SSR Method), yang secara otomatis dapat
menghitung nilai SRF (Strength Reduction Factor) kritis dari suatu model. SRF kritis
(Critical SRF) ekivalen dengan nilai SF (Safety Factor) lereng pada metode
umumnya. Metode SSR mempunyai algoritma perhitungan sebagai berikut :

1) Paramater kekuatan batuan direduksi dengan faktor tertentu (SRF), kemudian


tegangan tiap elemen dihitung,
2) Proses ini dilakukan secara berulang (beriterasi) dengan nilai SRF yang
berbeda, sampai model tidak stabil (hasil analisis tidak konvergen),
3) Nilai SRF yang ditampilkan adalah nilai SRF kritis atau yang disebut juga
sebagai Faktor Keamanan (Safety Factor) dari lereng yang dimodelkan.

Dalam kajian ini, tolok ukur atau kriteria penilaian stabilitas lereng ditentukan FK
= 1,3. Artinya, lereng bukaan tambang dianggap cukup stabil jika nilai faktor
keamanan (safety factor) lereng mempunyai nilai minimum 1,30.

Sebelum dilakukan analisis, pihak perusahaan telah membuat desain awal


penambangan. oleh karena itu, analisis kemantapan lereng dalam studi ini,
1.10
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
pertama dilakukan untuk evaluasi terhadap rencana desain pit yang telah dibuat.
Jika hasil analisis menunjukkan lereng mempunyai FK = 1,30, maka penambangan
dapat dilanjutkan sesuai desain. Sebaliknya, jika lereng mempunyai FK < 1,30 atau
secara signifikan > 1,30 maka, perlu ada modifikasi desain melalui simulasi dan
atau dengan upaya tertentu agar mendapatkan nilai mendekati optimal dan
penambangan dapat dilaksanakan dengan aman setidaknya sampai umur tambang
berakhir.

B. Lereng keseluruhan

Pendekatan analisis dalam perhitungan lereng keseluruhan adalah :

a. Analisis dilakukan untuk mendapatkan dimensi lereng yang aman pada Blok
Pit High Wall, Pit Side Wall dan Pit Low Wall.

b. Dalam analisis lereng keseluruhan, tubuh lereng terdiri dari beberapa material
penyusun dan mempunyai sudut kelerengan stabil yang direkomendasikan
berdasarkan hasil analisis dan simulasi lereng tunggal.
c. Nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (ρ) yang digunakan dalam analisis
kemantapan lereng diambil berdasarkan analisis statistik, yaitu dipilih nilai
rata-rata / mediannya. Begitu juga dengan nilai berat jenis jenuh (ɣ sat).
d. Untuk kondisi tertentu (hanya terdapat satu sampel atau tidak ada sampel
sama sekali) maka nilai-nilai sifat batuan didekati dengan pendekatan
tertentu.
e. Material pada Weathering Zone dianggap sebagai material satuan batuan
dibawahnya.
f. Tinggi muka air tanah pada kondisi jenuh adalah menyesuaikan bentuk
lereng, kondisi setengah jenuh tinggi muka air tanah dianggap setengah dari
tubuh lereng, dan kondisi kering muka air tanah dianggap tidak ada.
g. Rekomendasi teknis adalah hasil dari analisis simulasi lereng jenuh.
1.11
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
h. Dalam melakukan perhitungan simulasi, tipe longsoran untuk lereng Pit
High Wall, Pit Side Wall dan Pit Low Wall adalah longsoran busur.

C. Lereng timbunan

Pendekatan analisis yang digunakan dalam perhitungan lereng timbunan


adalah :

1. Properties material yang digunakan untuk analisis kemantapan lereng

r
timbunan adalah 50% dari nilai kohesi residual rata-rata (c ) dan sudut geser

r
dalam residual rata-rata (ρ ) serta 50% dari nilai saturated density rata-rata (ɣ

sat
).

2. Lereng diasumsikan dalam kondisi jenuh. Muka air tanah mengisi tubuh
lereng keseluruhan.
3. Dengan menganggap bahwa materialnya berasal dari hasil penambangan,
maka pendekatan yang dilakukan adalah :
 Membuat analisis dan simulasi lereng tunggal dan keseluruhan.
 Membuat kurva FK vs tinggi lereng (h) dari setiap material campuran.
 Mengambil selubung terluar (yang paling tidak aman) dari kurva FK vs
tinggi lereng (h), material yang dijumpai untuk penentuan dimensi lereng
timbunan dan kurva material campuran untuk penentuan dimensi lereng
keseluruhan timbunan.
Analisis kemantapan lereng untuk tanah timbunan dilakukan dengan prinsip
metode keseimbangan batas dengan bantuan program "SLIDE 6.0". Perhitungan
tinggi dan sudut lereng untuk material timbunan dilakukan sama halnya dengan
lereng penambangan. Lereng keseluruhan disimulasikan dengan sudut 25°, 30° dan
35° dengan ketinggian bervariasi dari 10 m sampai dengan 20 m. Berdasarkan jenis
materialnya, maka bahan yang akan membentuk timbunan terdiri dari tiga jenis

1.12
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
material, yaitu batulempung, batulanau dan batupasir. Dari segi jumlah,
batulempung dan batulanau mempunyai jumlah paling banyak (dominan), namun
demikian batupasir, mempunyai jumlah yang juga tidak sedikit. Dengan demikian
pengambilan keputusan kurva FK didasarkan atas kombinasi material campuran.

Dalam melakukan penimbunan harus dilakukan dari level terendah kemudian


berangsur ke level yang lebih tinggi sesuai dengan batas yang aman. Disamping
itu juga harus dilakukan pemadatan dalam penimbunan lapisan penutup.

Analisis lereng keselurahan pada area waste dump dibatasi dengan faktor simulasi
sebagai berikut :

- Tinggi lereng keseluruhan yang disimulasikan menggunakan tinggi lereng 10


meter.

- Perhitungan simulasi kemantapan lereng keseluruhan dilakukan dengan


asumsi dimensi sudut lereng sebesar 25° sampai 35°.

Demi keamanan area timbunan dan menghindari ancaman longsor,


direkomendasikan pembuangan tanah penutup menggunakan lahan yang
berkontur cekungan di sekitar area tambang.

2. Rekomendasi Geometri Lereng

Kemantapan lereng jenjang pada penambangan batubara yang akan dilaksanakan oleh
CV. Kutai Kumala Energy didasarkan pada penyelidikan dan pengamatan batuan yang
telah dilakukan. Dalam menganalisa lereng jenjang digunakan angka faktor keamanan
(FK) yang merupakan perbandingan daya permukaan dengan gaya pendorong.
Berdasarkan kriteria Bowlers (1983) dinyatakan bahwa :

FK < 1,0 = lereng jenjang longsor

FK = 1,0 – 1,2 = lereng jenjang kritis

FK > 1,3 = lereng jenjang mantap


1.13
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1
Berdasarkan peraturan pertambangan yang dituangkan dalam Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor Kep-555.K/26/M.PE/1995 Tentang K-3 maka untuk
tinggi jenjang maksimum untuk semua jenis material kompak 15 meter, maka
perusahaan akan membuat batas maksimum geometri lereng yang digunakan dalam
perencanaan tambang. Batas maksimum geometri lereng (tinggi dan kemiringan),
untuk lereng tunggal dan lereng keseluruhan, baik penambangan maupun di timbunan
adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3 Geometri lereng penambangan berdasarkan Kepmen No. 555.K/26/M.PE/1995


NO Uraian Tinggi Lereng (m) Sudut Lereng (º)
1 Lereng Penambangan
a. Geometri Lereng Tunggal 10 60
b. Geometri Lereng Keseluruhan 50 45
c. Lebar teras/berm 7
2 Lereng Timbunan
a. Tinggi lereng (h) 7 meter 7
b. Sudut Lereng 30o 30

Overal Slope

Single Slope
7m

Berm
50 meter

10 meter 1.14 45°


60°
LAPORAN GEOTEK KESETABILAN LERENG
CV.KUTAI KUMALA ENERGYBAB.1

Gambar 1. 2 Sketsa Lereng Penambangan berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan dan


Energi Nomor Kep-555.K/26/M.PE/1995

1.15

Anda mungkin juga menyukai