BAB 1
distribusi frekuensi variabel yang diteliti yaitu perilaku caring perawat dan
umur, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Hasil analisis univariat dilakukan
57
58
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data responden berdasarkan usia
mempengaruhi caring seorang perawat, tetapi usia tidak bisa menjamin caring
perawat menjadi baik dan buruk atau tinggi dan rendah. Semua tergantung
Dari tabel diatas dapat dilihat dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
yaitu 0,254. Hasil uji validitas didapatkan nilai r hitung 0,356 – 0,893. Dari hasil
tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel dan didapatkan bahwa semua
60
item dalam kuesioner memiliki nilai diatas r tabel yang berarti semua pernyataan
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian
mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat
pasien secara umum, hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang perilaku
caring perawat. Dalam penelitian ini, peneliti membagi perilaku caring perawat,
61
yaitu perilaku afektif dan perilaku Instrumental caring perawat. Analisis univariat
masalah dari sudut pandang pasien, mendorong pasien untuk percaya diri,
instrumental sudah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sebagian
besar menilai perilaku caring perawat tinggi, yaitu perilaku caring afektif dinilai
tinggi oleh 99,1%, sedangkan perilaku instrumental dinilai baik oleh 98,1%.
caring perawat berdasarkan penilaian hasil kuesioner, dapat dilihat pada gambar
berikut :
64
Sakinah Mojokerto
Dari indikator pertama tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
bahwa sebagian besar 52 (86,6%) perawat memiliki Instiling faith and hope
tinggi, Indikaror ketiga dapat diketahui bahwa sebagian besar 57 (95%) perawat
bahwa sebagian besar 54 (90%) perawat memiliki Developing helping and trust
caring process tinggi, indikator ketujuh diketahui bahwa sebagian besar 51 (85%)
(86,6%) perawat memiliki Assisting with the gratification of human needs tinggi,
altrunistic
2 Instiling faith and hope 150 Tinggi
Cultivating sensitivity to
3 145 Tinggi
one’s self
Developing helping and
4 153 Tinggi
trust relation
5 Ekspresi perasaan 157 Tinggi
Using creative problem-
6 149 Tinggi
solving caring process
Promoting
7 interpersonal teaching- 159 Tinggi
learning
Providing a supportive,
protective or corective
8 mental-phisical 143 Tinggi
sociacultural &
spiritual environment
Assisting with the
9 gratification of human 155 Tinggi
needs
Allowing for existential
10 154 Tinggi
phenomenologic forces
Berdasarkan hasil perhitugan skala yang disajikan pada tabel diatas dapat
diketahui skor setiap indikator dalam perilaku caring perawat. Keseluruhan skor
skala memiliki kategori tinggi dalam perilaku caring perawat, tetapi diperoleh
yaitu 159, sedangkan skor terendah dari skala pengukuran yaitu pada indikator
4.2. Pembahasan
ditunjukan oleh perawat saat ini memberikan asuhan keperawatn seperti memberi
perawat menjadi dua kategori yaitu perilaku afektif dan perilaku instrumental.
perawat di RSI Sakinah Mojokerto sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari 98,1%
menunjukan hasil yang berbeda, seperti penelitian yang dilakukan oleh Fitri
(2017) di salah satu rumah sakit di kota padang, menemukan hasil 59,5%
yang kurang tentang perilaku caring dan persepsi perawat pelaksanaan terhadap
lingkungan kerja yang kurang baik menjadi faktor yang menyebabkan belum
penelitian tersebut.
citra profesi yang masih kurang, beban kerja yang tidak proporsional, dan
69
profesi perawat. Sejalan dengan hasil penelitian dari Cecep Solehudin (2019)
bahwa klien menilai perilaku caring perawat memiliki kategori cukup, oleh
karena itu bagi rumah sakit untuk membuat program pelatihan tentang caring bagi
yang lebih tinggi. Perbedaan tersebut dapat diakibatkan karena perbedaan tempat
karakteristik perawat.
Sakinah Mojokerto. Sebagian pelayanan yang relatif baru dikembangkan oleh RSI
dikembangkan agar dapat menciptakan citra yang baik dimata masyarakat. Seperti
yang telah dibahas pada bab pendahuluan, bahwa ada beberapa faktor yang
tingginya perilaku caring perawat yang didapatkan dari hasil penelitian ini
70
perawat dan pasien. Sehingga penulis berpendapat bahwa pelatihan yang telah
Mojokerto. Kesan yang dialami oleh pasien selama menjalani perawatn dapat
oleh perilaku perawat satu kali saja, dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap
perawat selama pasien dirawat. Perilaku caring perawat yang tinggi diperlukan
71
pasien untuk memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat. Hal ini ditunjukan oleh
sebagian besar pasien merasa puas dan sangat puas dengan pelayanan perawat.
kepuasan pasien, namun peneliti melihat adanya kesesuaian antara hasil penelitian
kuesioner perilaku caring perawat terdiri dari 2 indikator yaitu instrumen caring
responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik bukti
pada pasien yang di hadapi dari sudut pandang pasien, hal ini dapat dipahami
memberikan umpan balik yang positif dengan menilai baik caring perawat yang
telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat selalu siap membantu
baik tindakan caring perawat tersebut. Sedangkan tanggapan paling rendah adalah
perawat memberikan pujian atas keberhasilan dan usaha yang pasien lakukan
rata responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik perawat
paling rendah adalah perawat kurang memberikan perhatian penuh kepada pasien.
rata responden memberikan umpan balik yang positif dengan menilai baik caring
perawat yang telah diberikan. Tanggap paling positif adalah saat bersama pasien,
cukup baik tindakan caring perawat tersebut. Sedangkan tanggapan paling rendah
memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik bukti pelayanan yang
mengungkapkan perasaan.
bahwa rata-rat responden memberikan umpan balik yang positif dengan menilai
baik caring perawat yang telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah
paling rendah adalah perawat membantu pasien untuk menetapkan tujuan yang
rata-rata responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik bukti
pasien untuk merasa lebih nyaman. Sedangkan tanggapan paling rendah adalah
memberikan umpan balik yang positif dengan menilai baik caring perawat yang
pasien sepert menutup bagian tubuh yang terbuka saat melakukan tindakan.
cukup tentang perawat mendorong pasien untuk melakukan sesuatu sesuai dengan
kemampuan.
74
bahwa rata-rata responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik
bukti pelayanan yang diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat terampil
waktu.
bahwa rata-rata responden memberikan umpan balik yang positif dengan menilai
baik caring perawat yang telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah
perawat membantu pasien untuk berpikir positif terhadap diri sendiri. Sedangkan
tanggapan paling rendah adalah perawat kurang mengetahui apa yang pasien
rasakan.
diri, melihat masalah dari sudut pandang pasien, mendorong pasien untuk percaya
caring perawat sudah baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar yaitu 99,1%
responden menilai perilaku afektif sudah tinggi. Hanya sebagian kecil responden
yaitu 0,9% responden menilai perilaku afektif perawat masih rendah. Walaupun
menunjukan angka yang relatif kecil, namun hal ini menunjukan bahwa
Mojokerto.
penelitian yang dilakukan oleh Fitri Mailani (2017) disalah satu RSUD dr. Rasidin
buruk. Pengetahuan perawat yang kurang tentang perilaku caring dan persepsi
perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja yang kurang baik menjadi faktor
Rawat Inap salah satu rumah sakit di Kabupaten Indramayu, mengemukakan hasil
yang menunjukan 53,1% pasien menilai perawat sudah caring terhadap pasien.
masing kurang, beban kerja yang tidak proporsional, dan kurangnya kesadaran
dan Wiwin Nur Aeni (2019) menemukan hubungan yang positif antara perilaku
caring dengan tingkat kepuasan pasien. Hal ini menunjukan bahwa perilaku
caring yang baik dari seorang perawat dalam melakkan asuhan keperawatan
kepada pasien, akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan perawat.
pelayanan yang diterimanya. Jika pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan
menunjukan kepedulian perawatan terhadap pasien. Lebih dari itu, perilaku afektif
kesempatan kepada perawat untuk lebih mengenal, dan memahami masalah yang
perilaku afektif.
jelas, menetapkan tujuan dan rencana perawatan pasien, membantu kebersihan diri
baik perilaku caring yang termasuk dalam kategori instrumental, yaitu 98,1%
caring yang tinggi dilihat dari kemampuan perawat dalam memberikan penjelasan
kondisi pasien secara terus menerus serta kompetensi klinis yang ditunjukan oleh
perawat.
dirasakan dan dinilai oleh pasien. Perawat yang terampil dan mengetahui apa yang
dirawat oleh orang yang tepat dan kompeten. Perbedaan persepsi antara pasien
78
dan perawat tentang perilaku caring perawat juga merupakan salah satu penyebab
penilaian yang masih kurang. Sebagian pasien menilai perawat caring bila mampu
bukan masalah utama. Mendukung kemandirian pasien juga harus dilakukan oleh
pelaksanaannya, perawat perlu menjelaskan aktivitas yang boleh dan tidak boleh
satu perilaku caring dari perawat terhadap pasien. Penilaian yang tinggi terhadap
perilaku instrumental caring perawat yang ada di RSI Sakinah Mojokerto dapat
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam merawat
perilaku caring yang diberikan oleh perawat. Hasil penelitian ini dapat
perawat di RSI Sakinah Mojokerto, sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari 98,1%
caring perawat sudah baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar yaitu 99,1%
responden menilai perilaku afektif sudah tinggi. Hanya sebagian kecil responden
yaitu 0,9% menilai perilaku afektif perawat masih rendah. Sedangkan responden
menilai baik perilaku caring yang termasuk dalam kategori instrumental, yaitu
terhadap pasien.
Mojokerto. Hal ini juga perlu mendapat perhatian dari pihak manager
caring perawat, dan pemberian reward atau penghargaan bagi perawat yang telah