Anda di halaman 1dari 24

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSI Sakinah Mojokerto pada tanggal 7

sampai dengan 14. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menyebarkan

60 kuesioner kepada perawat yang ada di ruang sunan bonang berjumlah 13

responden, ruang sunan kudus berjumlah 14 responden, ruang sunan drajat

berjumlah 9 responden dan ruang almuawanah 24 responden. Data yang

terkumpul kemudian dilakukan analisis univariat dengan menggunakan bantuan

program komputer. Analisis univariat dilakukan untuk memproleh gambaran

distribusi frekuensi variabel yang diteliti yaitu perilaku caring perawat dan

distribusi frekuensi karakteristi responden.

4.1.2. Data Umum

Analisis univariat dilakukan terhadap karakteristik responden meliputi

umur, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Hasil analisis univariat dilakukan

terhadap data numerik maupun kategorik.

1. Karaktristik Responden Berdasarkan Umur

57
58

Berdasarkan hasil pengumpulan data, dapat diketahui gambaran

karakteristik responden berdasarkan umur. Distribusi responden berdasarkan

umu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Usia Frekuensi Presentasi (%)


21-30 tahun 20 33,3
31-40 tahun 29 48,4
>41 11 18,3
Jumlah 60 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa data responden berdasarkan usia

paling banyak pada 31 – 40 tahun dengan jumlah 48,4% dari jumlah

responden. Bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, maka akan

mempengaruhi caring seorang perawat, tetapi usia tidak bisa menjamin caring

perawat menjadi baik dan buruk atau tinggi dan rendah. Semua tergantung

pada individu masing-masing

2. Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian yang menunjukan gambaran karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi (%)


Laki-laki 20 33,4
Perempuan 40 66,6
Jumlah 60 100
59

Dari tabel diatas dapat dilihat dengan jenis kelamin perempuan sebanyak

66,6%, bahwa kemampuan antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan

manusia, dimana perempuan memiliki kepekaan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki. Sehingga menjadikan perempuan memiliki

caring yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, gambaran karakteristik responden dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabael berikut :

Tabel 4.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentasi (%)


DIII 41 68,3
DIV - -
S1 19 31,7
Jumlah 60 100

Dari data diatas jumlah mayoritas responden dalah berpendidikan D3

yaitu 68,3%. Pendidikan keperawatan mempunyai pengaruh besar terhadap

kualitas pelayanan keperawatan. Pendidikan yang tinggi dari seorang perawat

akan memberi pelayanan yang optimal.

4.1.3. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner kepada 60 responden. Uji validitas dengan r tabel untuk 60 responden

yaitu 0,254. Hasil uji validitas didapatkan nilai r hitung 0,356 – 0,893. Dari hasil

tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel dan didapatkan bahwa semua
60

item dalam kuesioner memiliki nilai diatas r tabel yang berarti semua pernyataan

tersebut dikatakan valid.

4.1.4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat

pengukur untuk dapat digunakan penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian

reabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas

Item Cronhbach Alpha Nilai Kritis Keterangan

Caring Perawat 0,969 0,6 Reliabel

Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukan bahwa caring perawat

mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat

dikatakan semua konsep pengukur masing-masing dari kuesioner adalah reliabel

sehingga untuk selanjutnya item-item pertanyaan tersebut layak digunakan

sebagai alat ukur.

4.1.5. Data Khusus

4.1.5.1. Perilaku Afektif dan Instrumental Caring Perawat

Selain memberikan gambaran tentang perilaku caring perawat terhadap

pasien secara umum, hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang perilaku

caring perawat. Dalam penelitian ini, peneliti membagi perilaku caring perawat,
61

yaitu perilaku afektif dan perilaku Instrumental caring perawat. Analisis univariat

dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing perilaku perawat.

Sikap perawat yang menunjukan perilaku afektif caring perawat meliputi,

memperlakukan pasien sebagai manusia yang memiliki harga diri, melihat

masalah dari sudut pandang pasien, mendorong pasien untuk percaya diri,

memberikan pujian, peduli dengan perasaan pasien, memberikan perhatian,

memperlakukan pasien dengan penuh hormat, mendengarkan, mengunjungi

kamar pasien, memperkenalkan nama, merespon panggilan pasien, memberikan

sentuhan, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, bersikap tenang,

menghormati privacy pasien, mempersilahkan keluarga mengunjungi pasien,

mengerti perasaan pasien, membantu pasien meyakini kekuatannya, dan memantu

pasien berfikir positif.

Sikap perawat yang termasuk kedalam instrumenal caring perawat meliputi

perilaku perawat mengetahui apa yang harus dikerjakannya, menjelaskan kondisi

pasien, kesiapan membantu, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan,

menjawab pertanyaan dengan jelas, menetapkan tujuan dan rencana perawatan

pasien, membantu kebersihan diri pasien, terampil dalam melakukan tindakan,

terampil dalam menggunakan peralatan, memberikan obat dan tindakan tepat

waktu, memberikan laporan kemajuan pasien kepada keluarga, mengecek kondisi

pasien, dan mengetahui kapan saatnya menghubungi dokter. Hasil penelitian

untuk masing-masing perilaku dapat dilihat pada gambar berikut :


62

Gambar 4.1 Distribusi Intrumental dan Afektif Perilaku Caring


Perawat
Gambar diatas menunjukan bahwa berdasarkan perilaku caring afektif dan

instrumental sudah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sebagian

besar menilai perilaku caring perawat tinggi, yaitu perilaku caring afektif dinilai

tinggi oleh 99,1%, sedangkan perilaku instrumental dinilai baik oleh 98,1%.

4.1.5.2. Distribusi Frekuensi Instrumental Perilaku Caring Perawat

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Instrumental Perilaku Caring Perawat

No Kategori Frekuensi Persentase


(%)
1 Sangat Setuju 43 71,6%
2 Setuju 15 25%
3 Tidak Setuju 2 3,4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 60 100%

Menurut Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden

memberikan tanggapan sangat setuju diperoleh 43 responden (71,6%) terhadap


63

pertanyaan-pertanyaan instrumental perilaku mengenai caring perawat atas

sebagaimana yang dirasakan oleh diri responden.

4.1.5.3. Distribusi Afektif Perilaku Caring Perawat

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Afektif Perilaku Caring Perawat

No Kategori Frekuensi Persentase


(%)
1 Sangat Setuju 49 81,6%
2 Setuju 9 15%
3 Tidak Setuju 2 3,4%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 60 100%

Menurut Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden

memberikan tanggapan sangat setuju diperoleh 49 responden (81,6%) terhadap

pertanyaan-pertanyaan afektif perilaku mengenai caring perawat atas

sebagaimana yang dirasakan oleh diri responden

4.1.5.4. Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien

Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang perilaku caring perawat

yang dilakukan oleh perawat di RSI Sakinah Mojokerto. Gambaran perilaku

caring perawat berdasarkan penilaian hasil kuesioner, dapat dilihat pada gambar

berikut :
64

Gambar 4.2 Frekuensi Perilaku Caring Perawat


Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

yaitu sebanyak 58 orang (98,1%) responden menilai perilaku caring perawat di

RSI Sakinah Mojokerto. sedangkan berdasarkan tabel distribusi perilaku caring

perawat di RSI Sakinah Mojokerto sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat di RSI

Sakinah Mojokerto

No Kategori Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat Setuju 45 75%
2 Setuju 13 21,6%
3 Tidak Setuju 2 3,4
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 60 100%

Menurut Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden

memberikan tanggapan sangat setuju diperoleh 45 responden (75%) terhadap


65

pertanyaan-pertanyaan mengenai caring perawat atas sebagaimana yang dirasakan

oleh diri responden.

Hasil analisis terhadap indikator caring perawat dilakukan untuk

mengetahui gambaran perilaku caring perawat di RSI Sakinah Mojokerto

Tabel 4.8 Indikator Caring Perawat

No Indikator Kategori Frekuensi Persentase (%)


Humanistic dan Tinggi 56 93,3%
1
Altrunistic Rendah 4 6,7%
Tinggi 52 86,6%
2 Instiling faith and hope
Rendah 8 13,4%
Cultivating sensitivity to Tinggi 57 95%
3
one’s self Rendah 3 5%

Developing helping and Tinggi 54 90%


4
trust relation Rendah 6 10%
Tinggi 57 95%
5 Ekspresi perasaan
Rendah 3 5%
Using creative problem- Tinggi 55 91,6%
6
solving caring process Rendah 5 8,4%
Promoting interpersonal Tinggi 51 85%
7
teaching-learning Rendah 9 15%
Providing a supportive,
protective or corective Tinggi 54 90%
8 mental-phisical
sociacultural & spiritual Rendah 6 10%
environment
Assisting with the
Tinggi 52 86,6%
9 gratification of human
needs Rendah 8 13,4%
66

Allowing for existential Tinggi 56 93,3%


10
phenomenologic forces Rendah 4 6,7%

Dari indikator pertama tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

56 (93,3%) perawat memiliki humanistic dan altrunistic tinggi, indikator kedua

bahwa sebagian besar 52 (86,6%) perawat memiliki Instiling faith and hope

tinggi, Indikaror ketiga dapat diketahui bahwa sebagian besar 57 (95%) perawat

memiliki Cultivating sensitivity to one’s self tinggi, indikator keempat diketahui

bahwa sebagian besar 54 (90%) perawat memiliki Developing helping and trust

relation tinggi, indikator kelima diketahui bahwa sebagian besar 57 (95%)

perawat memiliki Ekspresi perasaan tinggi, indikator keenam diketahui bahwa

sebagian besar 55 (91,6%) perawat memiliki Using creative problem-solving

caring process tinggi, indikator ketujuh diketahui bahwa sebagian besar 51 (85%)

perawat memiliki Promoting interpersonal teaching-learning tinggi, indikator

kedelapan diketahui bahwa sebagian besar 54 (90%) perawat memiliki Providing

a supportive, protective or corective mental-phisical sociacultural & spiritual

environment tinggi, indikator kesembilan diketahui bahwa sebagian besar 52

(86,6%) perawat memiliki Assisting with the gratification of human needs tinggi,

dan indikator kesepuluh diketahui bahwa sebagain besar 56 (93,3%) perawat

memiliki Allowing for existential phenomenologic forces tinggi.

Tabel 4.9 Keseluruhan Indikator

No Indikator Skor Kategori


1 Humanistic dan 148 Tinggi
67

altrunistic
2 Instiling faith and hope 150 Tinggi
Cultivating sensitivity to
3 145 Tinggi
one’s self
Developing helping and
4 153 Tinggi
trust relation
5 Ekspresi perasaan 157 Tinggi
Using creative problem-
6 149 Tinggi
solving caring process
Promoting
7 interpersonal teaching- 159 Tinggi
learning
Providing a supportive,
protective or corective
8 mental-phisical 143 Tinggi
sociacultural &
spiritual environment
Assisting with the
9 gratification of human 155 Tinggi
needs
Allowing for existential
10 154 Tinggi
phenomenologic forces

Berdasarkan hasil perhitugan skala yang disajikan pada tabel diatas dapat

diketahui skor setiap indikator dalam perilaku caring perawat. Keseluruhan skor

skala memiliki kategori tinggi dalam perilaku caring perawat, tetapi diperoleh

skor tertinggi skala pada indikator Promoting interpersonal teaching-learning

yaitu 159, sedangkan skor terendah dari skala pengukuran yaitu pada indikator

Providing a supportive, protective or corective mental-phisical sociacultural &

spiritual environment yaitu 143.


68

4.2. Pembahasan

4.2.1. Perilaku Caring Perawat

Perilaku caring perawat dalam penelitian ini adalah perilaku yang

ditunjukan oleh perawat saat ini memberikan asuhan keperawatn seperti memberi

rasa nyaman, perhatian, hormat, peduli, terampil, pemeliharaan kesehatan,

memberi dorongan, melindungi, kehadiran, mendukung, memberi sentuhan dan

siap membantu, memenuhi kebutuhan pasien, serta mengunjungi pasien. Dalam

pembahasan perilaku caring perawat, peneliti mengelompokan perilaku caring

perawat menjadi dua kategori yaitu perilaku afektif dan perilaku instrumental.

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar menilai perilaku caring

perawat di RSI Sakinah Mojokerto sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari 98,1%

menilai baik perilaku caring perawat. Beberapa penelitian sebelumnya

menunjukan hasil yang berbeda, seperti penelitian yang dilakukan oleh Fitri

(2017) di salah satu rumah sakit di kota padang, menemukan hasil 59,5%

responden menilai perilaku caring perawat kurang baik. Pengetahuan perawat

yang kurang tentang perilaku caring dan persepsi perawat pelaksanaan terhadap

lingkungan kerja yang kurang baik menjadi faktor yang menyebabkan belum

optimalnya pelaksanan perilaku caring oleh perawat yang menjadi subjek

penelitian tersebut.

Sejalan dengan Wiwin (2019) dalam penelitiannya di RS Kabupaten

Indramayu, mengemukakan hasil yang menunjukan 53,1 menilai perawat sudah

caring terhadap pasien. Kurangnya pemahaman perawat terhadap konsep caring,

citra profesi yang masih kurang, beban kerja yang tidak proporsional, dan
69

kurangnya kesadaran perawat terhadap peran dan fungsi sesungguhnya dari

profesi perawat. Sejalan dengan hasil penelitian dari Cecep Solehudin (2019)

bahwa klien menilai perilaku caring perawat memiliki kategori cukup, oleh

karena itu bagi rumah sakit untuk membuat program pelatihan tentang caring bagi

perawat agar perilaku caring perawat menjadi lebih baik.

Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian ini juga menjadikan perawat

sebagai subjek penelitian. Sehingga didapatkan hasil penelitian perilaku caring

perawat berdasarkan kuesioner terhadap perilaku caring yang dilakukan oleh

perawat. Bila dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian tersebut, hasil

penelitian ini menunjukkan proporsi penilaian terhadap perilaku caring perawat

yang lebih tinggi. Perbedaan tersebut dapat diakibatkan karena perbedaan tempat

penelitian. Tempat penelitian yang berbeda menyebabkan perbedaan dalam

karakteristik perawat.

Tingginya perilaku caring perawat dalam penelitian ini merupakan suatu

keadaan positif yang dapat memicu peningkatan kualitas pelayanan di RSI

Sakinah Mojokerto. Sebagian pelayanan yang relatif baru dikembangkan oleh RSI

Sakinah Mojokerto, penilaian positif dari hasil kuesioner dipertahankan dan

dikembangkan agar dapat menciptakan citra yang baik dimata masyarakat. Seperti

yang telah dibahas pada bab pendahuluan, bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan penerapan perilaku caring oleh perawat, yaitu beban kerja,

lingkungan, pengetahuan dan pelatihan caring. Menurut pendapat penulis,

tingginya perilaku caring perawat yang didapatkan dari hasil penelitian ini
70

mungkin disebabkan karena semua perawat yang berdinas di RSI Sakinah

Mojokerto memiliki pengetahuan tentang perilaku caring yang baik.

Berdasarkan data pada bagian kepegawaian di RSI Sakinah Mojokerto,

seluruh perawat yang berdinas adalah lulusan DIII keperawatan dan S1

keperawatan. Dimana pada jenjang pendidikan DIII dan S1 keperawatan, konsep

tentang caring masuk dalam kurikulum pengajaran. Kemampuan perawat dalam

menampilkan caring, dipengaruhi oleh proses belajar dan sosialisasi caring

kepada calon perawat di institusi pendidikan bahwa proses pendidikan dibutuhkan

untuk meningkatkan perilaku caring pada mahasiswa keperawatan yang

merupakan calon perawat di masa depan.

Sebagian besar perawat juga telah mendapatkan pelatihan tentang etika

dan pelatihan Model Praktek Keperawatan Profesional yang didalamnya diajarkan

nilai-nilai caring tentang bagaimana perawat bersikap dan komunikasi antara

perawat dan pasien. Sehingga penulis berpendapat bahwa pelatihan yang telah

diikuti oleh sebagian besar perawat di RSI Sakinah Mojokerto, telah

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perawat dalam menampilkan

perilaku caring saat melakukan asuhan keperawatn kepada pasien.

Perilaku caring perawat yang dinilai tinggi merupakan gambaran dari

pengalaman perawat terhadap pasien selama menjalani perawatan di RSI Sakinah

Mojokerto. Kesan yang dialami oleh pasien selama menjalani perawatn dapat

membantu pasien meningkatkan kesejahteraannya. Kesan buruk yang ditampilkan

oleh perilaku perawat satu kali saja, dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap

perawat selama pasien dirawat. Perilaku caring perawat yang tinggi diperlukan
71

untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan pasien. Sebagai inti dari keperawatan, caring

hendaknya dijadikan landasan bagi perawat dalam melakukan asuhan terhadap

pasien untuk memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat. Hal ini ditunjukan oleh

sebagian besar pasien merasa puas dan sangat puas dengan pelayanan perawat.

Walaupun peneliti tidak mencari hubungan antara perilaku caring dengan

kepuasan pasien, namun peneliti melihat adanya kesesuaian antara hasil penelitian

dengan tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien terhadap pelayanan

keperawatan di RSI Sakinah Mojokerto, mungkin disebabkan oleh perawatnya

yang sudah menerapkan perilaku caring dengan baik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memberikan umpan balik (feedback) yang positif terhadap perilaku caring

perawat. Hasil temuan dilapangan yang didapatkan melalui instrumen berupa

kuesioner perilaku caring perawat terdiri dari 2 indikator yaitu instrumen caring

perawat dan afektif caring perawat.

Indikator Humanistic dan altrunistic menunjukkan bahwa rata-rata

responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik bukti

pelayanan yang diberikan. Tanggapan paling positif adalah responden banyak

yang menilai bahwa pelayanan di RS Sakinah Mojokerto sangat baik terhadap

pasien. Sedangkan tanggapaan paling rendah adalah Perawat melihat masalah

pada pasien yang di hadapi dari sudut pandang pasien, hal ini dapat dipahami

karena setiap perawat ingin membuat tenang dan nyaman pasien.


72

Indikator Instiling faith and hope menunjukkan bahwa rata-rata responden

memberikan umpan balik yang positif dengan menilai baik caring perawat yang

telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat selalu siap membantu

pasien, jika pasien membutuhkan bantuan. Rata-rata responden menilai cukup

baik tindakan caring perawat tersebut. Sedangkan tanggapan paling rendah adalah

perawat memberikan pujian atas keberhasilan dan usaha yang pasien lakukan

dalam proses penyembuhan.

Indikator Cultivating sensitivity to one’s self menunjukkan bahwa rata-

rata responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik perawat

mendengarkan sungguh-sungguh saat pasien berbicara. Sedangkan tanggapan

paling rendah adalah perawat kurang memberikan perhatian penuh kepada pasien.

Indikator Developing helping and trust relation menunjukkan bahwa rata-

rata responden memberikan umpan balik yang positif dengan menilai baik caring

perawat yang telah diberikan. Tanggap paling positif adalah saat bersama pasien,

perawat memberikan perhatian penuh kepada pasien. Rata-rata responden menilai

cukup baik tindakan caring perawat tersebut. Sedangkan tanggapan paling rendah

adalah responden perawat tidak memperkenalkan namanya kepada pasien saat

pertama kali bertemu.

Indikator Ekspresi perasaan menunjukkan bahwa rata-rata responden

memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik bukti pelayanan yang

diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat memberikan sentuhan atau

perhatian saat dibutuhkan untuk membuat pasien merasa lebih nyaman.


73

Sedangkan tanggapang paling rendah adalah perawat mendorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan.

Indikator Using creative problem-solving caring process menunjukkan

bahwa rata-rat responden memberikan umpan balik yang positif dengan menilai

baik caring perawat yang telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah

perawat menjawab pertanyaan pasien dengan kurang jelas. Sedangkan tanggapan

paling rendah adalah perawat membantu pasien untuk menetapkan tujuan yang

dapat dicapai untuk kesehatan pasien.

Indikator Promoting interpersonal teaching-learning menunjukkan bahwa

rata-rata responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik bukti

pelayanan yang diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat membantu

pasien untuk merasa lebih nyaman. Sedangkan tanggapan paling rendah adalah

perawat membantu pasien membuat rencana untuk meningkatkan kesehatan saat

pasien sudah pulang ke rumah.

Indikator Providing a supportive, protective or corective mental-phisical

sociacultural & spiritual environment menunjukkan bahwa rata-rata responden

memberikan umpan balik yang positif dengan menilai baik caring perawat yang

telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat menghormati privacy

pasien sepert menutup bagian tubuh yang terbuka saat melakukan tindakan.

Sedangkan tanggapan paling rendah adalah responden memberikan tanggapan

cukup tentang perawat mendorong pasien untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

kemampuan.
74

Indikator Assisting with the gratification of human needs menunjukkan

bahwa rata-rata responden memberikan umpan balik yang positif dan menilai baik

bukti pelayanan yang diberikan. Tanggapan paling positif adalah perawat terampil

dalam melakukan tindakan perawatan terhadap pasien. Sedangkan tanggapan

paling rendah adalah perawat memberikan perawatan dan obat-obatan tepat

waktu.

Indikator Allowing for existential phenomenologic forces menunjukkan

bahwa rata-rata responden memberikan umpan balik yang positif dengan menilai

baik caring perawat yang telah diberikan. Tanggapan paling positif adalah

perawat membantu pasien untuk berpikir positif terhadap diri sendiri. Sedangkan

tanggapan paling rendah adalah perawat kurang mengetahui apa yang pasien

rasakan.

4.2.2. Perilaku Afektif Caring Perawat

Dalam penelitian ini yang termasuk kedalam perilaku afektif caring

perawat meliputi, memperlakukan pasien sebagai manusia yang memiliki harga

diri, melihat masalah dari sudut pandang pasien, mendorong pasien untuk percaya

diri, memberikan pujian, peduli dengan perasaan pasien, memberikan perhatian,

memperlakukan pasien dengan oenuh hormat, mendengarkan, mengunjungi

kamar pasien, memperkenalkan nama, merespon panggilan pasien, memberikan

sentuhan, mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, bersikap tenang,

menghromati privacy pasien, mempersilahkan keluarga mengunjungi pasien,

mengerti perasaan pasien, membantu pasien meyakini kekuatannya, dan

membantu pasien berfikir positif.


75

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar menilai perilaku afektif

caring perawat sudah baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar yaitu 99,1%

responden menilai perilaku afektif sudah tinggi. Hanya sebagian kecil responden

yaitu 0,9% responden menilai perilaku afektif perawat masih rendah. Walaupun

menunjukan angka yang relatif kecil, namun hal ini menunjukan bahwa

kemampuan perawat untuk menampilkan perilaku ini masih perlu ditingkatkan

agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di RSI Sakinah

Mojokerto.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang berbeda, seperti

penelitian yang dilakukan oleh Fitri Mailani (2017) disalah satu RSUD dr. Rasidin

Padang, menemukan hasil 59,5% responden menilai perilaku caring perawat

buruk. Pengetahuan perawat yang kurang tentang perilaku caring dan persepsi

perawat pelaksana terhadap lingkungan kerja yang kurang baik menjadi faktor

yang menyebabkan belum optimalnya pelaksanaan perilaku caring oleh perawat

yang menjadi subjek penelitian tersebut.

Sejalan dengan Wiwin Nur Aeni (2019) dalam penelitiannya di Ruang

Rawat Inap salah satu rumah sakit di Kabupaten Indramayu, mengemukakan hasil

yang menunjukan 53,1% pasien menilai perawat sudah caring terhadap pasien.

Kurangnya pemahaman perawat terhadap konsep caring, citra profesi yang

masing kurang, beban kerja yang tidak proporsional, dan kurangnya kesadaran

perawat terhadap peran dan fungsi sesungguhnya dari profesi perawat.

Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara perilaku caring

dengan kepuasan pasien. Wahyudi (2017), Cecep Solehudin Firmansyah (2019)


76

dan Wiwin Nur Aeni (2019) menemukan hubungan yang positif antara perilaku

caring dengan tingkat kepuasan pasien. Hal ini menunjukan bahwa perilaku

caring yang baik dari seorang perawat dalam melakkan asuhan keperawatan

kepada pasien, akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan perawat.

Kepuasan pasien merupakan kesesuaian antara harapan pasien dengan kenyataan

pelayanan yang diterimanya. Jika pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan

pasien, maka akan menimbulkan kepuasan bagi pasien.

Penulis berpendapat bahwa perilaku afektif merupakan perilaku yang

menunjukan kepedulian perawatan terhadap pasien. Lebih dari itu, perilaku afektif

merupakan kemampuan perawat dalam membangun hubungan interpersonal

dengan pasien. Hubungan interpersonal ini dapat diwujudkan jika perawat

memiliki kemampuan dalam melakukan komunikasi dengan baik.

Komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang perawat. Komunikasi merupakan jalan menuju terbentuknya hubunga

saling percaya antara perawat dan pasien. Perilaku caring memberikan

kesempatan kepada perawat untuk lebih mengenal, dan memahami masalah yang

dihadapi pasien dan mencari solusi untuk meningkatkan kesehatan pasien.

Peningkatan motivasi dan keterampilan perawat dalam melakukan komunikasi

diperlukan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam menampilkan

perilaku afektif.

4.2.3. Perilaku Instrumen Caring Perawat

Dalam perilaku instrumental caring meliputi perilaku perawat mengetahui

apa yang harus dikerjakannya, menjelaskan kondisi pasien, kesiapan membantu,


77

menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan, menjawab pertanyaan dengan

jelas, menetapkan tujuan dan rencana perawatan pasien, membantu kebersihan diri

pasien, terampil dalam melakukan tindakan, terampil dalam menggunakan

peralatan, memberikan obat dan tindakan tepat waktu, memberikan laporan

kemajuan pasien kepada keluarga, mengecek kondisi pasien dan mengetahui

kapan saatnya menghubungi dokter.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menilai

baik perilaku caring yang termasuk dalam kategori instrumental, yaitu 98,1%

menilai tinggi perilaku instrumental caring perawat. Perilaku instrumental

merupakan perilaku caring yang lebih menunjukan kemampuan dan keterampilan

yang ditunjukan oleh seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan

terhadap pasien. Pasien menilai seorang perawat memiliki perilaku instrumental

caring yang tinggi dilihat dari kemampuan perawat dalam memberikan penjelasan

tentang kondisi pasien, melakukan tindakan, memenuhi kebutuhan pasien, dan

memberikan pendidikan kesehatan terhadap pasien dan keluarga. Sebagian besar

pasien mempersepsikan aspek utama dari caring perawat adalah memonitor

kondisi pasien secara terus menerus serta kompetensi klinis yang ditunjukan oleh

perawat.

Pengetahuan perawat tentang kondisi pasien dan keterampilan dalam

melakukan tindakan keperawatan merupakan aspek caring yang bisa langsung

dirasakan dan dinilai oleh pasien. Perawat yang terampil dan mengetahui apa yang

harus dikerjakannya dapat menimbulkan kepercayaan kepada pasien bahwa pasien

dirawat oleh orang yang tepat dan kompeten. Perbedaan persepsi antara pasien
78

dan perawat tentang perilaku caring perawat juga merupakan salah satu penyebab

penilaian yang masih kurang. Sebagian pasien menilai perawat caring bila mampu

memenuhi semua kebutuhannya, termasuk kebersihan diri. Namun perawat lebih

memfokuskan perhatian terhadap masalah utama yang dihadapi oleh pasien,

sehingga kurang memperhatikan aspek kebersihan diri pasien yang dianggap

bukan masalah utama. Mendukung kemandirian pasien juga harus dilakukan oleh

perawat, sehingga diharapkan pasien mampu melakukan kembali aktivitas yang

dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuannya. Namun dalam

pelaksanaannya, perawat perlu menjelaskan aktivitas yang boleh dan tidak boleh

dilakukan oleh pasien dan mendampingi pasien saat melakukan aktivitas.

Sehingga pasien menilai bahwa memandirikan pasien merupakan salah

satu perilaku caring dari perawat terhadap pasien. Penilaian yang tinggi terhadap

perilaku instrumental caring perawat yang ada di RSI Sakinah Mojokerto dapat

menunjukan sebagian besar pasien menganggap bahwa perawat telah memiliki

kemampuan dan keterampilan yang cukup dalam melakukan asuhan keperawatan.

Sehingga perlu dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi agar lebih

meningkatkan kualitas pelayana keperawatan yang ada di RSI Sakinah Mojokerto.

4.2.4. Implikasi Terhadap Pelayanan Keperawatan RSI Sakinah Mojokerto

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa caring

merupakan inti dari keperawatan, dan perilaku caring perawat merupakan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dimiliki perawat dalam merawat

pasien. Penelitian ini memberikan gambaran penilaian sebagai pelayanan terhadap


79

perilaku caring yang diberikan oleh perawat. Hasil penelitian ini dapat

menggambarkan sejauh mana perilaku caring perawat di RSI Sakinah Mojokerto.

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar menilai perilaku caring

perawat di RSI Sakinah Mojokerto, sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari 98,1%

menilai baik perilaku caring perawat. Selanjutnya perilaku berdasarkan afektif

caring perawat sudah baik, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar yaitu 99,1%

responden menilai perilaku afektif sudah tinggi. Hanya sebagian kecil responden

yaitu 0,9% menilai perilaku afektif perawat masih rendah. Sedangkan responden

menilai baik perilaku caring yang termasuk dalam kategori instrumental, yaitu

98,1% menilai tinggi perilaku instrumental caring perawat. Perilaku instrumental

merupakan perilaku caring yang lebih menunjukan kemampuan dan keterampilan

yang ditunjukan oleh seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan

terhadap pasien.

Dengan teridentifikasinya perilaku caring perawat di RSI Sakinah

Mojokerto yang termasuk kategori memiliki perilaku caring yang tinggi

berdasarkan peniliaian, merupakan suatu potensi yang perlu dipertahankan dan

ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di RSI Sakinah

Mojokerto. Hal ini juga perlu mendapat perhatian dari pihak manager

keperawatan dan manajemen rumah sakit untuk mempertahankan dan bahkan

meningkatkan perilaku caring yang baik dengan cara menciptakan lingkungan

yang mendukung terhadap budaya perilaku caring dikalangan perawat RSI

Sakinah Mojokerto atau melaksanakan seminar atau pelatihan tentang perilaku


80

caring perawat, dan pemberian reward atau penghargaan bagi perawat yang telah

melaksanakan perilaku caring dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai