Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMERIKSAAN KHUSUS PADA MULUT, TENGGOROKAN,


THORAX DAN LEHER

DOSEN PEMBIMBING:
Ns.Sinta Wijayanti,M.Kep.,Sp.Kep.MB

Disusun Oleh:
Kelompok 4

PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANCHA BAHKTI
2020/2021
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “pemeriksn khusus pada mulut
,tenggorokan,thorax dan leher” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas pelajaran keperawatan dasar. Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns.Sinta Wijayanti,M.Kep.,Sp.Kep.MB sebagai dosen
pengampu yang telah banyak memberi petunjuk dan semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 16 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemeriksaan Khusus yaitu pemeriksaan yang dilakukan sehubungan adanya pengaduan masyarakat,
permintaan dari instansi lain maupun pemeriksaan lanjutan dari hasil pemeriksaan sebelumnya ( Pemeriksaan
Reguler ) yang dipandang perlu untuk dilakukan pendalaman, pelimpahan dari pusat maupun Provinsi dengan
sasaran pemeriksaan disesuaikan dengan pokok permasalahan yang ada.

Penyelenggaraan pemeriksaan pada mulut,tenggorkan,thorax,dan leher:

1. Pemeriksaan hanya dapat dilakukan oleh Tim Pemeriksa atas dasar Surat Tugas Perintah Inspektur.
2. Tim Pemeriksa terdiri atas petugas yang kompenten di bidangnya.
3. Apabila dipandang perlu, Inspektur dapat :
1. Meminta bantuan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah lainnya untuk melaksanakan tugas
pemeriksaan.
2. Meminta bantuan tenaga ahli tertentu yang bekerja untuk dan atas nama Inspektorat guna
menjamin efektifitas pemeriksaan.
3. Menugasi tenaga penunjang kegiatan Tim Pemeriksa guna mendukung kelancaran
pemeriksaan.

1.2 . Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan khusus pada mulut ,tenggorokan,thorak leher?
2. Apa saja penyakit pada mulut, tenggoroknan,thorak dan leher?
3. Baagaimana cara mengatasi penyakit pada mulut,tenggorokan,thorak dan leher?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pemeriksaan khusus pada mulut,tenggorokan,thorak dan leher
2. Untuk mengetahu penyakit pada mulut,tenggorokan,thorak dan leher
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi penyakit pada mulut tenggorokan,thorax
dan leher?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN

 Pemeriksaan khusus pada mulut,dan tenggorkan


Pemeriksaan penunjang pada penanganan kasus penyakit mulut antara lain pemeriksaan
patologi klinik, pemeriksaan patologi anatomi dan pemeriksaan mikrobiologi. Kasus
xerostomia dan burn mouth syndrome, diperlukan pemeriksaan unstimulated saliva flow rate
untuk mengetahui jumlah saliva. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu
menunjang diagnosis klinis yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat penyakit penderita,
dan kondisi klinis).
Penyakit mulut dapat terjadi pada setiap orang dengan berbagai macam latar belakang,
usia & jenis kelamin. Secara umum orang dewasa lebih sering mengalami penyakit mulut dari
pada anak-anak. Anak-anak sering mengalami penyakit mulut yang berkaitan dengan infeksi
odontogenik & infeksi virus akut. Orang dewasa mengalami penyakit mulut yang
penyebabnya lebih beragam. Kasus penyakit mulut pada orang dewasa sering ditemukan pada
pasien geriatri, pasien dengan kondisi medically compromised & penyakit
immunocompromised.
Secara umum faktor predisposisi terjadinya penyakit mulut adalah :
1. Nutrisi
2. Faktor genetik
3. Penyakit sistemik
4. Gangguan kesehatan mental
5. Gaya hidup yang buruk  merokok, menginang, minum minuman beralkohol, kurangnya
Kebersihan mulut
6. Iatrogenik (efeks samping akibat tindakan medis) terapi kanker, transplantasi,
implant, serta pemakaian protesa gigi. (gigi palsu atau alat orthodontik)

TENGGOROKAN
Tenggorokan sebenarnya adalah organ yang cukup istimewa. Sebab, ia berperan di dua
mekanisme penting tubuh, yaitu pernapasan dan pencernaan. Kedua peran itu dimainkan secara
apik dengan kerjasama dari berbagai organ lain, seperti laring hingga esofagus atau
kerongkongan.

Kerongkongan (Esofagus) atau tenggorokan ini merupakan organ pencernaan berbentuk


seperti tabung berotot yang ini memiliki fungsi membawa makanan dari mulut ke lambung.
Esofagus ini mendorong makanan dengan sebuah gerakan hasil kombinasi kontraksi otot yang
disebut dengan gerakan peristaltik. Panjang esofagus pada orang dewasa ini sekitar 23 – 25 cm
dengan lebar itu sekitar 2 cm.
Sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya berlangsung selama lima
hingga tujuh hari dan tidak memerlukan perawatan medis. Jika nyeri dan demam muncul,
parasetamol atau pereda nyeri lainnya bisa membantu meredakan gejala ini. Pada anak-anak,
hindari memberikan aspirin karena dapat meningkatkan risiko sindrom Reye, kondisi langka
yang berpotensi mengancam nyawa karena menyebabkan pembengkakan di hati dan otak.

 Pemeriksaan khusus pada thorax


Pemeriksaan thorax adalah prosedur pemeriksaan fisik umum yang dilakukan oleh dokter
untuk mengetahui kondisi organ di dalam rongga dada, termasuk jantung dan paru-paru.
Pemeriksaan thorak anterior (posisi pasien tidur terlentang) Palpasi thorak anterior : kaji
temperatur dan integritas seluruh kulit dada (jika tidak ada keluhan pernafasan).Palpasi semua
area dada untuk mengetahui adanya massa atau pergerakan abnormal, hindari palpasi yang dalam
jika ada keluhan nyeri (jika ada keluhan pernafasan) 9 Palpasi dada untuk mengetahui adanya
ekskursi pernafasan :
- Letakkan kedua telapak tangan pada thorak bawah klien, jari-jari disepanjang sisi lateral
selubung iga (rib cage) dan ibu jari disepanjang costa
- Minta klien mengambil nafas dalam, amati pergerakan kedua tangan
Palpasi dada untuk mengetahui fremitus vocal/taktil (getaran halus yang dirasakan pada dinding
dada klien saat klien berbicara)
-Letakkan permukaan ujung jari/bagian ulnar tangan pada dada posterior klien, dimulai didekat
apex paru
-Minta klien mengulangi beberapa kata, missal : “ tujuh puluh tujuh “
-Ulangi 2 langkah diatas, geser kedua tangan berurutan sampai bagian dasar paru (sesuai
gambar)
-Bandingkan fremitus pada kedua paru dan fremitus antara area apex dan basis paru (normalnya
sama antara kanan dan kiri)
Lakukan perkusi secara sistematis dimulai dari atas klavikula pada ruang supraklavikular
dilanjutkan kebawah hingga mencapai diafragma (sesuai gambar diatas). Posisi tangan saat
perkusi :Letakkan tangan non dominan di atas permukaan tubuh yang akan dilakukan perkusi.
ujung jari tengah dari tangan dominan (pleksor) memukul dasar persendian pleksimeter (tgn non
dominan), Auskultasi dada, lakukan urutan seperti langkah yang digunakan dalam perkusi yang
dimulai dari bronki diantara sternum dan klavikula .

 Pemeriksaan khusus pada leher


Nyeri leher biasanya disertai dengan myostatic otot, sedangkan myostatic otot adalah kekakuan
otot, ketegangan otot, pergerakan otot yang terbatas, nyeri yang dapat terjadi berminggu-minggu
yang tanpa dsertai patologis pada jaringan lunak (Kisner, 2007). Myostatic otot trapizeus sendiri
dapat terjadi karena otot trapezius merupakan otot tipe 1 atau tipe postural yang punya warna,
kontraksinya landai (slow twitch fibre) yang berfungsi sebagai stabilisator atau untuk
mempertahankan postur dan pada otot tipe satu sering terjadi ketegangan dan pemendekan otot.
nyeri muskuloskletal di daerah leher di masyarakat terutama pada pekerja berkisar antara 6-
76% dan wanita ternyata juga lebih tinggi dibandingkan pria. Di Canada, sebanyak 54% dari
total penduduk pernah mengalami nyeri di daerah leher selama 6 bulan`
Untuk mengatasi keluhan nyeri leher 2 karena myostatic otot dengan menggunakan
stretching, massage dan traksi manual cervical. Stretching adalah istilah umum yang digunakan
untuk memanjangkan struktur jaringan lunak yang memendek secara patologi dan untuk
meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS). Ketika otot di stretching, beberapa dari serat otot
memanjang tapi serat lain mungkin tetap diam, banyaknya serat otot yang ikut memanjang yang
mempengaruhi terjadinya kontraksi otot maksimal sehingga terjadi rileksasi, nyeri berkurang dan
spasme berkurang
Massage dilakukan terutama di tempat di mana rasa sakit terjadi dan dilakukan sesuai dengan
prinsip tensegrity dimana tidak hanya mengurangi rasa sakit tetapi juga dapat mengembalikan
distribusi yang benar dari tonus istirahat dalam jumlah besar daerah tubuh. Pada saat yang sama,
tensegrity memungkinkan untuk lebih memahami tekanan. Kita juga memperhitungkan
ketergantungan pertimbangan struktural antara otot-facia-ligamen dan pembuluh serta saraf,
sebagai bentuk jaringan elastis dan organ sesuai dengan prinsip study tensegrity menunjukkan
ketergantungan antara tonus otot yang beristirahat pada berbagai otot.
Traksi intermiten dapat mengurangi rasa sakit dengan cara merangsang serat aferen otot besar
dan memperlebar foramen intervertebralis dengan memberi rangsangan kifosis pada cervical
akan menambah lebar foramen intervertebralis dan mengurangi tekanan pada akar syaraf,
Pelebaran jarak sendi, Spasme otot akan berkurang demikian pula dengan penekanan pada akar
syaraf sehingga aliran darah akan lancar nyeri pun berkurang.
Dalam melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan meminta pasien menggerakkan kepala
ke arah depan, samping, atau belakang, untuk mengetahui jangkauan pergerakan leher. Setelah
pemeriksaaan fisik, dokter dapat melakukan beberapa tes tambahan yang meliputi:
pemindaian,elektromiologi.pemeriksaan darah.
2.2 Penyakit pada mulut, tenggoroknan,thorak dan leher
 Penyakit paa mulut dan tenggorokan

Jenis-jenis penyakit pada mulut


1. Gingivitis

Gingivitis atau radang gusi adalah kondisi yang terjadi karena kurang terjaganya kebersihan
mulut, atau menumpuknya karang gigi. Infeksi akan terjadi di bagian gusi disebabkan oleh
banyaknya bakteri di bagian plak dan karang gigi. Kondisi akan semakin parah dan serius jika
gingivitis tidak segera ditangani dengan benar, sehingga bisa berkembang menjadi penyakit
lainnya.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko gingivitis adalah:

 Punya kebiasaan merokok;

 Gosok gigi terlalu kuat;

 Kurang asupan vitamin;

 Jarang membersihkan gigi;

 Menggunakan sikat gigi yang kurang sesuai dengan kontur mulut;

 Mengidap diabetes melitus;

 Memakai gigi palsu;

 Siklus hormon yang tak normal;

 Penggunaan obat tertentu;

 Konsumsi obat-obatan terlarang.

2. Abses Gusi

Kondisi ini ditandai dengan keluarnya nanah dari gusi (gusi bernanah). Nanah yang keluar di
bagian gusi tampak cairan kental yang warnanya kuning, putih agak kuning, atau bisa juga
kuning agak cokelat. Nanah dapat muncul jika terjadi inflamasi atau peradangan pada gusi akibat
bakteri yang ada di dalam mulut. 

Peradangan ini kemudian memicu pembentukan abses di gigi dan akhirnya muncul juga infeksi
dengan penyebarannya ke seluruh area gusi. Tak sampai di situ, sebagai efeknya akan ada
pengumpulan nanah yang terjadi pada gusi. Karenanya, abses ini tak akan sembuh jika
dibiarkan. 
3. Glositis

Tak hanya gusi, lidah juga bisa mengalami peradangan. Radang pada lidah ini disebut glositis.
Pada beberapa kasus yang lebih parah, glositis mampu memicu penyumbatan pernapasan saat
lidah membengkak sangat parah.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan glositis adalah:

 Reaksi alergi terhadap iritan tertentu, termasuk juga makanan maupun pengobatan
tertentu.

 Trauma mulut yang biasanya disebabkan oleh luka.

 Mulut kering. 

 Kekurangan zat besi.

 Penyakit tertentu.

4. Gigi Hipersensitif

bisa saja muncul pada bagian gigi dan biasanya hal ini akan ditandai dengan ngilu pada gigi.
Kondisi yang bisa disebut juga dengan istilah hipersensitivitas dentin ini juga bisa dialami oleh
para orang tua secara alamiah dikarenakan memang resesi gingiva atau penurunan gusi. Tentu
kondisi gusi yang demikian juga didukung oleh adanya faktor pertambahan usia.

Namun, gigi hipersensitif juga bisa terjadi karena:

 Sering makan dan minum yang dingin, manis, dan asam;

 Prosedur dental bleaching alias pemutihan gigi;

 Penumpukan karang gigi yang kemudian menjadi pemicu penurunan gusi;

 Penambahan usia atau faktor bertambah tua.

5. Sariawan

Hampir semua orang pernah mengalami yang namanya sariawan atau stomatitis. Jamur Candida
albicans merupakan penyebab dari sariawan. Meski tak menular, kondisi ini dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Sariawan juga dikatakan sebagai bentuk kelainan yang
terjadi di selaput lendir mulut yang tampak seperti luka dengan rupa bercak yang warnanya agak
putih kekuningan dan bertekstur cekung.

Selain infeksi jamur, sariawan juga bisa terjadi karena:

 Memakai gigi palsu;


 Luka tergigit;

 Konsumsi air panas atau air dingin;

 Penggunaan obat kumur yang di dalamnya terkandung bahan-bahan pengering seperti


gliserin/lemon dan alkohol;

 Pemakaian obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan antibiotik;

 Menurunnya sistem daya tahan tubuh;

 Kekurangan asupan vitamin B, zat besi dan vitamin C;

 Kelainan atau gangguan pencernaan;

 Kesehatan dan kebersihan mulut yang tak terjaga dengan sempurna.

6. Karies Gigi

Penyakit yang memiliki nama lain dental caries ini merupakan jenis infeksi yang dapat memicu
kerusakan struktur gigi. Adanya karies gigi juga akan mampu memicu gigi berlubang. Penyakit
satu ini jika dibiarkan atau tidak mendapatkan penanganan benar bisa menyebabkan rasa nyeri,
terjadinya infeksi, gigi tanggal, kasus bahaya lainnya dan bahkan membawa kematian.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan terjadinya karies gigi adalah:

 Gangguan tertentu yang terjadi di area gigi;

 Anatomi gigi yang bisa menaikkan risiko terbentuknya karies;

 Bakteri yang berkembang biak di daerah mulut;

 Gangguan produksi air liur;

 Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan dan antihistamin;

 Pemakaian tembakau;

 Fermentasi karboh

7. Tumor Gigi

Tahukah kamu bahwa tumor juga bisa tumbuh pada gigi? Seperti tumor pada bagian tubuh
lainnya, tumor gigi juga merupakan kondisi yang cukup berbahaya, bahkan dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani segera. Ketika mengalami tumor gigi, terdapat pertumbuhan daging
yang seperti parasit dan bisa membuat jaringan hidup area gigi dan mulut menjadi rusak.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan tumor gigi adalah:


 Mencabut gigi secara sembarangan atau bukan dengan alat yang tepat;

 Bakteri yang berkembang terlalu banyak dan cepat di jaringan sekitar gigi;

 Kurang terjaganya kebersihan mulu

Jenis-jenis penyakit tenggorokan


Penyakit yang Ditandai dengan Gejala Sakit Tenggorokan 

Nyeri pada tenggorokan yang biasanya disertai dengan rasa sakit saat menelan makanan dan
minuman, bisa menjadi tanda dari penyakit tertentu. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang
sering ditandai dengan tenggorokan sakit saat menelan:

1. Tonsillitis 

Salah satu penyakit yang ditandai dengan sakit di tenggorokan dan kesulitan dalam menelan
adalah tonsillitis alias radang tenggorokan. Pada kondisi ini, amandel mengalami peradangan
atau inflamasi. Kondisi ini umum menyerang anak-anak, tetapi juga bisa terjadi pada orang
dewasa. 

2. Faringitis

Faringitis atau radang tenggorokan juga bisa memicu tenggorokan sakit saat menelan makanan
dan minuman. Kondisi ini terjadi akibat adanya peradangan pada saluran yang menghubungkan
hidung atau mulut dengan kerongkongan (esofagus) atau saluran pita suara (laring). 

3. Laringitis 

Laringitis merupakan penyakit yang terjadi karena adanya peradangan pada laring, yaitu kotak
pita suara di dalam tenggorokan. Penyakit ini memiliki gejala berupa sakit pada tenggorokan,
batuk, demam, serta suara serak, atau kehilangan suara sama sekali. 

4. Infeksi Mononukleosis 

Pada beberapa kondisi, sakit tenggorokan juga bisa disebabkan oleh penyakit yang lebih serius,
misalnya infeksi mononukleosis. Penyakit ini terjadi karena ada infeksi virus Epstein Barr.
Infeksi ini ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening, demam dan sakit pada
tenggorokan serta kesulitan menelan makanan dan minuman. 

5. Epiglotitis 

Penyakit ini terjadi karena ada peradangan pada katup yang memisahkan saluran pernapasan dan
saluran pencernaan. Peradangan pada bagian ini sering ditandai dengan nyeri pada tenggorokan. 

6. Abses Peritonsil 

Sakit tenggorokan yang terjadi dalam jangka panjang sama sekali tidak boleh dianggap sepele.
Sebab, bisa jadi kondisi tersebut terjadi karena ada penyakit serius, seperti abses peritonsil.
Penyakit ini terjadi karena ada pembengkakan bernanah antara langit-langit tenggorokan dan
bagian belakang amandel. 

Sakit tenggorokan yang semakin memburuk dan disertai dengan gejala lain, sebaiknya tidak
diabaikan. Jika mengalami hal tersebut, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Namun, tidak
semua sakit tenggorokan merupakan tanda dari penyakit serius. Pada nyeri tenggorokan yang
bersifat ringan dan biasanya terjadi karena virus, pengobatan bisa dilakukan dengan cara
sederhana di rumah. Sakit tenggorokan bisa diobati dengan banyak minum air putih dan cukup
beristirahat, serta hindari konsumsi makanan yang bisa memperparah kondisi. 

Jenis-jenis penyakit pada thorax


1.  Serangan Jantung

Serangan jantung disebabkan oleh matinya sel-sel otot jantung karena adanya penurunan aliran darah
melalui pembuluh darah jantung. Ketika seseorang terserang serangan jantung, rasa nyeri pada dadanya
tidak mudah dihentikan begitu saja. Selain itu, sakit dada karena serangan jantung pun bisa disertai
dengan rasa mual, lemas, dan sesak napas.

2.  Perikarditis

Sakit dada pun bisa disebabkan oleh peradangan pada perikardium yang dikenal dengan sebutan
perikarditis. Penyakit ini biasanya menyerang pria dan dapat terjadi pada segala usia. Meskipun begitu,
penyakit ini lebih sering ditemukan pada usia 20-50 tahun.

Selain dada sakit, perikarditis juga bisa ditandai oleh beberapa gejala. Di antaranya adalah napas
pendek, jantung berdebar, lemah, lelah, bengkak pada kaki dan perut, batuk, dan demam ringan. Rasa
sakit pada dada yang diakibatkan oleh penyakit ini akan terasa bertambah kuat ketika batuk, menarik
napas yang dalam, atau berbaring. Sedangkan rasa sakit pada dada akan berkurang jika pengidap
berada dalam posisi duduk atau condong ke depan.

3.  Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan sakit dada. Kondisi
ini disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah ke jantung. Dalam kondisi tertentu, penyakit ini
dapat mengakibatkan serangan jantung atau pun stroke.

Selain rasa sakit pada dada, penyakit ini juga bisa ditandai dengan beberapa gejala. Di antaranya adalah
rasa sakit pada bahu, lengan, leher, dan rahang. Biasanya penyakit ini disebabkan oleh olahraga yang
terlalu berat atau luapan emosi yang berlebihan.

4.  Refluks Lambung Naik

Refluks asam lambung disebabkan karena adanya kenaikan asam lambung hingga ke kerongkongan.
Penyakit ini akan menimbulkan rasa sakit pada dada dikarenakan asam lambung yang naik hingga ke
kerongkongan akan menimbulkan sensasi terbakar. Selain dada sakit, penyakit ini juga bisa
menimbulkan rasa pahit pada mulut dan tenggorokan.
Jika kenaikan asam lambung terjadi seminggu sekali, kondisi tersebut masih tergolong aman.
Sedangkan, jika kenaikan asam lambung terjadi minimal dua kali seminggu, bisa jadi gastroesophageal
reflux (GERD) menyerang. GERD bisa dipicu oleh obesitas, kebiasaan merokok, kehamilan, atau
konsumsi makanan pedas dan berlemak yang berlebihan.

5.  Pankreatitis

Pankreatitis dapat menyebabkan rasa sakit pada perut dan merambat pada dada dan punggung. Selain
itu, penyakit ini juga dapat menimbulkan beberapa gejala seperti mual, muntah, demam, dan denyut nadi
bergerak cepat.

6.  Otot Tegang

Ternyata otot tegang juga dapat menyebabkan rasa sakit pada dada. Biasanya, otot tegang terjadi
karena olahraga yang berlebihan. Jika kamu merasakan rasa sakit ketika menekan dinding dada,
kemungkinan kamu mengalami cedera muskuloskeletal. Dikarenakan otot tegang menyebabkan rasa
sakit pada dada, tidak sedikit yang menyalah artikannya sebagai serangan jantung.

7.  Pneumonia

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit ini juga bisa menyebabkan rasa sakit
pada dada. Selain itu, pneumonia merupakan infeksi yang dapat memicu inflamasi pada kantong-kantong
udara di paru-paru, baik di salah satu bagian atau keduanya. Selain sakit dada, pneumonia juga ditandai
dengan batuk, demam, dan sesak napas.

jenis-jenis penyakit pada leher

1. Pembesaran kelenjar getah bening


Pembesaran kelenjar getah bening  merupakan penyebab paling umum munculnya benjolan di
leher sebelah kanan. Kelenjar ini berperan dalam membentuk kekebalan tubuh untuk melawan
infeksi dan sel kanker. Ketika Anda sakit, kelenjar getah bening biasanya akan membesar untuk
menyerang penyebab infeksi tersebut.Pembesaran kelenjar getah bening sering kali terjadi akibat
infeksi telinga, infeksi sinus atau sinusitis, radang amandel dan tenggorokan, infeksi gigi, atau
infeksi bakteri di kulit kepala.

2. Infeksi virus dan bakteri


Berbagai infeksi virus, seperti HIV, herpes simpleks, mononukleosis, rubella, dan CMV, dapat
menyebabkan munculnya benjolan di leher sebelah kanan ataupun kiri.Tak hanya infeksi virus,
infeksi bakteri di sekitar telinga, hidung, dan tenggorokan pun bisa menimbulkan benjolan di
leher sebelah kanan.Beberapa infeksi bakteri yang dapat menyebabkan benjolan di leher sebelah
kanan, meliputi radang tenggorokan, radang amandel, dan TB kelenjar. Infeksi bakteri ini
kebanyakan dapat diobati dengan antibiotik sesuai resep dokter.
3. Gondok
Gondok merupakan pembesaran abnormal pada kelenjar tiroid yang ada di leher akibat gangguan
pada hormon tiroid atau kekurangan yodium. Benjolan ini dapat muncul di leher sebelah kanan,
kiri, atau di leher tengah.
Selain munculnya benjolan di leher, gondok juga terkadang bisa menimbulkan beberapa gejala
lain, seperti sulit menelan atau bernapas, batuk-batuk, dan suara serak.

4. Abses parafaring
Abses parafaring adalah benjolan berisi nanah yang terbentuk di sekitar tenggorokan. Selain
munculnya benjolan di leher, abses parafaring juga dapat menimbulkan gejala demam, sakit
tenggorokan, dan sulit menelan. Benjolan di leher akibat abses parafaring perlu diobati dengan
antibiotik dan tindakan operasi untuk mengeluarkan nanah.

5. Tumor atau kanker


Benjolan di leher kebanyakan bersifat jinak, namun terkadang kondisi tersebut juga dapat
disebabkan oleh tumor ganas atau kanker. Kanker yang dapat menyebabkan benjolan di leher, di
antaranya kanker tiroid, limfoma atau kanker getah bening, dan kanker tenggorokan.

6. Kista
Kista merupakan benjolan berisi cairan yang biasanya tidak berbahaya, kecuali jika terinfeksi.
Beberapa jenis kista ada yang bisa menimbulkan benjolan di leher, yaitu jerawat kista, kista
ateroma, dan kista celah brankial.

7. Keloid
Keloid adalah tumbuhnya jaringan parut di bawah kulit akibat luka atau cedera, misalnya luka
bakar, jerawat pecah, tato, tindik, atau operasi.Kondisi ini kadang muncul 3 bulan atau lebih
setelah kulit terluka dan terus tumbuh selama bertahun-tahun. Keloid bisa tumbuh di mana saja,
namun lebih umum terjadi di sekitar dada, bahu, kepala, dan leher.

8. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun  adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh merusak sel dan jaringan tubuh
yang sehat, padahal tugasnya adalah untuk melawan kuman, virus, dan parasit penyebab infeksi
serta sel kanker.Beberapa penyakit autoimun yang menyebabkan benjolan di leher sebelah kanan
atau sisi lainnya, yaitu penyakit Graves, rheumatoid arthritis, dan lupus.
9. Sindrom kelelahan kronis
Kelainan ini menyebabkan penderitanya menjadi sangat lelah dan kurang bertenaga. Sindrom
kelelahan kronis belum diketahui dengan jelas penyebabnya, tapi diduga disebabkan oleh infeksi
virus tertentu, gangguan kekebalan tubuh, dan kelainan hormonal.

2.3 Cara mengatasi penyakit pada mulut tenggorokan,thorax dan leher


 mengatasi penyakit mulut dan tenggorokan

1. Minum cukup air putih


Dilansir Cleveland Clinic, usahakan untuk minum cukup air putih setiap hari, terlebih
saat sakit.
Dehidrasi atau kekurangan cairan dapat membuat rasa pahit di mulut saat sakit terasa
lebih parah.
Untuk itu, pastikan minum air putih setidaknya enam sampai delapan gelas per hari.

2. Setop merokok dan mengirup udara rokok


Merokok tak hanya membuat mulut makin pahit saat sakit, namun juga dapat memicu
penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan kanker.
Jika saat ini Anda masih kerap merokok, setop sekarang juga demi kesehatan yang lebih
prima.
Ikuti beberapa program berhenti merokok di klinik khusus, atau sejumlah puskesmas
yang telah memiliki program layanan berhenti merokok.

4. Cegah asam lambung naik


Penyebab mulut terasa pahit juga bisa berasal dari penyakit asam lambung atau
gastroesophageal reflux disease (GERD).
Asam lambung yang naik dari perut ke kerongkongan dapat menyebabkan mulut terasa
pahit

5. menciptakan udara yang nyaman sehingga tidak memicu iritasi pada tenggorokan

6.mengkonsumsi makanan hanagat dan lunak

 cara mengatasi penyakit thorax


Melakukan pemeriksaan ke dokter meliputi empat tahapan, yaitu mengamati,
meraba, mengetuk, dan mendengarkan suara jantung serta paru-paru dengan stetoskop.
 Cara mengatasi penyakit leher
Pengobatan Nyeri Leher
Sebagian besar sakit leher biasanya dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu. Namun, hal
ini tentu saja tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan
untuk mengurangi rasa sakit di leher:

-Gunakan bantal yang sesuai


Hindari menggunakan bantal yang terlalu tinggi atau keras, karena dapat membuat leher
kaku. Ada beberapa bahan bantal yang dapat digunakan. Salah satunya adalah memory
foam, yaitu bahan yang dapat mengikuti kontur leher dan kepala.

-Lakukan senam leher


Gerakkan leher ke atas dan ke bawah, ke samping kanan dan kiri, dan putar kepala.
Gerakan stretching ini dapat meregangkan otot leher yang tegang.

-Kompres leher
Kompres leher yang nyeri dengan es batu yang dibalut handuk selama 3 hari pertama.
Setelah itu, kompres dengan botol berisi air hangat untuk meredakan rasa nyeri pada
leher.
Hindari gerakan leher yang terlalu kencang
Hindari gerakan leher yang tiba-tiba dan terlalu kencang untuk mengurangi peradangan
dan meredakan rasa sakit di leher.

-Memijat leher yang sakit


Pijatan dapat meredakan nyeri leher dan memuat Anda lebih rileks. Mintalah orang lain
untuk melakukan pijatan lembut di bagian leher yang sakit.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://sipp.menpan.go.id/pelayanan-publik/jawa-timur/kabupaten-magetan/pemeriksaan-
khusus#:~:text=Pemeriksaan%20Khusus%20yaitu%20pemeriksaan%20yang,pusat
%20maupun%20Provinsi%20dengan%20sasaran
https://pendidikan.co.id/pengertian-kerongkongan-esofagus-bagian-struktur-fungsi/
EMERIKSAAN%20THORAK%20DAN%20ABDOMEN%20(1).pdf
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-7-penyakit-yang-rawan-terjadi-di-mulut
https://www.halodoc.com/artikel/6-penyakit-ini-sebabkan-tenggorokan-sakit-saat-menelan
https://www.halodoc.com/artikel/ini-7-penyakit-penyebab-dada-sakit
https://www.alodokter.com/benjolan-di-leher-sebelah-kanan-ini-penyebabnya

Anda mungkin juga menyukai