Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:38) bahwa:

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penyusunan skripsi ini, objek penelitian yang diteliti oleh penulis

adalah lingkungan kerja, disiplin kerja dan kinerja.

3.1.1 Bagian Sumber Daya (BAGSUMDA) di Polrestabes Bandung

Bag Sumda merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang

berada dibawah Kapolres. Bagian Sumber daya (Bag Sumda) bertugas

melaksanakan pembinaan administrasi personel, sarana dan prasarana, pelatihan

fungsi, pelayanan kesehatan, bantuan dan penerapan hukum. Fungsi Bagian

Sumber daya (Bag Sumda) antara lain:

1. Pembinaan dan administrasi personel, meliputi:

a. Pembinaan karier personel Polres antara lain Usulan Kenaikan Pangkat

(UKP), Kenaikan Gaji Berkala (KGB), mutasi, pengangkatan, dan

pemberhentian dalam jabatan yang menjadi lingkup kewenangan Polres;

b. Perawatan personel antara lain pembinaan kesejahteraan rohani, mental,

jasmani, moril dan materiil, mengusulkan tanda kehormatan;

70
71

c. Pembinaan psikologi personel, antara lain kesehatan jiwa personel dan

pemeriksaan psikologi bagi pemegang senjata api;

d. Pelatihan fungsi, antara lain fungsi teknis kepolisian, keterpaduan antar

fungsi teknis kepolisian dan fungsi pendukung; dan

e. Pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan PNS Polri beserta

keluarganya;

2. Pembinaan administrasi sarana dan prasarana (sarpras), antara lain:

a. Menginventarisir, merawat, dan menyalurkan perbekalan umum, peralatan

khusus, senjata api, dan angkutan;

b. Melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik

Negara (SIMAK BMN); dan

c. Memelihara fasilitas jasa dan konstruksi, listrik, air, dan telepon;

3. Pelayanan bantuan dan penerapan hukum, antara lain:

a. Memberikan pelayanan bantuan hukum kepada institusi dan personel

Polres beserta keluarganya;

b. Memberikan pendapat dan saran hukum;

c. Melaksanakan penyuluhan hukum kepada personel Polres beserta keluarga

dan masyarakat;

d. Menganalisis sistem dan metoda terkait dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di lingkungan Polres; dan

e. Berperan serta dalam pembinaan hukum yang berkaitan dengan

penyusunan Peraturan Daerah.


72

Kegiatan Bagian Sumber daya (Bag Sumda) antara lalin:

1. Paurmin

a. Membuat laporan rutin dan insidentil, pengelolaan administrasi fungsi ,

rencana kegiatan, penetapan dan kontrak kinerja fungsi; dan

b. Melaksanakan tugas dinas Kepolisian lainnya.

2. Subbagian Personel (Subbagpers),

a. Melaksanakan pembinaan karier personel, perawatan personel, psikologi

personel, pelatihan fungsi, dan pelayanan kesehatan personel Polri di

lingkungan Polres; dan

b. Melaksanakan tugas dinas Kepolisian lainnya.

3. Subbagian Sarana dan Prasarana (Subbagsarpras),

1. Melaksanakan inventarisasi, SIMAK BMN, penyaluran perbekalan umum,

perawatan alat khusus, senjata api, amunisi dan angkutan, serta

memelihara fasilitas jasa dan konstruksi, listrik, air, dan telepon; dan

2. Melaksanakan tugas dinas Kepolisian lainnya.

4. Subbagian Hukum (Subbagkum),

a. Melaksanakan pelayanan bantuan hukum, memberikan pendapat dan saran

hukum, penyuluhan hukum, dan pembinaan hukum serta analisis sistem

dan metoda terkait dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di

lingkungan Polres; dan

b. Melaksanakan tugas Kepolisian lainnya


73

3.1.2 Struktur Organisasi dan Tugas Bagian Sumber Daya (BAGSUMDA) di

Polrestabes Bandung

Berikut ini adalah struktur organisasi pada Bagian Sumber Daya

(BAGSUMDA) di Polrestabes Bandung.

Kabag SUMDA

PAURMIN

Kasubag
SAPRAS Kasubag PERS Kasubag KUM

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Bagian Sumber Daya (BAGSUMDA)
Polrestabes Bandung

Adapun tugas masing-masing jabatan pada Bagian Sumber Daya

(BAGSUMDA) di Polrestabes Bandung sebagai berikut:

1. KEPALA BAGIAN SUMBER DAYA (KABAG SUMDA)

Kabag Sumda adalah merupakan unsur pengawas dan pembantu Pimpinan

yang berada di bawah Kapolres.

Tugas Kabag Sumda :

a. Melaksanakan pembinaan administrasi di bidang Personel meliputi:

1) pembinaan karier personel Polres antara lain Usulan Kenaikan Pangkat

(UKP), Kenaikan Gaji Berkala (KGB), Mutasi, pengangkatan dan


74

pemberhentian dalam jabatan yang menjadi lingkup kewenangan

Polres;

2) perawatan personel antara lain pembinaan kesejahteraan Rohani,

Mental, Jasmani, Moril dan Materiil, mengusulkan tanda kehormatan;

3) pembinaan Psikologi personel, antara lain kesehatan jiwa personel dan

pemeriksaan psikologi bagi pemegang Senjata Api;

4) pelatihan fungsi, antara lain fungsi teknis Kepolisian, keterpaduan

antara fungsi teknis Kepolisian dan fungsi pendukung;

5) pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan PNS Polri beserta

keluarganya.

b. Pembinaan administrasi sarana dan prasarana (Sarpras), antara lain:

1) menginventarisir, merawat dan menyalurkan perbekalan umum

peralatan khusus, Senjata Api, dan angkkutan;

2) melaksanakan system informasi manajemen akuntansi barang milik

Negara (SIMAK BMN);

3) memelihara fasilitas jasa dan kontruksi, listrik, air dan telepon.

c. Pelayanan bantuan dan penerapan hukum antara lain :

1) memberikan pelayanan bantuan hukum kepada institusi dan personel

Polres beserta keluarganya;

2) memberikan pendapat dan saran hukum;

3) melaksanakan penyuluhan hukum kepada personel Polres beserta

keluarga dan masyarakat;


75

4) menganalisis system dan metode terkait dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dilingkungan Polres;

5) berperan serta dalam pembinaan hukum yang berkaitan dengan

penyusunan peraturan Daerah.

Kabag Sumda bertanggung jawab kepada Kepala Kepolisian Resor dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari dibawah kendali Waka Polres. Dalam

pelaksanaan tugas dan kewajibanya dibantu oleh :

a. Paur Mintu (Perwira Urusan Administrasi Tata Usaha)

b. Kasubbag Pers (Kepala Sub Bagian Personel)

c. Kasubbag Sarpras (Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana)

d. Kasubbag Hukum (Kepala Sub Bagian Hukum)

2. PAUR MIN TU

Tugas dan tanggung jawab Paur Min Tu:

a. Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum personel Bag Sumda

Polres;

b. Menyelenggarakan kegiatan ke Tata Usahaan dan urusan dalam Bag

Sumda;

c. Melakukan penelitian dan mendistribusikan surat-surat kemasing-masing

Bag, Satfung dan Polsek jajaran Resor Kota Medan;

d. Melaksanakan tugas lain berkaitan dengan system kinerja guna

mendukung keberhasilan tugas-tugas Bag Sumda.

3. KASUBBAG PERS (Kepala Sub Bagian Personel)

Tugas dan tanggung jawab Kasubbag Pers


76

a. Melakukan pembinaan dan administrasi personel Polres yang meliputi :

1) usulan Kenaikan Pangkat Polri / PNS Polri (UKP);

2) usulan Kenaikan Gaji Berkala (KGB);

3) menyusun rencana Mutasi, pengangkatan, dan pemberhentian dalam

jabatan yang menjadi lingkup kewenangan Polres;

4) perawatan personel antara lain pembinaan kegiatan Rohani, Mental,

Jasmani, Moril dan Materiil, mengusulkan tanda kehormatan;

5) pembinaan psikologi personel;

6) pelatihan fungsi teknis Kepolisian;

7) pelayanan kesehatan bagi anggota Polri dan PNS beserta keluarga.

b. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kabag Sumda.

c. Kasubbag Pers dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh :

1) Paur Min Pers (Perwira Urusan Administrasi Personel)

Tugas dan tanggung jawab Paur Min Pers :

a) menyelenggarakan administrasi personel dalam ruang lingkup

Polresta Medan yang meliputi membuat dan menyusun rencana

usulan Kenaikan Pangkat (UKP), Kenaikan Gaji Berkala (UKG),

Penempatan Mutasi, Pemisahan / Pemberhentian dan

Pengangkatan serta Pemberhentian dalam jabatan.

b) pengumpulan, mengolah dan menyajikan data / informasi yang

menyangkut bidang personel;

c) menyusun dan menyiapkan laporan yang berhubungan dengan

bidang personel;
77

d) menyusun rencana kebutuhan personel Polres berdasarkan beban

tugas nyata dilapangan;

e) memperbaharui data RHPP dengan menggunakan aplikasi Sis

Binkar;

f) melaksanakan proses administrasi pemberian Ijin / Cuti, Ijin

Kawin, Nikah Talak Rujuk (NTR) personel Polri;

g) melaksanakan proses pemberian hukuman dan penghargaan bagi

personel Polri dilingkungan Polres (Reward And Punishment);

h) Paur Min Pers dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya dibantu

oleh Bamin dan Banum.

2) Paur Lat (Perwira Urusan Pelatihan)

Tugas dan tanggung jawab Paur Lat :

a) menyelenggarakan / melaksanakan dan merencanakan /

mengusulkan program pendidikan pengembangan spesialisasi dan

pelatihan peningkatan fungsi teknis Polri sesuai dengan bidang,

peranan, fungsi masing-masing;

b) membantu pelaksanaan proses rekruitment / penerimaan Polri yang

merupakan program Polri ditingkat Polres melalui giat sosialisasi;

c) menyelenggarakan penataran, ceramah Bin Rohtal dan sosialisasi

yang berhubungan dengan pembinaan personel;

d) Paur Lat dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya dibantu oleh

Bamin dan Banum.


78

3) Paur Kes (Perwira urusan Kesehatan)

Tugas dan tanggung jawab Paur Kes :

a) menyelenggarakan fungsi dukungan Kedokteran Kepolisian

terhadap tugas operasional serta dukungan kesehatan kesamaptaan

Polres;

b) melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan kepada personel

Polresta Medan dan keluarganya serta masyarakat sekitarnya

secara terbatas;

c) melaksanakan fungsi pelayanan administrasi personel dan ketata

usahaan dilingkungan urusan kesehatan Polres;

d) Paur Kes dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya dibantu oleh

Bamin dan Banum.

4. KASUBBAG SARPRAS (Kepala Sub Bagian Sarana dan Prasarana)

Tugas dan tanggung jawab Kasubbag Sarpras

a. Menyelenggarakan / melaksanakan tugas pembinaan administrasi Sarana

dan Prasarana :

1) Menginventarisir, merawat dan menyalurkan perbekalan umum

peralatan khusus, Senjata Api, dan angkutan;

2) melaksanakan system informasi manajemen akuntansi barang milik

Negara (SIMAK BMN);

3) memelihara fasilitas jasa dan kontruksi, listrik, air dan telepon.

b. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kabag Sumda.


79

c. Kasubbag Sarpras dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh : Paur Log

(Perwira Urusan Logistik). Tugas dan tanggung jawab Paur Log :

1) Paur Log adalah unsur pelaksana staf berada di bawah Kasubbag

Sarpras;

2) Paur Log bertugas menyelenggarakan administrasi, tata kelola logistik,

tata kelola asset pengadaan barang dan jasa;

3) Mendata asset Polri sesuai program SIMAK BMN;

4) Pengadaan barang dan jasa menerima, menyimpan mendistribusikan

logistik kepada personel, memberikan pelayanan terhadap perawatan

gedung kantor dan barang inventaris milik Dinas;

5) Melaksanakan proses administrasi yang berkaitan dengan administrasi

urusan Logistik;

6) Paur Log dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya dibantu oleh

Bamin dan Banum.

5. KASUBBAG HUKUM (Kepala Sub Bagian Hukum)

Tugas dan tanggung jawab Kasubbag Hukum

a. Pelayanan bantuan dan penerapan hukum antara lain :

1) memberikan pelayanan bantuan hukum kepada institusi dan personel

Polres beserta keluarganya;

2) memberikan pendapat dan saran hukum;

3) melaksanakan penyuluhan hukum kepada personel Polres beserta

keluarga dan masyarakat;


80

4) menganalisis system dan metode terkait dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dilingkungan Polres;

5) berperan serta dalam pembinaan hukum yang berkaitan dengan

penyusunan peraturan Daerah.

b. Dalam pelaksanaan tugas bertanggung jawab kepada Kabag Sumda.

c. Kasubbag Hukum dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh : Paur Bankum /

Rapkum (Perwira Urusan Bantuan Hukum / Perwira Urusan Penerapan

Hukum). Tugas dan tanggung jawab Paur Bankum / Rapkum :

1) pelayanan bantuan Hukum terhadap personel Polri / PNS, yang

bermasalah / yang memerlukan bantuan Hukum;

2) memberikan pendapat dan saran Hukum terhadap fungsi-fungsi dalam

penerapan Hukum yang menangani proses Hukum;

3) melaksanakan penyuluhan Hukum, pembinaan Hukum serta

menganalisis system dan metoda terkait dengan peraturan perundang-

undangan dilingkungan Polres.

3.2 Unit Analisis

Hamidi (2010: 75-76) menyatakan bahwa:

“Unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu,

kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas

individu atau kelompok sebagai subjek penelitian”.

Unit (satuan) analisis data penelitian ini adalah anggota POLRI pada Bagian

Sumber Daya (BAGSUMDA) di Polrestabes Bandung.


81

3.3 Populasi dan Teknik Sampling

Populasi penelitian adalah sumber data penelitian. Populasi Sugiyono

(2012: 215) adalah:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota POLRI pada Bagian Sumber Daya

(BAGSUMDA) di Polrestabes Bandung yaitu sebanyak 38.

Pengertian sampel menurut Sugiyono (2012:118) adalah:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.”

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2014:120) nonprobability samping

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Adapun teknik yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut

Sugiyono (2014:124) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Apabila subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi

(Arikunto, 2010: 64). Karena jumlah populasi sebanyak 38 orang, maka semua

anggota populasi dijadikan sampel penelitian yaitu sebanyak 38 orang.


82

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan untuk mendukung variabel penelitian ini adalah

data kuantitatif yaitu data yang digunakan untuk mengumpulkan data atau

mengukur status variabel yang diteliti.

1. Primer

Data primer, yaitu data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk

tujuan spesifik studi (Sekaran, 2011). Data primer berupa kuesioner yaitu

informasi tentang lingkungan kerja, disiplin kerja dan kinerja

2. Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari literatur-literatur serta tulisan-

tulisan yangmemiliki hubungan dengan penelitian ini (Fathoni, 2011: 37).

Penelitian ini data sekunder yang dipakai adalah data kinerja anggota POLRI

pada Bagian Sumber Daya (BAGSUMDA) di Polrestabes Bandung.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber primer dan

sumber sekunder. Sugiyono (2012 : 193) mengatakan:

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data


kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen.

Sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data primer. Data

primer dimaksud adalah lingkungan kerja, disiplin kerja dan kinerja.


83

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah :

1. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari data secara langsung terhadap

objek yang diteliti agar hasil yang didapat diyakini kebenarannya, meliputi :

a. Wawancara, yaitu sebuah teknik pengumpulan data dengan cara tanya

jawab dengan pejabat yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan

langsung dengan penelitian yaitu pada pimpinan perusahaan.

b. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara melakukan pengamatan langsung terhadap Indosurya Life Jakarta.

c. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden

dengan sifat pertanyaan tertutup berkaitan dengan lingkungan kerja,

disiplin kerja dan kinerja

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data-data sekunder

melalui tinjauan dan kajian literatur, peraturan-peraturan, dokumen serta

sumber lain yang relevan dengan masalah yang dibahas.

3.6 Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2012 : 58) menyatakan bahwa:

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala seuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oeleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.


84

Penulis menggunakan 2 variabel dalam penelitian ini :

a) Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian

ini variabel independennya adalah lingkungan kerja dan disiplin kerja.

b) Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel terikat, yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kinerja.

Sedangkan untuk indikator variabel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Operasionalisasi Data


Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Lingkungan Alex 1. Kebisingan - Frekuensi tingkat kebisingan Ordinal
kerja fisik Nitiseminto - Terganggu suara bising
(X1) (2015:183) 2. Keamanan - Tingkat keamanan Ordinal
lingkungan - Fasilitas keamanan
kerja adalah 3. Penerangan - Penerangan tidak Ordinal
segala sesuatu menyilaukan
yang terdapat - Penerangan cukup terang
disekitar para 4. Suhu udara - Sirkulasi udara Ordinal
pekerja yang di ruangan - Kualitas udara
dapat - Bau-bauan
mempengaruh 5. Fasilitas - Ketersediaan fasilitas kerja Ordinal
i dirinya - Kelengkapan fasilitas kerja
dalam 6. Dekorasi di - Tata letak meja Ordinal
menjalankan tempat kerja - Tata warna
tugas-tugas
yang
dibebankan
Disiplin Hasibun 1. Ketepatan - Pegawai datang ke kantor Ordinal
kerja (X2) (2013:193) waktu tepat waktu
kedisiplinan - Pegawai tepat waktu dalam
adalah melaksanakan tugas
kesadaran dan 2. Tata cara - Pegawai menggunakan Ordinal
kesediaan berpakaian pakaian yang sopan saat
seseorang bekerja
mentaati - Pegawai memakai seragam
semua beratribut yang sudah
85

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


peraturan- ditetapkan oleh perusahaan
peraturan
perusahaan 3. Penggunaan - Pegawai menggunakan Ordinal
dan norma alat kantor perlatan kantor dengan hati-
yang berlaku hati
- Pegawai merawat peralatan
kantor dengan baik
4. Ketaatan - Pegawai mematuhi aturan Ordinal
pada yang telah ditetapkan oleh
peraturan kantor
5. Tanggug - Pegawai bertanggung jawab Ordinal
jawab yang atas kesalahan yang telah
tinggi terjadi selama bekerja
- Pegawai Berani mengambil
resiko
Kinerja (Y) Anwar Prabu 1. Kepemimpin Kemampuan mempengaruhi, Ordinal
Mangkunegar an memotivasi dan mengarahkan
a (2015:67) 2. Jaringan Kemampuan membangun, Ordinal
kinerja adalah sosial memelihara dan melaksanakan
hasil kerja kerjasama dan hubungan baik
secara dengan pegawai dan
kualitas dan masyarakat
kuantitas 3. Komunikasi Kemampuan merumuskan, Ordinal
yang dicapai mengutarakan dan menerima
oleh seorang ide/pendapat, baik secara
karyawan verbal maupun non verbal,
dalam dengan jelas kepada sesame
melaksanakan pegawai dan masyarakat luas
tugasnya 4. Pengendalia Kemampuan mengendalikan Ordinal
sesuai dengan n emosi emosi dalam situasi yang
tanggung penuh tekanan sehingga tidak
jawab yang mempengaruhi
diberikanya. 5. Agen Kemampuan merumuskan, Ordinal
perubahan memotivasi, dan melaksanakan
perubahan
6. Integritas Kemampuan bersikap jujur Ordinal
dan kosisten, apa yang
dikatakan sesuai dengan apa
yang dikerjakan
7. Empati Kemampuan menempatkan Ordinal
diri pada posisi orang lain,
serta mengekspresi kan
perasaan positif dan ketulusan
pada orang lain
8. Pengelolaan Kemampan merencanakan, Ordinal
administrasi mengatur, melaksanakan,
mengevaluasi dan
memperbaiki proses
administrasi
86

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


9. Kreativitas Kemampuan menghasilkan, Ordinal
mengembangkan dan
melaksanakan ide/cara baru
secara efektif
10. Kemandiri Kemampuan mengendalikan Ordinal
an diri dan mengambil inisiatif
tindakan dengan
mempertimbangkan faktor
resiko

3.7 Instrumen Pengukuran

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan angket

untuk mendapatkan data dari responden, dalam penelitian ini penulis

menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2014:134) skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban

itu dapat diberi skor, yaitu :

Tabel 3.2 Skala Likert


Pilihan Jawaban Nilai
Sangat setuju 5
Setuju 4
Cukup Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Selanjutnya pernyataan dalam kuesioner disesuaikan dengan variabel-

variabel yang diperlukan. Kriteria penilaian rata-rata tersebut menggunakan


87

interval untuk menentukan panjang kelas interval, dimana rumus yang digunakan

menurut Sudjana (2013 : 79) adalah sebagai berikut :

Rentang
Panjang kelas interval =
Banyak Kelas Interval
Dimana :
Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyak kelas interval = 5
5 1
Jadi, Panjang kelas interval = = 0,8
5
Keterangan:
1.00 – 1.80 = Sangat Tidak Baik
1.81 – 2.60 = Tidak Baik
2.61 – 3.40 = Cukup Baik
3.41 – 4.20 = Baik
4.21 – 5.00 = Sangat Baik

3.8 Pengujian Kualitas Instrumen Pengukuran

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan atau kesahihal

suatu instrumen. Menurut Sugiyono (2014:173) valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Cara yang dipakai

dalam menguji tingkat validitas adalah dengan validitas internal, yaitu apakah

terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Dalam penelitian

ini, pengujian validitas dengan cara melakukan korelasi antara skor butir dengan

dengan total skor konstruk atau variabel. Uji validitas dihitung dengan rumus:

n( xy)  ( x y )
r=
(n x 2  ( x) 2 (n y 2  ( y ) 2
88

dimana:

r = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoh subjek dalam setiap item

Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

X = jumlah skor dalam distribusi X

Y = jumlah skor dalam distribusi Y

X² = jumlah kuadrat masing-masing skor X

Y² = jumlah kuadrat masing-masing skor Y

n = banyaknya responden

Sugiyono (2012:188) mengatakan bahwa:

Item yang mempunyai korelsi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir
dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid”.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2014:173) instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Kehandalan yang menyangkut kekonsistenan

jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda.

Uji reliabilitas dihitung dengan rumus:

k.r
=
1  (k  1)r

Keterangan :
89

 = Koefisien reliabilitas

r = Rata-rata korelasi antar butir

k = Jumlah butir

Nasution dan Usman (2012:112) mengatakan bahwa:

Jika koefisien reabilitas (Alpha) mendekati 1 sangat baik, jika berada


diatas 0,6 baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Artinya,
bila nilai Alpha berada di bawah 0,6, maka dapat dikatakan bahwa
pengukuran yang dilakukan tidak konsisten atau pengukuran kita tidak
reliable”.
3.9 Metode Analisis

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan asumsi

klasik antara lain :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya data pada setiap

variabel. Uji normalitas data menggunakan Saphiro-Wilk Test, dengan

membandingkan Asymptotic Significance dengan ɑ = 5%. Dasar penarikan

kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

Asymptotic Significance > 0,05.

Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan

metode analisi grafik, baik dengan melihat grafik histogram maupun dengan

melihat Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari

penyebaran data (titik) di sumbu diagonal pada grafik Normal Probability

Plot atau dengan melihat histogram residualnya.

Dalam penelitian ini uji normalitas akan dilakukan dengan cara Normal

Probability Plot dengan bantuan software SPSS Statistic.


90

2. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi multikolineritas diantara variabel independennya.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dalam model regresi dapat

dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai

tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10, maka tidk ada multikolineritas antar

variabel independen dalam model regresi

3. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas yaitu tingkat signifikan di atas tingkat kepercayaan

5% (0,05). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan uji glejser, jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

Heteroskedastisitas

3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda (multiple regression

analysis) dengan tingkat taraf signifikansi =0,05 artinya derajat kesalahan

sebesar 5% dengan tujuan untuk melihat pengaruh lingkungan kerja dan disiplin

kerja terhadap kinerja. Multiple regression merupakan suatu teknik yang


91

digunakan untuk menghitung seberapa jauh hubungan antara beberapa variabel

bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen). Persamaan regresi linier

berganda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

Y : Kinerja

: Nilai intersep (konstan)

: Koefisien arah regresi

: Lingkungan kerja

: Disiplin kerja

e : Error Term

3.9.3 Uji Hipotesis

1. Uji Koefesien Regresi Parsial (Uji T)

Menurut Sugiyono (2012:235) uji ini digunakan untuk mengetahui apakah

dalam model variabel independen (X) secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayan 95% dengan kriteria

pengujian :

- Ho diterima dan Ha ditolak bila t hitung ≤ t tabel

- Ho ditolak dan Ha diterima bila t hitung ≥ t tabel


92

2. Uji Koefesien Regresi Bersama-sama (Uji F)

Menurut Ghozali (2013:45), Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan

apakah semua variabel independen yang digunakan berpengaruh secara bersama-

sama terhadap satu variabel dependen. Tujuan pengujian ini untuk menetahui

variabel dependen secara signifikan dengan syarat dapat dikatakan significan jika

f hitung < α (0,05)

- Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada

pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

- Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak

ada pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.9.4 Analisis Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2013:97) koefisien determinasi (R²) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 ≤ R² ≤1). Nilai

(R²) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu, berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai