Anda di halaman 1dari 12

Faktor yang Mempengaruhi Pembekuan Darah dan Kelainan Pembekuan Darah pada

Luka

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Abstrak

Proses pembekuan darah merupakan proses yang kompleks untuk mencegah tubuh
kehilangan banyak darah ketika terjadi luka. Hal yang berperan di dalam penyumbatan atau
penutupan luka adalah thrombus. Terdapat beberapa gangguan pembekuan darah, diantaranya
adalah gangguan pada tingkat pembuluh darah, gangguan pada tingkat trombosit, gangguan
pada faktor penggumpalan.reaksi dasar yang merupakan cara berurutan untuk pembekuan
darah, bila terjadi luka, trombosit akan pecah mengeluarkan trombokinase. Kemudian
trombokinase akan mengubah protombin protombin menjadi trombin. Trombin mengubah
fibrinogen menjadi fibrin.Mikroskopis pembuluh darahterbagi menjadi arteri, vena, vasa
vasorum dan kapiler. Sirkulasi sistemik atau sirkulasi peredaran darah besar adalah sirkulasi
darah dari jantung (ventrikel kiri) menuju ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru), jalannya
mulai dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung lagi.

Kata kunci : pembekuan darah, penghambat pembekuan darah, sirkulasi sistemik.

Abstract

The process of blood clotting is a complex process in order to prevent the body loses
a lot of blood when injury occurs. It is instrumental in the blockage or closure of the wound
is thrombus. There are several blood clotting disorders, which are: disturbances in vascular
level, at the level of platelet disorders, disorders of the clotting factor. reaction which is the
basis for blood clotting sequential way: when the injury occurs, platelets will break
trombokinase issued. Then trombokinaseprotombinprotombin will change into thrombin.
Thrombin converts fibrinogen to fibrin. Microscopic blood vessels divided into arteries,
veins, and capillaries vasa vasorum. Systemic circulation or blood circulation is the large

1
circulation of the heart (left ventricle) to the rest of the body (except the lungs), running from
the heart to the rest of the body and back to the heart again.

Keywords : blood clotting, blood coagulation inhibitors, systemic circulation.

Pendahuluan

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju
paru-paruuntuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluharteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis.
Setelah itudarah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta.Darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen yang
diperlukan oleh sel-sel diseluruh tubuh. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan
organ lain karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transport tubuh.

Pembahasan

2
Vaskularisasi Extremitas Inferior

Extremitas inferior khusus berfungsi untuk lokomosi, penopangan beban, dan


mempertahankan keseimbangan. Extremitas inferior terdiri dari empat bagian :1
 Pelvis yang terdiri dari os coxae yang menghubungkan kerangka extremitas inferior
dengan columna vertebralis.
 Paha dengan femur yang menghubungkan panggul ( pelvis ) dengan panggul ( genu ),
dan patella.
 Tungkai bawah dengan tibia dan fibula yang menghubungkan lutut dengan ossa tarsi.
 Kaki dengan ossa tarsi, ossa metatarsi, dan palanx yang merupakan ujung distal
extremitas inferior.

Arteri pada tungkai dibagi menjadi beberapa segmen. Di daerah panggul, pada tingkat
vertebra lumbalis terakhir, aorta abdominal (kelanjutan dari aorta descendens), terbagi
menjadi sepasang arteri iliaka umum dan kemudian dibagi menjadi arteri iliaka internal dan

3
eksternal, Arteri ini turun sepanjang perbatasan medial psoas mayor untuk keluar dari daerah
panggul melalui vascular lacuna di bawah ligamentum inguinale.

Arteri memasuki daerah paha sebagai arteri femoralis yang turun pada sisi medial paha ke
saluran adduktor. Saluran ini berjalan dari anterior ke sisi posterior ekstremitas di mana arteri
keluar melalui hiatus adduktor dan menjadi arteri poplitea. Pada bagian belakang lutut arteri
poplitea berjalan melalui fossa poplitea ke otot poplitea di mana arteri terbagi menjadi
anterior dan posterior arteri tibialis.

Pada tungkai bagian bawah, anterior tibialis memasuki kompartemen ekstensor


berhampiran perbatasan atas membrana interosseus dan turun antara tibialis anterior dan
ekstensor hallucis longus. Posterior tibialis membentuk kelanjutan langsung dari arteri
poplitea yang memasuki kompartemen fleksor tungkai bawah untuk turun di belakang
maleolus medial di mana kemudian terbagi menjadi arteri plantar medial dan lateral, yang
cabang posterior menjadi arteri fibula.

Pada kawasan anterior, daerah subinguinal dibatasi oleh ligamentum inguinalis,


sartorius, dan pectineus dan merupakan bagian dari segitiga femoralis yang memanjang
secara distal ke longus adduktor. Pada kawasan posterior, daerah gluteal berhubungan dengan
gluteus maximus. Daerah anterior paha memanjang secara distal dari segitiga femoralis ke
daerah lutut dan lateral ke tensor fascia latae. Daerah posterior berakhir sebelum fossa
poplitea. Daerah anterior dan posterior lutut berterusan dari daerah proksimal ke tingkat
tuberositas dari tibia. Di tungkai bagian bawah daerah anterior dan posterior memperpanjang
ke malleoli. Di balik malleoli adalah daerah retromalleolar lateral dan medial dan di sebalik
adalah wilayah tumit. Akhirnya, kaki dibagi menjadi daerah superior dorsal dan daerah
plantar inferior.

Vena terbagi menjadi tiga sistem. Sistem epifascial (dalam) mengembalikan sekitar
85 persen dari darah dan sistem superficial atau intermuskularis sekitar 15%. Serangkaian
katup vena yang disebut sistem perforasi menghubungkan sistem epifascial dan superficial.
Pada posisi berdiri, vena dari kaki harus menangani beban yang luar biasa karena bertindak
melawan gravitasi ketika mengembalikan darah ke jantung. Katup vena membantu dalam
menjaga arah aliran darah.1

Pembekuan Darah (Koagulasi)

4
Pembekuan darah (koagulasi) adalah suatu proses kimiawi yang protein-protein
plasmanya berinteraksi untuk mengubah molekul protein plasma besar yang larut, yaitu
fibrinogen menjadi gel stabil yang tidak larut yang disebut fibrin. Senyawa aktif adalah enzim
trombin, yang secara khusus mengubah fibrinogen (larut) menjadi fibrin (tidak larut).
Terdapat keseimbangan yang ‘halus/rapuh’ antara koagulasi dan mempertahankan darah
dalam keadaan cair. Ketidakseimbangan ke satu arah dapat menyebabkan perdarahan
berlebihan, sedangkan apabila sebaliknya akan terjadi trombosis.2

Gambar 1 farktor koagulasi2

Hal yang berperan di dalam penyumbatan atau penutupan luka adalah thrombus, yaitu bekuan
darah di dalam pembuluh darah pada orang yang masih hidup. Trombosit yang terkena
permukaan kasar seperti pada pembuluh darah yang terluka akan pecah dan menempel atau
mengelami pemnggumpalan pada pembuluh darah membentuk bekuan darah yang disebut
dengan thrombus. Thrombus ini akan menyumbat lubang/luka pada pembuluh darah. Dengan
demikian, darah yang mengalir pada pembuluh darah tersebut akan berkurang bahkan sampai
berhenti. Menurut jenisnya, thrombus dibagi menjadi dua, yaitu thrombus putih yang tersusun
oleh platelet dan fibrin dengan kandungan eritrositnya yang relative sedikit dan thrombus
merah yang tersusun oleh fibrin dan sel-sel darah merah.3

5
Gambar 2. faktor pembekuan darah2

Pembekuan darah adalah proses dimana komponen cairan darah ditransformasi menjadi
material semisolid yang dinamakan bekuan darah. Tiga reaksi dasar yang merupakan
caraberurutan untuk proses dalam pembekuan darah:

 Bila terjadi luka, trombosit akan pecah mengeluarkan trombokinase atau


tromboplastin.
 Trombokinase akan mengubahprotombin menjadi trombin. Protombin adalah
senyawa globulin yang larut dan dihasilkan dihati dengan bantuan vitamin K
(perubahan protombin belum aktif menjadi trombin yang aktif dipercepat oleh ion
Kalsium (Ca).
 Trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang berbentuk benang-benang yang
menjerat sel darah merah yang membentuk gumpalan sehingga darah membeku.
Fibrinogen merupakan protein yang larut dalam plasma darah.4

6
Gambar 3.mekanisme pembekuan darah4

Gangguan Pembekuan Darah

 Gangguan pada tingkat pembuluh darah

Dinding pembuluh darah dikelilingi dan dipertahanakn keutuhannya oleh serat-serat


protein kalogen. Protein ini mengandung asam amino khas, yaitu OH-prolin (hidroksiprolin).
Asam amini ini berasal dari asam aminon prolin. Pembentukan OH-prolin dari prolin ini
memerlukan asam askorbat atau vitamin C. kekurangan vitamin C dalam jumlah yang banyak
dan jangka waktu yang agak lama akan menyebabkan kerapuahan kapiler. Akibatnya, mudah
terjadi pendarahan, bahkan oleh trauma yang ringan sekalipun.4

Gangguan pada tingkat trombosit

Trombosit mempunyai peran yang sangat penting dalam penggumpalan darah.


Penurunan jumlah trombosit ataupun perubahan sifatnya akan menyebabkana gangguan pada
proses penggumpalan darah. Jumlah trombosit dapat berkurang kerana kekurangan
pembentukan sel asalnya di sumsum tulang, yaitu megakaryosit. Keadaan ini dinamai sebagai
Amegakaryocyte thrombopenia purpura (ATP). Akan tetapi, dapat pula jumlah megakaryosit
di dalam sumsum tulang tetap normal, akan tetapi jumlah trombosit darah tepi tetap
berkurang. Keadaan ini dinamai sebagai Idiopathic thrombocytopenia purpura (ITP), yang
mungkin sekali suatu kelainan otoimun.4

7
Gangguan pada faktor penggumpalan

Semua factor penggumpalan darah adalah protein, kecuali Ca2+. Kelainan yang
menyangkut suatu protein, termasuk factor penggumpalan, dapat disebabkan oleh salah sat
dari 3 penyebab. Pertama kelainan genetic, kedua kelainan karena kerusakan dari organ yang
membuatnya dan yang ketiga, kelainan yang disebabkan oleh adanya masalah pada factor
pendukung proses sintesis.4

Mikroskopis Pembuluh darah

• Perbedaan pada Arteri dan Vena

Perbedaan struktural antara arteri dan vena semua berbasis pada hubungan
pembuluh-pembuluh darah ini dengan jantung. Oleh karena arteri menerima darah dari
jantung, darah yang diterima berada di bawah tekanan yang tinggi. Arteri dekat jantung
(seperti aorta) harus menahan tekanan yang tinggi setiap kali ventrikel memompa darah
keluar. Walau bagaimanapun, tekanan yang tinggi ini membantu menggerakkan darah
melalui arteri - bahkan pada arteri yang berjalan bertentangan dengan gravitasi (seperti arteri
karotis yang berjalan ke arah kepala).

Vena hanya menerima darah pada kedudukan yang cukup jauh dari jantung, maka tekanan
darah di vena adalah jauh lebih rendah. Oleh karena tekanan darah di vena lebih rendah,
maka darah akan susah untuk dikembalikan jantung, bahkan, darah bisa dengan mudah
terkumpul dalam pembuluh darah ini.

• Arteri

8
Sistem arteri adalah bagian di mana tekanan adalah lebih tinggi dari sistem peredaran darah.
Tekanan arteri bervariasi antara tekanan puncak selama kontraksi jantung, yang disebut
tekanan sistolik, dan minimum, atau tekanan diastolik. Variasi tekanan dalam arteri
menghasilkan denyut nadi yang dapat diamati pada mana-mana arteri dan mencerminkan
aktivitas jantung. Arteri juga membantu jantung dalam memompa darah.

Arteri memiliki diameter internal yang besar dan dengan demikian dapat mengurangkan
resistensi pengaliran darah. Dinding arteri juga mengandung lapisan elastis. Selama sistol,
arteri besar atau arteri elastik menggelembung apabila dinding meregang. Selama diastole,
dinding mengecut. Aktivitas arteri ini dapat mendorong darah bersama. Dengan cara ini arteri
bertindak sebagai reservoir tekanan yang mempertahankan aliran darah secara konstan
melalui kapiler meskipun terdapat fluktuasi tekanan pada siklus jantung. Arteri juga memiliki
lapisan otot polos yang berfungsi untuk mengatur aliran darah melalui arteri. Kontraksi otot
polos mengurangi diameter internal arteri dalam proses yang disebut vasokonstriksi.
Relaksasi otot polos meningkatkan diameter internal dalam proses yang disebut vasodilatasi.5

• Vena

Secara umum, pembuluh darah berfungsi untuk mengembalikan darah terdeoksigenasi ke


jantung, dan kolaps ketika lumen tidak dipenuhi dengan darah. Lapisan terluar dari vena yang
tebal terbuat dari jaringan ikat, yang disebut tunica adventitia atau tunika eksterna. Kemudian
adalah lapisan yang mengandung otot polos yang disebut tunika media, yang secara umum,
tipis karena vena tidak memainkan peranan utama dalam cara kontraktil. Bagian dalam yang
dilapisi dengan sel endotel disebut tunica intima.

Vena lebih besar dan lebih elastis daripada arteri, sehingga dapat menahan lebih banyak
darah. Vena dapat bertindak seperti reservoir darah, mengandung 60% dari total volume
darah pada saat istirahat.5 Seiring dengan peningkatan aktivitas fisik, pembuluh darah
mengalami vasokonstriksi, mengemudi lebih banyak darah kembali ke jantung dan
meningkatkan sirkulasi. Kembalinya darah vena ke jantung dibantu oleh katup yang
menjamin aliran searah darah.

Katup vena diperlukan untuk memastikan darah mengalir menuju jantung. Selain itu katup
vena juga diperlukan untuk memungkinkan darah mengalir melawan gaya gravitasi.
Misalnya, darah yang kembali ke jantung dari kaki harus mampu mengalir ke arah superior.

Kapiler

9
Kapiler adalah pembuluh darah terkecil. Terdapat tiga jenis kapiler : kapiler kontinu,
kapiler bertingkap, dan sinusoid. Kapiler kontinu paling umum dan ditemukan pada kebanyak
organ dan jaringan. Pada kapiler ini, sel-sel endotel saling menyambung membentuk lapisan
yang utuh. Sebaliknya, kapiler bertingkap memiliki lubang-lubang bulat atau fenestra (pori)
pada sitoplasma sel endotel. Kapiler bertingkap ditemukan dalam organ endokrin, usus halus,
dan glomeruli ginjal. Sinusoid adalah pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok, tidak
teratur dengan diameter yang jauh lebih besar dari kapiler lain. Sinusoid ditemukan di hati,
limpa, dan sum-sum tulang belakang.5

Peredaran Darah Besar (Sirkulasi Sistemik)

Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah sirkulasi darah dari jantung
(ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung - Tubuh - Jantung ). Darah dari
ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian pembuluh darah Aorta
bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagii membentuk aeteriol / arteri yang
lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh sel tubuh kita .Selanjutnya darah
dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui
vena cava baik Vena cava superior ( tubuh sebelah atas jantung ) maupun Vena cava inferior.
Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel
kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh
dari ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola /
pembuluh kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava
(pembuluh balik).Peredaran darah sistemik bertanggung jawab terhadap berlangsungnya
pertukaran gas, nutrien, limbah pada semua bagian tubuh kecuali paru-paru. Kemudian darah
yang miskin oksigen dari bagian kepala dan lengan akan kembali masuk jantung melalui vena
cava superior dan darah yang berasal dari bagian tubuh lainnya masuk jantung melalui vena
cava inferior.6

10
Gambar 4. sirkulasi sistemik

Kesimpulan

Adanya pembentukan benang-benang fibrin yang terjadi pada proses pembekuan darah
dapat membantu untuk menjerat sel darah merah sehingga pendarahan berhenti akibat dari
pembekuan sel darah merah yang terjadi pada luka tersebut.

Daftar Pustaka :

1. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Hipokrates;2007.h.217-264


2. Sacher, Ronald A. tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Ed ke-11. Jakarta :
EGC;2004.h.154
3. Handayani W, Haribowo AS. Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan system hematologi. Jakarta : Salemba Medika;2008.h.20-1
4. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta :EGC;2005h.89-93
5. Eroschenko VP, Atlas histologi di fiore. Ed ke-9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2003.h.150-6
6. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama;2009.h.153-5

11
12

Anda mungkin juga menyukai