Anda di halaman 1dari 9

Rancangan penelitian grounded adalah prosedur kualitatif yang sistematik yang digunakan

untuk menghasilkan sebuah teori pada tataran konsep atau sebuah proses, kegiatan, atau
interaksi tentang sesuatu topik substantif. Teori adalah suatu penjelasan tentang proses yang
menjelaskan proses dari suatu peristiwa, kegiatan, perbuatan, dan interaksi yang terjadi pada
suatu waktu tertentu, melalui prosedur pengumpulan data yang sistematis, pengidentifikasian
kategori-kategori mengaitkan kategori-kategori ini, dan membangun teori yang menjelaskan
suatu proses. Teori Grounded digunakan jika :
a. Teori grounded ini digunakan apabila memerlukan suatu teori umum atau suatu penjelasan
tentang sebuah proses, yang bisa memberikan penjelasan yang lebih baik dari teori yang
diperoleh dari literatur, karena sesuai dengan situasi, praktek, sensitif terhadap individu-
individu pada sebuah seting, dan merepresentasikan semua kompleksitas di dalam proses.
b. Teori grounded digunakan apabila ingin meneliti sesuatu proses.

A. TIPE-TIPE RANCANGAN TEORI GROUNDED


1. Rancangan Sistematis
Rancangan yang sistematis dari teori grounded memberi penekanan pada penggunaan
langkah-langkah analisis data, pengkodean terbuka, axial, dan selektif, serta pengembangan
paradigma logis atau gambaran visual dari teori yang dilahirkan. Tiga tahapan pengkodean
dalam rancangan ini adalah
a. Tahap pertama, pengkodean terbuka, peneliti grounded membentuk kategori-kategori
awal dari informasi tentang fenomena yang diteliti melalui pemilahan informasi
berdasarkan pada semua data yang dikumpulkan, seperti wawancara, observasi, dan
memo serta catatan-catatan si peneliti.
b. Pada tahap kedua, pengkodean aksial (bersumbu), memilih satu buah kategori dalam
pengkodean terbuka, meletakkannya pada posisi sentral dari proses yang sedang dikaji
dan mengaitkan kategori-kategori yang lain dengan kategori tersebut. Tahap ini
mencakup pembuatan diagram, yang disebut coding paradigm (paradigma pengkodean),
yang memggambarkan hubungan timbal balik antara kondisi-kondisi penyebab, strategi,
kondisi-kondisi kontekstual dan pengganggu, dan konseuensi-konsekuensi.
c. Tahap ketiga, adalah pengkodean selektif. Peneliti grounded menyusun teori dari
hubungan antara kategori-kategori di dalam model pengkodean aksial. Proses itu adalah
proses memadukan dan memperhalus teori melalui teknik-teknik seperti menuliskan
alur cerita yang mengaikan kategori-kategori satu sama lainnya dan menyortir catatan
pribadi berkenaan dengan gagasan-gagasan teoritis.
2. Rancangan emerging (mencuat secara alamiah)
a. Rancangan ini memberikan penekanan pada pentingnya pemunculan teori dari data
ketimbang menggunakan kategori-kategori spesifik dan yang ditentukan sebelumnya
seperti yang kita lihat dalam paradigma pengkodean aksial.
b. Fokusnya adalah pada pengaitan kategori-kategori dan pemunculan teori, bukan
semata-mata pendeskripsian kategori-kategori. Pada akhirnya, si peneliti membangun
sebuah teori dan memperlihatkan hubungan antara kategori-kategori tanpa mengacu
pada diagram atau gambar.
c. Penelitian teori grounded yang lebih fleksibel dan lebih longgar sebagaimana diajukan
oleh Glaser (1992) terdiri dari beberapa gagasan utama:
1. Teori grounded wujud pada tataran konseptual yang paling abstrak bukan pada tataran yang
kongkrit seperti paradigma pengkodean.
2. Sebuah teori berakar pada data dan tidak dipaksa-paksakan menjadi kategori-kategori.
3. Sebuah teori gounded yang baik harus memenuhi empat kriteria pokok: fit (tepat), workable
(bisa dilaksanakan), relevan, dan bisa dimodifikasi. Mendapatkan teori melalui proses induksi
yang cermat dari bidang kajian substantif tertentu, teori tersebut akan cocok dengan realitas
menurut pandangan para partisipan, praktisi, dan peneliti..

3. Rancangan Constructivist
a. Rancangan constructivist didengungkan oleh Kathy Charmaz sebagai suatu pandangan
filosofis yang berada antara dua posisi, yakni pandangan yang lebih positivist dengan
para peneliti postmodern (yakni mereka-mereka yang menantang pentingnya metoda).
b. Fokusnya adalah pada makna yang diberikan oleh para partisipan penelitian, peneliti
grounded menjelaskan perasaan-perasaan individu ketika ia mengalami sebuah
fenomena atau proses. Penelitian dengan rancangan konstruktivist ini mengungkapkan
keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang dipegang oleh si peneliti dan menghindarkan
diri dari penggunaan predetermined categories (kategori-kategori yag sudah ditentukan
sebelumnya), seperti yang ditemui dalam pengkodean aksial. Narasinya dituliskan lebih
eksplanatori, lebih discursive (berkesinambungan), dan lebih memancing banyak asumsi
dan makna dari sisi pandang individu-individu dalam penelitian.

B. Karakteristik dari Penelitian Teori Grounded


Karakteristik yang digunakan oleh para peneliti teori grounded dalam rancangan penelitian
adalah :
1. Pendekatan proses
 Proses dalam penelitian teori grounded adalah sebuah urutan aksi dan interaksi
diantara orang-orang dan peristiwa terkait dengan suatu topik.
 Kategori-kategri dalam rancangan teori grounded adalah tema-tema dari informasi
dasar yang diidenfikasi di dalam data oleh si peneliti digunakan untuk memahami
sebuah proses. Sebuah kategori dari proses konseling antara konselor sekolah dengan
seorang siswa, umpamanya, adalah pemahaman siswa tentang apa maknanya “sukses”
dalam sesi itu.
2. Sampel Teoritis
 Sampel teoritis dalam teori grounded bermakna bahwa peneliti memilih pengumpulan
data yang menghasilkan teks dan gambar untuk menghasilkan sebuah teori. Ini
bermakna bahwa pemilihan sampel memiliki tujuan dan terfokus pada melahirkan teori.
 Emerging design dalam penelitian teori grounded adalah proses di mana si peneliti
mengumpulkan data, kemudian langsung menganalisisnya daripada menunggu semua
data terkumpul, dan selanjutnya mendasarkan keputusan tentang data apa yang harus
dikumpulkan selanjutnya dalam analisis ini.
 Proses ini berupaya merangkai secara ulang alik antara pengumpulan data dan analisis
data, dan terus berlanjut sampai si peneliti akhirnya mencapai titik jenuh (saturation)
untuk kategori tertentu. Saturation adalah suatu kondisi di mana peneliti membuat
sebuah penentuan subjektif bahwa data-data baru tidak lagi memberikan informasi atau
pemahaman baru dalam rangka mengembangkan kategori-kategori.
3. Analisis Data Melalui Perbandingan Berkelanjutan
 Constant comparison (perbandingan berkelanjutan) adalah prosedur analisis data
secara induktif, menghasilkan dan mengaitkan kategori-kategori dengan jalan
membandingkan kejadian-kejadian yang terdapat di dalam data dengan kejadian
lainnya.
 Peneliti secara terus menerus melakukan perbandingan antara indikator yang satu
dengan indikator lainnya. Proses ini akan mengeliminasi ketumpang keberulangan dan
mengembangkan bukti-bukti dalam rangka mendukung kategori-kategori. Dalam proses
ini, para peneliti teori grounded mempertanyakan data.
4. Kategori Inti
 Peneliti teori grounded memilih kategori inti sebagai fenomena sentral dalam rangka
pengembangan teori.
 Kriteria dalam memilih kategori inti antara lain 1) merupakan pusat; yakni, semua
kategori utama terkait dengannya; 2) sering muncul di dalam data, maknanya hampir di
dalam semua kasus, ada indikasi yang mengacu pada konsep tersebut; 3)Penjelasan
yang tercermin dari kaitannya dengan kategori-kategori lain logis dan konsisten adanya;
4) Nama atau ungkapan yang digunakan untuk mendeskripsikan kategori sentral itu
harus cukup abstrak; 5)Ketika konsep tersebut disempurnakan, maka teori berkembang
secara mendalam dan memiliki kemampuan untuk menjelaskan dam 6) Apabila kondisi
berbeda, penjelasannya masih bisa berlaku, walaupun cara di mana fenomena itu
diungkapkan boleh jadi kelihatannya sedikit berbeda.
5. Pengembangan Teori
 Teori dalam teori grounded ini adalah penjelasan atau pemahaman abstrak tentang
proses yang berkaitan dengan topik substantif yang berakar di dalam data.
 Pakar teori grounded menyajikan teori mereka dalam tiga cara: sebagai paradigma
pengkodean visual, sebagai serentetan proposisi (hipotesis), atau sebagai sebuah kisah
yang ditulis dalam bentuk narasi.
6. Memo
 Memo adalah catatan-catatan yang ditulis oleh si peneliti di sepanjang proses penelitian
untuk mengelaborasi gagasan-gagasan tentang data dan kategori-kategori yang sudah
dikode.
 Memo membantu mengarahkan si penelti pada sumber-sumber data, menentukan ide-
ide mana yang akan dikembangkan lebih lanjut, dan mencegah lumpuhnya tumpukan
data yang sudah ada.

Langkah-langkah dalam Menyusun Penelitian Teori Gounded?


1. Tetapkan apakah rancangan teori grounded yang paling mengena untuk masalah penelitian
Rancangan teori grounded tepat apabila anda ingin mengembangkan atau memodifikasi
sebuah teori, menjelaskan sebuah proses, dan mengembangkan abstraksi umum terkait
dengan interaksi dan kegiatan orang.
2. Identifikasi Proses yang akan Diteliti
Proses ini seharusnya secara wajar timbul dari masalah dan pertanyaan-pertanyaan
penelitian yang ingin anda jawab.
3. Mendapatkan Izin dan Akses
Langkah ini mencakup mengupayakan izin untuk mengumpulkan data, memberikan
apresiasi terhadap individu-individu yang telah membantu anda dalam penelitian anda,
memberikan proteksi terhadap situs dan para partisipan ketika anda melakukan penelitian.
4. Melakukan Pengambilan Sampel Teoritis
Konsep kunci pengumpulan data dalam penelitian teori grounded adalah untuk menghimpun
informasi yang dapat membantu dalam pengembangan teori (seperti para individu telah
mengalami proses yang ingin anda teliti).
5. Mengkode Data
Proses pengkodean data dilakukan selama masa pengumpulan data sehingga anda dapat
menentukan data apa lagi yang selanjutnya akan dikumpulkan.
6. Menggunakan Pengkodean Selektif dan Kembangkan Teori
Proses pengkodean terakhir adalah pengkodean secara selektif, mencakup pengaitan
kategori-kategori di dalam paradigma pengkodean.
7. Memvalidasi Teori
Peneliti teori grounded memvalidasi proses dengan jalan membandingkannya dengan proses
yang saat ini ditentukan di dalam literatur (kepustakaan). Demikian juga, reviewer eksternal,
seperti partisipan yang berpartisipasi dalam penelitian, yang menilai teori grounded dengan
menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang baik boleh jadi mendukung teori itu, termasuk
validitas dan kredibilitas data.
8. Menulis Laporan Penelitian Teori Grounded
Struktur dari laporan penelitian teori grounded bervariasi mulai dari struktur yang fleksibel
yang tergambar dari emerging dan constructivist design sampai pada struktur yang lebih
berorientasikan kuantitatif seperti tercermin dari rancangan sistematis.

Bagaimana Mengevaluasi Penelitian Teori Grounded


Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi penelitian teori grounded berandalkan
pada penilaian tentang teori (Glaser, 1978, 1992) begitupun prosedur menyeluruh yang
digunakan untuk menghasilkannya (Strauss & Corbin, 1990, 1998).
Ketika mengevaluasi kulitas sebuah penelitian teori grounded, ajukanlah pertanyaan
terkait dengan teori itu sendiri:
 Apakah terdpat hubungan atau kecocokan yang nyata antara kategori-kategori dan
data-data mentah?
 Aakah teori itu bermanfaat sebagai sebuah penjelasan konseptual terhadap proses
yang diteliti? Dengan kata-kata lain, apakah penjelasan itu mengena?
 Apakah teori itu memberikan penjelasan yang relevan tentang masalah aktual dan
proses yang mendasar?
 Apakah teori itu dimodifikasi ketika kondisi berubah atau si peneliti
mengumpulkan data-data tambahan?
Selanjutnya, ajukan pertanyaan berkenaan dengan proses penelitian:
 Apakah sebuah model teoritis dikembangkan atau dihasilkan? Apakah tujuan dari
model tersebut adalah untuk mengkoseptualisasikan sebuah proses, kejadian, atau
interaksi?
 Apakah terdapat fenomena sentral (atau kategori inti) yang merupakan jantung
model tersebut?
 Apakah model tersebut muncul melalui tahapan-tahapan pengkodean (seperti
mulai dari kode-kode awal sampai pada kode-kode yang berorientasikan teori, atau
dari pengkodean terbuka sampai pada pengkodean aksial dan terus ke pengkodean
selektif)?
 Apakah si peneliti berupaya mengait-ngaitkan kategori-kategori (seperti membuat
proposisi-proposisi, melakukan diskusi, membuat model atau diagram)?
 Apakah si peneliti mengumpulkan data-data secara ekstensif dalam rangka
mengembangkan teori konseptual melalui penjenuhan data secara benar?
 Apakah penelitian itu memperlihatkan bahwa si peneliti telah memvalidasi teori
yang muncul dengan jalan membandingkannya dengan data, mengkaji bagaimana
teori mendukung atau menolak teori-teori yang ada seperti ditemukan dalam
literatr, atau mengecek teori kepada para partisipan?

Menerapkan Apa yang telah anda Ketahui: Penelitian Teori Grounded


Untuk bisa menerapkan gagasan-gagasan yang ada dalam bab ini, mula-mula bacalah
laporan penelitian teori grounded halaman 456 oleh Fen-Calligan (1999), dengan
memperhatikan anotasi yang terdapat dalam marjin yang mengidentifikasi karakteristik
penelitian teori grounded dan kualitatif. Penelitian ini dipilih karena ia memfokuskan diri pada
proses (menjadi tercerahkan selama penyembuhan). Ia juga memanfaatkan prosedur-prosedur
teori grounded yang solid yang sesuai dengan pendekatan Strauss dan Corbin (1998), dan ia
mencoba “mendidik” para pembacanya tentang teori grounded dengan tetap menjaga agar para
pembacanya memperhatikan masing-masing langkah dalam proses itu ketika langkah tersebut
dilakukan. Artikel ini selanjutnya menggunakan sebuah tabel yang mengilustrasikan secara
jelas kategori-kategori awal , dan sebuah diagram yang mepertunjukkan kesalinghubungan
antara masing-masing kategori. Penelitian diakhiri dengan proposisi atau hipotesis yang
membuat kaitan-kaitan antara kategori-kategori sesamanya dan emerging theory menjadi
ekplisit. Peneliti tidak menyebutkan secara eksplisi pembuatan memo akan tetapi ia boleh jadi
telah melakukan prosedur tersebut di dalam kgiatan penelitiannya.
Ketika anda membaca artikel tersebut, perhatikan unsur-unsur dari proses
penelitiannya:
 Masalah penelitian dan penggunaan penelitan kualitatif
 Penggunaan literatur (kepustakaan)
 Rumusan tujuan penelitian dan pertanyaan-oertanyaan penelitian
 Tipe-tipe dan prosedur-prosedur pengumpulan data dalam penelitian teori
grounded
 Tipe-tipe dan prosedur-prosedur analisis dan interpretasi data dalam penelitian
teori grounded
 Keseluruhan struktur penulisan
Masalah Penelitian dan Penggunaan Penelitian Kualitatif
Masalah penelitian --- lihat Paragraf 02 – 04
Penggunaan penelitian kualitatif – lihat anotasi pada marjin di sisi kiri halaman
Setelah paragraf pembuka yang mengikhtisarkan aspek-aspek utama dari penelitian,
paragraf 2 memperkenalkan masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini: isu tentang
kesehatan publik di dalam masyarakat terkait dengan “chemical addictions” (kecanduan
narkoba). Diantara opsi-opsi pengobatan, satu pendekatan adalah terapi kesenian, dan si
peneliti menyatakan bahwa tidak ada terapi yang bisa menjelaskan peranan terapi kesenian
dalam mengobati kecanduan narkoba.
Artikel ini memiliki banyak sekali tanda-tanda penelitian kualitatif:
 Ia mengkaji sebuah proses terkait dengan peranan terapi kesenian guna membantu
seseorang untuk menjadi tercerahkan (sadar) sebagai jawaban terhadap
keteragantungan pada narkoba paragraf 04).
 Literatur yang digunakan difokuskan pada penanganan (pengobatan) terhadap
ketergantungan akan narkoba (paragraf 03)
 Penulis menggunakan refleksi diri dengan memasukkan salah satu dari
penelitiannya (paragraf 03)
 Tujuan penelitian diidentifikasi pada kalimat pertama (01)
 Data-data dikumpulkan dari sejumlah individu (N=19; paragraf 06, 08)
 Sebuah koleksi kata-kata dan kalimat-kalimat yang diperoleh dari wawancara
ditampilkan (paragraf 08—09) dan gambar-gambar digunakan (gambar-gambar
pasien; yakni Diagram 6.2 pada paragraf 27)
 Peneliti menggunakan formulir dia sendiri ketimbang menggunakan instrumen
yang tersedia (paragraf 09)
 Peneliti menganalisis teks melalui pengkodean (paragraf 11 – 20)
 Peneliti memberikan interpretasi pada temuan-temuannya dengan mengacu pada
nilai yang lebh bersifat umum dan lebih abstrak berkenaan terapi kesenian dan
refleksi diri dan kesadaran diri (paragraf 56)
 Struktur penuisan yang fleksibel digunakan untuk mengadakan refleksi terhadap
topik-topik yang diteli di dalam penelitian teri grounded (paragraf 11 tentang
pengkodean terbuka)

Penggunaan Literatur (Kepustakaan)


Lihat paragra 02
Dengan beberapa kekecualian kecil, keseluruhan literatur dalam penelitian ini dikutip
pada awal, di mana ia digunakan untuk mendeskripsikan pentingnya masalah (kecantuan dan
perlunya pengobatan). Sejalan dengan penelitian kualitatif, literatur memainkan peranan yang
kecil saja dan tidak berpengaruh terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sedang diteliti.

Tujuan penelitian dan Pertanyaan-pertanyaan Penelitian


Rumusan tujuan penlitian – lihat paragraf 01
Fenomena sentral – lihat paragraf 05
Pertantanyaan-pertanyaan wawancara –lihat paragraf 09
Penulis memulai dengan sebuah pernyataan tentang maksud penelitian: menelusuri
peranan terapi kesenian dalam upaya penyembuhan individu-individu dari kecanduan narkoba.
Si proses yang sedang diteliti terkait dengan penyembuhan atau penggunaan terapi kesenian.
Pertanyaan pokok dalam penelitian ini membantu menjelaskan beberapa diantara
misteri ini. Si penulis mengajukan pertanyaan,”Apa teori yang dapat menjelaskan proses terapi
kesenian dalam rangka mengobati kecanduan?” Pengembangan teori yang menjelaskan proses
ini selanjutnya didukung oleh pertanyaan-pertanyaan wawancara khusus yang ditujukan pada
pemahaman tentang peranan terapi kesenian, hasilnya, dan filsafat pengobatannya.

Tipe-tipe Prosedur Pengumpulan Data Penelitian Teopri Grounded


Lihat paragraf 06 – 10
Data kualitatif dikumpulkan dari sejumlah kecil individu (N=19), akan tetapi ini adalah
orang-orang yang dengan sengaja diilih karena mereka bisa memberikan informasi dalam
rangka pengembangan teori. Mereka telah mengalami terapi kesenian pada situai-situasi
interaktif antara terapist – klien. Tanpa terikat pada pendekatan berlika-liku (zigzag), maka si
peneliti tidak melakukan kunjungan berkali-kali ke lapangan untuk mengumpulkan data kecuali
untuk kontak kedua dengan para terapist guna mendapatkan rekomendasi tentang pasien yang
bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Pengumpulan data terdiri dari mewawancarai dan
mengumpulkan gambar-gambar seni ketimbang menggunakan sumber-sumber informasi
tambahan (seperti jurnal-jurnal pribadi oleh para terapist dan para pasien).

Tipe-tipe Prosedur Analisis dan Interpretasi Data dalam Penelitian Teori Grounded
Analisis data –lihat paragraf 11 – 20
Interpretasi – lihat paragraf 56 – 57
Si peneliti melaporkan bahwa ia melakukan tiga bentuk pengkodean data: pengkodean
terbuka dalam rangka menghasilkan kategori-kategori awal, pengkodean aksial guna mencari
kaitan-kaitan antara kategori-kategori sesamanya, dan pengkodean selektif guna membantu
mengembangkan cerita yang mengaitkan kategori-kategori tersebut. Sejalan dengan prosedur-
prosedur penelitian teori grounded, ia mengidentifikasi kategori intinya (fenomena sentral)
setelah melakukan pengkodean awal. Secara khusus, dari keenam kategori yang diidentifikasi
seperti terlihat dalam Table 6.1, ia memilih “pengungkapan diri” dan “kesadaran diri” sebagai
tema pokok dan, dengan menggunakan kata-kata para partisipan dalam penelitian, ia sebuat
kategori inti ini dengan “enlightenment” (pencerahan). Ia kemudian mencari hubungan antara
kategori ini dengan kategori-kategri lainnya dan membuat diagram tentang proses tersebut
(lihat Diagram 6.1, pengkodean aksial). Ia jelaskan masing-masing kategori dalam diagram ini
dan menjadikan kaitan-kaitan tersebut eksplisit melalui enam buah hipotesis atau proposisi.
Tambahan lagi, guna membantu para pembaca memahami kategori inti, ia tampilkan kategri
inti tersebut dalam judul penelitian dan mencantumkannya dalam bahagian pendahuluan
(paragraf 01). Tabel pengkodean terbuka yang dibuat oleh Feen-Calligan dan diagram
pengkodean aksial merupakan model yang bermanfaat guna menyajikan temuan-temuan
penelitian teori grounded.
Intrpretasi terhadap temuan-temuan disajikan dalam bahagian terakhir, di mana Feen-
Calligan mengaitkan temuan-temuannya tentang pencerahan dengan nilai dari terapi kesenian
dan kesadaran diri dan refleksi diri yaang membantu individu-individu dalam penyembuhan
diri mereka.

Keseluruhan Struktur Penulisan


Lihat judul-judul yang digunakan dalam peneliian ini.
Dengan memperhatikan judul, anda bisa melihat bahwa artikel ini sangat mirip dengan
penelitian ilmiah. Ia mulai dengan literatur dan masalah, dan kemudian terus dengan
pengumpulan data dan temuan-temuan. Prosedur-prosedur sistematis dalam pengkodean yang
didiskusikan (terbuka, aksial, dan selektif) memperlihatkan bahwa penelitian cukup mantap
dan kuat dari sisi prosedurnya. Penggunaan diagram dan tabel juga menggarisbawahi bahwa
penelitian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan yang lebih ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai