Jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi (ethnography), studi kasus (case studies), studi
dokumen/teks (document studies), observasi alami (natural observation), Grounded theory &
Fenomenologi.
Untuk memperdalam wawasan pembaca, berikut ini akan dikemukakan tulisan Baedhowi
(2001:94) yang mengacu pada Yin (1981) tentang perbedaan studi kasus intrinsik dengan
studi kasus instrumental dan studi kasus kolektif sebagai berikut: “Intrinsic case study
dilakukan untuk memahami secara lebih baik tentang suatu kasus tertentu. Jadi studi terhadap
kasus ini karena peneliti ingin mengetahui secara intrinsik mengenai fenomena, keteraturan,
dan kekhususan dari suatu kasus, bukan alasan eksternal lainnya. Sebaliknya, instrumental
case study merupakan studi terhadap kasus untuk alasan eksternal, bukan karena kita ingin
mengetahui tentang hakekat kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebuah instrumen untuk
memahami hal lain di luar kasus, misalnya dalam membuktikan sebuah teori yang
sebelumnya sudah ada. Sedangkan collective case study dilakukan untuk menarik kesimpulan
atau generalisasi terhadap fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut. Jadi, jenis studi
kasus ke-tiga ini ingin membentuk sebuah teori berdasarkan persamaan dan keteraturan yang
didapat dari setiap kasus yang diselidiki.”
E. FENOMENOLOGI
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam
memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar
tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.