Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN PROYEK

“PENGENALAN MANAJEMEN PROYEK”

OLEH :

NAMA : RIDHO KURNIA PRATAMA

NO. BP : 1701024030

KELAS : 3.B (PLN)

DOSEN PENGAMPU : FIRMANSYAH, ST.,MT. 

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2020
1. Jelaskan secara baik dan Detail Pemahaman Manajemen Proyek dibidang
Ketenagalistrikan. Gambarkan bentuk proyek tersebut.

2. Jelaskan secara baik dan terstruktur tentang Organisasi Proyek. Gambarkan bentuk struktur
Proyek tersebur

1. Manajemen Proyek dibidang Ketenagalistrikan adalah Suatu usaha mulai dari


tahap perencanaan, organisir, pengarahan, pengawasan sampai pengendalian
sumber daya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keandalan
kelistrikan dengan tujuan agar terjadinya kontinuitas dari penyaluran tenaga
listrik.Manajemen Proyek dibidang kelistrikan adalah tata cara atau sistem
pengelolaan pekerjaan konstruksi dalam mengelola sumber daya dan dana suatu
proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan metode-metode dan
sistematika tertentu. Manajemen suatu proyek kelistrikan mempunyai tujuan
menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang direncanakan dengan
kualitas bangunan yang optimal. Oleh sebab itu kerjasama yang baik antar unsur
pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan batas ruang
lingkup dan wewenang masing-masing mutlak diperlukan, dan merupakan modal
dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan. Keberhasilan suatu
proyek sangat tergantung dari perilaku atau kegiatan satuan-satuan pendukung
pelaksana organisasinya yang dikoordinasikan dalam suatu sistem manajemen.
Untuk itu dituntut agar individu-individu atau satuan-satuan dalam organisasi
pengelola dapat bekerja sama secara terorganisir untuk mewujudkan sesuai
dengan keinginannya, jadwal kegiatan, anggaran keuangan, monitoring dan
laporan kemajuan serta segera mengambil langkah-langkah perbaikan bilamana
dibutuhkan. Sistem manajemen proyek memberikan tata cara kepada individu-
individu dengan berlainan tugasnya, agar mampu bekerja sama untuk mencapai
harapan tertentu proyek.

Secara keseluruhan, seorang kepala proyek hanyalah sebagai salah satu unsur
pelaksana saja, kepala proyek merupakan penanggung jawab secara keseluruhan
daripada mobilitas pelaksanaan proyek. Terdapat struktur organisasi untuk dipilih
pada pelaksanaan proyek sesuai jenis proyeknya. Pengelola proyek bertanggung
jawab untuk menyelesaikan suatu tujuan organisasi sesuai dengan batas menurut
spesifikasi sumber daya, dana, waktu, peralatan, teknologi, manusia dan material
untuk mencapai standar kualitas kesepakatan sehingga tercapai suatu keuntungan
bagi semua belah pihak. Oleh karena itulah maka diperlukan adanya manajemen,
perhitungan, perencanaan secara sistematis dan tersusun rapi dalam suatu wadah
berbentuk organisasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibuat suatu sistem hubungan kerja
sesuai dengan kondisi pekerjaan seperti berikut :
1.       Tugas pokok dari organisasi.
2.       Pengelompokan dalam satu sistematika tertentu.
3.       Pekerjaan dari tiap-tiap petugas dari organisasi itu. 
4.   Tanggung jawab dari tiap-tiap petugas dalam rangka pelaksanaan tugas
yang dibebankan kepadanya.
5.       Kekuasaan atau wewenang dari tiap-tiap petugas.
6.       Pelimpahan tanggung jawab kepada bagian-bagian dalam organisasi
itu. 
7.   Ukuran-ukurannya yang diperlukan didalam menilai berhasil atau tidaknya
pelaksanaan tugas tiap tiap petugas dalam organisasi.
Gan tiP in is olato3r bh

LBS
SEI SARIAK
(NO)
134/TM1 133 / LBS 132/TM1 8
127/TM1
Ganti suspens io n isola tor

Ganti Pin is olator3 bh

131/TM6 126/TM1
130/TM1 129/TM1 128/TM1

GD SIMP SEI
SARIAK
6 bh

8
RECLOSER SP BTSANGKAR
125/TM1 124/TM1 123/TM5 121/TM1
119/TM1 7
117/TM1 115 / PTS
122/TM1 120/TM1 118/TM1
GantiPin is olator3 bh

8 116/TM1
Gantisuspens io n isola tor
Gan tiP in is olato3r bh

Gan tisusp ens ion iso la tor


Gan tiP in is olato3r bh

114/TM1 113/TM1
112
7

PTS SP BTSANGKAR
6 bh
6 bh

SKALA : KETERANGAN
= JTM Ya ng Ada
: ST AF TEKNIK = JTR Yang Ada = Tiang Besi 9mVS = Ren c. JTM
DISURV EY
= Ren c. JTR
: STAF TEKNIK = Tiang B eto n Yan g Ada
DIGAMBA R = Towe r Mini
= Ren c. Tiang B esi
: SUPV. TEKNIK = Tiang Besi Yang Ada
DIPER IKSA
SUSPENSION ISOLATOR = 18 BH = Trafo cantol yang Ada = Trafo po rt al yang Ada = Renc. Trafo
PIN ISOLATOR = 15 BH DISETUJUI : MANA JER

USULAN PENGGANTI AN ISOLATOR JARINGAN DISTRIBUSI


FEEDER 1 BASO
PT. PLN (PERSE RO ) UN IT INDUK WILAYAH SUMBAR
UP3 BUKITT IN GGI HAL : 6
ULP BASO

Contoh Proyek Ketenagalistrikan Penggantian Isolator Feeder 1 Baso pada Line Utama di PT.
PLN (Persero) ULP Baso
2. Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan sebagai bagian
dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling berhubungan dan tentunya harus selalu
berjalan pada peraturan-peratuaran/tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen
proyek dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola sumber daya dan dana suatu
proyek untuk mencapai tujuan dengan menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu
agar tercapai daya guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang baik dan
teratur di dalam suatu proyek diharapkan akan dapat menunjang keberhasilan dan kelancaran
proyek hingga tujuan dari proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Secara
garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek adalah
sebagai berikut :

1.     Pemberi Tugas/Pemilik/Owner


2.     Konsultan Perencana
3.     Konsultan Pengawas
4.     Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Fungsi dan peranan
tersebut adalah sebagai berikut  
1. Pemberi Tugas / Pemilik / Owner
Pemberi tugas/pemilik proyek/owner atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah
badan hukum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan
memberikan pekerjaan bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan. 
Adapun tugas dan wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:

   Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencana-rencananya. 


  Menyediakan dana dan lahannya. 
  Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
 Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat manajemen
konstruksi, perencana serta pelaksana proyek.
 Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan
pelaksana proyek.
 Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak
memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak
langsung (melalui manajemen konstruksi).
 Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan
kepada pelaksana proyek. 
 Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima/menolak
perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.
 Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana,
bilamana perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu
melaksanakan pekerjaan. 
 Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan
habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.
Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut :

 Memelihara hubungan kerja secara professional. 


 Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya. 
  Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

2. Konsultan Perencana
   Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang bergerak pada jasa konstruksi
bidang perencanaan pekerjaan pembangunan.
  Konsultan perencana menerima pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari pemilik
proyek/owner dengaan dua tahapan, yaitu: 

      a)     Rekayasa dan design awal


      Rekayasa dan design meletakkan penekanan pada :

       Konsep arsitektur 
       Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi 
           Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas 
       Tahapan konsep dan kelayakan 
        Aspek fungsional 
        Aspek teknis 
       Aspek kinerja bangunan (building performance) 
       Aspek ekonomis
b)     Rekayasa dan design detail/perincian
 Melibatkan suatu proses analisa dan perencanaan struktur serta komponennya secara
berurutan sehingga sesuai dengan standar konstruksi, keamanan maupun peraturan-
peraturannya. Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rancang
bangun meliputi :  - Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan 
 - Gambar-gambar detail, maket design  -  Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan
pekerjaan
Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang adalah sebagai berikut :

a.  Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek, pada tahap perencanaan
dan menyusun dokumen proyek.
b.  Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi gambar struktur,
arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi tugas dengan
mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta peraturan daerah setempat.
c.   Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala dalam bidang arsitektur
dan struktur.
d.   Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang akan menjadi
acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan (bila terjadi perubahan rencana).
e.   Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga perencanaan tersebut
terlaksana.
f. Bertugas menghadapi kontraktor / pelaksana, dalam hal memberikan penjelasan/konsultasi
dalam bidang arsitektur, struktur konstruksi serta mekanikal dan elektrikal.
g.    Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.
h.    Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek. 
i.     Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan pekerjaan maupun
membantu mengatasi permasalahan di lapangan yang terkait dengan perencanaan. 
j.  Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur kontraktor/pelaksana
proyek secara langsung maupun tertulis apabila ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan
bestek.
k.   Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan sesuai dengan isi dokumen kontrak.
l.     Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi pengelolaan proyek.

Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya maka
perencana harus mempunyai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan
pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.
3.  Kontraktor Pelaksana 
     Kontraktor Pelaksana adalah perseroan atau badan hukum yang mewujudkan ide pemberi
tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai dengan gambar kerja rencana.
     Adapun tugas dan wewenang dari pelaksana proyek adalah sebagai berikut:

      Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen
yang berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan. 
     Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan bimbingan
maupun pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan. 
       Menyusun rencana kerja proyek. 
      Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana kerja kerja yang
memadai. 
     Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan
(asbuilt drawing). 
      Menjamin keamanan dan keselamatan kerja. 
      Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan. 
      Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan. 
    Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan pembetulan terhadap segala
kesalahan selama masa pemeliharaan

D.      HUBUNGAN KERJA ANTARA UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEK 


             Maksud dari hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi dalam suatu kontrak kerja
yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai pembagian tugas, kewajiban, wewenang, hak
dan tanggung jawab dalam suatu proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan. Hubungan
kerja di dalam mengelola dan melaksanakan suatu proyek terutama pada proyek-proyek yang
berskala besar sangatlah perlu adanya ketegasan dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi
dan tugas masing-masing dimana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan baik.
          Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-masing pihak
menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping. Untuk lebih jelasnya
hubungan pihak-pihak yang terkait dengan proyek adalah sebagai proyek :

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas.


1.       Pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik proyek.
2.       Pengawas kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor:

 Ada ikatan kerja. 


 Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik
proyek. 
 Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi kepada
kontraktor sesuai dengan perjanjian yang disetujui dalam tender. 
 Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban, dan tanggung jawab masingmasing unsur
pengelola proyek. 
 Terjadi hubungan harmonis dalam kerja sama 

Anda mungkin juga menyukai