Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

“Akuntansi untuk Valuta Asing: Transaksi dalam Mata Uang


Asing”

Oleh:

1. Desak Nyoman Ershannya Puspita (1833122101)


Email : desakershannya40@gmail.com
2. Ni Luh Ayu Asih Tirta Devi (1833122109)
Email : ayuasih959@gmail.com
3. Kadek Juli Hartawan (1833122111)
Email : julihartawan85@gmail.com
4. I Gusti Bagus Satya Bramasiwi (1833122114)
Email : bagusatya6@gmail.com

Universitas Warmadewa

Fakultas Ekonomi

Denpasar

2020
1. Perdagangan Internasional dan Transaksi dengan Valuta Asing

Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam
mata uang fungsional dari suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk
transaksi dalam mata uang asing diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan
tahun 2007 yaitu PSAK No.10 tentang transaksi dalam mata uang asing dan
PSAK No.11 tentang penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
yang meliputi penentuan kurs.

Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beberapa kurs yang digunakan :
1) Kurs Spot (spot rate)
Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi.
2) Kurs Sekarang (current rate)
Kurs dimana 1 unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain
pada tanggal neraca atau tanggal transaksi.
3) Kurs Historis (historical rate)
Kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4) Forward Rate
Kurs tertentu yang disepakati dan digunakan dalam transaksi kontrak
berjangka.

2. Akuntansi Untuk Transaksi Meggunakan Valuta Asing

Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak
berjangka adalah:
1. Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs
pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal
transaksi sering disebut kurs spot (spot rate). Suatu transaksi dalam mata
uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan
penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul
ketika suatu perusahaan:
- Membeli atau menjual barang dan jasa yang harganya didenominasi
dalam suatu mata uang asing.
- Hutang atau Piutang dana yang harganya didenominasi dalam suatu
mata uang asing.
- Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang
belum terlaksana, atau
- Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi
kewajiban yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing.

Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs


pada saat terjadinya transaksi.

Contoh 1:
Pada tanggal 24 februari 2011, PT F melakukan penjualan ekspor dengan
nilai US$ 100.000, KTBI yang berlaku pada tanggal tersebut sebesar 1
US$ = Rp. 9.000
Jurnal
24 Feb    Piutang Usaha                                            900.000.000
                           Penjualan                                                                    
900.000.000
               *) 100.000 x 9.000 = 900.000.000

Contoh 2:
Pada tanggal 25 Maret 2011, PT F melakukan impor mesin dari swedia
US$ 200.000, KTBI yang berlaku pada tanggal tersebut sebesar 1 US$ =
Rp. 9.500
Jurnal
25 Mar   Mesin                                                  1.900.000.000
                           Utang Usaha                                                              
1.900.000.000
               *) 200.000 x 9.500 = 1.900.000.000

2. Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya


Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan
ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca.
Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca,
maka dapat digunakan kurs tengah Bank  Indonesia sebagai indikator
yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs
tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs
tanggal transaksi.
c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang
asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada
saat nilai tersebut ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi
yang relevan

Contoh:
Dari dua contoh diatas, misanya KTBI pada 31 desember 2011 1 US$ =
Rp. 9.750
Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir tahun adalah

31 Des             Piutang Usaha                                                 Rp.75.000.000


Keuntungan Atas Selisih Kurs           
Rp. 75.000.000

Piutang pada tanggal neraca               975.000.000


Carrying amount                                 900.000.000
Keuntungan Atas Selisih Kurs              75.000.000

31 Des Kerugian Atas Selisih Kurs                             1.950.000.000


UtangUsaha                                                          
1.950.000.000

Utang pada tanggal neraca     1.950.000.000


Carrying amount                     1.900.000.000
Kerugian Atas Selisih Kurs          50.000.000

PT. F
Laporan Laba Rugi (Parsial)
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011

Penjualan                                                         Rp.900.000.000
..................................
Keuntungan atas Selisih Kurs                         Rp.  25.000.000
..................................

PT. F
Neraca (Parsial)
Per  31 Desember 2011
Aset Lancar
Piutang Usaha                                                 Rp.    975.000.000
……………….
Aset Tetap
Mesin                                                              Rp. 1.900.000.000
………………..
Kewajiban
Utang Usaha                                                   Rp. 1.950.000.000
………………..

3. Pengakuan Selisih Kurs


Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal
transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan
penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang
sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa
periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode
akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing
periode.

Contoh Transaksi

Transaksi selesai dalam suatu periode akuntansi

Contoh Pembelian Impor


Pada 26 November 2010, PT. F melakukan impor bahan baku dengan nilai
sebagai berikut, CIF US$ 10.000, Bea Masuk 5%, PPN Impor 10%, PPh
Pasal 22 yang dipungut Bea Cukai 2%. Kurs KMK 9.000 dan KTBI 9.100.
Pada tanggal 26 Desember 2010 PT. F melunasi hutang impor tersebut,
pada tanggal tersebut Kus KMK 9.050 dan KTBI 9.150.

Pencatatan pada saat impor


CIF US$ 10.000 x 9.100 Rp
91.000.000
BM  5% (US$ 10.000 x 9.000) 
Rp.  4.500.000 
Harga Perolehan Rp
95.500.000
PPN Impor   10% (US$ 10.000 x 9.000) Rp
9.000.000
PPh Pasal 22 2,5% (US$ 10.000 x 9.000)
Rp.  2.250.000

Jurnal
26 Nov           Bahan Baku                                                    95.500.000
                       PPN Masukan                                                   9.000.000
                       Piutang Pajak PPh Pasal 22                              2.250.000
                                   Kas/Bank                                                                   
15.750.000
                                   Utang Usaha                                                              
91.000.000

Pencatatan pada saat pelunasan


Nilai utang tercatat                                                                           
Rp. 91.000.000
Nilai utang pada saat pelunasan US$ 10.000 x
9.150                       Rp. 91.500.000
Kerugian Selisih Kurs                                                                       
Rp.     500.000
Jurnal
26 Des            Utang Usaha
Rp. 91.000.000
Kerugian atas Selisih Kurs Rp.
500.000
Kas/Bank Rp
91.500.000

Contoh Penjualan Ekspor


Pada 24 Februari 2010, PT. F melakukan ekspor dengan nilai sebagai
berikut, CIF US$ 20.000. Kurs KMK 9.500 dan KTBI 9.400. Pada tanggal
25 Maret 2010 PT. F menerima pembayaran atas penjualan tersebut, pada
tanggal tersebut Kurs KMK 9.550 dan KTBI 9.500.

Pencatatan pada saat ekspor


CIF      US$ 20.000 x 9.400                            Rp.  188.000.000

Jurnal
24 Feb Piutang Usaha Rp. 188.000.000
                         Utang
Usaha                                                               Rp. 188.000.000

Pencatatan pada saat pelunasan


Nilai piutang tercatat                                                                         
Rp. 188.000.000
Nilai piutang pada saat pelunasan US$ 20.000 x
9.500                     Rp. 190.000.000
Keuntungan Selisih Kurs                                                                   
Rp.     2.000.000

Jurnal
25 Mar Kas/Bank Rp. 190.000.000
             Keuntungan atas Selisih Kurs Rp. 2.000.000
                                     Piutang Usaha
Rp. 188.000.000

Transaksi selesai melewati suatu periode akuntansi

Contoh Pembelian Impor


Pada 26 November 2010, PT. F melakukan impor bahan baku dengan nilai
sebagai berikut, CIF US$ 10.000, Bea Masuk 5%, PPN Impor 10%, PPh
Pasal 22 yang dipungut Bea Cukai 2%. Kurs KMK 9.000 dan KTBI 9.100.
Pada tanggal 31 desember 2010, kurs KMK 9.100 dan KTBI 9.200. Pada
tanggal 26 Januari 2011 PT. F melunasi hutang impor tersebut, pada
tanggal tersebut Kus KMK 8.950 dan KTBI 9.000.

Pencatatan pada saat impor


CIF      US$ 10.000 x
9.100                                                                            Rp. 91.000.000
BM 5% (US$ 10.000 x
9.000)                                                                        Rp.  4.500.000
Harga
Perolehan                                                                                              Rp. 
95.500.000
PPN Impor  10% (US$ 10.000 x
9.000)                                                         Rp.    9.000.000
PPh Pasal 22 2,5% (US$ 10.000 x
9.000)                                                      Rp.    2.250.000

Jurnal
26 Nov Bahan Baku                                                    Rp.95.500.000
PPN Masukan                                                 Rp.  9.000.000
Piutang Pajak PPh Pasal 22                            Rp.  2.250.000
Kas/Bank
Rp.15.750.000
Utang Usaha
Rp.91.000.000
Pencatatan pada tanggal neraca
Nilai utang tercatat Rp.91.000.000
Nilai utang pada tanggal neraca US$ 10.000 x 9.200 Rp.92.000.000
Kerugian Selisih Kurs Rp.  1.000.000

Jurnal
31 Des Kerugian atas Selisih Kurs Rp.1.000.000
Utang Usaha
Rp. 1.000.000

Pencatatan pada saat pelunasan


Nilai utang tercatat Rp.92.000.000
Nilai utang pada saat pelunasan US$ 10.000 x 9.000 Rp.90.000.000
Keuntungan Selisih Kurs Rp. 2.000.000

Jurnal
26 Des Utang Usaha                                   Rp.92.000.000
                    Keuntungan atas Selisih Kurs
Rp.2.000.000
                        Kas/Bank
Rp.90.000.000

Pencatatan pada saat ekspor


CIF      (US$ 20.000 x 9.400)             Rp.  188.000.000

Jurnal
24 Feb Piutang Usaha Rp.188.000.000
Utang Usaha
Rp.188.000.000

Pencatatan pada tanggal neraca


Nilai piutang tercatat
Rp.188.000.000
Nilai piutang pada tanggal neraca US$ 20.000 x9.200
Rp.184.000.000
Keuntungan Selisih Kurs Rp. 
4.000.000

Jurnal
31 Des Piutang Usaha Rp.4.000.000
Keuntungan atas Selisih Kurs
Rp.4.000.00
Pencatatan pada saat pelunasan
Nilai piutang tercatat
Rp.184.000.000
Nilai piutang pada saat pelunasan US$ 20.000 x 9.300
Rp.186.000.000
Kerugian Selisih Kurs
Rp.    2.000.000

Jurnal
25 Mar Kas/Bank Rp.184.000.000
Kerugian atas Selisih Kurs Rp.   2.000.000
                                     Piutang Usaha
Rp.186.000.000
Daftar Pustaka

Nuke, M. 2016. Transaksi Mata Uang Asing.


http://mutiawatinuke.blogspot.com/2016/10/akuntansi-keuangan-lanjutan-
transaksi.html(diunggah 14 Oktober 2016).

Anda mungkin juga menyukai