Sukrisno Agoes
Estralita Trisnawati
1
Mengapa ada Standar Akuntansi????
Akuntansi????
} Untuk keseragaman laporan keuangan
} Memudahkan penyusun laporan keuangan karena dengan
adanya pedoman baku (standar) dapat meminimalkan bias
dari penyusun laporan keuangan
} Memudahkan auditor
} Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan perusahaan yang berbeda
} Banyak pihak yang menjadi pengguna laporan keuangan
sehingga penyusun tidak dapat menjelaskan kepada
masing-masing pengguna
} Regulasi mengharuskan perusahaan dengan kriteria
tertentu untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan
standar
2
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
Merupakan entitas yang:
• Tidak tercatat di pasar modal
• Tidak sedang dalam proses untuk pengajuan
pernyataan pendaftaran di pasar modal
• Tidak menguasai aset dalam aktivitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti
bank, entitas asuransi, pialang dan/atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi
3
Latar Belakang SAK
SAK--ETAP
• PSAK yang mengadopsi IFRS terlalu kompleks untuk diterapkan oleh
perusahaan kecil menengah di Indonesia
• PSAK-IFRS sulit diterapkan untuk perusahaan kecil menengah;
mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah
• PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan
banyak pertimbangan profesional
• PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan teknologi informasi yang
kuat
6
Bab 1
PENDAHULUAN
Akuntansi Pajak
Definisi akuntansi Definisi p
pajak
j
Siklus akuntansi Jenis pajak
Laporan keuangan
Pembukuan / Pencatatan bagi WP
7
Karakteristik Kualitatif Informasi
dalam Laporan Keuangan
Kelangsungan
Identifikasi LK
usaha
Materialitas Frekuensi
dan Agregasi Pelaporan
Lap.Keu.
Komparatif Konsistensi
10
Sumber: SAK-ETAP (2009:23-25)
Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan:
Laba / rugi entitas untuk suatu periode;
Pendapatan dan beban yang diakui langsung
dalam ekuitas untuk periode tertentu;
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan dalam periode tersebut;
Rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir
periode dari komponen ekuitas.
11
Sumber: SAK-ETAP (2009:26-27)
Laporan laba rugi dan saldo laba dapat digabungkan
dan disajikan sebagai pengganti laporan perubahan
ekuitas; apabila perubahan ekuitas hanya muncul
karena:
Laba / rugi;
Pembayaran dividen;
Koreksi kesalahan periode lalu;
Perubahan kebijakan akuntansi
12
Sumber: SAK-ETAP (2009:26-27)
Neraca
Lancar
Aset
Tidak
Lancar
13
Sumber: SAK-ETAP (2009:19-22)
Laporan Arus Kas
14
Sumber: SAK-ETAP (2009:28-33)
Catatan Atas Laporan Keuangan
Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi
Informasi yang disyaratkan dalam SAK-ETAP tetapi tidak disajikan dalam
Struktur
laporan keuangan
Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi
relevan untuk memahami laporan keuangan
Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai SAK-ETAP
Urutan Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
penyajian
ji I f
Informasi
i pendukung
d k pos-pos laporan
l k
keuangan
Pengungkapan informasi lainnya
Kebijakan Dasar pengukuran
akuntansi Kebijakan akuntansi lain yang relevan
Pertimbangan Pengungkapan pertimbangan secara terpisah dari hal-hal yang melibatkan
estimasi
Informasi mengenai asumsi pokok tentang masa depan untuk mengestimasi
Ketidakpastian ketidakpastian pada akhir periode pelaporan yang mempunyai risiko signifikan
estimasi yang menyebabkan adanya penyesuaian yang material terhadap aset dan
kewajiban dalam laporan keuangan tahun berikutnya
} Pendahuluan
} Peranan akuntansi dalam sejarah perpajakan di
Indonesia
} Akun akuntansi pajak
} Pentingnya akuntansi pajak
16
AKUN AKUNTANSI PAJAK
Neraca
Laporan
Laba Rugi
Beban PPh
17
BAB 2
KAS dan SETARA KAS
Tabungan / Deposito
PPh final pasal 4 ayat (2)
Bank Diskonto SBI
Æ 20%
PP--131/2000 jo.
PP jo.
KMK--51/KMK.04/2001
KMK
18
Jasa Giro
TABUNGAN
19
BAB 3
INVESTASI pada EFEK TERTENTU
1. Ruang lingkup
2. Pengakuan dan pengukuran
3. Klasifikasi
4. Perubahan klasifikasi kelompok
5. Penurunan nilai
6. Penyajian pada Neraca dan laporan
arus kas
7. pengungkapan
22
Investasi pada efek tertentu - 3
Dampak
Dampak
Dasar perpindahan
perpindahan pada
Pengukuran pada Laba
akun Ekuitas
Bersih
Laba/rugi yang
Trading Æ AFS Laba/rugi yang belum belum direalisasi
direalisasi pada tanggal
atau transfer akan meningkatkan /
pada tanggal
sebaliknya men r nkan Ekuitas
menurunkan Ek itas transfer akan diakui
dalam pendapatan.
Sekuritas Sebagian komponen dari
ditransfer Ekuitas akan meningkat /
HTM ÆAFS sebesar nilai menurun sebesar laba/rugi
wajar pada yang belum direalisasi pada
tanggal transfer
tanggal transfer.
Laba/rugi yang belum Tidak ada
direalisasi pada tanggal
transfer yang dicatat sebagai
AFS Æ HTM komponen dari Ekuitas akan
diamortisasi selama sisa
umur sekuritas,
23
Surat Utang Negara (SUN) Æ surat berharga yang berupa surat
pengakuan hutang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing
yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara RI sesuai
dengan masa berlakunya, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara
(SPN) dan Obligasi Negara.
SPN adalah SUN yang berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan
pembayaran bunga secara diskonto.
Jenis SUN:
• Surat Berharga Negara (Treasury Bill); tenor sampai dengan 12 bulan,
pembayaran bunga secara diskonto (discounted paper)
• Obligasi Negara (Treasury Bonds); tenor di atas 12 bulan dengan
kupon atau pembayaran bunga secara diskonto (zero coupon bonds)
24
INVESTASI pada EFEK HUTANG
25
INVESTASI pada EFEK EKUITAS
PP 14 Tahun 1997
Penghasilan transaksi penjualan saham di bursa efek
PPh final = 0.1% x jumlah bruto nilai transaksi penjualan
Pembagian dividen
Bukan objek PPh,
Pasal 4 ayat (3)
Orang Pribadi Badan UU PPh huruf f
PT, koperasi,
BUMN/D; dengan
syarat:
PP 19 tahun 2009 PPh 23 • Dividen berasal
PPh final = 10% dari cadangan
laba ditahan
• Kepemilikan
saham paling
rendah 25%
26
BAB 4
PIUTANG
Penjualan
Persediaan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
28
PIUTANG TAK TERTAGIH
AKUNTANSI Æ Standar Akuntansi Keuangan - ETAP
} Direct Write Off
} Allowance
Ruang
lingkup
Pengungkapan
30
Sumber: SAK-ETAP (2009:52-57)
PERSEDIAAN
SISTEM PENCATATAN
y Periodik
y Perpetual
SISTEM PENILAIAN
Perpajakan :
y Perpetual Æ PPh Pasal 10 ayat (6)
y FIFO / Average Æ PPh Pasal 10 ayat (8)
31
BAB 6
BIAYA DIBAYAR DI MUKA
32
Pendekatan Harta
Pada 1 Desember 2011 dibayar beban dibayar dimuka sebesar Rp 24.000.000 untuk masa
2 tahun
• Jurnal akuntansi komersial jika digunakan pendekatan harta:
• Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan beban ke ikhtisar laba rugi :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
31--Des
31 Des--2011 Ikhtisar Laba Rugi 1.000.000 -
Beban - 1.000.000
33
Pendekatan Beban
Dibayar biaya dibayar dimuka sebesar Rp 24.000.000 untuk 2 tahun pada tanggal
1 Desember 2011.
Jurnal akuntansi komersial jika digunakan pendekatan beban :
Ayat jurnal penutup untuk menutup perkiraan beban ke ikhtisar laba rugi :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
31--Des
31 Des--2011 Ikhtisar Laba Rugi 1.000.000 -
Beban - 1.000.000
34
SEWA DIBAYAR DIMUKA
PPh 23 Æ 2%
Pembukuan PT Andhika (p
pemilik))
pemilik
PT Budi (PKP)
PKP) PT Budi (non PKP)
PKP)
Kas/Bank
Kas/Bank 10.000.000 Kas/Bank
Kas/Bank 10.000.000
PT Andhika PPh Ps.4
Ps.4 ayat (2) 1.000.000 PPh Ps. 4 ayat (2) 1.000.000
(PKP)
PKP) Pajak Keluaran 1.000.000 Pajak Keluaran 1.000.000
Pendapatan Sewa 10.000.000 Pendapatan Sewa 10.000.000
Kas/Bank
Kas/Bank 9.000.000 Kas/Bank
Kas/Bank 9.000.000
PT Andhika PPh Ps. 4 ayat (2) 1.000.000 PPh Ps. 4 ayat (2) 1.000.000
(non PKP)
PKP) Pendapatan Sewa 10.000.000 Pendapatan Sewa 10.000.000
36
TANAH dan/
dan/atau BANGUNAN - lanjutan
PT Budi (PKP)
PKP) PT Budi (non PKP)
PKP)
37
Sebelum Tahun 2009 (PER
(PER--70/PJ./2007)
KENDARAAN BERMOTOR
Pada tanggal 1 April 2008 PT Cici menyewa bus kepada PT Dion
untuk jangka waktu 6 bulan. Biaya sewa per bulannya adalah Rp
10.000.000. PT Cici dan PT Dion adalah Pengusaha Kena Pajak.
Jurnal untuk PT Ci
Cici
ci :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1-Apr
Apr--08 Sewa bus dibayar di muka 60.000.000 -
Pajak Masukan 6.000.000 -
Hutang PPh 23 - 900.000
Kas/Bank
Kas /Bank - 65.100.000
10--Mei
10 Mei--08 Hutang PPh 23 900.000 -
Kas/Bank
Kas /Bank - 900.000
Jurnal untuk PT D
Dion
ion :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1-Apr
Apr--08 Kas
Kas/Bank
/Bank 65.100.000 -
PPh 23 dibayar di muka 900.000 -
Pajak Keluaran - 6.000.000
Pendapatan sewa - 60.000.000
38
Sebelum Tahun 2009 (PER
(PER--70/PJ./2007)
ASET TETAP LAINNYA
Pada tanggal 18 Oktober 2008 PT Jaya menyewa kapal tanpa awaknya dari PT
Samudera untuk mengganti kapalnya yang sedang diperbaiki dengan nilai Rp
100.000.000.
PPh 23 yang dipotong oleh PT Samudera adalah sebesar 15% x 30% x Rp 100.000.000
adalah Rp 4.500.000.
Jurnal untuk PT Jaya :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
18--Okt-
18 Okt-08 Sewa dibayar dimuka 100.000.000 -
Pajak Masukan 10.000.000
10 000 000 -
Hutang PPh 23 - 4.500.000
Kas/Bank
Kas /Bank - 105.500.000
10--Nop
10 Nop--08 Hutang PPh 23 4.500.000 -
Kas/Bank
Kas /Bank - 4.500.000
PPh 22
PPh 23
PPh 25
Pajak Masukan
40
PPh 22 Subjek Pajak
Pemungut (yang dipotong)
WP dalam negeri
membayar
Bank Devisa & Dirjen Bea
Cukai
Bendahara Pemerintah
Orang Pribadi
Kuasa Pengguna Anggaran Badan
(KPA)
Industri semen, kertas, BUT
baja, otomotif
Produsen dan importir yang
bergerak dalam bidang
bahan bakar minyak, gas dan
pelumas
Industri dan eksportir dalam Bukan objek
sektor perhutanan,
perkebunan, pertanian, dan
Impor barang / penyerahan
perikanan
barang yang tidak terutang
Objek
Badan yang melakukan
penjualan barang tergolong PPh;
sangat mewah h Impor barang yang
dibebaskan dari Bea Masuk
&/ PPN;
Transaksi Impor Impor yang dimaksudkan
Transaksi dengan Bendahara untuk diekspor kembali;
Pemerintah & Kuasa Pengguna Pembayaran yang jumlahnya
paling banyak Rp 2.000.000
Anggaran (KPA)
dan tidak merupakan
Transaksi dengan industri pembayaran yang terpecah-
Bukan kertas, semen, baja, otomotif
Transaksi penjualan bahan
pecah;
Pembayaran listrik, gas, air
Pemungut bakar minyak, gas & pelumas minum / PDAM dan benda
pos;
Transaksi pembelian dari Emas batangan;
pedagang pengumpul dalam Pembayaran / pencairan
sektor perhutanan, dana JPS oleh KPKN;
Perwakilan NA perkebunan, pertanian & Impor kembali (re-import);
Pembayaran untuk
Organisasi perikanan
pembelian gabah dan atau
Transaksi barang sangat
Internsl beras oleh BULOG
mewah
41
PAJAK PENGHASILAN 22
1. Transaksi impor barang
No Objek Tarif
API = 2,5% x NI
1 Impor
Non = 7,5% x NI
2 Bendahara Pemerintah dan KPA 1,5% × HP
3 Penjualan dari industri :
a. Semen 0,25% x DPP PPN
b. Kertas 0,10% x DPP PPN
c. Baja 0,30% x DPP PPN
d. Otomotif 0,45% × DPP PPN
4 Sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
0,25% × HP
perikanan dari pedagang pengumpul
5 Penjualan barang yang tergolong sangat mewah 5% x HJ
43
TARIF PPh 22 - lanjutan
Tarif
No Objek SPBU
SPBU
Non
Pertamina
Pertamina
6 Penjualan oleh Pertamina :
• Premium/Solar/Premix/Super
0,30% x HJ 0,25% x HJ
TT
• Minyak tanah, gas LPG 0,30% x HJ 0,30% x HJ
• Oli/pelumas Pertamina 0,30% x HJ 0,30% x HJ
44
TARIF PPh 22 - lanjutan
45
PPh 22 atas Penjualan Bendahara Pemerintah
Pada tanggal 21 April 2012 Pemda DKI Jakarta membeli
komputer secara tunai di PT XYZ dengan harga Rp
220.000.000 (termasuk PPN).
Atas pembelian tersebut, Bendahara Pemda DKI Jakarta
memungut PPN dan PPh 22 seperti berikut ini :
PPN Æ Rp 220.000.000 x (10/110) = Rp 20.000.000
PPh 22 Æ Rp 220.000.000 x (100/110) x 1,5% = Rp
3.000.000
46
PPh 22 atas Transaksi Industri Tertentu
Pada tanggal 27 Juni 2012 PT Atik, salah satu pabrikasi semen, menjual hasil
produksinya kepada PT Ria dengan nilai sebesar Rp 500.000.000 belum termasuk
PPN.
Atas pembelian tersebut diperhitungkan :
PPN 10% Æ Rp 50.000.000
PPh 22 Æ 0,25% x Rp 500.000.000 = Rp 1.250.000
47
PPh 22 atas Penjualan BBM, Gas dan Pelumas
PT Didoy bergerak di bidang industri plastik.
Pada tanggal 14 Januari 2012 membeli solar dari Pertamina yang
akan digunakan untuk pengoperasian mesin pengolahan
plastiknya sebesar Rp 100.000.000 belum termasuk PPN.
48
PPh 22 atas Transaksi dengan Pedagang
pengumpul hasil perkebunan
Pada tanggal 18 Oktober 2011 PT Doci menjual hasil perkebunan kepada
PT Giagia yang merupakan produsen sambal tomat dengan orientasi
ekspor dan telah ditunjuk sebagai pemungut PPh 22 sesuai dengan SK
dari KPP. Nilai penjualan adalah Rp 500.000.000 belum termasuk PPN.
PPN Æ 10% x Rp 500.000.000 = Rp 50.000.000
PPh 22 Æ 0,25% x Rp 500.000.000 = Rp 1.250.000
Jurnal untuk PT Doci adalah :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
18--Okt-
18 Okt-11 Kas
Kas/Bank
/Bank 548.
48.750.000
750.000 -
PPh 22 dibayar di muka 1.250.000
1. 250.000 -
Pajak Keluaran - 50.000.000
Penjualan hasil perkebunan - 500.000.000
}Dividen
}Bunga
15%
}Royalti
}Hadiah & penghargaan
}Sewa
2%
}Imbalan jasa
51
TARIF PPh 23 - lanjutan
52
PPh 23 atas Dividen
Pada 22 Desember 2011 PT Edson membayar dividen kepada PT
Diestri salah satu pemegang sahamnya senilai Rp 100.000.000
(10%). Atas pembayaran dividen tersebut PT Edson memotong
PPh 23, dengan memberikan Bukti Pemotongan PPh 23 pada PT
Diestri.
Penghasilan yang diterima oleh PT Diestri adalah sebesar Rp
85.000.000; sedangkan PPh 23 yang dipotong sebesar Rp
15.000.000 oleh PT Edson.
Jurnal untuk PT Diestri adalah :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
22--Des
22 Des--11 Kas
Kas/Bank
/Bank 85.000.000 -
PPh 223
3 dibayar di muka 15.000.000 -
Pendapatan lain
lain--lain - 100.000.000
53
PPh 23 atas Royalti
PT Akido menerima penghasilan royalti dari PT Bambi sebesar
Rp 100.000.000.
PT Akido memungut PPN Æ 10% = Rp 10.000.000 dari PT Bambi.
PT Bambi memotong PPh 23 Æ 15% = Rp 15.000.000 dari PT Akido.
Besarnya PPh 25 yang harus dibayar sendiri untuk tahun 2012 adalah Rp 1.250.000
Æ Rp 15.000.000 x 1/12
Jurnal PT OPA pada saat pembayaran PPh 25 setiap bulannya adalah sebagai
berikut:
59
Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
60
Mekanisme pengkreditan Pajak Masukan
61
Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
65
Metode Ekuitas (Equity Method)
Metode Ekuitas
Transaksi Debet Kredit
(Kepemilikan saham < 25 %)
Pembelian Investasi pada entitas anak - PT….. xxx -
investasi Kas/Bank
Kas /Bank - xxx
Investasi pada entitas anak - PT….. xxx -
Pengakuan laba
Pendapatan Investasi - xxx
Kas/Bank
Kas/Bank xxx -
Pembagian
PPh 23 dibayar di muka xxx -
dividen
Investasi pada entitas anak - PT….. - xxx
Kas/Bank
Kas/Bank xxx -
PPh Ps.4 ayat (2) xxx -
Penjualan saham
Rugi//Laba penjualan investasi saham
Rugi xxx xxx
Investasi pada entitas anak - PT….. - xxx
Metode Ekuitas
Transaksi Debet Kredit
(Kepemilikan saham >= 25 %)
Pembagian Kas/Bank
Kas /Bank xxx -
dividen Investasi pada entitas anak - PT… - xxx
66
Ruang
Lingkup
Transfer Definisi
PROPERTI
INVESTASI
Pengukuran
Pengakuan
P l h
Perolehan
Pembelian Impor
Aset Tetap
Sewa Akuntansi
(leasing) Pajak
68
Pembelian Dalam Negeri
Tanggal 1 Januari 2012 PT Sisi (PKP)
membeli kendaraan operasional seharga Rp
200.000.000 belum termasuk PPN 10%.
69
Pembelian Impor dari Luar Negeri
Tanggal 1 Januari 2012 PT Sisi (PKP yang
mempunyai API) mengimpor komputer dari Taiwan
dengan nilai impor sebesar Rp 150
150..000.
000.000 dan
PPN sebesar 10%
10%.
70
Sewa (Leasing)
Ruang
Lingkup
Laporan
L
Keuangan SEWA Klasifikasi
Lessor
Laporan
Keuangan
Lessee
72
Metode Penyusutan Aset Tetap
Akuntansi
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak Permanen 10 tahun 10% -
74
Penjualan Aset Tetap
Sebuah mobil box yang diperoleh perusahaan pada tanggal 12 Juli
2010 dengan harga Rp 48
48..000.
000.000.
000.
Estimasi masa manfaat mobil box menurut akuntansi Æ 6 tahun,
sedangkan menurut pajak Æ 8 tahun.
tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2011,
2011, mobil box tersebut dijual dengan
harga Rp 40
40..000.
000.000.
000.
Metode penyusutan menurut akuntansi dan pajak adalah metode
garis lurus.
g lurus.
Laba / rugi atas penjualan mobil box baik secara akuntansi maupun perpajakan :
75
Penjualan Aset Tetap - lanjutan
Jurnal atas penjualan aset
aset tersebut :
76
Pertukaran Aset Tetap
Tanggal 11 Agustus 2011 terjadi pertukaran kendaraan operasional yaitu
mobil Avanza yang dibeli pada tanggal 14 Desember 2009 ditukar dengan
mobil Kijang Inova
Inova..
Harga pasar mobil Kijang Inova sebesar Rp 230
230..000.
000.000,
000, sisanya dibayar
secara tunai melalui bank.
bank. Mobil Avanza dibeli dengan harga Rp
150..000.
150 000.000.
000.
Metode penyusutan menurut pajak dan akuntansi adalah metode garis
lurus,, dengan masa manfaat sama dengan PMK
lurus PMK--96
96/PMK
/PMK..03/
03/2009
2009..
Laba / rugi atas pertukaran mobil baik secara akuntansi maupun perpajakan :
Keterangan Akuntansi (Rp
Rp)) Perpajakan (Rp
Rp))
Biaya perolehan 150.000.000 150.000.000
Akumulasi penyusutan ( 31.250.000) ( 31.250.000)
Nilai buku 118.750.000 118.750.000
Harga pasar aset lama 100.000.000 100.000.000
Rugi aset lama 18.750.000 18.750.000
Harga pasar aset baru 230.000.000 230.000.000
Harga pasar aset lama 100.000.000
Kas / Bank yang dikeluarkan 130.000.000
77
Pertukaran Aset Tetap - lanjutan
Jurnal atas pertukaran aset tersebut :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
11--08
11 08--11 Kendaraan baru 230.000.000 -
Pajak Masukan 23.000.000 -
Akumulasi penyusutan
kendaraan lama 31.250.000 -
Rugi pertukaran aset tetap 18.750.000
18 750 000 -
Kendaraan lama - 150.000.000
PPN 16D - 10.000.000
Kas/Bank
Kas /Bank - 143.000.000
79
Revaluasi Aset Tetap
Akuntansi - SAK
SAK--ETAP (2009:15.15)
Perhitungan dapat dilakukan dengan membandingkan:
Harga pasar (penilaian dari jasa penilai atau ahli penilai) xxx
Nilai tercatat aset tetap xxx
Surplus Revaluasi Aset Tetap xxx
80
Revaluasi Aset Tetap - lanjutan
PMK--79/PMK.03/2008 jo
PMK jo.. PER
PER--12/PJ/2009
P hit
Perhitungan d
dapatt dil
dilakukan
k k d dengan membandingkan:
b di k
Harga pasar (penilaian dari jasa penilai atau ahli penilai) xxx
Nilai buku fiskal xxx
Selisih lebih revaluasi aset tetap untuk perpajakan xxx
81
Contoh soal Revaluasi Aset Tetap
Tanggal 31 Desember 2011 PT Benhur menerima Surat Persetujuan dari Dirjen Pajak
untuk melakukan revaluasi aset tetap yang dimilikinya.
Berikut daftar aset tetap yang akan direvaluasi:
} Tanah yang diperoleh pada Desember 2006 dengan harga perolehan Rp 500.000.000
dan harga revaluasi Rp 1.000.000.000.
} Bangunan permanen yang diperoleh pada Januari 2009 dengan harga perolehan Rp
600.000.000 dan harga revaluasi Rp 850.000.000 (masa manfaat akuntansi = masa
manfaat perpajakan).
perpajakan)
} Mesin produksi yang termasuk pada kelompok 2 (masa manfaat akuntansi = masa
manfaat perpajakan), diperoleh pada Juli 2009 dengan harga perolehan Rp
100.000.000 dan harga revaluasi Rp 200.000.000.
} Penghasilan sebelum kompensasi rugi pada tahun berjalan sebesar Rp 350.000.000
} Rugi fiskal yang belum dikompensasikan adalah sebagai berikut:
• Rugi tahun 2010 Rp 150.000.000
• Rugi tahun 2009 Rp 125.000.000
• Rugi tahun 2008 Rp 115.000.000
} Metode penyusutan aset tetap baik akuntansi maupun perpajakan menggunakan
metode garis lurus.
82
Contoh soal Revaluasi Aset Tetap - lanjutan
} Biaya perolehan ta
tanah
nah Rp 500.000.000
} Biaya perolehan bangunan = Rp 600.000.000
Akumulasi penyusutan bangunan = (Rp 90.000.000)
Rp 510.000.000
} Biaya perolehan mesin = Rp 100.000.000
Akumulasi penyusutan mesin = (Rp 31.250.000)
Rp 68
68.750.000
750 000
} Nilai tercatat aset tetap = Nilai Buku Fiskal Rp 1.078.750.000
83
Contoh soal Revaluasi Aset Tetap - lanjutan
86
contoh soal aset tetap - lanjutan
Laba / rugi atas penjualan mesin baik secara akuntansi maupun perpajakan :
87
BAB 10
ASET TIDAK BERWUJUD
Ruang
Lingkup
Pengungkapan Pengakuan
ASET
TIDAK
BERWUJUD
Penurunan Pengukuran
nilai
Amortisasi
Akuntansi
Amortisasi dengan metode garis lurus (straight line method)
method).
Pajak
Amortisasi dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu
yaitu::
1. metode g
garis lurus (straight
g line method
method))
2. metode saldo menurun (double declining method
method)).
89
AMORTISASI Aset Tidak Berwujud - lanjutan
Tanggal 1 Januari 2012 PT Hercules mengeluarkan uang sebesar Rp
200.000.000 (belum termasuk pajak) untuk memperoleh waralaba
dari McDoLPhin selama 4 tahun.
PT Hercules menggunakan metode garis lurus untuk amortisasinya
amortisasinya..
91
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Bank
Utang Usaha
Biaya yang Masih Harus Dibayar
Utang Pajak PPh 21
Dividen
Bunga
Royalti
PPh 23
H di h
Hadiah
Sewa
PPh 26 Imbalan Jasa
Pajak Keluaran
Utang Dividen
Utang Wesel
Pendapatan Diterima di Muka
92
Utang Bank
SE--46/PJ.4/1995
SE
Pada tahun 1998, PT Ako mendapat pinjaman dari pihak
ketiga dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000.000
dan tingkat bunga pinjaman 20%.
Pada bulan Februari telah diambil sebesar Rp
125.000.000, pada bulan Juni diambil lagi sebesar Rp
25.000.000 dan sisanya (Rp 50.000.000) diambil pada
bulan Agustus.
Agustus
93
Utang Bank - lanjutan
Bulan Jumlah Pinjaman Jangka Waktu Rata
Rata--rata Pinjaman
Januari 0 1 bulan 0
Februari s/d Mei
Mei Rp 125.000.000 4 bulan Rp 500.000.000
Juni s/d Juli Rp 150.000.000 2 bulan Rp 300.000.000
Agustus s/d Desember Rp 200.000.000 5 bulan Rp 1.000.000.000
Rp 1.800.000.000
Rata--rata pinjaman per bulan Æ Rp 1.800.000.000 : 12 = Rp 150.000.000
Rata
95
Penghitungan PPh 21
Penghasilan Bruto
Dikurangi: Dikurangi:
• Biaya jabatan, 5% dari Biaya pensiun,
Honorarium Honorarium
penghasilan bruto 5% dari
maks. Rp 6.000.000 penghasilan
/thn atau Rp 500.000
bruto maks. Rp
/bln
• Iuran yang terkait
2.400.000 /thn
dengan penghasilan atau Rp 200.000
tetap /bln
URAIAN SETAHUN
((Rp)
p)
SEBULAN
((Rp)
p)
WP 24.300.000.- 2.025.000,-
97
TARIF PPh 21
98
TARIF PPh 22 - lanjutan
Lapisan Tarif
Penghasilan Kena Pajak
(ber
ber--NPWP) (Tidak ber-
ber-NPWP)
5% 6%
s.d. Rp 50.000.000,-
(5% + 20%x 5%)
99
contoh soal PPh 21
Pada bulan Januari 2011, Fernando (memiliki NPWP)
diterima bekerja pada PT Asia dan memperoleh gaji
sebulan sebesar Rp 18.000.000 dengan status menikah
dan memiliki 2 orang anak serta menanggung kedua
orang tuanya yang sudah tidak bekerja lagi.
Setelah melewati 3 bulan, Fernando diterima menjadi
pegawai tetap dengan mendapatkan hak-haknya
hak haknya sebagai
pegawai tetap.
PT Asia mengikuti program Jamsostek dimana PT Asia
membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan premi
asuransi kematian sebesar Rp 150.000 dan Rp 80.000. PT
Asia memberikan tunjangan transport Rp 1.000.000 per
bulan. Fernando membayar uang pensiun Rp 50.000 per
bulan dan iuran THT 1% dari gaji sebulan.
100
contoh soal PPh 21 - lanjutan
Perhitungan yang dibuat oleh PT Asia untuk bulan April 2011 :
102
Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai
Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang
Tidak Dikenakan Pemotongan PPh
PMK--206PMK.0
PMK 06PMK.01111/20
/2012
12 jo.
jo. PER-
PER-31/PJ/2012
Mulai berlaku 1 Januari 2013
dibayar
harian
lebih besar dari
lebih kecil sd Rp 200.000
Rp 200.000
Penghasilan
bruto dikurangi
Rp 200.000
tidak dipotong
PPh 21 dipotong
PPh 21
104
PPh 23 atas Sewa
PT Winnie menyewakan bus kepada PT Pooh untuk jangka waktu 6
bulan dengan biaya sewa perbulan Rp 10.000.000 pada 1 Mei 2012.
PT Pooh :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
01--Mei-
01 Mei-12 Sewa Dibayar di muka 60.000.000 -
Pajak Masukan 6.000.000 -
Utang PPh 23 - 1.200.000
Kas/Bank - 64.800.000
105
PPh 26
Pada tanggal 18 Oktober 2011
2011,, PT Diestri membayar gaji kepada
karyawan asing Kwee Lie Siang sebesar Rp 100.
100.000.
000.000 dan PPh
26 dibayar oleh perusahaan.
perusahaan.
Besarnya biaya yang dapat dibebankan oleh PT Diestri dapat
dihitung sebagai berikut :
Gaji yang diterima Æ Rp 100
100..000.
000.000
PPh 26 Æ 100
100//80 x Rp 100
100..000
000..000 = Rp 125
125..000
000..000
000..
106
PPN Keluaran (Pajak Keluaran / output tax)
Pengusaha yang melakukan :
a) penyerahan BKP di dalam Daerah Pabean,
Pabean, dan/atau
b) penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean,
Pabean, dan/atau
dan/atau
c) melakukan ekspor BKP berwujud;
berwujud;
d) ekspor JKP
JKP,, dan/atau
e) ekspor BKP tidak berwujud wajib melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
PKP,, dan wajib
memungut,, menyetor,
memungut menyetor, serta melaporkan PPN dan
PPnBM yang terutang.
terutang.
108
PPN Keluaran
PT Vanno melakukan penyerahan BKP Rp 10 10..000.
000.000 secara tunai pada
tanggal 27 Juni 2012
2012 yang sebelumnya telah melakukan pembelian BKP
sebesar Rp 8.000.
000.000 pada tanggal 9 Juni 2012.
2012.
Sistem pencatatan dengan menggunakan metode sistem periodik.
periodik.
Pembukuan yang dilakukan oleh PT Vanno adalah :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
09--Jun-
09 Jun-12 Pembelian 8.000.000 -
Pajak Masukan 800.000 -
Kas/Bank - 8.800.000
27--Jun-
27 Jun-12 Kas/Bank 11.000.000 -
Penjualan - 10.000.000
Pajak Keluaran - 1.000.000
109
UTANG DIVIDEN
Pada tanggal 22 Desember 20112011 PT Christiani mengumumkan akan membayar dividen
tunai sebesar Rp 15
15..000.
000.000 pada tanggal 6 Januari 201
2012
2 kepada PT Yolan
Yolan,, PT Christie, PT
Aldo dan PT Nada;
Nada; dimana masing
masing--masing penyertaannya10
penyertaannya10%%, 24%
24%, 30%
30% dan 36%36%.
Jurnal mencatat pengumuman pembagian dividen :
Tanggal Keterangan Debet Kredit
22-Des
Des--11 Dividen 15.000.000 -
Utang dividen - 15.000.000
Berbeda halnya bila PT Yolan memiliki kepemilikan atas PT Christiani sebesar 20%
20%
maka PT Yolan menggunakan equity method sehingga jurnal yang dibuat sebagai
berikut :
112
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
} Utang obligasi
} Utang hipotik
113
UTANG OBLIGASI
Pada 1 Oktober 2011
2011,, PT Eka menerbitkan pinjaman 12%
12% obligasi dengan
nilai nominal Rp 12
12..000
000..000
000.. Pembayaran bunga setiap tanggal 1 April dan
1 Oktober, dengan jangka waktu 5 tahun.
tahun.
Pada tanggal penerbitannya PT Aybert membeli obligasi tersebut dengan
harga Rp 10
10..000.
000.000.
000.
Berikut adalah jurnal yang dibuat PT Eka untuk mencatat transaksi
tersebut..
tersebut
114
UTANG OBLIGASI - lanjutan
115
BAB 12
EKUITAS
Ruang
Lingkup
ASET
TIDAK
Pengungkapan Pengakuan
BERWUJUD
Pengukuran
Pembukuan
Pembukuan yang dilakukan oleh PT Dede adalah sebagai berikut :
118
BAB 13
PENDAPATAN, PENGHASILAN & PENJUALAN
Ruang
Lingkup
PENDAPATAN
Pengungkapan Pengakuan
Pengukuran
120
Penghasilan Objek Pajak (Pasal 4 ayat 1 UU PPh
PPh))
121
Penghasilan Objek Pajak (Pasal 4 ayat 1 UU PPh
PPh)) -
lanjutan
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
j. penerimaan / perolehan pembayaran berkala;
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan PP;
l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
m
n. premi asuransi, termasuk premi reasuransi;
o. iuran yang diterima / diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha / pekerjaan
bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang
belum dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha yang berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU KUP; dan
s. Surplus Bank Indonesia.
122
Penghasilan dikenai PPh Final (Pasal
(Pasal 4 ayat 2 UU PPh)
PPh)
123
Penghasilan Bukan Objek Pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
PPh)
124
Penghasilan Bukan Objek Pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
PPh)
- lanjutan
125
Penghasilan Bukan Objek Pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
PPh)
- lanjutan
127
BAB 14
HARGA POKOK PENJUALAN &
BEBAN OPERASIONAL
128
Biaya yang boleh dikurangkan (Pasal 6 ayat 1 UU PPh
PPh))
129
Biaya yang boleh dikurangkan (Pasal 6 ayat 1 UU PPh
PPh))
- lanjutan
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan.
d. Kerugian karena penjualan / pengalihan harta yang
dimiliki dan digunakan dalam perusahaan / yang dimiliki
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.
h il
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing.
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang
dilakukan di Indonesia.
g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana
nasional yang ditetapkan dengan PP.
130
Biaya yang boleh dikurangkan (Pasal 6 ayat 1 UU PPh
PPh))
- lanjutan
131
Biaya yang Tidak Diperbolehkan Pajak (Pasal 9 ayat 1 UU PPh)
a) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
b) Biaya yang dibebankan / dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota.
c) Pembentukan / pemupukan dana cadangan.
d) Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna dan asuransi beasiswa,
beasiswa yang dibayar oleh WP OP, OP kecuali jika
dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai
penghasilan bagi WP yang bersangkutan (wajib dipotong PPh 21).
e) Penggantian / imbalan sehubungan dengan pekerjaan / jasa yang diberikan
dalam bentuk natura / kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan
minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian / imbalan dalam bentuk
natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang diatur dengan atau berdasarkan PMK.
132
Biaya yang Tidak Diperbolehkan Pajak (Pasal 9 ayat 1 UU PPh) -
lanjutan
134
BAB 15
REKONSILIASI (KOREKSI) FISKAL
135
Beda Tetap & Beda Waktu
Beda Waktu
136
Koreksi Positif & Koreksi Negatif
Koreksi Positif
Koreksi positif terjadi apabila laba fiskal bertambah
bertambah..
Koreksi positif biasanya dilakukan akibat adanya
Beban yang tidak diakui oleh pajak (non
non--deductible expense) – Pasal 9 ayat
(1)) UU PPh
(1
Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal
Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal
Penyesuaian fiskal positif lainnya
Koreksi Negatif
Koreksi negatif terjadi apabila laba fiskal berkurang.
Koreksi negatif biasanya dilakukan akibat adanya :
Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak – Pasal 4 ayat (3)
(3) UU PPh
Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat fifinal
nal – Pasal 4 ayat (2)
(2) UU PPh
Penyusutan komersial lebih kecil daripada penyusutan fiskal
Amortisasi komersial lebih kecil daripada amortisasi fiskal
Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya
Penyesuaian fiskal negatif lainnya
137
Perhitungan PPh Badan
PPh Badan Æ tarif Pasal 17 UU PPh x PhKP xxx
ˉ/-- Kredit Pajak Æ PPh 22, 23, 24, 25
ˉ/ (xxx)
PPh Kurang / Lebih Bayar xxx
138
Contoh Perhitungan PPh Badan
Peredaran bruto PT Yoyo dalam tahun pajak 2009
sebesar Rp 4.200.000.000 dengan PhKP sebesar Rp
500.000.000, maka jumlah PPh yang terutang adalah
sebesar (50% x 28%) x Rp 500.000.000 = Rp
70.000.000.
139
Contoh Perhitungan PPh Badan -
lanjutan
Peredaran bruto PT Xaxa dalam tahun pajak 2009 sebesar
Rp 30.000.000.000 dengan PhKP sebesar Rp
3.000.000.000, maka jumlah PPh yang terutang adalah
sebesar Rp 772.800.000 yang terdiri dari:
(50% x 28%) x Rp
R 480.000.000
480 000 000 = Rp
R 67.200.000;
67 200 000
untuk jumlah PhKP dari bagian peredaran bruto yang
memperoleh fasilitas sebesar (Rp 4.800.000.000 : Rp
30.000.000.000) x Rp 3.000.000.000 = Rp
480.000.000; dan
28% x Rp 2.520.000.000 = Rp 705.600.000;
untuk jumlah PhKP dari bagian peredaran bruto yang
tidak memperoleh fasiltas sebesar Rp 3.000.000.000 –
Rp 480.000.000 = Rp 2.520.000.000
140
Jurnal Perhitungan PPh Badan
Apabila PPh Badan > Kredit Pajak Æ PPh Kurang Bayar
Keterangan Debet Kredit
PPh Badan xxx -
PPh 22 dibayar dimuka - xxx
PPh 23 dibayar dimuka - xxx
y dimuka
PPh 24 dibayar - xxx
PPh 25 dibayar dimuka - xxx
Utang PPh 29 - xxx
141
Jurnal Perhitungan PPh Badan
Apabila PPh Badan < Kredit Pajak Æ PPh Lebih Bayar
Keterangan Debet Kredit
PPh Badan xxx -
PPh Ps. 28A xxx -
- xxx
PPh 22 dibayar dimuka
- xxx
PPh 23 dibayar dimuka
- xxx
PPh 24 dibayar dimuka - xxx
PPh 25 dibayar dimuka - Xxx
142
143