Anda di halaman 1dari 5

Ari Nurahman

1319130047

Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tangung


Jawab Keuangan Negara

A. Pokok-Pokok Isi
I. Ketentuan Umum
II. Lingkup Pemeriksa
III. Pelaksanaan Pemeriksaan
IV. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
V. Pengenaan Ganti Kerugian Negara
VI. Ketentuan Pidana
VII. Ketentuan Pemeriksaan
VIII. Ketentuan Penutup

B. Ringkasan
I. Ketentuan Umum
1. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang
dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

2. Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola


keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban.

3. Tanggung jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah untuk


melaksanakan pengelolaan Keuangan Negara secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

4. Standar pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan


pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar
umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, standar pelaporan yang wajib
dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa

1
II. Lingkup Pemeriksaan
1. Ada 3 (tiga) lingkup pemeriksaan BPK :
a. Pemeriksaan keuangan :
Adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah untuk memberikan pernyataan opini tentang tingkat
kewajaran informasi yang disajikan.
b. Pemeriksaan kinerja
Adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi serta efektivitas.
c. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Adalah pemeriksaan yang tidak termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan
pemeriksaan kinerja.

2. Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan yang disusun oleh


BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.

III.Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Kebebasan dan kemandirian BPK
BPK bebas dan mandiri dalam menentukan objek perusahaan, perencanaan dan
pelaksanaan pemeriksaan, penentuan waktu dan metode pemeriksaan serta
penyusunan dan penyajian laporan pemeriksaan.

2. Perencanaan Pemeriksaan
a. Memperhatikan permintaan, saran dan pendapat lembaga perwakilan.
b. Dapat mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral dan
masyarakat.

3. Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Dapat menggunakan pemeriksa dan/atau tenaga ahli dari luar BPK yang
bekerja untuk dan atas nama BPK.
b. Dapat meminta dokumen, mengakses data, melakukan penyegelan tempat
penyimpanan uang, meminta keluarga, memotret, merekam dan/atau
mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.
c. Dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang untuk meminta
keterangan.
d. Melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian
intern pemerintah.
e. Dapat melaksanakan pemeriksaan investigatif untuk mengungkap adanya
indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana.

2
f. Melaporkan temuan unsur pidana kepada instansi berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, penyampaian laporan dimaksud
diatur bersama oleh BPK dan Pemerintah.

IV. Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut


1. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) disusun pemeriksa setelah pemeriksaan
selesai dilakukan.

2. Pemeriksaan keuangan akan menghasilkan oprin

3. Pemeriksaan kinerja akan menghasilkan temuan, kesimpulan dan rekomendasi.

4. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan menghasilkan kesimpulan.

5. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK disampaikan kepada DPR/DPR/DPRD sesuai


dengan kewenangannya ditindaklanjuti antara lain dengan membahas bersama
pihak terkait.

6. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK juga disampaikan kepada pemerintah.

7. BPK menyusun ikhtisar hasil pemeriksaan pemester yang disampaikan ke


lembaga perwakilan dan Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota.

8. Laporan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan kepada lembaga


perwakilan, dinyatakan terbuka untuk umum.

9. Pemerintah menidaklanjuti rekomendasi BPK

10. BPK mamantau dan menginformasikan hasil pamantauan atas tindak lanjut
rekomendasi kepada DPR/DPRD.

V. Pengenaan Kerugian Negara


1. BPK menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggung jawaban
bendahara atas kekurangan kas/barang dalam persediaan yang merugikan
keuangan negara/daerah.

2. Bendahara dapat mengajukan keberatan atas pembelaan diri terhadap putusan


BPK.

3
3. Pengaturan tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah ini ditetapkan
oleh BPK setelah berkonsultasi dengan Pemerintah.

4. Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota melaporkan


penyelesaian kerugian negara/daerah kepada BPK.

5. BPK mamantau penyelesaian pengenaan ganti rugi kerugian negara/ daerah


terhadap pegawai negeri bukan berdasarkan dan/atau pejabat lain pada
kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah.

VI. Ketentuan Pidana


1. Sanksi pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan/ atau
denda paling banyak Rp. 500 juta dikenakan kepada :
a. Setiap orang yang tidak menjalankan kewajiban menyerahkan dokumen
dan/atau menolak memberikan keterangan yang diperlukan untuk
kelancaran pemeriksaan pengelolaan uang dan tanggung jawab keuangan
negara.
b. Setiap orang yang mencegah, menghalangi dan /atau menggagalkan
pelaksanaan pemeriksaan.
c. Setiap orang yang menolak pemanggilan BPK tanpa menyampaikan alasan
penolakan secara tertulis.
d. Setiap pemeriksaan yang tidak melaporkan temuan pemeriksaan yang
mengandung unsur pidana.
e. Setiap orang yang tidak memenuhi kewajiban untuk menindaklanjuti
rekomendasi yang disampaikan dalam laporan hasil pemeriksaan.

2. Sanksi pidana selama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1 milyar
kepada :
a. Setiap orang yang memalsukan atau membuat palsu dokumen yang
disahkan untuk kelancaran pemeriksaan.
b. Pemeriksa yang menggunakan dokumen yang diperoleh dalam
pemeriksaan melampaui batas kewenangannya.
c. Pemeriksa yang menyalahgunakan kewenangannya sehubungan
kedudukan dan/atau tugas pemeriksaan.

4
VII. Ketentuan Peralihan
1. Undang-undang ini dilaksanakan mulai sejak pemeriksaan atas laporan
keuangan tahun anggaran 2006.

2. Penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang sedang dilakukan BPK


dan/atau Pemerintah pada saat undang-undang ini mulai berlaku, dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada sebelum
berlakunya undang-undang ini.

VIII. Ketentuan Penutup


1. Pada saat ini undang-undang ini mulai berlaku Instructie en verdere
berpalingen voor de Algemene rekenkamer (IAR) stbl 1898 No. 9 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan stbl 1933 No. 320 dinyatakan tidak berlaku.

Anda mungkin juga menyukai