ABSTRACT
The increase of patients suffering Thalassemia especially in Subang district pushed
the estabilishment of the organization named POPTI. The objective of this study is to
analyse the role of POPTI in implementing handling policy PNPK of Thalassemia patients.
The research method used is qualitative with conducting semi structured interview,
observation, and documentation research. The result of this research shows that the role of
POPTI is significant important in handling Thalassemia patients, yet the role has not fully
gone well. There is still lack of coordination and communication between members and
related agencies. This is the reason for implementing the handling policy of Thalassemia
patients in Subang district, which hasn’t been optimal. Therefore, it is necessary to
improve the system and awareness of chairman and members to coordinate and
collaborate for handling Thalassemia patients in Subang district.
Keywords : Public Policy, Implementation Policy, Thalassemia, POPTI.
ABSTRAK
Salah satu penyakit kronik di Indonesia ialah Thalassemia. Meningkatkannya
pasien thalassemia khususnya di Kabupaten Subang, mendorong berdirinya organisasi
bernama POPTI. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peranan POPTI dalam
implementasi kebijakan PNPK tata laksana thalassemia. Metode yang digunakan yaitu
metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara semi struktur, observasi, dan
studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan POPTI sangat penting
untuk penanganan pasien thalassemia, namun peran ini belum sepenuhnya berjalan dengan
baik. Masih kurangnya kordinasi serta komunikasi antar anggota dan dinas terkait, inilah
yang menjadi penyebab implementasi kebijakan penanganan pasien thalassemia di
Kabupaten Subang berlum optimal. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan sistem dan
kesadaran dari ketua dan anggota POPTI untuk melakukan kordinasi dan kerjasama untuk
penanganan pasien thalassemia di Kabupaten Subang.
Kata Kunci: Kebijakan Publik, Implementasi Kebijakan, Thalassemia, POPTI
Diterima 21 Juli 2019; Diterima dengan revisi 15 Agustus 2019; Dipublikasikan 1 Desember 2019
2406-9515 (p) / 2528-441X (e)
© 2019 Wanti Dewanti, Ira Irawati, Mas Halimah. Dipublikasikan oleh JAP FIS UNY
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
Gambar 1
Data Jumlah Pasien Thalassemia di Kabupaten Subang Tahun 2018
(Sumber : POPTI,2018)
Pada gambar 1 dapat di lihat yang berulang-ulang dapat
bahwa Kabupaten Subang memiliki 30 menimbulkan komplikasi hemosiderosis
Kecamatan, dari beberapa kecamatan dan hemokromatis yang menimbulkan
tersebut, hanya 3 kecamatan yang tidak penimbunan zat besi dalam jaringan
ditemukan pasien thalassemia yaitu tubuh sehingga dapat menyebabkan
Sukasari, Blanakan dan Serang panjang. kerusakan organ-organ tubuh seperti:
Hal ini berarti 90% setiap kecamatan di hati, limpa, ginjal, jantung, tulang dan
Kabupaten Subang terdapat pasien pankreas. Tanpa transfusi yang
thalassemia. Dan tidak hanya itu, memadai pasien thalassemia mayor
140
Wanti Dewanti, Ira Irawati, dan Mas Halimah – Implementasi Kebijakan PNPK . . .
141
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
istilah dalam bahasa inggris yaitu kata fungsi otak pada tubuh manusia, karena
common bermakna hubungan antar melalui instrument ini, segala aktivitas
individu. Dalam kontek ini kata publik kehidupan bernegara, dan
seringkali dikonsepkan sebagai sebuah bermasyarakat mulai dilakukan oleh
ruang yang berisi aktivitas manusia birokrasi, plus pihak swasta dan
yang dipandang perlu untuk masyarakat.”
diatur/diintervensi oleh Dari berbagai pendapat para ahli,
pemerintah/aturan sosial/setidaknya dapat ditarik kesimpulan bahwa
oleh tindakan bersama (Rusli,34:2013). kebijakan publik merupakan
Dalam perspektif ini kata publik serangkaian tindakan yang harus
kemudian disandikan dengan kata dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh
kebijakan sehingga membentuk sebuah pelaku atau sekolompok pelaku yang
pengertian ilmiah. mempunyai tujuan untuk memecahkan
Anderson (2000) menyatakan masalah.
kebijakan publik sebagai: “A relative Pencapaian tujuan kebijakan
stable, purposive course of action publik tidak dapat berjalan jika tidak
followed by an actor or set of actors in diimplementasikan. Dapat dikatakan
dealing with set a problem or matter of bahwa tanpa implementasi, kebijakan
concern”. Dapat diartikan bahwa publik adalah daftar keinginan.
kebijakan publik sebagai serangkaian Menurut Van Meter dan Van Horn
tindakan yang mempunyai tujuan (1975) menyatakan bahwa: “Policy
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan implementation encompasses those
oleh pelaku atau sekolompok pelaku actions by public or private individuals
guna memecahkan masalah tertentu. (or groups) that are directed at the
Sedangkan, menurut Mulyadi achievement of objectives set forth in
(2015): prior policy decisions.” Dapat diartikan
“Kebijakan publik merupakan bahwa implementasi kebijakan meliputi
salah satu dimensi pokok dalam ilmu tindakan-tindakan oleh individu umum
dan praktik Administrasi Publik. atau pribadi/kelompok yang diarahkan
Sebagai salah satu unsur penting dalam pada pencapaian tujuan yang ditetapkan
Administrasi Publik, Kebijakan Publik dalam keputusan kebijakan sebelumnya.
dianalogikan fungsinya sama dengan
142
Wanti Dewanti, Ira Irawati, dan Mas Halimah – Implementasi Kebijakan PNPK . . .
143
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
144
Wanti Dewanti, Ira Irawati, dan Mas Halimah – Implementasi Kebijakan PNPK . . .
145
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
146
Wanti Dewanti, Ira Irawati, dan Mas Halimah – Implementasi Kebijakan PNPK . . .
147
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
148
Wanti Dewanti, Ira Irawati, dan Mas Halimah – Implementasi Kebijakan PNPK . . .
yang dilakukan POPTI tersebut tua pasein untuk mengetahui hak dan
berdampak pada pelayanan yang kewajibannya.
seharusnya diterima oleh anggota Bila merujuk pada harapan
POPTI lainnya. semula, bahwa implemetasi kebijakan
Secara administratif pasien dan PNPK tata laksana thalassemia yang
orang tua pasien thalassemia memahami diberikan kepada pasien thalassemia
bagaimana aturan yang menjamin untuk penanganan pasien dan
kesehatannya. Seperti mereka semua mengurangi bertambahnya jumlah
sudah terdaftar di asuransi kesehatan pasien. Dalam memberikan informasi
BPJS sehingga untuk seluruh bahwa tingkat pemahaman yang baru
pengobatannya dilaksanakan secara sebatas “tau” saja tidak cukup. Perlu
gratis. Dan juga seluruh pasien adanya pemahaman mendalam
thalassemia yang berjumlah 128 orang mengenai hak dan kewajiban dari
sudah terdaftar di Popti, sehingga kebijakan PNPK tata laksana
mempermudah dalam proses thalassemia.
pengobatan di RSUD Kab.Subang Berdasarkan kebijakan PNPK tata
ketika mendaftar. laksanan thalassemia, didalamnya
Pemahaman pasien dan orang tua terdapat aktor-aktor yang terlibat untuk
thalassemia bergantung pada informasi mengimplementasikan kebijakan
dan sosialisasi yang didapat. Sosialisasi tersebut. Diperlukan kerjasama dan
ini memang tidak dapat berpangku pada kemitraan antara Rumah Sakit, PMI,
popti saja, perlu adanya sosialisasi dari Dinas Kesehatan, dan Popti. Namun
para aktor lain yang terlibat dalam yang terjadi dilapangan kerjasama ini
implementasi kebijakan PNPK tata belum terjalin dengan baik. Terkesan
laksana thalassemia tersebut. Tindakan masing-masing menjalankan
yang diberikan ketua popti ebagai programnya saja.
penanggung jawab organisasi ialah Kesadaran masing-masing antara
memberikan sosialisasi point-point ketua dan anggota POPTI perlu
penting dan yang mudah diterima oleh dibangun kembali, sehingga peranan
pasien dan orang tua. Hal ini POPTI dalam membantu penanganan
memberikan dampak poritif pada orang pasien dapat terlaksana sesuai dengan
tujuan POPTI. Bergeraknya suatu
149
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
150
Wanti Dewanti, Ira Irawati, dan Mas Halimah – Implementasi Kebijakan PNPK . . .
151
NATAPRAJA Vol. 7, No. 2, 2019
152