Anda di halaman 1dari 9

Salsabila Asmarani

2018-21-007


MODUL V
HUKUM BOYLE GAY LUSSAC

I. TUJUAN
Melihat Kebenaran Hukum Boyle Dan Gay Lussac

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Alat Hukum Boyle Gay Lussac.
2. Ketel uap air dengan pipa-pipa (selang) karet penghubung.
3. Kompor pembakar bunsen.
4. Waterpass.
5. Termometer.
6. Gelas.

III. TEORI
Salah satu wujud zat adalah gas. Hukum gerak gas tercakup dalam teori fluida statik dan
fluida dinamik. Tetapi untuk gas ada pendekatan lain yaitu dengan permodelan gas sejati
sebagai gas ideal yang tidak lain adalah gas sejati pada kondisi tekanan rendah. Dengan
permodelan gas ideal ini maka kita mengenal teori kinetik gas ideal dan hukum energi dan
pemindahan energi. Dalam modul ini kita akan melihat hukum yang berhubungan dengan
besaran makroskopis gas ideal yaitu p ( tekanan ), V ( volume ), T ( temperatur ).

1. Hukum Boyle

Gas yang jumlahnya tertentu dan dijaga suhunya tetap, apabila volumenya berubah
tekanannya akan berubah juga atau sebaliknya. Ternyata hasil kali tekanan dan volume
tetap. Secara matematik ditulis :

PV = konstan ....................................................................................(1)

Persamaan (1) ini adalah hukum Boyle. Dalam kenyataannya hukum ini tidak berlaku
untuk semua keadaan. Selanjutnya dipostulatkan suatu gas khayal yang disebut gas ideal
yang mengikuti hukum Boyle secara eksak pada segala macam keadaan. Hanya gas riil
dengan tekanan rendahlah yang mendekati gas ideal ini. Harga PV yang konstan ini
bergantung pada suhu, makin tinggi suhu makin tinggi juga harganya.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

2. Hukum Gay Lussac

Pertama-tama Gay Lussac memberi pernyataan sehubungan dengan perubahan volume dari
suatu gas karena berubahnya suhu. Ia telah mengukur koefisien muai ruang dari berbagai
macam gas pada tekanan tetap. Hasil percobaannya dinyatakan dalam bentuk matematik :

V = Vo { 1 + β ( t – to) } ...................................................................(2)

Dimana ; V : volume pada suhu t oC

Vo : volume pada suhu tooC

β : koefisien muai ruang gas pada tekanan tetap

Persamaan ( 2 ) adalah hukum Gay Lussac. Harga numerik β bergantung pada skala suhu
yang diambil dan suhu acuan to. Jika suhu acuan to ambil 0 oC maka persamaan ( 2 )
menjadi :

V = Vo( 1 + βot ) ..............................................................................( 3 )

βo adalah β untuk suhu acuan to = 0 oC. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa βo ini
hampir sama untuk semua gas, yaitu :

1 o
βo = 0,003660 / oC atau  / C
273

Jadi gas yang jumlahnya tertentu, tekanannya tetap, volumenya akan bertambah sebesar
1
dari Vo tiap kenaikan 1 oC.
273

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

3. Hukum Boyle Gay Lussac

Dari kedua hukum tersebut dapat dibuktikan bentuk persamaan :

PV = nRT ......................................................................................( 4 )

Dimana ; n : jumlah mol gas

R : 0,08207 liter atmosfir/mol oC

T (oK) : t oC + 273

Persamaan ( 4 ) ini disebut persamaan gas ideal. Bentuk lain dari persamaan ini adalah :

PV
=nR ...........................................................................................( 5 )
T

Sehingga dapat diartikan bahwa untuk gas ideal yang jumlahnya tertentu berlaku :

PV
=konstan ..................................................................................( 6 )
T

Prinsip Percobaan

Untuk membuktikan berlakunya hukum Boyle Gay Lussac di laboratorium dapat dilakukan
dengan mengukur tekanan, volume dan suhu gas ( udara ) dalam pipa kapiler pada
berbagai keadaan.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

Udara yang tekanan, volume dan suhunya akan diukur berada di dalam pipa kapiler yang
ujungnya tertutup ( A ). Di bagian lain dari pipa kapiler berisi air raksa ( BC ) dan kolam
udara yang akan diamati berada antara A dan B, ujung lain dari pipa kapiler terbuka. Pipa
kapiler terbuat dari kaca sehingga panjang kolom udara dan panjang kolom air raksa dapat
dilihat dari luar.

Percobaan dilakukan pada dua macam suhu. Pertama pada suhu ruangan, kedua pada suhu
uap air mendidih. Suhu uap air mendidih didapat dengan cara memasukkan pipa kapiler
pada tabung kaca yang lebih besar dan ke dalam tabung kaca ini dialirkan uap air mendidih
yang berasal dari pembangkit uap ( air mendidih dalam ketel pemanas ).

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Sears-Zemansky, University Physics, Bab 18
2. Tyler F, A Laboratory Manual Of Physics, 1967
V. TUGAS RUMAH
1. Jelaskan bunyi Hukum Boyle!
2. Jelaskan bunyi Hukum Gay Lussac!
3. Berilah penjelasan tentang hukum Boyle Gay Lussac (syarat-syarat, harga-harga
konstanta, satuan-satuan dsb) !
4. Dari persamaan (1) dan (2) buktikan persamaan (4) melalui proses temperatur konstanta
lalu tekanan konstanta !

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang (sebelum dan sesudah percobaan).
2. Dengan pertolongan penyipat datar ( waterpass ), buatlah kedudukan pipa :
a. Mendatar
b. Tegak dengan ujung terbuka ke atas
c. Tegak dengan ujung terbuka ke bawah
Hitung untuk masing-masing keadaan tersebut panjang AB dan BC

3. Isi ketel dengan air kira-kira sepertiganya ( jangan terlalu banyak dan jangan terlalu
sedikit ). Pasang selang karet pada ketel dan pipa berskala.
4. Nyalakan kompor dan rebuslahair dalam ketel sampai mendidih dan uap masuk ke
dalam pipa berskala sampai cukup lama, hingga dapat dipastikan pipa kapiler sudah
mencapai suhu uap air. Hal ini dapat dilihat kalau uap air sudah cukup lama mengalir
dan tidak lagi terlihat bintik-bintik air dalam tabung kaca. Selain itu hal ini dapat juga
dilihat dengan memasang termometer di dalam bagian ujung tabung kaca yang
terbuka.
a. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler kedudukan mendatar, uap air harus tetap
mengalir. Baca panjang AB dan BC.
b. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung terbuka ke
atas. Baca panjang AB dan BC.
c. Putar tabung kaca hingga pipa kapiler berkedudukan tegak dengan ujung terbuka ke
bawah. Baca panjang AB dan BC.
5. Amati dan catat sekali lagi suhu ruang dan tekanan barometer.
Laboratorium Fisika Dasar
STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

Catatan :

1. Jika pada saat / selama pengamatan ternyata kolom air raksa pecah ( terdapat kolom
udara di dalam kolom air raksa ), teruskan percobaan dengan pipa yang sama.

Hanya harus dilakukan koreksi terhadap tekanan. Amati kedudukan A, B, B’, C dan
C’.

2. Hati-hati dalam kedudukan ini, jangan sampai kolom air raksa meloncat ke luar.
Apabila percobaan pengamatan telah selesai, segera singkirkan api ( matikan kompor )
dari ketel. Jangan sampai air habis, ketel masih di atas api.

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

VII. DATA PENGAMATAN

TABEL MODUL V

(HUKUM BOYLE GAY LUSSAC)

KELOMPOK : Pawal : Pakhir :

No. AB BC Volume ( V) Tekanan ( p ) Suhu ( T ) pV pV / T

               

               

               

               

               

               

JURUSAN : Tawal : Takhir :

Tanggal Pengambilan Data :

Nama Asisten :

Tanda Tangan Asisten :

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


Laboratorium Fisika Dasar
STT-PLN
Salsabila Asmarani
2018-21-007

Volume kolom udara sama dengan AB x πr2, dengan r adalah jari-jari lubang pipa kapiler.
Jadi volume kolom udara sebanding dengan panjang AB.

 Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer, kalau pipa kapiler
berkedudukan mendatar.
 Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer ditambah tekanan raksa
sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka ke atas.
 Tekanan kolom udara sama dengan tekanan barometer dikurangi tekanan raksa
sepanjang BC, kalau pipa kapiler berkedudukan tegak dengan lubang terbuka ke
bawah.
Suhu kolom udara pada percobaan 2 sama dengan suhu ruang, sedangkan suhu kolom
udara pada percobaan 4 tidak diambil dari pengukuran tetapi diturunkan (melihat tabel)
titik didih air pada tekanan barometer rata-rata.

1. Tuliskan suhu ruang rata-rata (percobaan 1 dan 5) dalam skala Kelvin (T1)!
2. Tuliskan tekanan rata-rata (percobaan 1 dan 5) dalam satuan mmHg!
3. Cari dalam tabel suhu didih air pada tekanan barometer rata-rata dan tuliskan
hasil ini pada lembar kerja (T2)!
4. Tuliskan volume (dalam bentuk panjang AB x πr 2mm3), tekanan (mmHg) dan suhu
kelvin-nya! Suhu untuk percobaan 2a, b, dan c sama yaitu T1,
sedangkan suhu untuk percobaan 4 a, b, dan c sama yaitu T2.Volume dan tekanan
untuk percobaan 2 a, b dan c masing – masing diberi notasi V (1a), P (1a); V (1b), P
(1b); V (1c), P (1c).Sedangkan untuk percobaan 4 a, b, dan c masing-masing diberi
notasi V (2a) P (2a);V (2b), P (2b); V (2c), P (2c).
5. Tuliskan nilai-nilai ini pada kolom yang telah disediakan dan lengkapi
perhitunganselanjutnya.
6. Setelah melihat hasil perhitungan tekanan kali volume (PV), tuliskan
pendapat saudara!
7. Bagaimana pendapat saudara setelah melihat hasil perhitungan tekanan kali
PV
volumebagi suhu ( )!
T
8. Hitung koefisien muai ruang udara dan bandingkan harga koefisien muai
ruang hasilperhitungan dengan koefisien muai kubik udara menurut literatur!
9. Jika jari-jari lubang pipa kapiler adalah 0,2 mm, hitung berapa mol udara yang
digunakan pada percobaan ini!

Laboratorium Fisika Dasar


STT-PLN

Anda mungkin juga menyukai