Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini berjudul : Keselamatan dan kesehatan kerja, yang dimana laporan ini berisi
tentang latar belakang Keselamatan dan kesehatan kerja, tujuan keselamatan kerja, faktor-
faktor keselamatan kerja, dan sebagainya.

Saya berharap dengan adanya laporan ini dapat memberikan pengetahuan bagi
pembaca. Saya mengetahui bahwa makalah ini belum begitu sempurna, jadi kritik dan saran
sangat saya harapkan bagi kemajuan laporan ini untuk selanjutnya. Lebih dan kurangnya saya
mengucapkan terima kasih

.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi mendorong manusia mengerahkan segenap potensi
untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada.
Manusia dapat mencukupi kebutuhan hidup baik secara fisik maupun secara psikis
dengan bekerja. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapai dan
berharap aktivitas kerja yang dilakukan akan merubah suatu keadaan yang
memuaskan daripada yang sebelumnya (Susetyo, 2012).
Peran sumber daya manusia (SDM) dalam menentukan keberhasilan
perusahaan tidak dapat diabaikan begitu saja. Menurut Pfeffer sumber daya manusia
merupakan sumber keunggulan daya saing yang mampu menghadapi berbagai
tantangan. Hal ini juga di dukung oleh Gomez (1997), yang mengatakan bahwa
sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan keberhasilan suatu
perusahaan. (Sutrisno, 2012)
Undang-Undang RI No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 86 ayat
(2) menyebutkan bahwa tenaga kerja sebagai sumber daya manusia perlu terus
dikembangkan, diberikan perlindungan terhadap pengaruh teknologi kerja dan
lingkungan kerja. Untuk melindungi keselamatan pekerja/ buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan
kerja.
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/ buruh
Universitas Sumatera Utara 2 dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
Strategi-strategi untuk meningkatkan kondisi-kondisi kerja harus diperluas
agar mencakup semua pekerja, khususnya pekerja di perusahaan-perusahaan kecil dan
menengah serta di sektor ekonomi informal. Soekotjo Joedoatmodjo, Ketua Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), telah melakukan kajian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam perekonomian informal di Indonesia.
Mayoritas pekerja dalam perekonomian informal bekerja dalam kondisi kerja yang
buruk dan dengan jam kerja yang tidak teratur dan upah yang rendah. (Markkanen,
2004).
Sektor informal memiliki peran yang besar di negara-negara sedang
berkembang termasuk Indonesia. Sektor informal adalah sektor yang tidak
terorganisasi (unorganized), tidak teratur (unregulated), dan kebanyakan legal tetapi
tidak terdaftar (unregistered). Di negara-negara sedang berkembang, sekitar 30-70 %
populasi tenaga kerja di perkotaan bekerja di sektor informal. (Widodo, 2005).
Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang banyak
dalam skala kecil; kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang sederhana
dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah, akses ke
lembaga keuangan daerah, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan tingkat upah
yang juga relatif lebih rendah dibandingkan sektor formal. (Widodo, 2005).
Universitas Sumatera Utara 3 Faktor manusia yang sangat berpengaruh terhadap
produktifitas tenaga kerja di sektor informal yaitu seperti masalah tidur, kebutuhan
biologis, dan kelelahan kerja, bahkan diutarakan bahwa penurunan produktivitas
tenaga kerja di lapangan sebagian besar di sebabkan oleh kelelahan kerja. (Ambar,
2006).
Menurut Tarwaka (2004), ada banyak faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja dan salah satunya adalah kelelahan kerja. Kelelahan kerja secara
langsung mempengaruhi performansi kerja. Ada kecenderungan bahwa tingkat
performansi kerja seseorang yang tinggi disebut sebagai orang yang menunjukkan
produktivitas yang tinggi. Namun sebaliknya seseorang yang tingkat performansi
kerjanya tidak memenuhi kriteria perusahaan maka pekerja tersebut dikatakan
mempunyai produktivitas yang rendah.
Kelelahan adalah keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi
semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh
untuk bekerja. Kelelahan umumnya ditunjukkan oleh hilangnya kemauan untuk
bekerja, yang penyebabnya adalah keadaan persyarafan sentral atau kondisi psikis-
psikologi (Suma’mur, 2009).
Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda dari setiap
individu, tetapi semuanya bermuara kepada hilangnya efesiensi dan penurunan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis
yaitu, kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor
pada otot, sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya
kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, Universitas Sumatera
Utara 4 intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental,
status kesehatan dan keadaan gizi (Tarwaka, 2015).
Pada dasarnya semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja
termasuk pekerjaan sektor informal. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan
menambah tingkat kesalahan kerja (Nurmianto, 2004). Kelelahan yang timbul dalam
diri manusia merupakan proses terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan
mendatangkan ketegangan (stress) yang dialami oleh tubuh manusia.
Peternakan ayam broiler di Kecamatan Anday Jl Maripi Milik bapak Pendi
Setiawan merupakan salah satu jenis usaha sektor informal. Peternakan ayam
merupakan salah satu sektor yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan
protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging dan telur ayam yang
sangat pesat dari tahun ke tahun (Info Medion, 2014).
Menurut hasil survey yang dilakukan, peternakan ayam broiler di Kecamatan
Anday tidak memiliki jumlah karyawan yang artinya usaha tersebut hanya dijalankan
oleh pemilik peternakan itu sendiri. Peternakan milik bapak Pendi Setiawan ukuran
per Universitas Sumatera Utara 5 kandangnya sekitar 1200 m³ dengan panjang 40
meter, lebar 5 meter dan tinggi 6 meter. Satu orang pekerja utama bertanggung jawab
terhadap satu kandang dengan 4800 ekor ayam dan dibantu oleh anggota keluarga
seperti istri dan anakanak yang sudah dewasa. Dari 4 kandang yang saya survey di
peternakan ini, pekerja dibantu oleh 2 orang anggota keluarganya dan mereka tinggal
di rumah yang dibangun di lokasi peternakan. Jumlah anggota keluarga yang
membantu tiap kandangnya berbeda-beda, menurut pemilik peternakan ayam broiler
di kecamatan lampasi jumlah anggota keluarga yang membantu tidak dibatasi dan
biasanya satu kandang dibantu oleh 2 sampai 5 orang. Pekerja pada peternakan ayam
broiler ini bekerja dimulai dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore dengan istirahat dari
pukul 12 sampai pukul 1 siang dan pada malam hari ada kalanya pekerja masih harus
membersihkan kandang, memberi minum, dan mensortir ayam. Mereka bekerja setiap
hari yaitu 7 hari dalam seminggu. Pekerjaan rutin pada peternakan ayam ini adalah
memberi makan dan minum ayam yang sebelumnya telah dicampur sesuai takaran
dengan cara membagi-bagikan pakan ketempat makan pada pagi sekitar jam 08.00
dan sore hari sekitar jam 16.00 dan mencampurkan vitamin kedalam air minum ayam
4 kali sehari, memberikan obat, dan vaksin saat diperlukan, membetulkan kandang
saat rusak, mensortir ayam yang mati atau sakit dan mengupulkan kotoran ayam yang
nantinya akan dijual. Pakan ternak sejumlah lebih kurang 14 ton untuk satu kandang
dalam 1 periode (40 hari) atau lebih kurang 350 kg dalam sehari harus diangkat dan
diangkut dari tempat penyimpanan ke atas kandang, dimana tinggi Universitas
Sumatera Utara 6 kandang 2 meter diatas permukaan tanah. Tempat makan dan
minum ayam harus dibersihkan 2 kali sehari sebanyak lebih kurang 80 buah,
demikian juga dengan alas lantai tempat ayam yang terbuat dari triplek harus diganti 2
minggu sekali. Pekerja mendapat pekerjaan tambahan apabila ada anak ayam yang
baru masuk di kandang. Anak ayam yang dipelihara dalam kandang mulai dari umur
50 sampai 70 hari atau rata-rata umur 2 bulan. Jika anak ayam baru masuk dalam
kandang, perlu penanganan lebih karena masih berumur 50 hari dan masih rentan
terhadap lingkungan kandang. Anak ayam ini harus diberi makan dan vitamin pada
siang hari agar tidak stress, dan pada malam hari biasanya pada pukul 8 malam dan 4
pagi anak ayam diberi minum terus menerus supaya anak ayam tidak kekurangan
cairan. Pemberian makan dan vitamin dilakukan pada rentang waktu dari pukul 06.00-
17.00 dan pemberian air pada rentang waktu dari pukul 17.00- 06.00. Pekerjaan
tambahan ini hanya dilakukan oleh pekerja saja dan situasi ini berlangsung lebih
kurang 3 – 6 hari sehingga mengakibatkan waktu tidur dan istirahat pekerja tidak
teratur. Peternakan ini adalah peternakan ayam petelur yang memproduksi telur setiap
harinya. Panen telur dapat dilakukan mulai dari usia ayam rata-rata 4 bulan 10 hari,
panen telur dilakukan setiap hari sesuai dengan kondisi kesehatan ayam. Apabila
ayam telah berusia rata-rata 1.5 tahun (telah afkir) atau apabila produksi ayam telah
kurang dari 70% produksi rata-rata dalam menghasilkan telur, maka ayam akan dijual.
Setelah kandang kosong, kandang dan peralatan harus dibersihkan secara keseluruhan
dengan air dan disemproti menggunakan formalin Universitas Sumatera Utara 7 agar
kandang betul-betul bersih dari kotoran dan kuman penyakit ayam. untuk menunggu
anak ayam masuk ke kandang pada periode berikutnya. Anggota keluarga yang telibat
membantu semua pekerjaan rutin kecuali memberikan vitamin, obat dan vaksin
karena ada takaran tertentu. Anggota keluarga yang membantu tidak selalu bekerja
penuh setiap hari, terkadang mereka hanya membantu sebagian dari pekerjaan.
Mereka hanya memberikan makan saja, mengutip telur atau hanya memersihkan
tempat makan dan minum karena mereka harus melalukan pekerjaan lain seperti
sekolah bagi anak remaja yang masih sekolah atau kuliah, memasak dan melakukan
pekerjaan rumah yang tidak berhubungan dengan pekerjaan di kandang ayam. Pekerja
di peternakan melakukan pekerjaannya dalam posisi berdiri, membungkuk dan
jongkok secara berulang sehingga mengalami sikap kerja yang monoton dan kondisi
tempat kerja yang tidak ergonomis seperti lingkungan kerja yang kurang baik dari
segi pencahayaan, suhu ruangan yang agak panas dan bau dari limbah dan bau ayam
yang menyengat dan mengganggu pernapasan. Banyak pekerjaan yang harus
diselesakan oleh pekerja utama di peternakan, tetapi dengan bantuan anggota keluarga
yang ikut membantu pekerjaan di peternakan belum tentu dapat mengurangi beban
kerja pada pekerja utama. Selain pekerjaan yang banyak dan waktu kerja yang
melebihi dari waktu kerja seharusnya, mereka juga mengalami beban psikologis yaitu
gaji yang tidak sesuai. Dalam sebulan mereka hanya digaji Rp.970 ribu dan mereka
mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil penjualan kotoran ayam dengan harga
hanya 7 ribu per karung. Universitas Sumatera Utara 8 Dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap seorang pemilik peternakan dan 6 orang pekerja peternakannya,
didapati adanya keluhan seperti sukar berfikir, lelah berbicara, gugup, kurang
konsentrasi, kurang percaya diri, merasa lelah, tidak semangat dan cemas.
Berdasarkan kondisi tersebut menunjukkan adanya kelelahan kerja pada pekerja di
peternakan ayam broiler di kecamatan Lampasi, sehingga penulis tertarik untuk
mengetahui gambaran kelelahan kerja pada pekerja di peternakan ayam broiler di
Kecamatan Lampasi Tigo Nagari Kota Payakumbuh pada tahun 2016.

B. Tujuan Praktek Lapangan (K3)

Anda mungkin juga menyukai