Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

PADA MAHASISWA

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

Hercilia wijaya (201760160)

Ruben christofher (201760103)

TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT

2020
DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.....................................................................................................................6
2.1 Globalisasi.............................................................................................................................6
2.1.1 Definisi Globalisasi.................................................................................................................6
2.1.2 Ciri-Ciri Globalisasi................................................................................................................6
2.1.3 Faktor-Faktor Pendorong Globalisasi...................................................................................7
2.2 Bahasa...................................................................................................................................7
2.2.1 Fungsi Bahasa..........................................................................................................................8
2.3 Mahasiswa.............................................................................................................................8
2.3.1 Ciri-Ciri Mahasiswa................................................................................................................9
2.3.2 Peran Mahasiswa.....................................................................................................................9
BAB III.........................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...........................................................................................................................11
3.1. Globalisasi..........................................................................................................................11
3.2. Bahasa................................................................................................................................12
BAB IV..........................................................................................................................................21
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................21
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................21
4.2 Saran....................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, Globalisasi merupakan era yang sudah mendominasi lingkungan masyarakat

dimana mulai dari segi berpakaian hingga cara masyarakat melakukan percakapan semua sudah

tercampur oleh Globalisasi (budaya luar). Masyarakat yang paling dapat dipengaruhi oleh

Globalisasi biasanya adalah remaja hingga orang dewasa dimana disini Mahasiswa merupakan

kalangan yang dapat dipengaruhi oleh Globalisasi.

Kata “globalisasi” di ambil dari kata “global” yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

berarti secara keseluruhan. Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup secara

keseluruhan berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi Batasan-batasan yang

mengikat secara nyata. Globalisasi membuat dunia menjadi sangat transparan, seolah-olah tanpa

batas administrasi suatu negara dan membuat batas-batas geografis suatu negara menjadi kabur.

Lambat laun, arus globalisasi semakin meningkat dan menyentuh hampir setiap aspek kehidupan

masyarakat sehari-hari. Globalisasi memunculkan gaya hidup kosmopolitan yang ditandai

dengan mudahnya dalam berhubungan dan terbukanya beragam informasi yang memungkinkan

individu dalam suatu masyarakat mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenanginya.

(Muctarom, 2005).

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh Pendidikan tinggi di sebuah

perguran tinggi yang terdiri dari sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah

Universitas. Mahasiswa disini adalah aspek yang mudah untuk dipengaruhi oleh Globalisasi

3
karena pada saat ini pembelajaran mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi

sudah memakai teknologi serta menggunakan Bahasa asing.

Akibat dari globalisasi Masih terlihat tidak sedikit mahasiswa yang masih belum mampu

untuk berbahasa yang baik dan benar, seringkali mahasiswa menggunakan kosakata yang tidak

baku dalam berkomunikasi baik secara tertulis maupun lisan, hal ini tentu akan menjadikan

bahasa yang digunakan oleh mahasiswa adalah bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Penggunaan bahasa Indonesia lisan dan tulisan yang baik dan benar sangatlah berhubungan erat

dengan kesesuaian dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD), terutama penggunaan

kosakata yang baku. Karena bahasa tanpa mengacu pada kaidah tentu akan menyebabkan

kerancuan atau bahkan banyak kesalahan pada penuturan dan pemahaman. Hal tersebut juga

mempengaruhi akan kebenaran apa yang disampaikan oleh si penutur. Di dalam bahasa lisan dan

tulisan tentunya sangat terlihat apakah seseorang tersebut menggunakan kaidah atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka rumusan masalah dari penelitian

yang akan dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memelihara bahasa Indonesia dikalangan mahasiswa?

2. Bagaimana eksistensi bahasa Indonesia pada era globalisasi?

3. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada

mahasiswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari penelitian yang

dilakukan ini adalah sebagai berikut:

4
1) Untuk menjelaskan cara memelihara bahasa Indonesia dikalangan mahasiswa.

2) Untuk menjelaskan eksistensi bahasa Indonesia pada era globalisasi.

3) Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh globalisasi terhadap penggunaan bahasa

Indonesia pada mahasiswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau bahan

pembanding bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis ataupun penelitian

yang lebih luas.

2. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bukti secara empiris tentang apa

saja hubungan mengenai globalisasi, penggunaan bahasa Indonesia, dan mahasiswa.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Globalisasi

2.1.1 Definisi Globalisasi

Perkembangan globalisasi sudah mendominasi di belahan dunia. Globalisasi membuat

dunia menjadi sangat transparan, seolah-olah tanpa batas administrasi suatu negara dan membuat

batas-batas geografis suatu negara menjadi kabur. Syarbaini (2015 :262) menyatakan globalisasi

sebagai “suatu proses kehidupan yang serba luas dan meliputi segala aspek kehidupan, seperti

politik, ideologi, sosial budaya, ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia di

dunia”. Globalisasi menghilangkan batasan antara ruang dan waktu. Menurut Giddens (1991:64)

globalisasi adalah “intensifikasi hubungan sosial dunia yang menghubungkan tempat-tempat

jauh sehingga peristiwa disuatu tempat dapat dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di tempat

lain sekian kilometer jauhnya dan sebaliknya”. Globalisasi memiliki dimensi ideologi dan

teknologi. Dimensi teknlogi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi

merupakan teknologi informasi yang telah menyatukan dunia. (Friedman, 2005)

2.1.2 Ciri-Ciri Globalisasi

Globalisasi sebagai suatu proses yang mendunia memiliki beberapa ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Perubahan dalam konsep jarak ruang dan waktu

Kemajuan dalam teknologi memudahkan komunikasi dan informasi tanpa ada

batasan ruang dan waktu. Informasi-informasi dari satu belahan dunia dapat

langsung diketahui oleh orang di belahan dunia lain.

6
2. Adanya saling ketergantungan dalam bidang ekonomi dan perdagangan

Globalisasi menyebabkan adanya pertumbuhan perdagangan internasional dan

mendominasi organisasi-organisasi di dunia.

3. Adanya peningkatan interaksi kultural

Manusia dapat mengetahui pengetahuan baru dan mengenal keanekaragaman

yang ada di dunia luar.

4. Meningkatnya masalah bersama

Masalah yang timbul dalam suatu negara dapat menjadi masalah yang menjadi

perhatian bersama atau dunia internasional.

2.1.3 Faktor-Faktor Pendorong Globalisasi

Globalisasi disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi dan komunikasi.

Perkembangan teknologi dan komunikasi memudahkan proses pertukaran informasi kapan saja

dan dimana saja. Dahulu, untuk melakukan sebuah komunikasi, orang-orang harus saling

berinteraksi secara langsung yaitu tatap muka atau bertemu. Pada era globalisasi sekarang,

orang-orang dapat melakukan komunikasi satu sama lain tanpa harus bertemu. Komunikasi dapat

dilakukan melalui smart phone yang semakin canggih dari tahun ke tahun. Kemajuan teknologi

dan komunikasi sudah tidak menjadi batas geografis antarnegara di dunia. Era globalisasi sangat

identik dengan adanya kecepatan, kemudahan, dan ketersediaan.

Berkembangnya cara berpikir juga menjadi faktor pendorong globalisasi. Orang-orang

semakin kritis terhadap berbagai informasi dan perkembangan dunia. Berbagai keadaan di dunia

mudah diketahui masyarakat karena masyarakat semakin haus akan informasi. Faktor lainnya

adalah semakin majunya pendidikan. Orang dengan pendidikan yang tinggi memiliki ilmu yang

sangat luas.

7
2.2 Bahasa

Bahasa adalah sarana yang digunakan setiap manusia sebagai alat komunikasi dan interaksi

dengan makhluk hidup. Wibowo (2001:3) berpendapat bahwa bahasa adalah “sistem simbol

bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan

konvensional yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk

melahirkan perasaan dan pikiran”. Bahasa sebagai alat komunikasi diartikan sebagai bunyi yang

memiliki makna dan juga memiliki artikulasi. Menurut Keraf (dalam Smarapradhipa 2005:1)

memberikan dua pengertian bahasa yaitu “pertama, bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota

masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah

sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vokal yang bersifat arbitrer. Bahasa

diucapkan secara sadar oleh manusia”. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan

merupakan simbol-simbol vokal yang tidak tetap. Definisi bahasa menurut Santoso (1990:1)

yaitu “rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.”

2.2.1 Fungsi Bahasa

Bahasa memiliki fungsi –fungsi yang dirumuskan oleh Keraf dan Finoza (2011:2) yaitu :

1. Sebagai alat komunikasi.

2. Sebagai alat mengekspresikan diri.

3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.

4. Sebagai alat kontrol sosial.

2.3 Mahasiswa

Mahasiswa adalah orang yang sedang menjalani pendidikan di sebuah perguruan tinggi.

Menuut Budiman (2006), mahasiswa didefinisikan sebagai “orang yang belajar di sekolah

tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana”.

8
Sebagai mahasiswa dengan pendidikan yang tinggi diharapakan dapat menjadi seseorang yang

professional di masa depan. Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) menyatakan bahwa

mahasiswa adalah “insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan

tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat) dididik dan diharapkan menjadi calon- calon

intelektual”. Mahasiswa sebagai calon sarjana yang memiliki ilmu yang tinggi diharapkan dapat

menjadi penerus bangsa untuk memajukan negara. Untuk mendaftar menjadi mahasiswa di

perguruan tinggi, calon mahasiswa memiliki syarat untuk lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

(SLTA). Daldiyono (2009) menyatakan bahwa mahasiswa adalah “seorang yang sudah lulus dari

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi”.

2.3.1 Ciri-Ciri Mahasiswa

Menurut Kartono (Siregar, 2006) menyatakan mahasiswa merupakan anggota masyarakat

yang mempunyai ciri-ciri yaitu :

1. Mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi,

sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelektual.

2. Mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar sehingga diharapkan di masa depan

dapat bertindak sebagai pemimpin yang mampu dan terampil, baik sebagai

pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang dinamis bagi proses

modernisasi.

4. Mahasiswa dharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang berkualitas

dan profesional.

2.4.2 Peran Mahasiswa

9
Dalam menjalankan pendidikan, mahasiswa memiliki beberapa peran penting. Berikut

adalah peran-peran yang melekat pada mahasiswa :

1. Direct of Change

Mahasiswa dapat melakukan perubahan secara langsung karena mahasiswa

merupakan sumber daya manusia yang sudah terdidik.

2. Agent of Change

Mahasiswa sebagai sumber daya manusia dapat melakukan perubahan untuk

kemajuan.

3. Iron Stock

Mahasiswa sebagai sumber daya manusia tidak akan pernah habis.

4. Moral Force

Mahasiswa adalah kumpulan orang-orang yang memiliki moral yang baik.

5. Social Control

Mahasiswa dapat melakukan kontrol terhadap kehidupan sosial yang dilakukan

masyarakat.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Globalisasi

Globalisasi yang berkembang di masa sekarang ini sudah menyentuh berbagai lapisan

kalangan masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi dapat membawa dampak yang positif seperti

memudahkan komunikasi tanpa ada batasan jarak menggunakan perangkat elektronik canggih.

Terbukanya informasi terbaru dari berbagai negara sehingga kita dapat menambah wawasan

serta pengetahuan dengan cepat. Adanya pertumbuhan dalam bidang ekonomi karena dengan

globalisasi dapat meningkatkan kegiatan perdagangan internasional. Dengan adanya globalisasi,

segala aspek kehidupan menjadi lebih mudah, cepat, serta membuka wawasan baru.

Globalisasi tidak hanya membawa dampak positif, tetapi dapat membawa dampak negatif

jika tidak disikapi dengan bijak. Terbukanya berbagai informasi dari negara lain, masuknya

budaya lain, masuknya bahasa asing dari berbagai negara dapat melunturkan budaya asli suatu

negara. Perbedaan budaya yang masuk tersebut belum tentu semuanya sesuai dengan budaya

lokal yang kita miliki, dan belum tentu budaya baru yang masuk membawa dampak yang positif.

Perlu adanya sikap bijak dalam menerima berbagai informasi yang didapat agar kita dapat

menyaring informasi yang baik, dapat membangun, dan konstruktif.

Globalisasi paling cepat diterima dan berdampak bagi orang dengan usia produktif. Usia

anak hingga pemuda remaja sangat cepat dalam beradaptasi dengan globalisasi. Efek globalisasi

yang sangat cepat dan modern ini jika tidak disikapi dengan bijak oleh anak anak hingga pemuda

remaja, maka efek globalisasi ini dapat membawa dampak yang negatif. Contohnya dalam etika

berbahasa, dalam etika berkomunikasi dengan sesama maupun dengan orang lain yang lebih tua.

Banyak kebiasaan dan etika asing yang masuk akibat globalisasi tersebut dapat melunturkan

ii
kebiasaan positif yang kita lakukan. Oleh karena itu, setiap individu diharapkan mampu bersikap

bijak dalam menyaring berbagai informasi, kebiasaan baru yang muncul dari globalisasi agar

tidak meniru kebiasaan dan tutur kata yang tidak baik.

3.2. Bahasa

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang

semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih

dari satu miliar di seluruh dunia. Kenyataan ini akan menimbulkan paradoks dan hal baru dalam

budaya berbahasa di Indonesia. Walaupun pemakaian bahasa Inggris semakin besar dan

mendunia bahkan di Indonesia sendiri pun bahasa Inggris telah digunakan sebagai bahasa kedua

yang penggunaanya sering kali terlihat dalam kehidupan komunikasi sehari-hari masyarakat baik

untuk komunikasi lisan maupun tertulis. Namun, masyarakat Indonesia harus tetap

memertahankan dan melestarikan bahasa ibunya, serta menyaring dan menghindari bahasa asing

maupun penyerapan bahasa asing yang tidak sesuai dengan etika dan norma berbahasa yang baik

dan benar.

Di Indonesia, fenomena pengaruh globalisasi terhadap budaya berbahasa pernah terjadi

pada saat sebagian besar nama usaha di Indonesia menggunakan bahasa atau struktur bahasa

asing. Misalnya, “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”, “Mestika Bank”, dan lain-lain, diubah

menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal Ciputra”, “Bank Mestika”. Karena sudah menyalahi kaidah

berbahasa Indonesia maka dalam menyikapi masalah ini pemerintah mengeluarkan Surat Menteri

Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia No. 434/1021/SJ tanggal

16 Maret 1995 tentang Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar

papan-papan nama usaha dan perdagangan di seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa

12
asing agar diubah menjadi bahasa Indonesia. Masih dalam konteks itu, Kemendagri juga pernah

mengeluarkan peraturan menteri, yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 40 Tahun 2007

tentang Pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan

Bahasa Daerah.

Kejadian ini semakin mendukung fakta bahwa terjadi suatu pertentangan (paradoks) dan

arus tarik-menarik antara globalisasi dan lokalisasi di Indonesia. Dalam era globalisasi seperti

saat ini, yang patut diperhatikan adalah kemampuan bahasa Indonesia untuk mempertahankan

jati dirinya di tengah-tengah memuncaknya penyerapan bahasa asing oleh masyarakat. Untuk

sedikit mengurangi keresahan ini, kita harus mengingat bahwa bahasa Indonesia yang pada saat

itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik

bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara.

Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain

tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia. Misalnya sebagai berikut.

 Bahasa daerah

Bahasa Jawa Bahasa Sunda Dialek khas Jakarta Bahasa Minangkabau

Ampuh  :  Sakti Nyeri  :  Sakit Ceroboh : Tidak hati-hati Acuh : Peduli

Langka  :  Jarang Mending  :  Genit  :  Bergaya Gigih : Tangguh


Ada Lumayan
Lugu      :  Polos Meriang   :   Sakit Cakep  :  Mempesona Bertele-tele : Melantur

 Bahasa Asing

Bahasa Bahasa Bahasa Portugis Bahasa Cina Bahasa Belanda


Inggris Arab
Aktor Abad Armada Bakiak Amatir
Bisnis Almanak Algojo Bakmi Akte
Detail Baligh Bangku Bakwan Bombardir

13
Ekspor Ilmu Dadu Cawan Coklat
Inovasi Lafal Dansa Ginseng Diet

Semua kata-kata tersebut menjadi kosakata bahasa Indonesia setelah melalui proses adaptasi

sehingga sesuai dengan sistem bahasa Indonesia. Jadi, proses bahasa Indonesia membuka diri

terhadap pengaruh kosakata asing sudah berlangsung lama dalam sejarah perkembangan bahasa

Indonesia, dan beberapa kosakata di atas menunjukkan bahwa bahasa Indonesia mampu untuk

beradaptasi dengan kosakata asing. Oleh karena itu, pada era globalisasi ini kekhawatiran yang

sangat mendalam terhadap pengaruh masuknya unsur-unsur asing terhadap bahasa Indonesia

seharusnya tidak perlu terjadi asal masyarakat menyadari dan memahami bahwa pengaruh asing

tersebut harus diarahkan ke perkembangan yang positif terhadap bahasa Indonesia. Bahkan,

sedapat mungkin kita mencari peluang-peluang dari pengaruh globalisasi ini bagi kamajuan

perkembangan bahasa Indonesia, bukan malah melunturkan ataupun menyamarkan keberadaan

nilai-nilai dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam kehidupan sosial masyarakat.

3.3. Mahasiswa

Pengaruh globalisasi dan perkembangan IPTEK membawa dampak yang kasat mata

terhadap perkembangan bahasa antarmahasiswa (dalam makalah ini konteks remaja adalah

mahasiswa). Akibat perkembangan jaman mahasiswa memiliki kesempatan untuk memilih

sendiri bahasa yang digunakan (yang biasanya berbeda dengan bahasa Indonesia) dan dapat

mengontrolnya secara penuh.

Media sosial adalah salah satu media yang memiliki peran penting dalam perkembangan

bahasa, melalui media sosial juga bahasa remaja atau bahasa serapan yang dibuat dan digunakan

oleh remaja tercipta dan mampu menggeser penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat

14
komunikasi yang baik dan benar. Mahasiswa lebih tertarik menggunakan bahasa tersebut karena

dapat digunakan sesuka keinginan mereka serta dianggap lebih modern dan mengkuti jaman.

Menurut mahasiswa bahasa remaja dapat tercipta dan eksis karena kesenangan dan

kebanggaan tersendiri. Mahasiswa berharap bisa menjadi yang paling keren dari teman-

temannya. Bahkan, mahasiswa menganggap bahwa bahasa yang mereka gunakan merupakan

bentuk kreativitas yang harus mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan.

Perkembangan bahasa remaja sangat pesat mempengaruhi generasi muda terutama

mahasiswa di lingkungan kampus. Media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter,

Instagram, dsb. merupakan media utama yang menyebabkan perkembangan bahasa remaja

semakin menyebar luas, hal ini ditandai dengan maraknya singkatan-singkatan di dalam

mengirim pesan pendek, ataupun menggunakan bahasa atau kosakata asing dalam kegiatan

komunikasi sehari-hari. Kata singkatan dan kosakata asing tersebut berkembang tidak hanya

digunakan secara tertulis tetapi juga secara lisan, dan hal ini menyebabkan remaja sedikit demi

sedikit mulai melupakan keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mempengaruhi

kehidupan sosial remaja menjadi lebih bebas menuju pada kategori tidak beretika.

Berikut ini beberapa contoh kata dari bahasa remaja dan kosakata asing yang seringkali

digunakan oleh mahasiswa menurut Nuraini dalam harian online Merdeka.

BAHASA BAHASA BAHASA BAHASA BAHASA BAHASA


INDONESIA REMAJA INDONESIA REMAJA INDONESIA REMAJA
Aku Gw, gua, dsb. Kamu Lo, lu, dsb. Gagal Gatot
Ayah Bokap Ibu Nyokap Tidak Jelas Gaje
Woles, Binggo,
Palsu Hoax Santai Banget
santuy, dsb. bgt, dsb.
Unyu, unch,
Mati Metong Lucu Selamat Met
dsb.

15
Bawa Perasaan Baper Budak Cinta Bucin Gerakan Cepat Gercep
Kondisi
Jalur pribadi Japri Komuk Males gerak Mager
Muka
Mantap betul Mantul Panjat sosial Pansos Ribet Rempong

BAHASA BAHASA
ARTI
ASING REMAJA
By The Way BTW BTW sama juga artinya dengan istilah ‘ngomong-ngomong’.
Boy Friend BF Pacar laki-laki
kata ini digunakan untuk menginformasikan seseorang saat
Be Right Back BRB
ingin meninggalkan percakapan untuk sementara waktu.
As Soon As Kata gaul ini biasanya digunakan untuk menganjurkan kepada
ASAP
Possible teman untuk melakukan sesuatu sesegera mungkin.
Correct Me If
CMIIW Koreksi jika saya salah
I'm Wrong
Cash On
COD Bayar di tempat
Delivery
For Your
FYI Artinya sebagai informasi atau asal kamu tahu.
Information

Selain membuat singkatan-singkatan atau kata pengganti dari kosakata bahasa Indonesia

maupun menggunakan kosakata atau singkatan bahasa asing, pengaruh globalisasi juga

menyebabkan remaja-remaja menciptakan kosakata atau istilah baru untuk mengidentifikasi

suatu hal yang mengikuti kondisi perkembangan jaman. Berikut beberapa istilah baru yang

diciptakan oleh remaja pada era globalisasi.

ISTILAH ARTI
Receh Mudah Tertawa. Kata yang diucapkan untuk orang yang mudah tertawa walau
tidak terlihat lucu
Anjir/Anjay Ungkapan untuk hal yang menakjubkan. Bisa digunakan juga sebagai kata
pembantu lainnya.
Garing Nggak lucu. Diucapkan saat ada yang mencoba melawak tetapi tidak lucu.
Garing lo!
Gabut Kata ini lebih menggambarkan pada perasaan yang tidak jelas dan tidak tahu
harus berbuat apa. 
Curcol Curhat colongan. Tanpa disadari bisa curhat tanpa diminta.

16
Bahasa remaja termasuk dalam jenis bahasa “diakronik”, yaitu bahasa yang digunakan oleh

suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Penggunaan bahasa remaja dalam pesan singkat

bertujuan agar pesan yang disampaikan singkat, jelas dan agar sedikit keren. Namun, tanpa

mahasiswa sadari isi dari pesan tersebut menggunakan bahasa yang jauh dari kaidah bahasa yang

baik dan benar sehingga menimbulkan kekhawatiran pesan yang ingin disampakan tidak

memenuhi makna atau malah menyalahi makna dari pesan itu sendiri. Berikut adalah ciri-ciri

dari bahasa remaja yang diciptakan dan digunakan oleh mahasiswa menurut Indrayanti

(2015:129).

Ciri-ciri bahasa remaja Contoh


sudah = udah
Penghilangan huruf awal saja = aja sama = sama
memang = emang
habis → abis hangat → anget hati → ati
Penghlangan huruf "h"
hitung → itung hujan → ujan hilang → ilang
Penggantian huruf "a" benar → bener sebal → sebel teman → temen
dengan "e" cepat → cepet senang → seneng seram → serem
Penggantian diftong
kalau → kalo
"au", "ai" dengan "o" satai → sate pakai → pake
sampai → sampe
atau "e"
Pemendekan kata atau terima kasih →
bagaimana →
kontraks dari kata/frasa makasih begitu → gitu
gimana
yang panjang. ini → nih
membaca → baca bermain → main
Peluluhan sufiks me-, pe- pekerjaan → permainan → membeli → beli
kerjaan mainan
Penggunaan akhiran "-
bacakan → bacain
in" untuk mengganti mankan → mainin bawakan → bawain
belikan → beliin
akhiran "-kan"

Bahasa remaja dalam perspektif kalangan mahasiswa memperlihatkan bahwa setiap

generasi memiliki “kreasi” bahasa yang berbeda dengan bahasa yang digunakan pendahulunya.

Perbedaan jaman dan distorsi kebudayaan-kebudayaan asing yang mendasari perbedaan

17
pemilihan bahasa yang digunakan. Hal itu menyebabkan generasi muda (remaja) “seolah-olah”

berbeda “bahasa”-nya dengan generasi pendahulunya. Semua itu terjadi karena (1) kebutuhan

komunikasi lambat laun berubah dan memaksa setiap generasi baru melakukan penyesuaian

bahasa untuk disesuaikan dengan pengalaman mereka serta (2) pada waktu tertentu kebutuhan

dan kemampuan komunikasi dari generasi terkini berbeda dengan pendahulunya.

Agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa remaja, maka kita sebagai remaja yang

merupakan anggota dari masyarakat yang memiliki peran penting dalam menjaga dan

memelihara identitas bahasa Indonesia perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam langkah

mecegah terdegradasinya bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa

Bahasa baku dapat dijadikan sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh para

pendidik yang digunakan dalam berbagai karya pendidikan, berupa buku

pelajaran, buku-buku ilmiah, dalam pertemuan resmi, administrasi negara,

perundang-undangan, dan wacana teknis yang harus digunakan sesuai dengan

kaidah bahasa yang baik dan benar.

2. Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma

kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab hendaklah

digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan atau informal.

Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan hendaklah

digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan

norma bahasa.

18
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai

dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa itu

meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,

kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran.

3. Diperlukan Adanya Undang-Undang Kebahasaan

Dengan adanya undang-undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat

Indonesia mampu menaati kaidahnya. Sebagai contoh nyata, banyak orang asing

yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung saat mereka berbicara langsung

dengan orang Indonesia asli, karena Bahasa yang mereka pakai adalah formal,

sedangkan kebanyakan orang Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan

bahasa remaja.

4. Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya

Variasi bahasa terjadi akibat adanya keberagaman penutur dalam wilayah yang

sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus disesuaikan dengan tempatnya

(diglosia), yaitu antara bahasa resmi atau bahasa tidak resmi.

 Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi seperti, pidato

kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, khotbah, suat menyurat resmi,

dan buku pelajaran. Variasi bahasa tinggi harus dipelajari melalui

pendidikan formal di sekolah-sekolah.

 Variasi bahasa rendah digunakan dalam situasi yang tidak formal, seperti di

rumah, di warung, di jalan, dalam surat-surat pribadi dan catatan untuk

19
dirinya sendiri. Variasi bahasa ini dipelajari secara langsung dalam

masyarakat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.  

5. Menjunjung Tinggi Bahasa Indonesia di Negeri Sendiri

Sebenarnya apabila kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai

bahasa nasional dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa

pertama dan utama di negara Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada

dalam wilayah republik bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber

bahan pengembangan bahasa nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada

tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar

pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah

ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.

20
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus kita jaga karena perkembangan

bahasa Indonesia terletak ditangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik-buruknya, maju-

mundurnya, dan teratur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang

yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik.

Kita sebagai mahasiswa harus lebih dapat menghargai bahasa Indonesia dengan cara

lebih senang menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa asing dan telah

bangga dengan bahasa yang telah kita miliki. Bahasa Indonesia harus terus dibina dan

dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia dalam

pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini.

Pengaruh globalisasi terhadap kegiatan bebahasa mahasiswa ada yang berdampak negatif

dan ada yang berdampak positif tetapi sebagai mahasiswa yang memiliki jiwa nasionalisme

kita sebaiknya mempertahankan dampak-dampak positif yang ada serta memperbaiki dampak

negatif demi menjaga eksistensi bahasa Indonesia dimata dunia saat ini. Contoh dampak

positifnya adalah bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan

lancar dan dapat memajukan bangsa. Dampak negatifnya, bahasa Indonesia sedikit demi

sedikit akan tergeser dengan bahasa Inggris dan berpengaruh akan terhadap kehidupan sosial

budaya. Cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang yaitu dengan

tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta terhadap bahasa

Indonesia, dan sebagainya.

21
4.2 Saran

Sebagai mahasiswa dan warga negara Indonesia sudah seharusnya kita lebih mencintai bahasa

Indonesia dibanding dengan bahasa asing lainnya. Walaupun kita belajar bahasa asing, tetapi kita

tidak melupakan nilai-nilai yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Serta bahasa

Indonesia dan bahasa daerah dapat lebih diutamakan dalam pendidikan formal. Dan mahasiswa

mampu memilah mana yang dapat memberikan dampak positif dan mana yang memberikan

dampak negatif terhadap kegiatan berbahasa mahasiswa. Dengan mahasiswa yang dapat disiplin

menggunakan bahasa Indonesia maka akan membantu bangsa Indonesia dalam mempertahankan

diri dari pengaruh negatif globalisasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ganesis, Alexander. 7 April 2020. Pengertian Etika : Ciri, Jenis, Fungsi Secara Umum Menurut
Para Ahli (https://www.materi.carageo.com/pengertian-etika/, 23 Juli 2020).

Heri. 27 Februari 2018. Pengertian Globalisasi : Penyebab, Teori, Ciri-Ciri dan Dampak
Globalisasi (https://salamadian.com/pengertian-globalisasi/, 23 Juli 2020).

Hidayatullah, Syarif. 25 Mei 2009. APA BAHASA ITU? Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut
Para Ahli (https://wismasastra.wordpress.com/2009/05/25/apa-bahasa-itu-sepuluh-
pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/, 24 Juli 2020).

Ianserama. 7 April 2017. Pengertian Etika, Profesi dan Profesional Menurut Para Ahli
(https://iansrama.wordpress.com/2017/04/07/pengertian-etika-profesi-dan-profesional-
menurut-para-ahli/#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa
%20Indonesia,nilai%20yang%20berkenaan%20dengan%20akhlak., 23 Juli 2020).

Indrayanti, Tri. 2015. POTRET PENGGUNAAN BAHASA REMAJA DALAM PERSPEKTIF


KALANGAN MAHASISWA.(https://jurnal.uns.ac.id/prosidingprasasti/article/view/88.
25 Juli 2020 12.00).

Nuraini, Tantiya Nimas. 25 Mei 2020. “53 Kata Singkatan Gaul 2020, Wajib Diketahui Agar
Tetap Kekinian” dalam harian online Merdeka (https://www.merdeka.com/trending/53-
kata-singkatan-gaul-2020-wajib-diketahui-agar-tetap-kekinian-kln.html, 25 juli 2020).

Sari, Dewi Nofita. 2015. PERBEDAAN GAYA HIDUP MAHASISWA DITINJAU DARI
STATUS EKONOMI DAN JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA JURUSAN
MANAJEMEN EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
MULAWARMAN (https://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2015/02/ejurnal%20(02-09-15-02-06-10).pdf, 24 Juli 2020).

Shidazhari, Tamara. 2017. Pandangan Kaum Modernis terhadap Globalisasi.


(http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB21414142064.pdf, 23 Juli 2020).

Anda mungkin juga menyukai