INDONESIA
Dibuat Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.2 Permasalahan….................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 10
2.3 Bahasa yang Dipakai Dalam Media Elektronik dan Media sosial..... 35
3.1 Simpulan………................................................................................. 37
3.2 Saran…………................................................................................... 37
DAFTAR REFERENSI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
daerah dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa terbagi menjadi formal maupun non
formal, kita dapat menyesuaikan bahasa tergantung konteks yang dihadapi. Sikap
negatif masyarakat muncul dikarenakan tidak menggunakan tata bahasa yang baik
dan benar dikarenakan bahasa yang digunakan untuk komunikasi hanya bertujuan
dapat dimengerti saja. Remaja zaman sekarang banyak yang tidak mengetahui bahasa
Indonesia yang baik dan benar, dengan bermunculannya bahasa gaul yang merupakan
modifikasi dari bahasa aslinya menjadikan bahasa Indonesia yang sesungghnya luntur
dan dilupakan.
bahasa asing lebih populer sehingga bentuk katanya lebih banyak digunakan untuk
secara tidak langsung membuat bahasa indonesia yang lebih benar dan sopan luntur
karena perkembangan bahasa gaul ini membuat generasi muda lebih ingin mengikuti
bahasa aslinya.
1
2
1.2. Permasalahan
1. Bagi Pelajar
Dapat memberikan motivasi kepada remaja terutama bagi pelajar saat ini, sebagai
objek pendidikan untuk bertindak lebih sopan dan bertutur baik dimanapun.
PEMBAHASAN
beberapa aspek kehidupan terutama pada bidang komunikasi misalnya. Sebagian dari
kita tidak sadar akan pentingnya bagaimana cara berkomunikasi yang benar, agar
bahasa yang sesuai dan tepat dapat mempengaruhi bagaimana kita berkomunikasi.
karena fungsi bahasa yang paling mendasar adalah sebagai alat komunikasi. Fungsi
bahasa tersebut tergantung pada siapa, apa, kepada siapa, tentang apa, dimana,
bilamana, berapa lama, untuk apa dan dengan apa bahasa itu digunakan.
remaja, dan umumnya digunakan untuk berkomunikasi sehari hari. Bahasa bahasa
gaul tersebut muncul karena biasanya para remaja berpikir menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar terlalu formal. Sehingga mereka menggunakan istilah
istilah baru atau yang disebut bahasa gaul dalam berkomunikasi dengan kelompoknya
10
11
Bahasa gaul tercipta karena adanya modifikasi modifikasi dengan bahasa lain
atau modifikasi frasa, serta huruf yang diganti atau dibolak balikan pada suatu kata,
hal tersebut membuat bahasa gaul menjadi unik karena memiliki karakteristik yang
berbeda dengan bahasa Indonesia pada umumnya sehingga lebih disukai remaja
remaja sekelompoknya. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam
untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau
agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya
atau malu untuk berkomunikasi dengan sesama. Namun bahasa bahasa gaul tersebut
tidak fleksibel yang artinya istilah istilah tersebut tidak dapat digunakan untuk
saat sedang berkomunikasi dengan orang tua hal tersebut merupakan tindakan yang
tidak sopan karena penggunaan bahasa gaul yang tidak pada konteksnya.
12
para remaja untuk berkomunikasi, namun mempelajari bahasa Indonesia yang baik
dan benar juga sangat dibutuhkan agar dapat berkomunikasi sesuai dengan aturanya.
Karena bahasa gaul hanya dapat digunakan dalam konteks konteks tertentu.
Jadi pada intinya bahasa gaul memiliki batasan batasan untuk digunakan
dalam berkomunikasi, walau kelihatanya bersifat bebas namun jika digunakan dalam
konteks yang tidak tepat akan menghasilakan suatu penafsiran yang salah tentang
sebuah informasi yang disampaikan. Jadi dalam penggunaan bahasa gaul harus
2.3 Bahasa yang Dipakai dalam Media Elektronik dan Media Sosial
Media sosial memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan manusia. Media
sosial mampu merubah cara orang mencari informasi. Media sosial pun mampu
merubah cara orang berkomunikasi dengan orang lainnya. Selain itu, media sosial
juga mampu merubah dan memodifikasi bahasa yang digunakan dalam komunikasi
itu. Modifikasi itu bisa kita temui dalam berbagai bentuk. Dalam media sosial, bahasa
langsung dari bahasa Indonesia, maupun campuran dengan bahasa asing. Tidak hanya
itu, suatu kata dalam bahasa Indonesia dapat memiliki arti baru di media sosial.
Berdasarkan data dari We Are Social and Hootsuite, jumlah pengguna Facebook dari
13
Indonesia pada tahun 2018 mencapai 130 juta akun. Di awal kemunculannya,
Facebook bahkan menjadi media sosial yang paling populer. Dengan kondisi seperti
ini, penyebaran bahasa Indonesia hasil modifikasi dapat dengan mudah tersebar
melalui Facebook. Contoh nyata dari penyebaran itu saya alami sendiri. Saat masih
aktif menggunakan Facebook, lini masa saya dipenuhi dengan bahasa modifikasi itu.
Bahasa modifikasi yang saat itu populer ialah mengganti huruf-huruf tertentu
menggunakan angka. Misalnya, ada seorang teman yang menulis, “ Aduh lapar”
menjadi “4duh l4p4r”. Bahasa modifikasi itu lebih sering kita kenal dengan bahasa
alay. Sebenarnya, bahasa itu tidak lahir ketika Facebook populer. Namun, dengan
Modifikasi bahasa yang terjadi dalam media sosial tidak hanya mengganti
huruf dengan angka. Tapi, muncul pula istilah-istilah baru yang biasanya hasil
plesetan dari bahasa yang sudah ada. Contohnya, istilah “mimin” yang lahir dari
istilah “admin”. Ada juga “momod” yang lahir dari istilah “moderator”. Selain itu
adapula istilah “hengpong jadul” yang merupakan plesetan dari “handphone jadul
Arti baru pada kata yang sudah memiliki arti sendiri pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) juga dapat muncul di media sosial. Hal ini dapat dengan
mudah kita jumpai dalam komunitas atau forum tertentu di media sosial. Misalnya
pada komunitas Kaskuser dalam forum Kaskus. Dalam forum Kaskus kita bisa
menemukan kata yang sebenarnya ada dalam bahasa Indonesia. Namun memiliki
makna yang berbeda dalam forum tersebut. Misalnya kata “sundul”, dalam KBBI
14
kepala. Sementara dalam Kaskus, kata “sundul” memiliki arti baru yaitu, menaikkan
jauh dari kaidah bahasa Indonesia. Media sosial, juga dapat menjadi tempat untuk
mengedukasi masyarakat tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sekarang
mulai bermunculan akun-akun media sosial yang dengan sukarela menjadi “polisi
bahasa”.
Salah satu akun yang populer di Twitter ialah @ivanlanin, akun miliki
seorang Wikipediawan pecinta bahasa Indonesia. Ivan Lanin dalam akunnya sering
mengoreksi bahasa-bahasa yang selama ini penggunaannya salah dan tidak tepat. Ia
tidak jarang dengan sukarela memberikan informasi tentang penulisan sebuah kata
Selain Ivan Lanin, ada juga @spa-si, sebuah akun yang dikelola oleh Jarar
Siahaan, wartawan senior dari Toba Samosir. Dalam akun tersebut, ia kerap kali
memberikan kritik kepada media-media daring yang salah dalam berbahasa. Kritik
yang ia sampaikan juga keras. Ia tidak hanya menyampaikan kritik, tapi juga
terkedang memberikan koreksi seperti apa seharusnya penulisan yang benar. Namun
yang disayangkan, penyebaran edukasi itu tidak semasif dengan penyebaran bahasa-
bahasa yang ada di luar kaidah. Padahal edukasi ini diperlukan, agar masyarakat tahu
bagaimana kaidah bahasa Indonesia yang benar. Sehingga saat dalam forum resmi
sah saja. Tapi yang menjadi masalah, penggunaan bahasa gaul kerap kali dibawa ke
dalam forum resmi. Seperti saat menulis makalah, atau saat mepresentasikan sesuatu
dalam forum resmi. Kita harus dapat memilah kapan menggunakan bahasa gaul dan
1. Dampak Positif
lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak
ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul.
Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan
2. Dampak Negatif
dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita
diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa
maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan,
berkomunikasi dengan orang lain dalam acara yang formal. Misalnya ketika
audiensnya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
remaja, dan umumnya digunakan untuk berkomunikasi sehari hari. Bahasa bahasa
gaul tersebut muncul karena biasanya para remaja berpikir menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar terlalu formal. Sehingga mereka menggunakan istilah
istilah baru atau yang disebut bahasa gaul dalam berkomunikasi dengan kelompoknya
walau kelihatanya bersifat bebas namun jika digunakan dalam konteks yang tidak
tepat akan menghasilakan suatu penafsiran yang salah tentang sebuah informasi yang
disampaikan. Jadi dalam penggunaan bahasa gaul harus berhati hati dan
memperhatikan konteks
istilah baru. Baik yang diserap langsung dari bahasa Indonesia, maupun campuran
dengan bahasa asing. Tidak hanya itu, suatu kata dalam bahasa Indonesia dapat
memiliki arti baru di media sosial. Media sosial juga dapat menyebarkan bahasa itu
dengan masif. Modifikasi bahasa yang terjadi dalam media sosial tidak hanya
18
mengganti huruf dengan angka. Tapi, muncul pula istilah-istilah baru yang biasanya
jauh dari kaidah bahasa Indonesia. Media sosial, juga dapat menjadi tempat untuk
mengedukasi masyarakat tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sekarang
mulai bermunculan akun-akun media sosial yang dengan sukarela menjadi “polisi
bahasa”.
Bahasa gaul menjadi unik karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan
bahasa Indonesia pada umumnya sehingga lebih disukai remaja untuk berkomunikasi
dengan remaja lainya. Penggunaan bahasa gaul pada komunikasi membuat para
remaja kreatif, karena mereka dapat mengekspresikan dirinya secara bebas. Namun,
penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit pengguna bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa gaul dapat mengganggu siapapun
yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya. Karena, tidak
3.2 Saran
pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan
terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan
Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan
benar pada saat ini dan pada masa depan dapat meningkat. Perlu adanya tindakan
nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan.
baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang
tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada
para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam
negara kita.
20
DAFTAR REFERENSI
https://hai.grid.id/godeeper/berbahasa-satu-bahasa-gaul-indonesia/
https://www.researchgate.net/publication/335960742_VARIASI_BAHASA_DALA
M_SOSIAL_MEDIA_SEBUAH_KONSTRUKSI_IDENTITAS