Anda di halaman 1dari 120

SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERILAKU BULLYING


DI SMAN 2 BARRU

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH:

ANDI MUHAMMAD IKHSAN JANNATUNG


C121 14 503

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

iii
ABSTRAK

Andi Muhammad Ikhsan Jannatung. C12114503. FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB


TERJADINYA PERILAKU BULLYING DI SMAN 2 BARRU, dibimbing oleh
Dr.Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Si dan Andriani, S.Kep.,Ns.,M.Kes (xiv + 99 halaman + 11 Tabel + 2
Bagan + 6 Lampiran).

Latar belakang: Bullying adalah masalah sosial yang merupakan bagian dari perilaku kekerasan
secara agresif dilakukan secara berulang-ulang dan sangat berdampak negatif kepada korban maupun
pelakunya. Namun, pada kenyataannya bullying masih terjadi dibeberapa tempat khususnya di sekolah.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor apa sajakah yang menyebabkan
terjadinya perilaku bullying di SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner dengan skala guttman dan likert. Sampel pada penelitian ini berjumlah 75 siswa dengan
teknik stratified random sampling.

Hasil: Pada penelitian ini diperoleh dari 75 responden 66,7 % melakukan bullying dan 33,3 % tidak
melakukan bullying dan 100 % responden pernah menjadi korban bullying. Responden memiliki
hubungan keluarga baik merupakan pelaku bullying sebanyak 73,3 %. Pada pengaruh teman sebaya
menyebabkan sehingga responden menjadi pelaku bullying sebanyak 83,9 % dan sebanyak 80,6 %
penggunaan media dalam hal ini handphone tidak memiliki pengaruh yang tinggi untuk menyebabkan
responden melakukan bullying melalui sosial media.

Kesimpulan dan saran: Didapatkan dari responden yang diteliti didominasi oleh Perempuan, umur
terbanyak adalah 15 tahun, semua responden memiliki kelompok / geng dan jenis keluarga terbanyak
yang ditempati responden adalah keluarga biologis atau orang tua kandung mereka sendiri, dari
identifikasi yang dilakukan ditemukan bahwa responden paling banyak memiliki hubungan keluarga
baik, dari hasil identifikasi pada teman sebaya didapatkan bahwa semua responden yang diteliti
memiliki teman sebaya dan asal teman sebaya mereka dari sekolah yang sama dan sebagian besar
responden dipengaruhi oleh teman sebaya mereka, dari hasil penelitian dari pengaruh penggunaan
media didapatkan pula bahwa penggunaan media berupa handphone pada pemakaian sosial media
tidak memiliki pengaruh tinggi terhadap terjadinya perilaku bullying. Berdasarkan pula identifikasi
pada perilaku bullying didapatkan hasil yaitu mayoritas responden pernah menjadi pelaku bullying,
dan semua responden pernah menjadi korban bullying. Pentingnya dilakukan penyuluhan oleh pihak
Sekolah dan Kepolisian tentang bahaya bullying untuk menghndari terjadinya perilaku bullying.

Kata Kunci : Perilaku, Bullying, Remaja


Kepustakaan : 88 kepustakaan (2002-2016)

iv
ABSTRACT

Andi Muhammad Ikhsan Jannatung. C12114503. “ Factors CAUSE the OCCURRENCE of


BULLYING BEHAVIOR in SMAN 2 BARRU “ guided by the Dr.Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Si and
Andriani, S.Kep.,Ns.,M.Kes ( xiv + 99 halaman + 11 Tabel + 2 Bagan + 6 Lampiran ).

Background : Bullying is a social problem that is part of the violent behavior aggressively done
repeatedly and very negative impact to the victims as well as perpetrators. However, in reality bullying
is still going on in some places, especially in school.

Objective : this study aimed to find out what are the factors that cause the occurrence of bullying
behavior in SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru

Methods : this study uses descriptive research design. The instrument used was a questionnaire with
likert scale and guttman. The samples on this research totalled 75 students with stratified random
sampling technique.

Results : On the research was obtained from 75 respondents 66.7% 33.3% of bullying and do not do
the bullying and 100% of respondents had been the victim of bullying. The respondents have a good
family relationship is bullying as much as 73.3%. On the influence of peers cause so that respondents
be bullying as much as 83.9% and 80.6% as much as the use of media in this phone does not have a
high influence to cause the respondent did bullying through the social the media.

Conclusions and Suggestions : obtained from respondents who researched is dominated by women,
most aged is 15 years old, all respondents have groups / gangs and most types of families occupied the
respondents is the biological family or parents siblings of their own, from identification conducted
found that most respondents have good family relations, from the results of identification at peers
obtained that all respondents who have researched the origins of peers and friends their peers from the
same school and most respondents were influenced by their peers, from the results of the research of
the influence of the use of media that was obtained by the use of the media in the form of mobile on
the use of social media has no the influence of height against the occurrence of bullying behavior.
Based on bullying behaviour identification also obtained the result that is the majority of the
respondents had been the perpetrators of bullying, and all respondents had been the victim of bullying.
The importance of outreach done by the school and police about the dangers of bullying to menghndari
the occurrence of bullying behavior.

Keywords : Behavior, Bullying, Teenagers

Literatures : 88 libraries (2002-2016)

v
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas peneliti lafaskan kecuali ucapan puji dan syukur

kehadirat Allah subhanahwataalaatas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Penyebab

Terjadinya Perilaku Bullying di SMAN 2 Barru”, yang merupakan persyaratan

akademis guna memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak

awal hingga akhir penyusunannya. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan

kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi

peneliti dapat diatasi. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan

ucapan terima kasih kepada kedua orang tua peneliti yang tercinta, Ayahanda Andi

Muh. Jihad, Ibunda Adilah serta Keluarga ku Almh. Hj. Andi Mu’minang, H.Andi

Muhammad Hira Jannatung, SKM.,M.Kes, Hj. Andi Asia Makkaritutu Jannatung,

Andi Atia Maddulungeng Jannatung, Andi Muhammad Irham Jannatung,S.H. dan

seluruh Keluraga besar saya yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril

maupun materil selama kuliah hingga penyusunan proposal ini. Pada kesempatan ini

juga perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

vi
1. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Hasanuddin sekaligus selaku Pembimbing Satu yang senantiasa

memberi masukan dan arahan-arahan dalam penyempurnaan skripsi ini.

2. Ibu Andriani, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Pembimbing Dua yang senantiasa

memberi masukan dan arahan-arahan dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Ibu Hapsah, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Penguji Satu yang memberikan banyak

masukan dan arahan demi penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Akbar Harisa, S.Kep., Ns., PMNC., MN selaku Penguji Dua yang

memberikan banyak masukan dan arahan demi penyempurnaan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah SMAN 2 BARRU yang membantu dalam terlaksananya

penyusunan skripsi ini.

6. Guru dan Staf di SMAN 2 BARRU yang membantu dalam terlasananya dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin

Makassar.

8. Saudara-saudaraku di Perumahan Bumi Daya Indah, Manuruki Daya ( Muh.

Sofyanul Ikram, Agung Sudrajat, Haerul Ihsan ) yang selalu menyemangati dan

mendukung segala sesuatu dalam pembuatan skripsi ini..

9. Teman-teman angkatan 2014 “CRAN14L” terima kasih atas dukungan, motivasi,

dan bantuannya kepada peneliti setiap saat.

vii
10. Saudaraku “The Boys Cran14l” yang selalu menyemangati dan memotivasi untuk

mengerjakan proposal (Bahri, Ade Syamsuryadi, Hakman Asfianto, Ilham Adi

Pitra, Moh. Gifari, dan Abdilah Fajrin).

11. Kakanda La Ode Muhammad Suyatno, S.Kep., Ns. yang sangat membantu saya

dalam penyusunan Skripsi yang luar biasa ini, terima kasih atas dukungannya dan

bantuannya Kakanda Ns. Nano.

12. Teman-Teman Kelas IPA 2 Alumni 2014 SMAN. 1 Soppeng Riaja “ Smancozt “

terimakasih atas dukungan dan motivasinya.

13. Keluarga di kampung halaman saya di Desa Lawallu, Kecamatan Soppeng Riaja,

Kabupaten Barru terimakasih atas doa dan dukungannya kepada saya.

14. Warga Desa Tritiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba yang

semenjak KKN-PK disana, terimakasih selalu memberikan doa dan dukungannya

kepada saya dan teman-teman sampai saat ini.

15. Pakde Saipul Amar, S.E. dan Bude Kurnia Mulyati, S.Kep., Ns. Selaku Orang

Tua saya selama KKN di Desa Tritiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten

Bulukumba yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya sampai saat ini.

16. Teman-teman sekaligus Keluarga KKN Profesi Kesehatan Angkatan 56 Tahun

2017 Posko Desa Tritiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba (Imam

Syafaat Nugraha, Nur Fadhillah Rahmah, Jusnita, Andi Indardaya, Rezky,

Chyntia K. Harlimton, Rifany Tiparisa dan Almh. Syahirah Amirrudin )

terimakasih atas motivasi dan dukungannya.

viii
Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, peneliti

tentunya tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga

Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Hamba-

Nya yang senantiasa membantu sesamanya .

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa

peneliti hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam

penelitian dan penyusunan skripsi ini, karena sesungguhnya kebenaran sempurna

hanya milik Allah SWT semata. Oleh karena itu, peneliti senantiasa

mengharapkan masukan yang konstruktif sehingga peneliti dapat berkarya lebih

baik lagi di masa yang akan datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan

khilaf.

Makassar, 01 Maret 2018

Andi Muhammad Ikhsan Jannatung

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................10
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................................11
BAB II TINJAUN PUSTAKA .............................................................................................12
A. Pengertian Perilaku Bullying......................................................................................12
B. Ciri-ciri Bullying ........................................................................................................13
C. Bentuk - Bentuk Bullying...........................................................................................15
D. Karakteristik terjadinya Bullying ...............................................................................16
E. Dampak Bullying .......................................................................................................17
F. Faktor - Faktor penyebab terjadinya bullying ............................................................20
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .........................................................31
A. Kerangka Konsep .......................................................................................................31
B. Hipotesis ....................................................................................................................32
BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................................................33
A. Desain Penelitian .......................................................................................................33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................33

x
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................................34
D. Alur Penelitian ...........................................................................................................39
E. Variabel Penelitian .....................................................................................................40
F. Instrumen Penelitian ..................................................................................................44
G. Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................................................45
H. Etika Penelitian ..........................................................................................................47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................49
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................................49
B. Pembahasan ...............................................................................................................60
C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................................65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................66
A. Kesimpulan ................................................................................................................66
B. Saran ..........................................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................68
LAMPIRAN – LAMPIRAN.................................................................................................74
Lampiran 1 ..........................................................................................................................74
Lampiran 2 ..........................................................................................................................75
Lampiran 3 ..........................................................................................................................76
Lampiran 4 ..........................................................................................................................80
Lampiran 5 ..........................................................................................................................87
Lampiran 6 ..........................................................................................................................98

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sampel Penelitian………………………………………………...………36

Tabel 4.2 Jumlah Siswa Kelas X IPA dan X IPS…………………………………...37

Tabel 5.1 Karakteristik Responden………………………………………………….50

Tabel 5.2 Hubungan Keluarga………………………………………………………51

Tabel 5.3 Teman Sebaya (memiliki teman sebaya, asal teman sebaya dan teman

sebaya dekat………………...……………………...…………………….52

Tabel 5.4 Pengaruh Media…………………………………………………………..54

Tabel 5.5 Pelaku Bullying…………………………………………………………...55

Tabel 5.6 Korban Bullying…………………………………………………………..56

Tabel 5.7 Crosstabulasi Pelaku Hubungan Keluarga…………………………....….57

Tabel 5.8 Crosstabulasi Pelaku Teman Sebaya ……..……………………………...58

Tabel 5.9 Crosstabulasi Pelaku Pengaruh Media…………………………………...59

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Kerangka Konsep Penelitian....................................................................31

Bagan 2 : Alur Penelitian…………………...............................................................39

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Instrumen Penelitian

Lampiran 4 : Lembar Master Tabel Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Hasil Uji Statistik Dengan Program Komputer

Lampiran 6 : Surat - Surat

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia

sekolah saat ini sangat memprihatinkan bagi pendidik dan orang tua. Sekolah

yang seharusnya menjadi tempat bagi anak menimba ilmu serta membantu

membentuk karakter pribadi yang positif ternyata malah menjadi tempat

tumbuh suburnya praktek-praktek bullying, sehingga memberikan ketakutan

bagi anak untuk memasukinya.

Menurut (Coloroso, 2007), bullying merupakan tindakan intimidasi

yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah.

Tindakan penindasan ini dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau

kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga korban merasa

tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Adanya unsur ketidakseimbangan

kekuatan merupakan pembeda antara bullying dengan konflik lainnya

(Wiyani, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Thornberry tahun 1994 (Benitez &

Justicia, 2006) pada remaja berusia 12-17 tahun di Canada menunjukkan 38%

remaja yang berasal dari keluarga yang tidak melakukan kekerasan di dalam

rumah kadang-kadang melakukan perilaku kekerasan. Persentase ini

meningkat sebesar 60% ketika Thornberry menemukan remaja yang

1
melakukan perilaku kekerasan berasal dari keluarga yang sering melakukan

kekerasan dalam rumah dan menerapkan komunikasi yang tertutup.

Namun faktanya perilaku bullying merupakan learned behaviors

karena manusia tidak terlahir sebagai penggertak dan pengganggu yang

lemah. Bullying merupakan perilaku yang tidak normal, tidak sehat dan

secara sosial tidak bisa diterima. Hal yang sepele pun kalau dilakukan dengan

secara berulang kali dapat menimbulkan dampak serius dan fatal (Wiyani,

2012)

Pada tahun 2010 dilakukan penelitian di SMA Kota Yogyakarta,

didapatkan 69,3% siswa merasa telah terjadi bullying dan 71,66% dilakukan

oleh teman sekolah (Hafsanah, 2010). Selanjutnya dilakukan studi

pendahuluan pada 739 siswa di 10 SMA Kota Yogyakarta selama tahun

2012-2013 oleh Kumara, Pratama, Aryuni, PoEh & Syahputri (2013) untuk

memperkuat penelitian sebelumnya, terdapat 496 kasus bullying (67%) di

masing-masing sekolah.

Beberapa faktor diyakini menjadi penyebab terjadinya perilaku

bullying di sekolah, antara lain adalah faktor kepribadian, komunikasi

interpersonal yang dibangun remaja dengan orangtuanya, peran kelompok

teman sebaya dan iklim sekolah. Ada beberapa faktor kepribadian yang

memberikan kontribusi besar pada siswa dalam melakukan perilaku bullying

atau menjadi pelaku bullying. Menurut (Benitez & Justicia, 2006). pelaku

2
bullying cenderung memiliki sikap empati yang rendah, impulsif, dominan,

dan tidak bersahabat. Adapun menurut (Novianti, 2008) bahwa salah satu

faktor terbesar penyebab siswa melakukan bullying adalah temperamen yaitu

sifat yang terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada

perkembangan tingkah laku personalitas dan sosial siswa. Siswa yang aktif

dan impulsif lebih mungkin untuk berlaku bullying dibandingkan dengan

yang pasif atau pemalu. Faktor berikutnya yaitu faktor komunikasi

interpersonal siswa dengan orangtuanya. Siswa remaja yang tumbuh dalam

keluarga yang menerapkan pola komunikasi yang negatif seperti sarcasm

akan cenderung meniru kebiasaan tersebut dalam kesehariannya. Kekerasan

verbal yang dilakukan orangtua kepada anak akan menjadi contoh perilaku.

Hal ini akan diperparah dengan kurangnya kehangatan kasih sayang dan

tiadanya dukungan dan pengarahan terhadap remaja, membuat siswa remaja

memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pelaku bullying.

Selanjutnya adalah pengaruh kelompok teman sebaya memberikan

pengaruh terhadap tumbuhnya perilaku bullying di sekolah. Menurut

(Benitez & Justicia, 2006), kelompok teman sebaya yang memiliki masalah di

sekolah akan memberikan dampak yang negatif bagi sekolah seperti

kekerasan, perilaku membolos, rendahnya sikap menghormati kepada sesama

teman dan guru. Teman di lingkungan sekolah idealnya berperan sebagai

“partner” siswa dalam proses pencapaian program-program pendidikan.

Namun demikian, fakta dilapangan berdasarkan hasil wawancara yang

3
peneliti lakukan pada Siswa SMA di Kota Gorontalo mengungkapkan bahwa

ada sebagian Siswa yang melakukan perilaku bullying di sekolah disebabkan

oleh dorongan teman-temannya.

Pengaruh iklim sekolah juga memberikan pengaruh pada siswa untuk

menjadi pelaku bullying. Kecenderungan pihak sekolah yang sering

mengabaikan keberadaan bullying menjadikan para siswa sebagai pelaku

bullying mendapatkan penguatan terhadap perilaku tersebut untuk melakukan

intimidasi pada siswa yang lain. Menurut (Novianti, 2008) tingkat

pengawasan disekolah menentukan seberapa banyak dan seringnya terjadi

peristiwa bullying. Sebagaimana rendahnya tingkat pengawasan di rumah,

rendahnya pengawasan disekolah berkaitan erat dengan berkembangnya

perilaku bullying di kalangan siswa. Pentingnya pengawasan dilakukan

terutama di tempat bermain dan lapangan, karena biasanya di kedua tempat

tersebut perilaku bullying kerap dilakukan.

Perilaku bullying dan hubungan yang mempengaruhinya telah diuji

keabsahannya dibeberapa negara dan ditemukan adanya faktor-faktor yang

signifikan yang mempengaruhi perilaku bullying pada kesehatan psikologis

dan perkembangan fisik (Roland, 2000). Kemungkinan para siswa menjadi

pelaku bullying dipengaruhi oleh beberapa variabel. Beberapa studi telah

mengidentifikasi variabel umum yang terdiri dari empat domain yaitu

individual, hubungan keluarga, kelompok teman sebaya dan sekolah, yang

mana berkontribusi pada siswa dalam berperilaku bullying.

4
Menurut Soedjatmiko, Nurhamzah, Maureen, & Wiguna (2013)

sebagian besar korban bullying akan mengalami dampak negatif berupa

hambatan dalam mengaktualisasikan diri, gangguan mental dan gangguang

psikososial. Hal ini dikarenakan siswa merasa berada pada keadaan tertekan,

terancam atau rasa tidak aman dan nyaman, rasa tidak berharga, sulit

berkonsentrasi, sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, tidak

percaya diri, depresi yang berdampak pada akademiknya dan bahkan

menyebabkan bunuh diri (Sejiwa, 2008).

Salah satu dampak tindakan bullying adalah penurunan tingkat

prestasi di sekolah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Dwipayanti &

Indrawati (2014), bahwa semakin tinggi tindakan bullying yang dialami oleh

korban bullying maka semakin rendah prestasi belajarnya. Begitu pula

sebaliknya, semakin rendah tindakan bullying yang dialami oleh korban

bullying maka semakin tinggi tingkat prestasinya. Selain itu, dampak lain

yang paling ditakuti adalah keinginan bunuh diri dan bahkan kematian. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian KPAI (2013) yaitu tercatat 181 kasus

bullying yang berujung pada kematian. Salah satunya adalah kasus seorang

anak usia 13 tahun di Bekasi yang bunuh diri pada tahun 2005 yang dipicu

oleh rasa minder dan frustasi karena sering diejek sebagai anak tukang bubur

oleh teman-teman sekolahnya (Sari, 2014).

SMAN 2 BARRU merupakan salah satu SMA negeri favorit di

Kabupaten Barru. Hal ini di buktikan dengan data jumlah Siswa yang

5
terdaftar pada tahun 2017, yaitu sebanyak 735 Siswa dengan tercatat sebagai

salah satu sekolah yang masuk kategori sekolah terbanyak peminatnya

(Kesiswaan, 2017).

Berdasarkan data didapatkan di SMAN 2 BARRU dengan berbincang

dengan Guru Koordinator bagian Bimbingan dan Konseling (BK) bahwa

kekerasan sangat sering terjadi terutama pada saat penerimaan Siswa baru

tepatnya di Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terjadi antara senior dan

junior. MOS memang sering dikaitkan dengan masa perpeloncoan yang

dilakukan senior terhadap juniornya, walaupun pada saat ini pelaksanaan

MOS sudah tidak ada tetapi besar kemungkinan pengalihan tindakan yang

bisa serupa dengan MOS yang berpotensi terjadinya bullying beralih ke

Organisasi Kesiswaan yang ada di sekolah, Meskipun sebenarnya nilai yang

terkandung dari kegiatan itu sendiri adalah sebuah proses pengenalan.

Kasus atau kejadian bullying disekolah ini diawli dengan kejadian

sepele saling ejek dan salahpaham yang berujung pada tindakan yang tidak

kondusif lagi. Berdasarkan pula data yang didapatkan dari bagian Bimbingan

Konseling (BK) bahwa angka kejadian yang mengaraha ke tindak bullying

setiap tahunnya mengalami pasang surut atau kurang lebih tidak menentu

setiap tahunnya, dan kejadian bully yang agak mendominasi disekolah ini

sejak dihapuskannya Masa Orientasi Sekolah (MOS) yaitu Cyberbullying

atau bully yang dilakukan melalui perantara alat komunikasi elektronik atau

sosial media. Berdasarkan dari data yang telah dirangkum dari bagian

6
Bimbingan Konseling (BK) di pada tahun 2016 ada bully mental/psikis yang

didapat oleh salah satu siswa kelas X karena salah seorang temannya

menempelkan kertas yang tertulis kata-kata mengucilkan dan membuat malu

di baju bagian belakang korban yang tidk dia sadari sehingga membuat

teman-temannya banyak yang tertawa ketika Siswa ini lewat yang

mengakibatkan Siswa ini malu dan bahkan menyendiri dikelas dikarenakan

malu ketika menyadari kejadian yang dia alaminya dari temannya sendiri

yang melakukannya. Masih pada tahun yang sama yaitu tahun 2016 kasus

kesalahpahaman antara Siswa Perempuan kelas XI pada waktu itu yang

disebabkan oleh kata-kata kasar yang dilontarkan dari salah satu Siswa

melalui sosial media sehingga menyebabkan kedua Siswa tersebut terlibat

pertengkaran dalam sekolah dan bahkan melibatkan pihak kepolisian untuk

menangani masalah tersebut karena kedua belah pihak Orang Tua Siswa ini

tidak terima atas perlakuan masing-masing dari Siswa ini. Berikutnya, kasus

kekerasan fisik kembali terjadi yang kali ini melibatkan Siswa laki-laki

karena korek api, salah satu Siswa meminjam korek api untuk membakar

rokok dari salah satu Siswa ini di kantin tapi ketika telah selesai memakai

korek api tersebut dengan maksud untuk mengembalikannya Siswa yang

meminjam korek api mengatakan kata-kata kurang baik kepada Siswa

pemilik korek api ini sehingga membuat Siswa yang memiliki korek api ini

tersinggung dan marah dan berujung pada pertengakaran dan saling memukul

7
yang melibatkan kedua Siswa di kantin tersebut dan melibatkan pihak Guru

bagian Bimbingan Konseling (BK) dalam menyelesaikannya.

Ditahun berikutnya pada tahun 2017 yang kembali melibatkan Siswa

Laki-laki yang kali ini kelas X sama dengan kejadian di tahun sebelumnya

yang dikarenakan kesalahpahaman sehingga berakibat saling melontarkan

kata-kata kasar melalui sosial media sehingga melibatakan antar sesame

Siswa bahkan salah satu Siswa tersebut memanggil gerembolan (geng /

perkumpulan) dari Siswa tersebut dari luar sekolah dan bukan pula Siswa

sekolah yang berujung pada pertengkaran. Tetapi pada kejadian ini tidak

melibatkan pihak orang tua dan kepolisian tetapi kejadian ini hanya

diselesaikan oleh Siswa dan pihak sekolah saja. Berikutnya kasus yang

melibatkan kedua teman kelas yang diawali karena salah satu Siswa

Perempuan ini merasa terganggu dengan perlakuan temannya yang sengaja

mengganjal kakinya hingga terjatuh, maka dari itu karena merasa kesal

sehinggga terjadilah kekerasan fisik diantara keduanya mereka saling

memukuli bahkan menjambak dan bahkan dipukuli sapu kayu dan sayangnya

kejadian ini hanya menjadi tontonan Siswa lain dan tidak ada yang

melerainya sampai akhirnya pihak Guru yang langsung melerai pertengkaran

itu.

Selain itu, data dari Bagian Bimbingan Konseling (BK) didapatkan

bahwa kekerasan pernah terjadi antara siswa dengan siswa bahhkan

melibatkan orang tua siswa tersebut. Dari data pelanggaran siswa beberapa

8
tahun terakhir terdapat siswa yang melakukan kekerasan yaitu perkelahian

tersebut memilih mengundurkan diri dari sekolah karena merasa malu dan

tidak terima atas perbuatannya, lalu ada pula kasus yang sama yang terjadi

bahkan melibatkan Orang Tua siswa tidak terima atas perlakuan tersebut

kepada anaknya sehingga melaporkan kepihak Polisi atas kasus keklerasan

tersebut sehingga melibatkan pihak sekolah mau tidak mau harus turut

berurusan dengan pihak Polisi terutama Guru Bimbingan Konseling (BK).

Salah satunya pula karena menjadi provokator dalam kasus kekerasan

terhadap junior di sekolah. Dikatakan pula bahwa rata-rata siswa cenderung

merasa terbiasa karena sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun dengan hal-

hal yang bisa saja menyebabkan kekerasan itu terjadi walaupun secara

terpaksa.

Oleh karena itu, berdasarkan masalah dan angka kejadian tersebut yang

banyak mengakibatkan sesama Siswa saling menghakimi yang besar

kemungkinan bisa saling membenci dan bahkan bisa pula terjadi tindakan

yang jauh lebih kejam dari kejadian sebelumnya tersebut, maka dari itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul faktor – faktor yang

menyebabkan terjadinya perilaku bullying di SMAN 2 BARRU, Kecamatan

Soppeng Riaja, Kabupaten BARRU Tahun 2017 untuk mengetahui penyebab

dari perilaku ini dan bisa pula dicarikan solusi dari penyebab tersebut.

9
B. Rumusan Masalah

“ Faktor – faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perilaku

bullying di SMAN 2 Barru “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying

pada Siswa di SMAN 2 BARRU.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Teridentifikasinya gambaran karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin, kelas, umur, bergabung dalam kelopok / geng dan

jenis keluarga.

b. Teridentifikasinya gambaran karakteristik responden berdasarkan

hubungan keluarga.

c. Teridentifikasinya gambaran karakteristik responden berdasarkan

pengaruh teman sebaya.

d. Teridentifikasinya gambaran karakteristik responden berdasarkan

pengearuh penggunaan media.

e. Teridentifikasinya gambaran karakteristik responden berdasarkan

perilaku bullying yang terbagi atas pelaku dan korban.

10
D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait, antara lain:

1. Manfaat untuk Peneliti

a. Menambah pengetahun peneliti tentang masalah sosial yang

umumnya terjadi dikalangan masyarakat dan terkhusus dikalangan

remaja usia sekolah tentang perialku bullying.

b. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang kajian tulis

ilmiah dan menambah pengalaman dalam hal penelitian.

2. Manfaat untuk Instansi Pendidikan dan Sekolah

Sebagai referensi ilmu dan bahan masukan dalam hal pengawasan

sekolah agar tidak terjadi tindak kekerasan dalm bentuk apapun itu

seperti fisik, verbal dll.

3. Manfaat untuk Peneliti selanjutnya

a. Dapat digunakan di bidang penelitian dan pendidikan untuk

membantu dalam penelitian lanjutan.

b. Peneliti selanjutnya dapat menjadikan penelitian ini sebagai sumber

referensi untuk penelitian terkait masalah bullying ini atau

melanjutkan sesuai saran dari penelitian ini.

11
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Pengertian Perilaku Bullying

Bullying adalah suatu masalah sosial yang merupakan bagian dari

perilaku kekerasan secara agresif dengan ciri-ciri menyakiti baik secara fisik,

verbal, psikologis, melalui perantara maupun tanpa perantara, melanggar hak,

adanya perbedaan kekuatan antara pelaku dan korban serta dilakukan secara

berulang-ulang. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bullying menjadi

sumber kekhawatiran dari seluruh penjuru dunia yang terus-menerus

meningkat dan cukup signifikan terutama yang terjadi pada anak-anak dan

remaja khususnya pada usia sekolah (Lai, Ye, & Chang, 2008).

Menurut (Coloroso, 2007) bullying merupakan tindakan intimidasi yang

dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak

yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai

korbannya secara fisik maupun emosional. Rigby (dalam Astuti, 2008),

menyatakan bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan secara

berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang

antara pelaku dan korbannya, serta bertujuan untuk menyakiti dan

menimbulkan rasa tertekan bagi korbannya.

Penelitian yang dilakukan oleh (Nation, Vieno, Perkins, & Santinello,

2007), pada 4386 siswa sekolah menengah pertama dan siswa sekolah

12
menengah atas dari 151 SMP dan 92 SMA di Italia dan USA menemukan

adanya hubungan antara perilaku bullying dengan tekanan dari teman sebaya.

Siswa yang melakukan perilaku bullying disebabkan oleh tekanan dari teman

sebaya agar dapat diterima dalam kelompoknya.

(Rodkin, Farmer, Pearl, & Acker, 2000), mengungkapkan hasil

penelitian mereka pada siswa sekolah menengah atas di Jerman tentang

hubungan antara teman sebaya bahwa beberapa siswa yang tidak popular

(ditolak oleh teman sebaya) memiliki perilaku agresif atau bullying yang

tinggi, menarik diri dan menahan dimensi-dimensi internal dan eksternal yang

ada pada diri mereka. Disamping itu siswa-siswa yang tidak popular ini selalu

berubah-ubah persepsi diri mereka tentang kualitas hubungan interpersonal.

B. Ciri-ciri Bullying

Menurut (Astuti, 2008), ciri-ciri bullying antara lain ;

1) Bullying dilakukan oleh seseorang atau kelompok (geng) yang

bertujuan untuk membuat korbannya tidak dapat memperthankan

dirinya.

2) Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan berkali-kali

3) Bullying menyebabkan perasaan tidak nyaman dan tidak senang pada

seseorang yang dapat menyebabkan sesuatu tertentu.

13
Ciri-ciri Pelaku Bullying menurut (Astuti, 2008), antara lain:

1) Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siwa di

Sekolah

2) Menempatkan diri ditempat tertentu disekolah

3) Merupakan tokoh popular disekolah

4) Dapat ditandai seperti berjalan didepan, sengaja menabrak, berkata

kasar, melecehkan

Ciri-ciri korban bullying (Susanto, 2010) antara lain :

1) Secara akademis, korban terlihat kurang cerdas dari orang yang tidak

menjadi korban atau sebaliknya.

2) Secara sosial, korban terlihat memiliki hubungan erat dengan orang

tua mereka.

3) Secara mental dan perasaan, korban melihat diri mereka sendiri

sebagai orang yang bodoh dan tidak berharga

4) Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban yang laki-laki

lebih sering mendapatkan siksaan secara langsung. Dan korban

Perempuan mendapatkan siksaan tidak langsung yaitu dengan kata-

kata.

5) Secara antar individu, walaupun korban menginginkan penerimaan

secara sosial, mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan

yang menjerumus kea rah sosial.

14
C. Bentuk - Bentuk Bullying

Menurut (Hymel , Nickerson, & Swearer, 2012) bentuk-bentuk bullying

terbagi menjadi 4, yaitu antara lain :

1) Bullying Verbal

Bullying Verbal merupakan bentuk bullying yang dapat

ditangkap oleh indra pendengaran, yaitu mengejek, menggoda,

menghina, mengolok-olok, mencela,mengancam, gossip, penghinaan

ras, mempermalukan didepan umum, menuduh, dll..

2) Bullying Fisik

Bullying fisik merupakan bentuk bullying yang terjadi dan

dilakukan dengan sentuhan fisik antara pelaku dan korban yang

dapat dilihat dengan mata. Yang termasuk disini yaitu menampar,

mencekik, memukul, mendorong, menendang, meninju, mengigit,

mencakar, merusak, meludahi, memalak, mengacam, dll.

3) Bullying Mental/Psikologis

Bullying Mental / Psikologis merupakan bentuk bullying yang

tidak ditangkap mata dan telinga. Yang termasuk disini adalah

memandang sisnis / penuh ancaman, mengucilkan, menjauhkan,

mendiamkan, mencibir, meneror, dll.

4) Cyberbullying

Cyberbullying merupakan bentuk bullying yang terbaru yang

dilakukan melalui media elektronik seperti computer, handphone,

15
internet, dan media social lainnya. Selain itu dapat berupa tulisan,

gambar dan video yang bertujuan untuk mengintimidasi menakuti

dan menyakiti korban.

D. Karakteristik terjadinya Bullying

Karakteristik terjadinya bullying, antara lain ;

1) Tradisi Senioritas

Tradisi senioritas telah menjadi warisan yang terus menerus

berlangsung yang sering dijadikan sebagai alas an melakukan

bullying.

2) Keluarga

Keluarga adalah agen sosialisasi yang merupakan karakter

pembentuk anak ke hal yang baik maupun yang buruk dan terus

menerus dari lahir hingga remaja dengan komposisi keluarga

sebagai salah satu faktornya.

3) Jenis Kelamin (Gender)

Anak Laki-laki umumnya lebih agresif dibandingkan anak

Perempuan, terutama dalam hal perilaku kriminal.

4) Iklim Sekolah yang tidak harmonis

Lingkungan, praktik dan kebijakan sekolah mempengaruhi

aktivitas, tingkah laku, serta interaksi pelajar di sekolah. Situasi

sekolah yang tidak nyaman dan aman misalnya peraturan yang

16
tidak ditegakkan, kurangnya pengawasan guru, dan tidak layaknya

bimbingan etika dari guru menjadi salah satu faktor penyebab

bullying.

5) Karakter individu atau kelompok (Teman Sebaya)

Pada usia remaja seseorang akan mulai mencari jati diri dan

selalu ingin diperhatikan salah satunya yaitu dengan membentuk

kelompok atau geng. Adanya rasa ingin populer, dendam iri hati,

keinginan untuk menguasai dalam suatu geng, menjadi salah satu

faktor perilaku bullying.

6) Riwayat sebagai korban maupun pelaku kekerasan

Seorang anak yang pernah menjadi korban kekerasan akan

cenderung melakukan kekerasan juga kepada temannya. Dan

kadang seseorang yang pernah melakukan kekerasan cenderung

akan melakukan kekerasan lagi sebagai ungkapan rasa senang dan

ingin dipuji.

7) Terpapar kekerasan dari media

Media TV, film, atau game dapat menjadi contoh perilaku

kekerasan pada anak yang akhirnya ditiru.

E. Dampak Bullying

Menurut (Coloroso, 2006) Mengemukakan bahayanya jika bullying

menimpa korban secara berulang-ulang. Konsekuensi bullying bagi para

17
korban, yaitu korban akan merasa depresi dan marah, Ia marah terhadap

dirinya sendiri, terhadap pelaku bullying, terhadap orang-orang di

sekitarnya dan terhadap orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau

menolongnya. Hal tersebut kemudan mulai mempengaruhi prestasi

akademiknya. Berhubung tidak mampu lagi muncul dengan cara-cara

yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, ia mungkin akan mundur

lebih jauh lagi ke dalam pengasingan. Beberapa dampak bullying yaitu;

1) Dampak Bagi Pelaku

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Coloroso (2006:72)

mengungkapkan bahwa siswa akan terperangkap dalam peran

pelaku bullying, tidak dapat mengembangkan hubungan yang

sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak

memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai

sehingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa

yang akan dating, Dengan melakukan bullying, pelaku akan

beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan.

Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini

dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan

terhadap anak.

2) Dampak bagi korban dan siswa lain yang menyaksikan bullying

Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, maka para siswa

lain yang menjadi penonton dapat berasumsi bahwa bullying

18
adalah perilaku yang diterima secara sosial. Dalam kondisi ini,

beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena

takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin

hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun dan yang paling

parah mereka merasa tidak perlu menghentikannya.

Selain dampak-dampak bullying yang telah dipaparkan di atas,

penelitian- penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun luar

negeri menunjukkan bahwa bullying mengakibatkan dampak-

dampak negatif sebagai berikut:

a. Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan,

kesepian (Rigby,K, 2003).

b. Konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif

karena korbam merasa tidak diterima oleh teman-temannya,

selain itu dirinya juga mempunyai pengalaman gagal yang

terus-menerus dalam membina pertemanan, yaitu di bully

oleh teman dekatnya sendiri (Ratna Juwita,dkk, 2005).

c. Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap

pelaku, dendam, ingin keluar sekolah, merana, malu,

tertekan, terancam, bahkan ada yang menyilet-nyilet

tangannya (Ratna Juwita,dkk, 2005).

19
Adapun di dapatkan beberapa dampak bullying (Husaini, 2013),

antara lain:

a. Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas dan takut yang

berlebihan, stress, depresi, tertekan, terancam, kesepian, dendam,

bahkan membahayakan dirinya dengan keinginan untuk bunuh diri.

b. Konsep diri sosial korban bullying menjadi kurang karena korban

merasa tidak diterima oleh teman-temannya, malu, merasa rendah

diri dan tidak berharga, sulit berkonsentrasi, ingin keluar sekolah dan

membenci lingkungan sosialnya.

c. Gangguan pada kesehatan fisik misalnya sakit kepala, demam, dll.

F. Faktor - Faktor penyebab terjadinya bullying

Faktor-faktor yang mempengaruhi tentang bullying antara lain ;

1. Hubungan Keluarga

Keberadaan individu dalam keluarga yang tentang bagaimana

kehidupan di lingkungan keluarganya serta cara mendidik dalam

keluarga dan pola asuh orang tua terhadap anaknya yang baik

maupun kurang, dengan anak yang kurang mendapatkan kasih

sayang dari rang tuanya kemungkinan dapat memicu terjadinya

perlakuan kurang baik anak terhadap orang lain.

20
Menurut (Sanders Cherly E, 2004) mengemukakan enam

karakteristik faktor latar belakang dari keluarga yang memengaruhi

perilaku bullying pada individu, yaitu sebagai berikut;

a) Lingkungan emosional yang beku dan kaku dengan tidak

adanya saling memperhatikan dan memberikan kasih sayang

yang hangat.

b) Pola asuh yang permissive dengan pola asuh serba

membolehkan, sedikit sekali memberikan aturan, membatasi

untuk berperilaku, struktur keluarga yang kecil.

c) Pengasingan keluarga dari masyarakat, kurangnya kepedulian

terhadap hidup bermasyarakat, serta kurangnya keterlibatan

keluarga dalam aktivitas bermasyarakat.

d) konflik yang terjadi antara orangtua, dan ketidakharmonisan

dalam keluarga

e) Penggunaan disiplin, orangtua gagal untuk menghukum atau

malah memperkuat perilaku agresi dan gagal untuk

memberikan penghargaan.

f) Pola asuh orang tua yang otoriter dengan menggunakan kontrol

dan hukuman sebagai bentuk disiplin yang tinggi, orang tua

mencoba untuk membuat rumah tangga dengan aturan yang

standar dan kaku.

21
2. Teman Sebaya

Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya

diluar rumah. Pada masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak

lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari

dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu

salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada

remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh

negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif

bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu

hal yang wajar dilakukan (Coloroso, 2007).

Pencarian identitas diri remaja dapat melalui penggabungan

diri dalam kelompok teman sebaya atau kelompok yang

diidolakannya. Bagi remaja, penerimaan kelompok penting karena

mereka bisa berbagi rasa dan pengalaman dengan teman sebaya dan

kelompoknya. Untuk dapat diterima dan merasa aman sepanjang

saat-saat menjelang remaja dan sepanjang masa remaja mereka,

anak- anak tidak hanya bergabung dengan kelompok-kelompok,

mereka juga membentuk kelompok yang disebut klik. Klik memiliki

kesamaan minat, nilai, kecakapan, dan selera. Hal ini memang baik

namun ada pengecualian budaya sekolah yang menyuburkan dan

menaikan sejumlah kelompok diatas kelompok lainnya, hal itu

22
menyuburkan diskriminasi dan penindasan atau perilaku bullying

(Coloroso, 2007).

3. Media

Pada perkembangan pesat Media saat ini menimbulkan banyak

dampak baik fostif maupun negatif dikalangan Siswa disekolah,

dalam penggunaan media elektronik seperti televisi, telepon

genggam (handphone) ataupun laptop / notebook.. Media elektronik

pembahasan penting disini berupa telepon genggam (handphone)

terlebih pada zaman sekarang ini yaitu penggunaan handphone

dengan fasilitas android sangatlah berkembang begitu pesat beberapa

tahun terakhir ini, banyak kalangan yang rela untuk menghabiskan

waktunya hanya dengan menggunakan fitur android pada handphone

nya terlebih juga pada Siswa sekolah.

Dengan Saat ini begitu gampangnya memperoleh jaringan

internet yang juga disambungkan dengan handphone atupun laptop /

notebook juga dapat dilihat betapa kemajuan teknologi telah

mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir remaja. Mereka banyak

berinteraksi dengan beberapa kemajuan terutama Secara pengaruh,

merekalah yang paling rentang terkena dampak positif maupun

negatif dari perkembangan teknologi tersebut. Jika dulu di tahun-

tahun sebelum perkembangan teknologi belum begitu pesat, bisa

dilihat dulu para Siswa bersekolah dengan hanya membawa buku –

23
buku pelajaran dan beberapa perlengkapan alat tulis lainnya, tapi

kini bisa dilihat sendiri para Siswa sekarang berangkat kesekolah

begitu tidak lengkap tanpa adanya telepon genggam (handphone)

sebagai kebutuhan pokok yang harus dibawa kesekolah walaupun

beberpa sekolah pun masih ada yang menerapkan larangan Siswa

membawa handphone ke sekolah tetapi beberapa Siswa masih ada

yang membandel yang tetap membawa. Entah apakah handphone

tersebut sebagai alat komunikasi dan penunjang pembelajaran atau

untuk kepentingan lain, yang jelas bagi sebagian remaja handphone

merupakan saran gaul yang mutlak yang mereka miliki untuk merasa

gaul dan percaya diri dengan teman – temannya (Ahira, 2009).

Markplus Insight menguatkan bahwa sosial media adalah situs

yang peling sering oleh pengguna internet di Indonesia. Situs

jejaring sosial adalah suatu media atau saran untuk berbagi data atau

informasi personal, di mana dalam beberapa situs jejaring sosial

terbuka untuk semua orang, dan ada pula yang dibatasi oleh rentang

umur tertentu. Facebook sebagai sosial media terbesar saat ini

menempatkan posisi Indonesia sebagai pengguna Facebook ketiga

terbesar sedunia. Melihat perkembangan era informasi internet saat

ini, usia remaja adalah usia dominan yang sering mengakses internet,

khususnya Facebook (Juvonen, 2008).

24
Peran remaja tidak bisa dilepaskan dari internet, termasuk di

dalamnya sosial media. Tidak seperti orang dewasa yang pada

umumnya sudah mampu mem-filter hal-hal baik ataupun buruk dari

internet, remaja sebagai salah satu pengguna internet justru

sebaliknya. Selain belum mampu memilah aktivitas internet yang

bermanfaat, mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh

lingkungan sosial mereka tanpa mempertimbangkan terlebih dulu

efek positif atau negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas

internet tertentu (Qomariyah, 2011). (Juvonen, 2008)

mengungkapkan bahwa berkembangnya penggunaan teknologi

komunikasi khususnya pada remaja, dunia maya menjadi wadah baru

yang beresiko bagi aksi kekerasan. Efek negatif dalam berinternet

yang akhirnya menimbulkan perilaku kekerasan pada dunia maya

disebut dengan cyberbullying.

Cyberbullying dalam dunia maya berpengaruh besar pada

kehidupan remaja, dalam (Juvonen, 2008) menyatakan tidak ada

jalan keluar dalam cyberbullying (no escape). Juvonen (2008) juga

menjelaskan para remaja enggan memberitahu orang tua mereka

mengenai insiden-insiden online yang terjadi pada mereka

disebabkan mereka tidak mau orang tua membatasi kegiatan online

mereka. Oleh karena itu, Juvonen berkesimpulan cyberbullying bisa

25
menjadi beban bagi para remaja karena dapat terjadi untuk waktu

yang lama.

Tindakan cyberbullying pada internet khususnya pada media

sosial tidak mengarah kepada perempuan saja atau laki-laki saja,

dengan kata lain cyberbullying tidak mengenal jenis kelamin

(gender). (Juvonen, 2008) dan (Patchin, 2012) menyatakan bahwa

cyberbullying tidak mengenal jenis kelamin. Dalam pemaparan

beberapa penelitian menunjukan keseimbangan dalam hal siapa yang

menjadi korban cyberbullying baik laki-laki maupun perempuan.

Program televisi yang tidak mendidik akan meninggalkan

jejak pada benak pemirsanya. Akan lebih berbahaya lagi jika

tayangan yang mengandung unsur kekerasan ditonton anak-anak pra

sekolah perilaku agresi yang dilakukan anak usia remaja sangat

berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan di

televisi (Khaerunnisa, 2008).

Hasil penelitian (Saripah, 2009) memperlihatkan bahwa 56,9%

anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya

mereka meniru geraknya (64%) dan kata-katanya (43%). %).

Melalui pelatihan yang diselenggarakan terangkum beberapa

pendapat orang tua tentang alasan anak-anak menjadi pelaku

bullying, di antaranya:

26
1) Karena mereka pernah menjadi korban bullying

2) Ingin menunjukkan eksistensi diri

3) Ingin diakui

4) Pengaruh tayangan TV yang negatif

5) Senioritas

6) Menutupi kekurangan diri

7) Mencari perhatian

8) Balas dendam

9) Iseng

10) Sering mendapat perlakuan kasar dari pihak lain

11) Ingin terkenal

12) Ikut-ikutan.

4. Lingkungan

Menurut (Beane, 2008), dalam bukunya menjelaskan bahwa ;

a) Lingkungan Keluarga

Unsur-unsur dari lingkungan rumah dapat meningkatkan

kemungkinan seorang anak menjadi korban bullying juga

membully orang lain. Menurut Olweus, lingkungan rumah

seperti ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kurangnya kehangatan dan keterlibatan

27
2. Kegagalan untuk menetapkan batas yang jelas untuk

perilaku

3. Aresif terhadap teman sebaya, saudara, dan orang dewasa

4. Terlalu sedikit cinta dan perhatian, serta terlalu banyak

kebebasan

5. Penggunaan tenaga, terlalu tegas pada anak, metode

membesarkan dengan hukuman fisik dan luapan emosi

kekerasan

b) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat tempat tinggal seseorang juga

sangat mempengaruhi. Anak-anak yang dikelilingi oleh

orangorang dengan moral yang baik akan kecil kemungkinannya

untuk menjadi pelaku bullying.

c) Lingkungan Sekolah

a. Moral staf sekolah yang rendah

b. Standar perilaku yang tidak jelas

c. Metode disiplin yang tidak konsisten

d. Pengawasan yang lemah (baik di taman bermain, ruang,

toilet, kafe)

e. Anak-anak tidak diperlakukan sebagai individu yang

dihargai

f. Kurangnya dukungan untuk terhadap siswa baru

28
g. Tidak bertoleransi terhadap perbedaan

h. Guru menunjuk dan berteriak kepada siswanya

i. Tidak ada prosedur yang jelas untuk pelaporan yang

berhubungan dengan tindakan bullying

j. Bullying diabaikan oleh pihak sekolah

k. Pihak sekolah yang mempermalukan siswa di depan

temanteman.

5. Kelompok/Geng

Menurut (Feldman, 2012), bullying merupakan fenomena

sosial yang luas yang melibatkan individu dan kelompok, Pada saat

usia remaja tidak bisa dipungkiri bahwa remaja termasuk individu

yang ingin mencoba segala sesuatu hal masih baru baginya. Pada

kegiatan bully membully, remaja biasanya terpengaruh akan

kelompoknya, dengan tujuan agar ia bisa bergabung dan diakui

dalam kelompoknya tersebut. Akibatnya lama kelamaan remaja akan

menjadi pelaku bullying, Bullying dapat dianggap sebagai proses

kelompok. Para anggota kelompok dapat merasa dimanipulasi oleh

pemimpin kelompoknya dan mungkin mengalami tekanan untuk

menyesuaikan perilaku.

29
Apabila remaja sudah terikat dalam suatu kelompok akan

cenderung mengikuti aturan apa yang diinginkan dalam

kelompoknya karena hanya ingin mendapatkan suatu pengakuan dari

kelompoknya, Remaja ingin kehadirannya diakui sebagai bagian dari

komunitas remaja secara umum dan bagian dari kelompok sebaya

secara khusus (Meilinda, 2013).

30
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep berdasarkan landasan teori yang diuraikan

pada tinjauan pustaka diatas, adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Hubungan Keluarga

Teman Sebaya

Perilaku
Media
Bullying

Lingkungan

Kelompok / Geng

Ket. = Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

31
B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian

yang di rumuskan. Maka, hipotesis kerja untuk penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Ada korelasi antara hubungan keluarga dengan perilaku bullying.

2. Ada hubungan antara teman sebaya dengan perilaku bullying.

3. Ada hubungan antara media dengan perilaku bullying.

32
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2002) penelitian kuantitatif dengan

menggunakan desain cross sectional merupakan jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel bebas dan

tergantung hanya satu kali pada satu saat penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain

(Notoatmodjo S. , 2012).

Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional adalah

penelitian yang tidak memenuhi syarat temporality atau identifikasi awalnya

tidak jelas (Sugiyono, 2014).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 2 BARRU Kecamatan

Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

2. Waktu Penelitian

Pengambilan data awal pada tanggal 1 November 2017 di Guru

bagian Bimbingan Konseling (BK) tentang kejadian – kejadian

bullying yang terjadi di SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja,

Kabupaten Barru sebagai data awal penunjang untuk pembuatan

33
proposal penelitian, kemudian dilanjutkan untuk penyusunan proposal

penelitian dan di ujiankan pada tanggal 4 Desember 2017.

Selanjutnya, pengurusan izin penelitian dimulai pada tanggal 12

Januari 2018 sampai 18 Januari 2018 untuk mendapatkan izin

penelitian kemudian penelitiannya dilaksanakan pada 25 s/d 26

Januari 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam sebuah penelitian merupakan keseluruhan subjek

dengan karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti yang

kemudian akan ditarik kesimpulan dari penelitian tersebut (Sugiyono,

2014). Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Siswa

SMAN 2 BARRU tahun pelajaran 2017 / 2018, yaitu sebanyak 735

orang Siswa.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoadmodjo, 2012). Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian adalah proportionate stratified random sampling.

Menurut Saryono dan Anggraeni (2013) , berikut merupakan

rumus Slovin digunakan dalam penetapan sampel jika populasi

diketahui :

34
Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan (10%) (0,1).

Dalam penelitian ini semua populasai (N) adalah 276 jumlah sampel yang

diambil adalah :

n=

n=73,40

n=73,40 dibulatkan menjadi 74 sampel.

Prasetyo (2009) , menjabarkan rumus teknik sampling

proportionate stratified random sampling dan dalam ini rumus yang

digunakan sebagai berikut:

35
Keterangan :

Sampel = Siswa SMAN 2 Barru

Total sampel = 74 sampel

Populasi Keseluruhan siswa= 276 orang

Kelas X IPA = x74 = 46,5 Orang, dibulatkan menjadi 47 Orang

Kelas X IPS = x74 = 27,3 Orang dibulatkan menjadi 28 Orang

Jadi, besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik diatas adalah ;

KELAS SAMPEL

X IPA 47

X IPS 28

Total 75

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

36
Tabel 4.2 Jumlah Siswa Kelas X IPA dan X IPS

JUMLAH SISWA JUMLAH SISWA

KELAS (L)
(P)

X IPA 1 18 17

X IPA 2 12 23

X IPA 3 14 21

X IPA 4 13 21

X IPA 5 18 17

Jumlah Siswa X IPA 75 99

X IPS 1 13 21

X IPS 2 14 21

X IPS 3 14 19

Jumlah Siswa X IPS 41 61

Jumlah Kelas X 116 160

Total Keseluruhan kelas X IPA dan X IPS adalah 276 Siswa

37
Sumber : Kesiswaan SMANCOZT, 2017/2018

Setelah proposional, maka pengambilan sampel akan dilakukan dengan

teknik simple random sampling.

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang layak untuk

diteliti sampel yang layak untuk diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini, antara lain:

1) Siswa yang menduduki Tahun Pembelajaran 2017 / 2018

Kelas X IPA dan Kelas X IPS di SMAN 2 Barru.

2) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar

informed consent.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria esklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Kriteria eksklusi dalam penelitian

ini, antara lain:

38
1) Responden dalam keadaan tidak sehat, dimana konsentrasi

responden tidak dapat dimaksimalkan untuk mengisi

kuesioner.

2) Responden meninggalkan tempat pengumpulan data sebelum

pengumpulan data selesei dilaksanakan.

D. Alur Penelitian

Izin penelitian dan persetujuan etik

Populasi : Semua Siswa yang terdaftar tahun ajaran 2017 / 2018


sebanyak 735 Siswa di SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja,
Kabupaten Barru

Sampel: Siswa Tahun Pembelajaran kelas X IPA sebanyak 47


orang dan kelas X IPS sebanyak 28 orang di SMAN 2 Barru,
Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru Dengan
menggunakan teknik sampling proportionate stratified random
sampling

Mengambil data sesuai lembar kuesioner

Pengolahan data dan analisis data

Pembahasan dan hasil

Kesimpulan dan saran


39
Bagan 4.1 Alur Penelitian

E. Variabel Penelitian

1. Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2014) berpendapat bahwa variabel penelitian

adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi mengenai hal yang diteliti dan ditarik

kesimpulannya. Variabel penelitian dibedakan menurut hubungan antara

satu variabel dengan variabel lainnya.

a. Variabel Independen

Sugiyono (2014) mengatakan bahwa variabel independen

adalah yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen. Variabel penelitian ini adalah faktor-

faktor penyebab terjadinya perilaku bullying yang meliputi tiga

aspek yaitu Hubungan Keluarga, Teman Sebaya dan Media.

b. Variabel Dependen

40
Sugiyono (2014) mengatakan bahwa variabel dependen adalah

variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari adanya variabel

independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku

Siswa SMAN 2 BARRU.

2. Definisi Operasional & Kriteria Objektif

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variable-variabel yang diamati atau diteliti

(Nursalam, 2008). Adapun definisi operasional dari variabel penelitian

ini, yaitu :

a. Hubungan Keluarga

Hubungan keluarga adalah keberadaan individu dalam keluarga

yang bagaimana lingkungan keluarganya, didikan dalam keluarga,

pola asuh orang tua dan kasih sayang dengan saudara yang lain, yang

diperoleh dari kuesioner sebanyak 3 pertanyaan.

Kriteria Objekttif :

1) Hubungan keluarga baik : bila skor jawaban ≥ 8

2) Hubungan keluarga kurang baik : bila skor jawaban < 8

b. Teman Sebaya

Teman Sebaya adalah teman dekat responden disekolah yang

setiap saat selalu bertemu dan akan saling bercerita tentang dirinya

masing-masing bisa memberikan pengaruh baik maupun kurang

baik, yang di peroleh dari kuesioner sebanyak 3 pertanyaan.

41
Kriteria Objektif :

1) Dipengaruhi oleh teman sebaya : bila jawaban nomor 3 adalah

Ya

2) Tidak dipengaruhi oleh teman sebaya : bila jawaban nomor 3

adalah Tidak

c. Media

Media adalah sarana elektronik dalam hal ini berupa

handphone yang digunakan untuk saling berkomunikasi secara tidak

langsung melalui sosial media seperti grop yang bisa memicu

tindakan cyberbullying, yang diperoleh dari kuesioner sebanyak 4

pertanyaan.

Kriteria Objektif :

1) Dipengaruhi oleh media : bila skor jawaban ≥ 2.

2) Tidak dipengaruhi oleh media : bila skor jawaban < 2.

d. Perilaku bullying

Perilaku bullying adalah perilaku tidak wajar dengan

menyakiti orang lain yang dianggap lebih lemah. Dalam hal ini,

perilaku bullying dapat diidentifikasi sebagai pelaku dan korban,

yang diperoleh dari responden melalui kuesioner skala perilaku

42
bullying (fisik, verbal, psikososial/mental maupun cyber) sebanyak

32 pertanyaan.

Kriteria Objektif untuk mengidentifikasi Pelaku bullying, yang

terdiri dari item nomor 1,2,3,4 / 9,10,11,12 / 17,18,19,20 /

25,26,27,28 yaitu :

1) Melakukan bullying: bila jumlah skor ≥ 40.

2) Tidak Melakukan bullying: bila jumlah skor < 40.

Kriteria objektif untuk mengidentifikasi korban bullying yang

terdiri dari item nomor 5,6,7,8 / 13,14,15,16 / 21,22,23,24 /

29,30,31,32 yaitu :

1) Korban bullying : bila responden dapat menjawab pertanyaan

dengan nilai ≥ 40.

2) Bukan korban bullying : bila responden dapat menjawab

pertanyaan dengan nilai < 40.

e. Komposisi keluarga yang tinggal bersama responden :

1) Keluarga biologis : bila responden tinggal bersama ayah, ibu,

dan saudara kandung.

2) Bukan orang tua biologis : bila responden tinggal bersama

selain orang tua kandung.

3) Keluarga tiri : bila responden tinggal bersama salah satu orang

tua kandung yang sudah menikah kembali (ayah tiri atau ibu

tiri).

43
F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data yang mengukur fenomena alam ataupun sosial yang

diamati. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner adalah bentuk penjelasan variabel-

variabel yang terlibat dan sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2013).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner berupa pertanyaan dalam bentuk multiple choice, yang dibuat

sendiri oleh peneliti dan ada juga yang diperoleh dari peneliti sebelumnya

atas nama Dian Atma Pertiwi Mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin dan

berdasarkan tinjauan pustaka dan telah diuji validitas dan reabilitasnya.

Lembar kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terbagi

menjadi empat, antara lain :

1. Kuesioner Hubungan Keluarga

2. Kuesioner Teman Sebaya

3. Kuesioner Media

4. Kuesioner Perilaku

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data perilaku

bullying responden dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang

menggunakan skala likert yaitu responden harus menjawab pertanyaan yang

paling sesuai dengan dirinya. Responden memilih jawaban untuk setiap

44
pertanyaan yang menunjukkan kebiasaan responden, dengan empat kategori

jawaban, yaitu SS (Sangat Selalu), S (Selalu)a, KK (Kadang-kadang), dan

TP (Tidak Pernah) untuk kuesioner perilaku bullying.

Perilaku bullying siswa diukur dengan menggunakan kuesioner berisi

32 pertanyaan, dimana pertanyaan tersebut terbagi menjadi 2 yaitu 16

pertanyaan untuk mengidentifikasi pelaku bullying dan 16 pertanyaan untuk

mengidentifikasi korban bullying. Setiap pernyataan memiliki poin 1 apabila

responden menjawab SS (Sangat Serng), 2 jika menjawab S (Sering), 3

apabila menjawab KK (Kadang-kadang), dan 4 jika menjawab TP (Tidak

Pernah).

Untuk pengumpulan data responden, peneliti akan menggunakan

karakteristik responden, yaitu jenis kelamin, kelas, kelompok teman

(geng), dan jenis keluarga.

G. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menuturut

(Notoadmodjo, 2012) adalah :

a) Editing

45
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

isian formulir atau kuesioner. Hasil wawancara, angket, atau

pengamatan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

b) Coding

Setelah penyuntingan dilakukan pengkodean atau coding,

yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Koding ini sangat berguna dalam memasukkan

data.

a. Memasukkan data ( Processing )

Data yang sudah dalam bentuk kode dimasukkan ke

dalam program komputer. Salah satu paket program yang

paling sering digunakan untuk memasukkan data penelitian

adalah SPSS for Windows.

b. Pembersihan data ( Cleaning )

Apabila semua data telah dimasukkan, maka perlu

dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode kemudian dilakukan pembetulan atau

korelasi.

2. Analisa Data

a) Analisa Univariat

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat.

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis setiap variabel dari

46
hasil penelitian, dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi

dan persentase.

b) Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui interaksi dua

variabel yaitu hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen yang diuji dengan uji statik Chi Square dan uji statistik

dengan menggunakan bantuan SPSS pada penelitian ini bertujuan

untuk faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying

(Notoadmodjo, 2012).

H. Etika Penelitian

Komisi nasional Etika Penelitian Kesehatan (2007) menyatakan

bahwa etika penelitian meliputi :

1. Resfect for persons (Prinsip menghormati harkat martabat manusia)

Merupakan penghormatan pada harkat dan martabat manusia sebagai

pribadi yang memiliki kebebasan untuk memilih dan sekaligus bertanggung

jawab secara pribadi terhadap keputusannya. Penilitian yang dilakukan

memberikan otonomi kepada responden dan melindungi responden dari

gangguan terhadap otonominya atau berkurangnya otonomi responden.

Peneliti menghornati hak subjek penelitian, apakah subjek tersebut bersdia

untuk ikut serta dalam penelitian atau tidak, dengan memberikan informed

consent (lembar persetujuan) pada subjek penelitian.

47
2. Beneficence (prinsip etik berbuat baik)

Penelitian yang dilakukan dengan memaksimalan manfaat dengan

meminimalkan kerugian, resiko penelitian harus wajar dibanding manfaat

yang diharapkan, memenuhi persyaratan ilmiah, peneliti mampu

melaksanakan penelitian, sekaligus mampu menjaga kesejahteraan subjek

penelitian serta tidak mencelakakan atau melakukan hal-hal yang

merugikan (non maleficence, do no harm) subjek penelitian.

3. Justice (prinsip etik keadilan)

Penelitian yang dilakukan memperlakukan subjek penelitian

dengan moral yang benar dan pantas, memperhatikan hak dari subjek

penelitian serta distribusi seimbang dan adil dalam hal beban dan manfaat

keiktsertaan dalam penelitian.

48
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanankan mulai tanggal 25 Januari 2018

sampai dengan 26 Januari 2018. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di SMA

Negeri 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru dengan

menggunakan metode penelitian deskriptif. Data diperoleh menggunakan

kuesioner yang terdiri dari lima bagian yaitu karakteristik responden,

hubungan keluarga terhadap bullying, teman sebaya terhadap bullying, media

tehadap bullying dan perilaku bullying. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 75 responden dengan menggunakan metode stratified

random sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan

penjelasan tentang penelitian yang akan dilaksanakan kepada responden,

peneliti meminta izin kepada responden, setelah responden setuju kemudian

diberi lembar persetujuan untuk ditanda tangani, kemudian dilakukan

pengisian kuesioner. Setelah semua data terkumpul kemudian diolah dan

hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel distribusi sebagai berikut:

49
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelas, Memiliki

Kelompok / Geng dan Jenis Keluarga.

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Siswa di SMAN 2
Barru, Kabupaten Barru (n = 75)

Karakteristik Responden f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 25 33,3
Perempuan 50 66,7
Kelas
X MIPA 47 62,7
X IPS 28 37,3
Memiliki Kelompok/geng
Ya 75 100
Jenis Keluarga
Keluarga Biologis 65 86,7
Bukan Orang Tua Biologis 10 13,3
Keluarga Tiri 0 0
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 75 responden,

diketahui jenis kelamin responden terbanyak yaitu Perempuan

sebanyak 66,7 % (50 responden), Berdasarkan tingkatan kelas, paling

banyak responden berada di kelas X MIPA yaitu sebanyak 62,7 % (47

responden). Responden semuanya memiliki Kelompok/Geng 100 %

(75 responden), Berdasarkan Jenis Keluarga, Mayoritas responden

tinggal bersama dengan Keluarga Biologis yaitu sebanyak 86,7 % (65

responden).

50
2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Keluarga

pada Siswa SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten

Barru.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Keluarga pada Siswa


SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru (n = 75)

Hubungan Keluarga f %
Kurang Baik 15 20
Baik 60 80
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 75 responden

didapatkan hasil yaitu sebanyak 20 % (15 responden) memiliki

hubungan keluarga kurang baik dan sebanyak 80 % (60 responden)

memiliki hubungan keluarga baik.

51
3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Teman Sebaya dengan

Perilaku Bullying di SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja,

Kabupaten Barru.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Teman Sebaya Dengan Perilaku Bullying


pada Siswa di SMAN 2 Barru, Kecamtan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru (n
= 75)

Teman Sebaya f %
Memiliki Teman Sebaya 75 100
Asal Teman Sebaya
Sekolah Yang Sama 55 73,3
Sekolah Lain 1 1,3
Tidak Sekolah 0 0
Semua Ada 19 25,3
Pengaruh Teman Sebaya
Tidak Dipengaruhi 19 25,3
Dipengaruhi 56 74,7

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 75 responden

sebanyak 100 % (75 responden) memiliki Teman Sebaya yang dekat,

yang berarti semua responden memiliki teman sebaya yang dekat

dengan mereka, Selanjutnya sebanyak 73,3 % (55 responden)

memiliki Teman Sebaya yang dekat berasal dari Sekolah yang sama,

Sekolah Lain sebanyak 1,3 % (1 responden), Semua ada yang sudah

termasuk dari sekolah yang sama, sekolah lain dan tidak sekolah

52
sebanyak 25,3 % (19 responden) dan sebanyak 25,3 % (19 responden)

yang tidak dipengaruhi oleh Teman Sebaya, sedangkan sebanyak 74,7

% (56 responden) dipengaruhi oleh Teman Sebaya.

53
4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Media

Terhadap Perilaku Bullying di SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng

Riaja, Kabupaten Barru.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Media Terhadap


Perilaku Bullying pada Siswa di SMAN 2 Barru,Kecamatan Soppeng Riaja,
Kabupaten Barru (n = 75)

Media f %

Tidak dipengaruhi oleh media 31 41,3

Dipengaruhi oleh media 44 58,7

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 75 responden,

didapatkan responden yang tidak dipengaruh oleh media sebanyak

41,3 % (31 responden) sedangkan responden yang dipengaruh oleh

media sebanyak 58,7 % (44 responden).

54
5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaku dan Korban

Bullying di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru.

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaku Bullying

pada Siswa di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru.

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaku Bullying pada Siswa


di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru (n = 75)

Pelaku f %
Tidak Melakukan Bullying 25 33,3
Melakukan Bullying 50 66,7
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 75

responden, didapatkan Pelaku sebanyak 33,3 % (25 responden)

tidak melakukan perilaku bullying dan sebanyak 66,7 % (50

responden) melakukan perilaku bullying.

55
b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Korban Bullying

pada Siswa di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Korban Bullying pada


Siswa di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru (n = 75)

Korban f %
Korban Bullying 75 100
Bukan Korban Bullying 0 0
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang

menjadi korban bullying sebanyak 100 % (75 responden) atau

semua responden pernah menjadi korban bullying.

56
6. Hasil Crosstabulasi Pelaku Bullying Berdasarkan Hubungan

Keluarga, Pengaruh Teman Sebaya Yang Dekat dan Pengaruh Media

di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru.

a. Distribusi Frekuensi Pelaku Berdasarkan Hubungan Keluarga

Terhadap Perilaku Bullying di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Keluarga


Terhadap Perilaku Bullying pada Siswa di SMAN 2 Barru, Kabupaten
Barru (n = 75)

Kategori Pelaku
Bukan Total Nilai
Hubungan Pelaku
Pelaku P
Keluarga
f % f % f %
Hubungan Keluarga Kurang
Baik 9 60 6 40 15 100 0,014
Hubungan Keluarga Baik 16 26,7 44 73,3 60 100
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan hasil uji analisis Chi

Square yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang

bermakna pada Hubungan Keluarga responden terhadap perilaku

bullying dengan nilai P=0,014 (P<0,05). Sebanyak 73,3 % (44

responden) yang memiliki hubungan keluarga yang baik tetapi

menjadi pelaku bullying

57
b. Distribusi Frekuensi Pelaku Berdasarkan Pengaruh Teman Sebaya

Yang Dekat Terhadap Perilaku Bullying di SMAN 2 Barru,

Kabupaten Barru.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Teman


Sebaya Yang Dekat Terhadap Perilaku Bullying pada Siswa di
SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru (n = 75)

Kategori Pelaku
Bukan Total Nilai
Teman Pelaku
Pelaku P
Sebaya
f % f % F %
Tidak Dipengaruhi
Teman Sebaya 16 84,2 3 15,8 19 100 0,000
Dipengaruhi Teman
9 16,1 47 83,9 56 100
Sebaya
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan hasil uji analisis Chi

Square yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat

bermakna pada Pengaruh Teman Sebaya Dekat responden yang

terhadap perilaku bullying dengan nilai P=0,000 (P<0,05).

Sebanyak 83,9 % (47 responden) menjadi Pelaku Bullying yang

diperngaruhi oleh teman sebaya yang dekat.

58
c. Distribusi Frekuensi Pelaku Berdasarkan Pengaruh Media

Terhadap Perilaku Bullying di SMAN 2 Barru, Kabupaten Barru.

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Media


Terhadap Perilaku Bullying pada Siswa di SMAN 2 Barru,
Kabupaten Barru (n = 75)

Kategori Pelaku
Bukan Total Nilai
Media Pelaku
Pelaku P
f % f % f %
Tidak dipengaruhi
6 19,4 25 80,6 31 100
oleh media 0,031
Dipengaruhi oleh
19 43,2 25 56,8 44 100
media
Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan hasil uji analisis Chi

Square yang menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat

bermakna pada Pengaruh Media pada responden terhadap

perilaku bullying dengan nilai P=0,031 (P<0,05).

Sebanyak 56,8 % (25 responden) menjadi Pelaku Bullying dari

pengaruh Media.

59
B. Pembahasan

1. Perilaku Bullying

Perilaku bullying merupakan masalah yang terjadi dikalangan anak-

anak maupun remaja dan terus mendapat perhatian dari berbagai

kalangan hingga saat ini. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa

dari 75 responden yang diteliti, terdapat 66,7 % (50 responden) menjadi

pelaku bullying dan 100 % (75 responden) atau semuanya pernah

menjadi korban bullying.

Berdasarkan hasil dari Crosstabulasi dan uji Chi Square pada tiga

faktor penyebab perilaku bullying pada Siswa SMAN 2 Barru, Kabupten

Barru yaitu Hubungan Keluarga, Teman Sebaya dan Media adalah

sebagai berikut :

a. Hubungan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian yag dilakukan, didapatkan hasil

sebanyak 73,3 % (44 responden) menjadi pelaku bullying tetapi

memiliki hubungan keluarga yang baik sedangkan yang memiliki

hubungan keluarga kurang baik hanya 40 % (6 responden) saja

yang demikian, sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas

yang tinggi pada pelaku bullying sebagian besar memiliki

hubungan eluarga yang baik.

Temuan pada penelitian yang dilakukan (Pratiwi, 2012)

menunjukkan bahwa pola asuh permisif cenderung menjadikan

60
anak kesulitan dalam membatasi perilaku agresif mereka,

sehingga mengembangkan mereka menjadi pelaku pembulian,

dan Menurut Handayani et al dalam (Nilakusmawati, 2009)

tinggi rendahnya tingkat agresivitas pada sebagian remaja, salah

satunya dipengaruhi oleh pengasuhan yang mereka dapatkan.

Pengasuhan dan pendidikan anak dalam keluarga merupakan

institusi pertama dalam proses perkembangan dan pendidikan

anak dan remaja, sehingga peran pola asuh orang tua terhadap

anak sangat menentukan bagaimana perkembangan mereka kelak

di kemudian hari.

Menurut peneliti pelaku bullying yang tidak terjadi karena

hubungan keluarga, mungkin hanya kerena disebabkan oleh

remaja yang yang merasa bosan dan tidak mendapatkan kegiatan

lain dalam keluarga (seperti liburan atau rekreasi keluarga,dsb.)

sehingga anak atau remaja ini mencari cra lain untuk menghibu

diri, sehingga terjadilah perilaku bullying ini yang mungkin

dianggap sebagai hal yang biasa saja.

b. Teman Sebaya

Berdasarkan hasil peneilitian didapatkan bahwa pengaruh

teman sebaya yang dekat dengan responden sehingga terjadinya

perilaku bullying, terdapat Sebanyak 83,9 % (47 responden) yang

melakukan bullying akibat dari pengaruh teman sebaya dekat dan

61
15,8 % (3 responden) yang melakukan perilaku bullying tetapi

tidak dipengaruhi oleh teman sebaya dekat. Berarti disimpulkan

bahwa 50 responden dari 75 responden yang diteliti merupakan

pelaku bullying baik dipengaruhi oleh teman sebaya dekat

maupun tidak dipengaruhi dan sisanya sebanyak 25 responden

bukan pelaku bullying baik yang dipengaruhi maupun tidak.

Penelitian yang dilakukan pada kelompok teman sebaya

didapatkan bahwa penolakan dari teman sebaya dapat

menimbulkan perasaan kesepian dan dimusuhi, sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan mental dan menimbulkan masalah

kriminal. Teman sebaya juga dapat mengenalkan kepada alkohol,

perilaku abnormal dan kenakalan-kenalan lainnya (Santrock,

2003).

Dapat dilihat dari hasil penelitian yang diidapatkan di SMAN

2 Barru pada siswa kelas X MIPA dan X IPS dengan 75

responden yang 50 diantaranya sebanyak 83,9 % (47 responden)

yang dipengaruhi teman sebaya yang dekat merupakan pelaku

bullying, maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa

merupakan pelaku bullying. Hal ini sesuai pada penelitian yang

meyatakan bahwa pada masanya remaja memiliki keinginan

untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai

mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh

62
karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku

bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang

memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik

secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak

apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan

(Coloroso, 2007).

Menurut peneliti, pengaruh dari teman sebaya yang dekat

dengan responden cukup memberikan pengaruh yang signifikan

sehingga perilaku bullying dapat terjadi.

c. Media

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh

penggunaan media terhadap terjadinya perilaku bullying, terdapat

sebanyak 56,8 % (25 responden) yang menjadi pelaku bullying

akibat dari pengaruh penggunaan media dan sebanyak 80,6 % (25

responden) dan 80,6 % (25 responden) menjadi pelaku bullying

tetapi tidak dipengaruhi oleh penggunaan media. Hal ini dapat

dijelaskan dari persentase yang didapatkan berbeda tetapi pelaku

bullying terjadi berdasarkan penggunaan media sebanding dengan

pelaku bullying yang tejadi dengan tidak dipengaruhi oleh

penggunaan media.

Hal ini dilihat dari penelitian yang menyatakan bahwa

sekarang remaja khususnya dikalangan sekolah sebelum

63
perkembangan teknologi belum begitu pesat, bisa dilihat dulu

para Siswa bersekolah dengan hanya membawa buku – buku

pelajaran dan beberapa perlengkapan alat tulis lainnya, tapi kini

bisa dilihat sendiri para Siswa sekarang berangkat kesekolah

begitu tidak lengkap tanpa adanya telepon genggam (handphone)

maupun laptop / notebook, entah apakah handphone maupun

laptop / notebook tersebut sebagai alat komunikasi dan penunjang

pembelajaran atau untuk kepentingan lain, yang jelas bagi

sebagian remaja terkhusus penggunaan handphone merupakan

saran gaul yang mutlak yang mereka miliki untuk merasa gaul

dan percaya diri dengan teman – temannya (Ahira, 2009).

Menurut peneliti, penggunan media eletronik pada Siswa di

SMAN 2 Barru, Kabpaten Barru cukup pesat terutama dalam

penggunan handphone khususnya yang berfitur android, jika

ditahun-tahun sebelumnya penggunaan handphone segala bentuk

dilarang dibawa kesekolah yang diperbolehkan hanya laptop /

notebook saja yang sampai sekarang tetap diperbolehkan, tetapi

sekarang dengan aturan yang baru keluar bahwa Siswa

diperbolehkan membawa handphone yang berfitur android ke

sekolah dengan alasan untuk dipergunakan dalam hal

pembelajaran saja. Tetapi menurut peneliti penggunaan

handphone sendiri yang sudah dibebaskan dibawa Siswa tidak

64
serta merta hanya dalam pembelajaran saja dipergunakan akan

tetapi potensi penggunaan dalam hal lain pun terutama hal negatif

bisa saja terjadi.

C. Keterbatasan Penelitian

1. Waktu jam pelajaran yang padat, sehingga peneliti didampingu Guru

BK menunggu terlebih dahulu sampai jam istirahat.

2. Waktu penelitian yang bersamaan waktu istirahat sekolah, sehingga

peneliti harus mendatangi satu per satu responden yang berada di luar

kelas untuk mengisi kuesioner.

3. Responden yang tidak mudah diberi arahan dalam pengisian kuesioner,

sehingga peneliti meminta bantuan kepada pihak Guru BK untuk

mengarahkan responden.

65
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor penyebab terjadinya

perilaku bullying di SMAN 2 Barru, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten

Barru adalah sebagai berikut :

1. Didapatkan dari responden yang diteliti didominasi oleh Perempuan,

umur terbanyak adalah 15 tahun, semua responden memiliki kelompok /

geng dan jenis keluarga terbanyak yang ditempati responden adalah

keluarga biologis atau orang tua kandung mereka sendiri.

2. Dari identifikasi yang dilakukan ditemukan bahwa responden paling

banyak memiliki hubungan keluarga baik tapi melakukan perilaku

bullying.

3. Dari hasil identifikasi pada teman sebaya didapatkan bahwa semua

responden yang diteliti memiliki teman sebaya dan asal teman sebaya

mereka dari sekolah yang sama dan juga sebagian besar responden

dipengaruhi oleh teman sebaya mereka.

4. Dari hasil penelitian dari pengaruh penggunaan media didapatkan pula

bahwa penggunaan media berupa handphone pada pemakaian sosial

media tidak memiliki pengaruh tinggi terhadap terjadinya perilaku

bullying.

66
5. Berdasarkan pula identifikasi pada perilaku bullying didapatkan hasil

yaitu mayoritas responden pernah menjadi pelaku bullying, dan semua

responden pernah menjadi korban bullying.

B. Saran

1. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pelaku dan korban bullying

pernah terjadi dan dilakukan oleh semua Siswa .Dengan demikian,

dapat disarankan kepada pihak sekolah atau pihak lain untuk

mengadakan penyuluhan tentang perilaku bullying.

2. Peneliti menyarankan bahwa pelaksanaan program anti bullying yang

dilakukan oleh para ahli yang dikembangkan oleh (Astuti, 2008) dengan

nama SAHABAT (kasih-SAyang, HArmoni, Baik-budi, bertAnggung

jawab, dan persaTuan).

3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melanjutkan penelitian ini untuk

pengembangan riset selanjutnya pada Variabel Lingkungan dan

Variabel Kelompok / Geng terjadinya perilaku bullying pada Siswa

SMA.

67
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, a. (2009). Pengaruh Handphone Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Pengaruh


Handphone Terhadap Prestasi Belajar Siswa,
http://www.Anneahira.com/pengaruh-handphone-terhadap-prestasi-belajar-
Siswa.htm.
Almatsier, S. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Ana H, D. (2016). GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA
DALAM MASA STUDI STRATA SATU PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN. UNVERSITAS
HASANUDDIN , PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKUKTAS KEDOKTERAN, MAKASSAR.
Andriani, A. (2014, Juni). Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) dalam
Peningkatan Prestasi. Edukasi, Volume 02, Nomor 01, 459-472.
Arisman. (2004). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC Kedokteran.
Astuti, P. (2008). Meredam Bullying:3 cara efektif mengatasi kekerasan pada anak.
Jakarta: Grasindo.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2013. http://doi.org/1 Desember 2013.
Baharuddin. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Beane, A. (2008). Protect your child from bullying (expert advice to help
recognize,prevent and stop bullying before your child gets hurt. USA: Jose-
Base.
Benitez, J., & Justicia, F. (2006). Bullying:Description and analysis of the
phenomenon. Electronic Journal Of Research in Educational of Psychology 4
(9), 151-170.
Coloroso, B. (2006). Penindasan,Tertindas,dan Penonton;Resep Memutus Rantai
Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta: Serambi Ilmu
Pustaka.
Coloroso, B. (2007). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari
Prasekolah Hingga SMU). Jakarta: PT.Ikrar Mandiri Abadi.

68
Emmerling, R. (2015). Wong's Emotional Intelligence Scale. Retrieved from Retrived
from Consortium for research on Emotional Intelligence in Organization:
http://www.eiconsortium.org/measures/sreis.html
Fajrin, A. (2013). Hubungan antara tingkat pengertahuan dengan perilaku bullying
pada remaja di SMK PGRI Semarang. Semarang: Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Feldman, R. (2012). Pengantar psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
Gibney M. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Goleman, D. (1997). Kecerdasan Emosi (Terjemahan T.Hermaya). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2000). Emosional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Goleman, D. (2001). Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi
(terjemahan oleh Widodo). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. (2002). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utamaa.
Goleman, D. (2006). Emosional Intelligence: Kecerdasan emosional, mengapa EI
lebih penting daripada IQ. Alih bahasa : T. Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Goleman, D. (2009). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Goleman, D. (2015). Emotional Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gottman, J. (2003). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang memiliki Kecerdasan
Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hafsanah, B. (2010). Studi Kasus Perilaku Bullying pada Siswa SMA di Kota
Yogyakarta. Jurnal Penelitian, vol 5., 54-62.
Hamzah, B. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hardinsyah, & Supariasa, I. N. (2017). ILMU GIZI: TEORI & APLIKASI. Jakarta:
EGC.
Hegarty, V. (1996). Nutrition, Food and Environment. USA: Eagon Press
Minnesotta, USA.

69
Husaini, A. (2013). Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Resiko Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat. Ciputat:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Hymel , S., Nickerson, A., & Swearer, S. (2012). Bullying at School and online.
Amerika: Education.com.
Juvonen, J. E. (2008). Extending the school grounds? Bullying experiences in
cyberpace, Journal of school health, American School Health Association.
KBBI. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Retrieved Oktober 1, 2017,
from kbbi.web.id/
Kemenkes RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
NO.195/Menkes/SK/XI/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak.
Khaerunnisa. (2008). Geng nero:Kekerasan remaja yang ditumbuhkembangkan.
Jakarta: http://www.bullyingpks.php.
Khomsan A. (2004). Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hiduo. Jakarta: Grasindo.
Lai, S., Ye, R., & Chang, K. (2008). Bullying in Middle School:An Asian-Pacific
Regional Study. Education Research Institute, Vol.9, 393-405.
Lazzeri, G., & al, e. (2006). Nutritional Surveillance in Tuscany. Journal of
Preventive Medicine And Hygiene, 16-21.
Madya, W., & Utari, R. (2011). Retrieved Oktober 1, 2017, from
http://www.bppk.depkeu.go.id/webpkn/attachments/766_1-
Taksonomi%20Bloom%20-%20Retno-ok-mima.pdf
Meilinda, E. (2013). Hubungan antara penerimaan diri dan konformitas terhadap
intensi merokok pada remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4
Samarinda. eJournal Psikologi, 1(1)9-22.
Nation, M., Vieno, A., Perkins, D., & Santinello, M. (2007). Bullying in school and
adolescent sense of empowerment:An analysis of relationship with parents,
friends and teachers. Journal of Community & Applied Social Psychology, 10
(3), 115-127.
Nilakusmawati, D. &. (2009). Agresivitas Remaja:Analisis Faktor-faktor yang
berpengaruh. Journal Sosial Budaya, 15-28.
Notoadmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.

70
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi 2. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Novianti, I. (2008). Fenomena kekerasa di lingkungan pendidikan. Jurnal Insania 13
(2), 1-10.
Nurjayanti. (2013). Gambaran tingkat pengetahuan,perilaku, dan sikap perawat
tentang oral di ruangan intensif care unit (ICU) RS.DR.Wahidin Sudirhusodo
dan di RSUD Haji Makassar. Makassar: Perogram Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Hasanuddin.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodeologi penelitian Ilmu
Keperawatan. ed,2. Jakarta: Salembah Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Patchin, J. S. (2012). Cyberbullying Prevention and Responce. New York: Routledge.
Petrides, K. (2009). Psychometric properties of the train emotional. the Springer
series, 1-5.
Prasetyo, S. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Pratiwi, M. d. (2012). Hubungan Antara Jenis Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kecenderungan Menjadi Pelaku Dan Korban Pembulian Pada Siswa-Siswi
SMA Di Jakarta Selatan. Jakarta Selatan: BINUS University.
Purwati, S. (2005). Pencernaan Menu Untuk P EnderitaKegemukan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Puwati, S. (2005). Pencernaan Menu Untuk P Enderita Kegemukan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Qomariyah, A. (2011). Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di
Perkotaan. Surabaya: Universitas Airlangga.
Ratna Juwita,dkk. (2005). ”Gencet-bencetan" dimata siswa/siswi kelas I
SMA;Naskah kognitif tentang arti,skenario dan dampak "gencet-gencetan".
Journal Psikologi Sosial,Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 12(01)1-
13.

71
Riadi, M. (2013). Pengertian,tingkatan dan cara memperoleh pengetahuan-
pengetahuan dan referensi. Retrieved September 29, 2017, from
http://www.kajianpustaka.com/2013/05/pengertian-tingkatan-dan-cara.html
Rigby,K. (2003). Consequences of Bullying in School . Journal of can J Psychiatry,
Vol.48 no.9.
Ristiyati, I. D. (2014). HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI
BELAJAR MURID SD NEGERI DI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG (NASKAH PUBLIKASI). diakses: 20 September 2017 di
http://eprints.ums.ac.id/29444/12/FULLTEXT_NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
Rodkin, P., Farmer, T., Pearl, R., & Acker, R. (2000). Heterogeneity of popular
boys:Antisocial and prosocial configurations. Journal of Developmental
Psychology 36 (1), 14-24.
Roland, E. (2000). Bullying in school: Three national innovation in Norwegian
school in 5 years. Journal of Aggressive Behavior, 26, 135-143.
Sadiyah, M. (2014). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.
Sanders Cherly E, P. (2004). Bullying:implications for the clasroom. California USA:
Elsevier Academic Press.
Santrock, J. (2003). Adolescence:Perkembangan Remaja.Edisi keenam
(Terjemahan:Shinto B.Adler & Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga.
Sari, T. (2014). Aksi Bullying di kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Wilayah
Surakarta Tahun 2014/2015. Surakarta: Program Studi Pendidikan Sosiologi
Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Prendidikan Universitas Sebelas
Maret.
Saripah. (2009). Model Konseling Kognitif perilaku untuk meredukasi Bullying
Siswa. Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Saryono, & Anggraeni, M. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif
dalam bidang kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sejiwa, Y. (2008). Bullying:mengatasi kekrasan di sekolah dan lingkungan sekitar
anak. Jakarta: Gratisindo.
Setiawati, d. (2002). Hubungan Kecerdasan Emosi, Status Gizi dengan Prestasi
Belajar. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.

72
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta
Bandung.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Statitstika untuk penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Supariasa dkk. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Supariasa, I. N. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Susanto, D. (2010). Fenomena korban bullying pada remaja dalam dunia pendidikan.
Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Syah, M. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineba
cipta.
Tjundjing S. (2001). Hubungan antara IQ, EQ, dan AQ dengan Prestasi Studi Pada
siswa SMU Indonesia. Physichological Journal 17 (1), 69-87.
Virgianto, G., & Purwaningsih, E. (2006). Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor
Risiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja. Universitas Ponegoro: Tesis.
Wasis. (2001). Hubungan Intelegensi, Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa
SLTP. Thesis. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, sikap dan
perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Winkel, W. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Wiyani. (2012). Save our children from school bullying. Yogyakarta: Ar-Rus Media.

73
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN UNTUK RESPONDEN


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Perkenalkan Nama saya
Andi Muhammad Ikhsan Jannatung, NIM; C121 14 503 adalah Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin,
sedang melakukan penelitian Skripsi dalam rangka menyelesaikan pendidikan
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin dengan judul “ Faktor – Faktor Penyebab Perilaku
Bullying di SMAN 2 BARRU “ Penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan
untuk program pendidikan Sarjana saya di Universitas Hasanuddin Makassar.
Pembimbing saya adalah Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Si. dan Andriani,
S.Kep.,Ns.,M.Kes.
Saya akan menjaga kerahasiaan anda dan keterlibatan anda dalam penelitian
ini, serta anda tidak akan di catat dimanapun. Semua kuesioner hanya akan di berikan
nomor kode yang tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi identitas anda.
Apabila hasil penelitian ini dipublikasikan, tidak ada satu pun identifikasi yang
berkaitan dengan anda akan di tampilkan dalam publikasi tersebut. Siapapun yang
bertanya tentang keterlibatan anda dan apa yang anda jawab dalam penelitian ini,
anda berhak untuk tidak menjawab. Keterlibatan anda dalam penelitian ini, sejauh
yang saya ketahui tidak menyebabkan resiko. Walaupun keterlibatan dalam
penelitian ini tidak memberikan keuntungan langsung pada anda, namun hasil dari
penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
bullying.
Maka dari itu peneliti berharap melalui penjelasan singkat ini anda berkenan
untuk menjadi responden penelitian. Terima kasih atas kesediaan dan partisipasinya.

Makassar, 25 Januari 2018

Peneliti,

Andi Muhammad Ikhsan Jannatung

74
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

TTL :

Pekerjaan :

No.Hp/Telp :

Benar telah menerima dan mengerti penjelasan dari peneliti tentang penelitian
“ Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Bullying di SMAN 2 BARRU
” termasuk tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian. Dengan penuh kesadaran serta
tanpa paksaan, saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Dengan demikian persetujuan ini saya sampaikan dengan penuh kesadaran


dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Makassar, 25 Januari 2018

Yang menyatakan persetujuan

…………………………………

75
Lampiran 3

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERILAKU


BULLYING DI SMAN 2 BARRU
KABUPATEN BARRU

A. Karakteristik Responden
No. Responden:

1. Jenis Kelamin :
2. Kelas :
3. Umur :
4. Memiliki / bergabung dalam suatu kelompok / geng :
a. Ya b. Tidak
5. Tinggal Bersama :
a. Keluarga Biologis
b. Bukan Orang Tua Biologis
c. Keluarga Tiri

B. Kuesioner tentang Hubungan Keluarga terhadap bullying


Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling
sesuai dengan anda.
SS= (Sangat Sering) S =(Sering) KK =(Kadang-kadang)
TP=(Tidak Pernah)

NO Pernyataan SS S KK TP

1. Apakah anda merasa bahagia dalam


keluarga anda ?
2. Apakah anda mempuyai masalah dalam
keluarga anda ?
3. Pada saat anda memiliki masalah dalam
keluarga anda, apakah anda
melampiaskannya dengan cara melakukan
bullying
(mengejek,mengatai,mengatai,memukul)
ke orang lain ?

76
C. Kuesioner tentang Teman Sebaya terhadap bullying
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai
dengan anda.

1) Apakah anda memiliki teman sebaya yang dekat dengan anda ?


a. Ya b. Tidak

2) Berasal darimanakah teman sebaya yang dekat dengan anda ?


a. Sekolah yang sama
b. Sekolah lain
c. Tidak sekolah
d. Semua ada

3) Apakah teman sebaya yang dekat dengan anda sering mempengaruhi


anda untuk melakukan bullying (mengejek,mengatai,mengolok) ?
a. Ya b. Tidak

D. Kuesioner tentang Media terhadap bullying


Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling
sesuai dengan anda.
SS= (Sangat Sering) S =(Sering) KK =(Kadang-kadang)
TP=(Tidak Pernah)

NO. Pernyataan SS S KK TP

1. Seberapa seringkah anda menggunakan


handphone anda ?
2. Seberapa seringlah anda menggunakan
notebook / laptop anda ?
3. Seberapa seringkah anda menggunakan
sosial media
(Facebook,Line,WhatsApp,Instagram)
anda ?

4. Apakah anda menggunakan media sosial


anda untuk membully
(mengejek,mengatai,mengolok) orang
lain?

77
E. Kuesioner tentang perilaku bullying
Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling
sesuai dengan anda.
SS= (Sangat Sering) S =(Sering) KK =(Kadang-kadang)
TP=(Tidak Pernah)

NO. Pernyataan SS S KK TP

1. Saya akan melempari teman yang membuat


saya jengkel
2. Saya menunjukkan kepada teman bahwa
saya adalah penguasa (Bos)
3. Saya memukul teman yang tidak mau
mengikuti perintah saya

4. Saya menendang/mendorong teman yang


menghalangi jalan saya
5. Teman-teman suka melempari saya sesuatu
jika dia jengkel
6. Teman-teman suka merusak barang-barang
saya
7. Teman-teman suka memukul saya

8. Teman-teman suka mendorong/menendang


saya jika saya menghalangi jalannya
9. Saya suka mengancam teman saya dengan
kata-kata kasar agar dia taat dan patuh
kepada saya
10. Saya memanggil teman saya dengan nama
yang tidak sesuai (misalnya si kurus,
sibodoh, sigemuk, atau dengan nama
binatang)
11. Saya suka bergosip tentang teman saya

12. Saya suka mengejek teman saya

13. Teman-teman suka megancam saya

14. Saya dipanggil/dijuluki dengan nama yang


tidak sesuai dengan nama saya
15. Teman-teman suka membuat gosip tentang
saya

78
NO. Pernyataan SS S KK TP

16. Teman-teman suka mengejek saya

17. Saya memandang sinis kepada teman yang


tidak saya suka
18. Saya akan mendiami atau mengucilkan
teman yang tidak saya sukai
19. Saya akan menghina teman yang tidak saya
suka
20. Saya suka menertawakan/mempermalukan
teman yang tidak saya sukai
21. Teman-teman menjauhi/mengucilkan saya

22. Teman-teman suka


menertawakan/mempermalukan saya di
depan umum
23. Teman-teman suka memandang sinis
kepada saya.
24. Teman-teman suka menghina dan
merendahkan saya di depan orang lain
25. Saya mengirimkan ancaman kepada teman
saya melalui sosial media
26. Saya memaki-maki teman melalui sosial
media
27. Saya mengajak orang lain untuk
menyebarkan fitnah kepada teman yang
tidak saya suka melalui sosial media
28. saya mengirimkan gambar atau video
kekerasan kepada teman yang tidak saya
suka melalui sosial media
29. Teman-teman suka mengirimkan ancaman
kepada saya melalui sosial media
30. Teman-teman suka memaki-maki saya
melalui sosial media
31. Teman-teman suka mengajak orang lain
untuk menyebarkan fitnah kepada saya
melalui media sosial
32. Teman-teman suka mengirimkan gambar atau
video kekerasan kepada saya tanpa izin

79
Lampiran 4

Hubungan Keluarga Media terhadap


Bergabung Teman Sebaya
Tinggal terhadap bullying bullying
NO. Inisial JK Kelas Umur dalam
bersama
geng

B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 D4
1 MN L X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 1 2 4 2 4 3
2 SI L X MIPA 17 2 2 3 3 3 2 4 1 4 2 3 3
3
AH L X MIPA 15 2 2 2 3 4 2 1 2 4 2 3 2
4 ER L X MIPA 15 2 1 2 3 2 2 1 2 4 2 2 3
5
AM L X MIPA 15 2 1 4 3 3 2 4 1 4 4 4 3
6
ML L X MIPA 15 2 1 2 3 2 2 2 1 4 2 3 4
7
AR L X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 1 1 3 3 3 3
8 AN L X MIPA 16 2 1 3 3 4 2 1 2 3 4 2 4
9
AI L X MIPA 15 2 1 4 4 4 2 1 2 4 1 3 2
10
MI L X MIPA 15 2 1 4 4 3 2 1 2 4 2 3 4
11
AN L X MIPA 15 2 1 3 2 2 2 1 1 4 2 4 2
12
AS L X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 4 1 3 2 2 2
13
AL L X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 4 2 4 3 2 2
14
AS L X MIPA 14 2 1 4 3 3 2 1 1 3 3 2 4
15 SR P X MIPA 16 2 1 4 4 4 2 1 2 4 2 3 4
16 AF P X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 1 2 4 1 4 4
17
AW P X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 1 2 4 2 4 2
18
NW P X MIPA 15 2 1 2 3 2 2 1 2 4 1 3 2
19
MR P X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 1 2 4 3 3 2

80
20 RA P X MIPA 15 2 1 4 4 4 2 1 2 3 2 3 4
21 AA P X MIPA 15 2 1 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2
22
SA P X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 1 1 4 2 4 2
23 AT P X MIPA 16 2 1 2 3 2 2 1 1 4 2 3 4
24
FT P X MIPA 15 2 1 4 4 4 2 4 1 3 2 3 3
25
RS P X MIPA 15 2 1 4 3 3 2 1 2 3 1 3 3
26
RA P X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 1 2 4 3 4 3
27 KK P X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 1 2 4 1 3 2
28
SS P X MIPA 15 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 3 2
29 JR P X MIPA 15 2 1 2 3 4 2 4 2 3 2 3 4
30
AP P X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 1 1 3 3 3 2
31
RH P X MIPA 15 2 1 3 2 2 2 1 1 3 2 3 2
32 AN P X MIPA 15 2 2 2 3 4 2 4 2 3 2 3 2
33
AM P X MIPA 15 2 1 2 3 4 2 4 2 3 1 3 4
34
RH P X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 4 2 3 2 3 4
35 SS P X MIPA 16 2 2 4 3 4 2 4 2 4 3 3 2
36
MF P X MIPA 15 2 1 4 3 3 2 1 2 2 2 2 2
37
SI P X MIPA 15 2 1 3 3 4 2 4 2 3 1 2 4
38
WR P X MIPA 16 2 1 3 3 4 2 4 2 3 2 3 2
39 AN P X MIPA 15 2 1 2 3 4 2 1 2 3 1 3 4
40
RW P X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 4 2 3 2 3 2
41 RN P X MIPA 15 2 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2
42
MJ P X MIPA 15 2 2 4 3 4 2 1 2 3 2 3 2
43
VM P X MIPA 15 2 1 2 3 3 2 4 2 3 2 3 4
44
MS L X MIPA 15 2 1 4 3 4 2 1 2 3 1 3 4
45
MH L X MIPA 16 2 1 4 3 3 2 1 2 3 2 3 4

81
46 KA L X MIPA 15 2 1 2 3 2 2 4 2 3 2 4 2
47 EA L X MIPA 15 2 1 3 2 2 2 1 2 3 3 3 2
48
MA L X IPS 15 2 1 4 3 3 2 1 2 2 2 2 4
49 KL L X IPS 16 2 1 4 4 3 2 1 2 3 2 4 4
50
MH L X IPS 16 2 1 4 4 4 2 1 2 4 1 4 4
51
IB L X IPS 15 2 1 4 3 4 2 1 2 3 1 2 4
52
SH L X IPS 18 2 1 4 4 4 2 1 2 3 2 3 3
53 NA L X IPS 15 2 2 4 4 4 2 1 2 4 2 4 3
54
RF L X IPS 15 2 2 4 3 3 2 1 2 3 3 2 4
55 NF P X IPS 15 2 1 2 2 3 2 1 2 4 1 3 2
56
NA P X IPS 15 2 1 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4
57
NY P X IPS 15 2 1 3 3 3 2 1 2 4 2 4 2
58 SV P X IPS 16 2 1 3 3 3 2 1 1 4 2 4 3
59
SM P X IPS 15 2 1 3 2 2 2 1 1 4 3 4 3
60
AH P X IPS 15 2 1 3 4 4 2 1 1 3 2 3 4
61 NM P X IPS 15 2 2 2 3 3 2 4 2 4 2 4 3
62
NR P X IPS 15 2 1 4 4 4 2 1 2 3 2 2 4
63
US P X IPS 15 2 1 4 3 3 2 1 1 2 2 3 3
64
RM P X IPS 15 2 1 4 4 4 2 1 2 3 2 2 4
65 ZM P X IPS 15 2 1 4 4 4 2 1 2 3 2 2 2
66
RW P X IPS 15 2 2 4 4 4 2 1 2 3 2 2 2
67 NW P X IPS 15 2 1 4 4 4 2 1 2 3 2 4 2
68
AK P X IPS 15 2 1 4 4 4 2 1 2 4 2 4 4
69
AG P X IPS 15 2 1 3 2 4 2 1 2 2 2 3 4
70
PH P X IPS 15 2 1 4 4 4 2 1 2 4 2 4 3
71
NK P X IPS 15 2 1 4 3 4 2 1 2 4 2 4 3

82
72 NS P X IPS 15 2 1 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3
73 AF P X IPS 15 2 1 2 3 2 2 1 1 3 1 3 3
74
HW P X IPS 15 2 1 3 4 4 2 4 1 3 2 2 4
75 NK P X IPS 15 2 1 3 2 2 2 1 1 3 2 3 3

L=1 X MIPA = 1 Ya = 2 Keluarga Biologis = 1

P=2 X IPS = 2 Tidak = 1 Bukan Orang Tua Biologis = 2

Keluarga Tiri = 3

SS = 4 2 = Ya

S=3 1 = Tidak

KK = 2

TP = 1

Sekolah Yang Sama = 1 2 = Ya Sangat Sering = 4

Sekolah Lain = 2 1 = Tidak Sering = 3

Tidak Sekolah = 3 Kadang – kadang = 2

Semua ada = 4 Tidak Pernah = 1

83
Master Tebel Perilaku Bullying
Perilaku Bullying
N Inis
O. ial E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1
MN 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 SI 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 1 2 4 4 3 3 4 3
3
AH 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3
4 ER 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 2 2 3 1 1 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2
5 AM 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2
6
ML 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
7
AR 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
8
AN 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 1
9
AI 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 3
10 MI 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 2
11 AN 3 2 2 3 3 4 3 4 3 1 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2
12 AS 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2
13
AL 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 1
14
AS 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 3 2
15
SR 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
16 AF 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 2
A
17
W 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 2 1 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 1 1
N
18
W 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 1
19
MR 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 1
20 RA 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 1 4 2 1
21 AA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

84
22 SA 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 4 3
23 AT 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 1 3
24
FT 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 1 1
25 RS 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 1 1
26
RA 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 1 1
27
KK 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 2 4 1 1
28
SS 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
29 JR 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4
30
AP 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
31 RH 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
32
AN 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33
AM 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 RH 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35
SS 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
36
MF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 SI 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
38
WR 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
39
AN 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4
40
RW 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
41 RN 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
42
MJ 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
43 VM 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
44
MS 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
45
MH 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
46
KA 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
47
EA 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2

85
48 MA 3 4 4 3 3 4 3 1 3 1 3 3 4 4 3 4 4 1 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3
49 KL 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 3 4 1 1 4 4 2 1
50
MH 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
51 IB 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 3 4 4 2 1
52
SH 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3
53
NA 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 1 1 3 4 1
54
RF 3 4 4 3 2 2 3 3 4 1 3 2 3 1 2 3 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4
55 NF 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 1 1 4 4 1 3
56
NA 2 2 2 4 2 4 1 4 1 4 2 4 4 4 1 4 3 1 1 4 4 3 3 4 4 4 3 1 4 4 2 1
57 NY 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 2 1 4 4 1 3 1 2 4 3 1 1
58
SV 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 1 1 4 3 2 2
59
SM 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 1
60 AH 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 2 3 1 1 4 2 2
61
NM 2 3 3 3 4 4 4 3 2 2 1 2 3 1 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3
62
NR 3 2 1 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 1 1 4 4 3 2 2 1 4 3 1 1 2 4 1 1
63 US 3 4 4 1 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 1 1 4 4 1 1
64
RM 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 1 1 2 2
65
ZM 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 1 2 1 4 1 1
66
RW 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 1 2 4 2 4 1 1 2 3
N
67
W 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 1 2 4 1 1 2 4 2 2
68
AK 3 4 4 2 3 4 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 1 1 4 4 2 1 4 1 1 2 2
69
AG 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 1 2 4 1 1 2 3 1 1
70 PH 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 1 1
71 NK 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 1 1 4 4 1 3
72 NS 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 1 4 1 4 2 4 2 2
73
AF 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 1 1 2 2 3 1

86
H
74
W 4 4 4 1 3 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 1 4 4 1 2 4 3 2 4 1 4 1 4 2 4 2 2
3
75
NK 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3

Sangat Sering = 1

Sering = 2

Kadang – kadang = 3

Tidak Pernah = 4

87
Lampiran 5

Frequency Table

Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 25 33.3 33.3 33.3

Perempuan 50 66.7 66.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Kelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid X MIPA 47 62.7 62.7 62.7

X IPS 28 37.3 37.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

87
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 14 1 1.3 1.3 1.3

15 63 84.0 84.0 85.3

16 9 12.0 12.0 97.3

17 1 1.3 1.3 98.7

18 1 1.3 1.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

Bergabung_dalam_Geng

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 75 100.0 100.0 100.0

88
Tinggal_Bersama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Keluarga Biologis 65 86.7 86.7 86.7

Bukan Orang Tua Biologis 10 13.3 13.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

C1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Ya 75 100.0 100.0 100.0

C2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sekolah yang sama 55 73.3 73.3 73.3

Sekolah lain 1 1.3 1.3 74.7

Semua ada 19 25.3 25.3 100.0

Total 75 100.0 100.0

89
Pengaruh teman sebaya dekat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Dipengaruhi Teman


19 25.3 25.3 25.3
Sebaya

Dipengaruhi teman sebaya 56 74.7 74.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

VARIABEL_KELUARGA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Hubungan Keluarga Kurang


15 20.0 20.0 20.0
Baik

Hubungan Keluarga Baik 60 80.0 80.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

90
VARIABEL_MEDIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Memiliki Pengaruh 31 41.3 41.3 41.3

Memiliki Pengaruh 44 58.7 58.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Pelaku_Bullying

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak melakukan bullying 25 33.3 33.3 33.3

Melakukan Bullying 50 66.7 66.7 100.0

Total 75 100.0 100.0

Korban_Bullying

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Korban Bullying 75 100.0 100.0 100.0

91
Pengaruh teman sebaya dekat * Pelaku_Bullying

Crosstab

KODING_PELAKU

Tidak
melakukan Melakukan
bullying Bullying Total

Pengaruh Tidak Count 16 3 19


teman Dipengaruhi
sebaya Teman Sebaya Expected Count 6.3 12.7 19.0
dekat
% within Pengaruh
84.2% 15.8% 100.0%
teman sebaya dekat

Dipengaruhi Count 9 47 56
teman sebaya
Expected Count 18.7 37.3 56.0

% within Pengaruh
16.1% 83.9% 100.0%
teman sebaya dekat

Total Count 25 50 75

Expected Count 25.0 50.0 75.0

% within Pengaruh
33.3% 66.7% 100.0%
teman sebaya dekat

92
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

a
Pearson Chi-Square 29.641 1 .000

b
Continuity Correction 26.654 1 .000

Likelihood Ratio 29.527 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 29.245 1 .000

b
N of Valid Cases 75

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.33.

b. Computed only for a 2x2 table

93
VARIABEL_KELUARGA * Pelaku_Bullying

Crosstab

KODING_PELAKU

Tidak
melakukan Melakukan
bullying Bullying Total

VARIABEL_ Hubungan Count 9 6 15


KELUARGA Keluarga
Kurang Expected Count 5.0 10.0 15.0
Baik
% within
60.0% 40.0% 100.0%
VARIABEL_KELUARGA

Hubungan Count 16 44 60
Keluarga
Baik Expected Count 20.0 40.0 60.0

% within
26.7% 73.3% 100.0%
VARIABEL_KELUARGA

Total Count 25 50 75

Expected Count 25.0 50.0 75.0

% within
33.3% 66.7% 100.0%
VARIABEL_KELUARGA

94
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df (2-sided) sided) sided)

a
Pearson Chi-Square 6.000 1 .014

b
Continuity Correction 4.594 1 .032

Likelihood Ratio 5.697 1 .017

Fisher's Exact Test .029 .018

Linear-by-Linear Association 5.920 1 .015

b
N of Valid Cases 75

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.00.

b. Computed only for a 2x2 table

95
VARIABEL_MEDIA * Pelaku_Bullying

Crosstab

KODING_PELAKU

Tidak melakukan Melakukan


bullying Bullying Total

VARIABEL_ Tidak Memiliki Count 6 25 31


MEDIA Pengaruh
Expected Count 10.3 20.7 31.0

% within VARIABEL_MEDIA 19.4% 80.6% 100.0%

Memiliki Count 19 25 44
Pengaruh
Expected Count 14.7 29.3 44.0

% within VARIABEL_MEDIA 43.2% 56.8% 100.0%

Total Count 25 50 75

Expected Count 25.0 50.0 75.0

% within VARIABEL_MEDIA 33.3% 66.7% 100.0%

96
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. (2-


Value df (2-sided) sided) Exact Sig. (1-sided)

a
Pearson Chi-Square 4.646 1 .031

b
Continuity Correction 3.636 1 .057

Likelihood Ratio 4.839 1 .028

Fisher's Exact Test .046 .027

Linear-by-Linear Association 4.584 1 .032

b
N of Valid Cases 75

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.33.

b. Computed only for a 2x2 table

97
Lampiran 6

98
99
100
101
102
103
104

Anda mungkin juga menyukai