http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej
© 2014UniversitasNegeri Semarang
Alamatkorespondensi: ISSN 2252-6617
Prodi Pendidikan IPA FMIPA UniversitasNegeri Semarang
Gedung D7 KampusSekaranGunungpati
Telp. (024) 70805795 KodePos 50229
E-mail: dhea.aransa@gmail.com
468
Dea Aransa Vikagustanti, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)
PENDAHULUAN
IPA merupakan salah satu mata pelajaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa dengan metode belajar yang dipakai. Media sangat
karena banyak konsep yang memuat tentang ilmu berperan penting di dalam proses pembelajaran,
hafalan baik teori maupun rumus. Belajar IPA media merupakan suatu wahana penyalur pesan
merupakan proses aktif, namun keaktifan secara materi pelajaran yang disampaikan oleh seorang
fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, siswa juga guru agar siswa dapat dengan mudah menerima
harus memperoleh pengalaman berpikir pelajaran apa yang sudah disampaikan.
melalui kebiasaan berpikir dalam belajar IPA. Penggunaan media pembelajaran secara tepat
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang merupakan hal penting dalam proses
menyediakan kesempatan belajar sendiri atau pembelajaran, karena media mempunyai berbagai
melakukan aktivitas sendiri. Susetiyono (2010) kelebihan antara lain membuat konsep yang
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan alam (IPA) abstrak dan kompleks menjadi sesuatu yang nyata,
dan teknologi dalam abad ini mengalami sederhana, sistematis dan jelas (Wena, 2009).
perkembangan yang pesat dan diperkirakan akan Belajar memerlukan situasi yang
lebih pesat pada abad-abad yang akan datang. IPA menggembirakan dan tenang. Ketenangan dalam
merupakan ilmu yang mendasari kemajuan arti luas meliputi ketenangan lahir maupun batin.
teknologi, sehingga harus disajikan secara Kondisi lingkungan yang mendukung
merangsang dan menarik, sifat ingin tahu pada menyenangkan dan terbebas dari rasa bosan baik
anak didik supaya terus dipupuk dan di lingkungan keluarga maupun sekolah pada saat
dikembangkan. Siswa memerlukan kegiatan berlangsungnya proses pembelajaran dapat
sehingga terlibat dalam proses belajar. mengantar siswa untuk mengekspresikan segala
Pada kegiatan pembelajaran siswa tidak kemampuanya. Salah satu solusi yang ditawarkan
sekedar meniru dan membentuk bayangan dari apa untuk mengurangi kebosanan, kesulitan dan
yang diamati atau diajarkan guru, tetapi secara kondisi tertekan siswa terhadap mata pelajaran
aktif ia menyeleksi, menyaring, memberi arti, dan IPA sekaligus menciptakan suasana pembelajaran
menguji kebenaran atas informasi yang adalah mengemas pembelajaran dengan cara
diterimanya (Yazdi, 2012). Untuk mengatasi hal belajar sambil bermain. Karena ditengah
tersebut, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif permainanlah terdapat hal yang paling dekat
dan profesional dalam mengajar agar siswa dapat dengan suatu kekuatan secara penuh (Rianti &
belajar secara efektif dan efisien dalam mencapai Kurniawan, 2010).
prestasi belajar yang maksimal. Guru perlu Salah satu media pembelajaran yang dapat
memilih metode, model, sumber belajar serta digunakan adalah media monopoli untuk IPA
media pembelajaran yang sesuai agar pengajaran terpadu tema organisasi kehidupan. Kunci
guru lebih menarik dan materi yang diterima oleh keberhasilan pembelajaran IPA terpadu dapat
siswa tidak hanya sekedar sekumpulan konsep. dicapai dengan menyediakan media pembelajaran
Berkenaan dengan unsur-unsur yang yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
terdapat dalam pembelajaran guna mendukung Monopoli adalah satu permainan papan dan
proses belajar, maka dibutuhkan suatu alat bantu pemain berlomba untuk mengumpulkan kekayaan
atau media belajar sebagai sarana pendukung melalui satu pelaksanaan sistem permainan dengan
sebagai tranformasi belajar secara konvensional memasukan petak pertanyaan yang akan dijawab
atau tatap muka (ceramah) di depan kelas. oleh peserta permainan (Wulandari dan Sukimo,
Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran 2012). Permainan monopoli dipilih karena
469
Dea Aransa Vikagustanti, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)
termasuk suatu permainan yang relatif digemari keefektifan produk tersebut. Penelitian
anak dan mudah dalam memainkannya. Bagian- dilaksanakan di SMP Negeri 1 Doro dengan subjek
bagian dari sel dapat dianalogikan sebagai kota penelitian adalah siswa kelas VII. Data dan analisis
atau negara yang mewakili fungsi-fungsi tertentu data yang diperoleh dijabarkan sebagai berikut. 1)
pada permainan monopoli. Para pemain monopoli Uji kelayakan media pembelajaran monopoli IPA
harus melakukan transaksi kombinasi yaitu oleh pakar menggunakan aspek dan kriteria
menyewakan, membeli dan menjawab pertanyaan. penilaian media pembelajaran yang telah
Konsep media pembelajaran monopoli ini diadopsi dimodifikasi dari BSNP kemudian dianalisis secara
dari permainan monopoli secara umum. Monopoli deskriptif persentase, 2) Hasil tanggapan guru dan
dipililih karena dengan media ini dapat melatih tanggapan siswa terhadap media pembelajaran
daya ingat siswa dalam penguasaan konsep materi, monopoli IPA dianalisis secara deskriptif
melatih dan mendorong keberanian siswa untuk persentase, 3) Hasil belajar siswa dianalisis dengan
mengungkapkan pendapatnya, dan melatih ketuntasan nilai KKM, artinya apabila siswa
penguasaan dan pemahaman konsep materi. 85% secara klasikal mendapat nilai ≥ 72 (nilai
Peran media sangat besar pada proses KKM) maka media pembelajaran monopoli IPA
belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar efektif digunakan sebagai media pembelajaran. 4)
siswa. Hal ini dapat dilihat dari suatu penelitian Pengaruh penggunaan media pembelajaran
tentang penggunaan media dalam proses belajar monopoli IPA terhadap hasil belajar siswa
mengajar. Hasil penelitian Susanto, et al (2012) dihitung dengan rumus t-test (Arikunto, 2010).
menemukan bahwa pembelajaran dengam Apabila nilai thitung signifikan, berarti media
menggunakan media pembelajaran monopoli lebih pembelajaran monopoli IPA berpengaruh terhadap
efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran hasil belajar siswa. 5) Peningkatan rerata hasil
konvensional. Karena dengan media pembelajaran belajar siswa dianalisis dengan rumus gain
monopoli siswa menjadi lebih aktif lagi dalam ternormalisasi.
proses pembelajaran, selain itu pembelajaran yang
awalnya hanya berpusat pada guru dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
penggunaan media pembelajaran monopoli
pembelajaran berpusat pada siswa. Pada Pengembangan media pembelajaran
permainan monopoli siswa dituntut untuk monopoli IPA dilakukan melalui berbagai tahap
menguasai materi dengan cara yang yang dikembangkan dari buku Research and
menyenangkan sehingga akan tumbuh minat Development (Sugiyono, 2009). Muslimin (2011)
belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang
menghasilkan produk media pembelajaran IPA terjadi di kelas pada umumnya menggunakan
terpadu berupa monopoli IPA yang layak dan model teacher-centre (berpusat pada guru), bukan
efektif digunakan dalam pembelajaran. student centre (berpusat pada murid).
Pengembangan media pembelajaran monopoli IPA
METODE dilakukan karena buku panduan yang digunakan
oleh siswa tidak membahas IPA secara terpadu.
Jenis penelitian ini menggunakan metode Siswa juga menganggap buku panduan tidak
penelitian dan pengembangan (Research and menarik sehingga mereka malas untuk belajar.
Development). Menurut Sugiyono (2009), metode Salah satu penyebabnya adalah bahan belajar
penelitian dan pengembangan adalah metode siswa berupa buku yang tebal dan penuh dengan
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan tulisan sehingga siswa kurang termotivasi untuk
produk tertentu dan menguji kelayakan serta membukanya, jadi diperlukan sebuah media yang
470
Dea Aransa Vikagustanti, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)
471
Dea Aransa Vikagustanti, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)
Data pada Tabel 2. menunjukan bahwa siswa pada tahap uji coba pemakaian. Pada akhir
guru memberikan tanggapan bahwa media proses pembelajaran, dilakukan evaluasi untuk
pembelajaran monopoli IPA baik digunakan dalam mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
pembelajaran IPA, khususnya pada tema organisasi tema organisasi kehidupan dengan menggunakan
kehidupan. Pada uji coba skala kecil persentase yang media pembelajaran monopoli IPA yang telah
dicapai adalah 72,72% dengan kriteria baik. Hal ini dikembangkan oleh peneliti. Hasil belajar siswa
dikarenakan pada aspek penyajian materi tersusun diperoleh dari rata-rata nilai pre test dan nilai post test.
secara sistematis, namun masih terdapat beberapa Dimana hasil belajar siswa tersebut mewakili
materi yang perlu dilengkapi. Pada tahap uji coba kemampuan berpikir siswa. Uji N-gain digunakan
skala kecil guru memberi masukan atau saran untuk mengetahui efektivitas penggunaan media
kepada peneliti untuk melengkapi materi yang tidak pembelajaran monopoli IPA sebelum dan setelah
dijelaskan secara rinci. Peneliti melakukan revisi pembelajaran. Untuk mengetahui pengaruh media
berdasarkan masukan dari guru untuk mendapatkan pembelajaran monopoli IPA terhadap hasil belajar
produk yang lebih baik. Sedangkan pada uji coba digunakan uji t pretest-postest. Hasil belajar siswa
skala besar diperoleh persentase sebesar 90,9% disajikan pada Tabel 3.
dengan kriteria sangat baik. Hal ini dikarenakan Tabel 3. Hasil belajar siswa
media pembelajaran monopoli IPA sudah melalui Data Kelas VII E
proses revisi berdasarkan masukan dari guru. Pre test Post test
Angket tanggapan siswa terhadap media Jumlah siswa 35 35
pembelajaran monopoli IPA yang telah Nilai tertinggi 76 92
Nilai terendah 44 52
dikembangkan menunjukan hasil yang positif. Pada
Rata-rata nilai 63.5 78.5
uji coba skala kecil diperoleh persentase 85,75% ∑ Siswa tuntas 11 31
dengan kriteria sangat baik. Pada uji coba skala ∑ Siswa tidak 24 4
kecil, siswa memberikan masukan kepada peneliti. tuntas
Setelah dilakukan revisi berdasarkan saran dari Ketuntasan 31,42% 88,5%
siswa pada uji coba skala kecil, selanjutnya Klasikal
Skor Gain 0.52 (sedang)
dilakukan uji coba skala besar dengan memperoleh
t-test 15.92
persentase 90,55% yang memiliki kriteria sangat (signifikan)
baik. Hasil tanggapan siswa pada uji coba skala
besar mengalami peningkatan karena media Data pada Tabel 3. menunjukkan bahwa
pembelajaran monopoli IPA tema organisasi pembelajaran dengan menggunakan media
kehidupan yang dikembangkan sudah melalui pembelajaran monopoli IPA menunjukkan hasil
proses revisi dari hasil uji coba skala kecil. Dengan yang positif. Tanggapan positif siswa terhadap
demikian media pembelajaran monopoli IPA media ternyata sebanding dengan nilai hasil belajar
dinyatakan sangat baik digunakan untuk sebagai yang mereka dapatkan. Hasil belajar siswa
media pembelajaran IPA pada uji skala besar. diperoleh berdasarkan nilai hasil pretest dan nilai
Tahap uji coba pemakaian siswa postest jumlah keseluruhan siswa 35 siswa, pada
memberikan tanggapan yang baik terhadap saat pretest terdapat 11 siswa yang mengalami
penggunaan media pembelajaran monopoli IPA. tuntas belajar secara individu dengan nilai di atas
Pada uji coba pemakaian diperoleh persentase KKM (>72). Setelah menggunakan media
92,86% dengan kriteria sangat baik. Pada uji coba pembelajaran monopoli IPA, untuk hasil postest
pemakaian proses pembelajaran berjalan sesuai terdapat 31 siswa yang mengalami tuntas belajar
dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang secara individu. Sehingga diperoleh persentase
telah dibuat. Proses pembelajaran dilakukan untuk nilai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar
memperoleh tanggapan siswa serta keefektifan 88,5%. Secara keseluruhan rerata skor N-gain
media pembelajaran monopoli IPA yang digunakan sebesar 0,52 dan termasuk kriteria efektivitas
472
Dea Aransa Vikagustanti, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)
alat pemainan edukatif dapat meningkatkan pembelajaran monopoli IPA pada tema organisasi
kreativitas dan kecerdasan anak. kehidupan dapat berpengaruh positif terhadap
Khasanah et al. (2011) mengungkapkan kemampuan berpikir dan meningkatkan motivasi
bahwa bermain memiliki fungsi yang sangat luas belajar siswa. Media pembelajaran monopoli IPA
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik yang dikembangkan ini merupakan media
secara fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, pembelajaran IPA terpadu yang menggabungkan
maupun psikomotorik. Hal ini dapat dibuktikan dua bidang ilmu yaitu fisika dan biologi.
dengan media pembelajaran monopoli IPA yang Keterkaitan antara konsep-konsep lain akan
memiliki fungsi yang luas bagi pertumbuhan dan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari
perkembangan anak. Misalnya saja fungsi dalam sehingga siswa mampu menerapkan perolehan
perkembangan kognitif, yaitu keterampilan anak belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah
dalam berfikir. Pada saat bermain dengan teman nyata di dalam kehidupan.
sebaya, anak akan belajar membangun
pengetahuannya sendiri dari interaksi. Mereka dapat SIMPULAN
menyelesaikan masalah yang ditemukan pada saat
bermain, sehingga anak dapat terlatih untuk berfikik Berdasarkan hasil penelitian, dapat
logis. Media pembelajaran monopoli IPA juga disimpulkan bahwa media pembelajaran monopoli
penting untuk perkembangan bahasa anak. Pada IPA tema organisasi kehidupan yang
saat anak bermain, ketika kemampuan kognitifnya dikembangkan memenuhi kriteria standar
tumbuh dan berkembang, anak mulai berfikir secara kelayakan media pembelajaran dari Badan Standar
simbolik melalui pemerolehan dan penggunaan Nasional Pendidikan (BSNP). Hal itu terlihat dari
bahasa. Fungsi dalam perkembangan psikologis persentase hasil validasi pakar yang menilai layak.
yaitu pemahaman diri, ketika anak tumbuh secara Media pembelajaran monopoli IPA tema organisasi
kognitif dan fisik, ia akan mulai menyadari kehidupan efektif dan berpengaruh positif terhadap
keberadaan dirinya. Dalam sosial emosional, yaitu kemampuan berpikir siswa. Hal ini dapat dilihat
kemampuan anak berbagi rasa, secara psikologis dari nilai hasil belajar siswa yang mencapai
anak telah melewati masa-masa sulit dan dapat ketuntasan klasikal sebanyak 88,5% sehingga dapat
menyampaikan pesan dan perasaannya, digunakan sebagai sumber belajar.
keinginannya, kemauannya dengan tepat. Dengan Saran yang dapat diberikan oleh peneliti
bermain anak dapat bersosialisasi dengan yaitu diperlukan adanya pengembangan
lingkungan sekitar, baik teman sebaya, ataupun berkelanjutan agar media yang dihasilkan menjadi
orang dewasa. Keterampilan sosial ini akan terus lebih baik lagi untuk memaparkan materi
bertambah ketika ia mulai berhubungan dengan keterpaduan dalam bidang kajian IPA. Selain
lebih banyak orang lagi di lingkungan yang lebih Penelitian ini diharapkan untuk dilanjutkan sampai
luas. tahap diseminasi dan implementasi dengan
Media pembelajaran monopoli IPA menggunakan sampel yang lebih luas.
berfungsi untuk meningkatkan kualitas belajar
DAFTAR PUSTAKA
siswa. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan
penggunaan media akan mengendap lebih lama Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian
sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
tinggi. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil Cipta.
penelitian Susanto (2012), yang menyatakan bahwa Khasanah. 2011. Permainan Tradisional Sebagai
penggunaan media permainan monopoli dapat Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak
meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan hasil Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA Volume 1
No. 1
belajar siswa ini mewakili kemampuan berpikir
Muslimin. 2011. Perlunya Inovasi Dalam
siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa media Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia
474
Dea Aransa Vikagustanti, dkk. / Unnes Science Education Journal 3 (2) (2014)
“Solusi Mengatasi Problem Klasik Pengajaran Susetiyono. 2010. Penerapan Model Syndicate
Bahasa Dan Sastra Di Sekolah”. Jurnal Bahasa, Group untuk meningkatkan motivasi dan hasil
Sastra dan Budaya Volume 1 No. 1 belajar zat dan wujudnya untuk kelas VII
Prasetiyawati et al. 2011. Upaya Identifikasi SMP. Jurnal Fisika Indonesia Volume 2 No. 2 :
Kreativitas Kader-Kader PAUD Di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Kecamatan Ungaran Melalui Alat Permainan Wena, L., A. 2009. Pengembangan Perangkat
Edukatif (APE). Jurnal Penelitian PAUDIA Pembelajaran IPA SMP Berbasis Kooperatif
Volume 1 No. 1 Tipe STAD Pada Tema Fotosintesis di SMP
Rianti & Kurniawan. 2010. Peningkatan Hasil Giki-3. Surabaya: UNESA. E–Jurnal
Belajar IPA-Fisika Melalui Permainan http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/artic
Monopoli Bagi Siswa Kelas VIII A Smp le/download/222/158. 1 Februari 2013.
Negeri 2 Gajah Demak Semester Genap Wulandari, E & Sukimo. 2012. Penerapan Model
Tahun Pelajaran 2008/2009. Jurnal Penelitian Cooperative Learning Tipe Student Teams
Pengembangan Fisika Volume 1 No. 1 Achievement Division (STAD) Berbantu Media
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Monopoli Dalam Peningkatan Aktivitas
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 2
Susanto, A., Raharjo., Muji S. R. 2012. Permainan Smk Negeri 1 Godean tahun ajaran
Monopoli sebagai Media Pembelajaran Sub 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Materi Sel pada Siswa SMA Kelas XI IPA. Indonesia Volume X No. 1
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 1 No. 1 : Yazdi, Mohammad. 2012. E-Learning Sebagai
Universitas Negeri Surabaya (tersedia di Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu Teknologi Informasi. Jurnal Ilmiah Foristek
diakses tanggal 18 Februari 2013) Volume 2 No. 1 : Universitas Tadulako
475