Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Bayi menurut WHO (World Health

Organization) (2015) pada negara ASEAN (Association of South

East Asia Nations) seperti di Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup,

Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup, Thailan 17 per 1000

kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan

Indonesia 27 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di

Indonesia masih tinggi dari negara ASEAN lainnya, jika

dibandingkan dengan target dari MDGs (Millenium Development

Goals) tahun 2015 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

Penyakit diare merupakan penyebab kedua morbiditas dan

mortalitas anak di bawah 5 tahun di dunia. Kematian bayi dan balita

setiap tahun yang disebabkan karena diare sekitar 760.000 anak

(WHO,2013). Kejadian diare pada bayi ini dapat disebabkan karena

kesalahan dalam pemberian makanan, dimana bayi sudah diberi

makan selain air susu ibu (ASI) sebelum berusia 4 bulan. Perilaku

tersebut sangat berisiko bagi bayi untuk terkena diare karena,

pertama pencernaan bayi belum mampu mencerna makanan selain

ASI, kedua bayi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan zat

kekebalan yang hanya dapat diperoleh dari ASI dan ketiga adanya

kemungkinan makanan yang diberikan bayi sudah terkontaminasi


oleh bakteri karena alat yang digunakan untuk memberikan

makanan atau minuman kepada bayi tidak steril

Dukungan pemberian ASI eksklusif dari berbagai negara di

dunia sangatlah besar. Hal ini dikarenakan masih rendahnya

cakupan pemberian ASI 2 tersebut. Menurut United Nations

International Children’s Emergency Fund (UNICEF) (2012), data

2012 cakupan rata-rata ASI eksklusif di dunia hanya sebesar 38%,

sedangkan untuk negara berkembang termasuk Indonesia memiliki

rata-rata cakupan ASI hanya sebesar 47%-57% saja. Menurut

Kementrian Kesehatan (2014), Indonesia memiliki cakupan ASI

eksklusif sebesar 54,3%. Cakupan tersebut masih belum

memenuhi target cakupan ASI eksklusif Indonesia, yaitu sebesar

80%. Sedangkan di Jawa Tengah, cakupan ASI eksklusif pada

tahun 2013 sebesar 58,4% (Kemenkes, 2014).

Di Indonesia hampir 9 dari 10 ibu pernah memberikan ASI,

namun penelitian IDAI (Yohmi dkk, 2015) menemukan hanya

49,8% yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sesuai

rekomendasi WHO. Hasil penelitian di DKI Jakarta dari Program

Magister Kedokteran Kerja Departemen Kedokteran Komunitas

FKUI, diperoleh presentase di Jakarta yang memberikan ASI

Eksklusif pada bayinya hanya 32%. Bahkan 80% pekerja pabrik di

Jakarta tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor dari pengetahuan, dukungan suami, keberhasilan

IMD dan pekerjaan karena aktifitas kerja ibu yang berfokus kepada
pencapaian karir. Hak ibu untuk memberikan ASI Eksklusif dan

menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui hak ini tertuang pada

bab V pasal 30 (Hapsari, 2014).

Cakupan pemberian ASI Ekslusif pada bayi rata-rata di

Provinsi NTB sebesar 76,88% meningkat jika dibandingkan tahun

2014 yang hanya mencapai 68,81 persen. Kabupaten/kota yang

cakupan pemberian ASI ekslusif-nya sudah mencapai target (80%)

adalah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa dan

Dompu. (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten/kota Tahun,

2015).

Menurut Riskesdas 2018 yaitu proporsi ASI eksklusif pada

bayi usia 0-5 bulan lebih banyak di perkotaan (40,7%)

dibandingkan perdesaan (33,6%). Provinsi dengan proporsi

tertinggi pemberian ASI pada bayi umur 0-5 bulan tahun 2018

adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (56,7%), sedangkan

provinsi dengan proporsi terendah adalah Provinsi Nusa Tenggara

Barat (20,3%) (Riskesdas, 2018)

Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi

tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan

dan perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum

(Rahman, 2017). Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui

faktor yang berhubungan dalam pemberian ASI eksklusif, antara

lain penelitian yang 3 Prodi S1 Kebidanan FK Universitas Andalas

dilakukan oleh Jannah pada tahun 2016 di kelurahan Gerem


wilayah kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon menunjukkan

pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 – 12 bulan paling banyak

dilakukan oleh ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang

pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 68,6% dan paling banyak

dilakukan oleh ibu yang mendapatkan dukungan dari keluarga yaitu

sebesar 66,7%.

Menurut jurnal Safitri A; dkk Hasil kajian menunjukkan

bahwa konseling atau penyuluhan/edukasi tentang pemberian ASI

eksklusif menjadi upaya yang paling banyak dilakukan yaitu

sebanyak disamping pendampingan oleh keluarga dan tenaga

kesehatan. Upaya berupa konseling akan lebih efektif dilakukan

sejak pre-natal hingga ibu menyusui. Hasil penelitian membuktikan

bahwa konseling pada masa prenatal memiliki dampak terhadap

pemberian ASI sampai 4-6 minggu, sedangkan konseling yang

diberikan pada saat prenatal dan postnatal berpengaruh terhadap

pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan. Hasil analisis

menunjukkan bahwa pengetahuan ibu sangat berpengaruh

terhadap pemberian ASI eksklusif. Upaya peningkatan

pengetahuan ibu yang efektif harus dilakukan secara intensif mulai

saat hamil hingga menyusui dan akan lebih efektif bila dibarengi

dengan pendampingan oleh keluarga dekat atau konselor yang

sudah diberi pelatihan sehingga keberhasilan pemberian ASI

eksklusif juga dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan keluarga


dekat seperti suami, orang tua dan dukungan tenaga

kesehatan(Safitri & Puspitasari, 2019).

Masalah komunikasi adalah masalah bagaimana cara

komunikator mempengaruhi pilihan komunikan. Dan masalah itu

hanya dapat dijawab dengan persuasi dari komunikator. Salah satu

fungsi dari komunikasi adalah persuasi, fungsi persuasi disebut

juga fungsi mempengaruhi. Fungsi persuasi adalah fungsi

komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat

mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan

sikap dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.

(Liliweri, 2013).

Menurut jurnal (Erlina Hayati; dkk, 2016) yang berjudul

“Pengaruh Komunikasi Persuasif Bidan Terhadap Pengetahuan

Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian MP- ASI Di Desa Pasar Maga

Kecamatan Lembah Sorik Merapi Kabupaten Mandailing Natal

Tahun 2016” dimana pada penelitian ini paya peningkatan sikap

dari para ibu dalam pemberian MP-ASI perlu dilakukan salah satu

dengan komunikasi persuasif. Pemberian informasi dalam bentuk

komunikasi persuasif mampu meningkatkan pengetahuan ibu yang

berdampak positif terhadap sikap yang terbentuk. Dapat

disimpulkan bahwa Ada hubungan antara komunikasi persuasif

bidan dengan pengetahuan ibu menjadi lebih baik serta ibu-ibu

yang diberikan konseling dengan komunikasi persuasif merespon


dengan baik terhadap penjelasan yang diberikan (Erlina Hayati,

Amir Purba, 2016).

Gambaran konseling yang berjalan sat ini di Puskesmas,

biasanya konseling secara langsung menggunakan ceramah atau

demontrasi atau pun menggunakan media seperti, lembar balik,

Presentasi Power Point, leaftlet, dan juga media peraga seperti

pantum. Media berupa video masih jarang digunakan Maka

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai peningkatan pengetahuan dan

sikap ibu terhadap ASI Esklusif dengan metode konseling

Komunikasi Persuasif, namun pada masa pandemi Covid-19

seperti ini maka kita harus mengikuti anjuran pemerintah

menerapkan protokol Covid-19 yanga salah satunya adalah

menjaga jarak. Jadi peneliti mendesain komunikasi persuasif dalam

bentuk video sederhana sehingga diharapkan memiliki kelebihan

mampu menjadi media belajar ibu di masa Covid- 19.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada

Pengaruh Pemberian Video Persuasif Terhadap Pengetahuan dan

sikap Ibu Hamil Mengenai ASI Eksklusif ?“.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh

Pemberian Video Persuasif Terhadap Pengetahuan dan sikap Ibu

Mengenai ASI Eksklusif “.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik Ibu hamil.

b. Untuk mengidentifikasi rata-rata pengetahuan dan rata-rata

sikap Ibu hamil sebelum pemberian video persuasif.

c. Untuk mengidentifikasi rata-rata pengetahuan dan rata-rata

sikap Ibu hamil setelah pemberian video persuasif.

d. Untuk menganalisa Pengaruh Pemberian Video Persuasif

terhadap Pengetahuan Ibu hamil terhadap ASI Eksklusif .

e. Untuk menganalisa Pengaruh Pemberian Video Persuasif

terhadap Sikap Ibu hamil terhadap ASI Eksklusif .

D. HIPOTESIS PENELITIAN

H0 : Tidak terdapat pengaruh terhadap pemberian video

persuasig dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap

ASI Esklusif.

H1 : Terdapat pengaruh terhadap pemberian video persuasig

dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap ASI

Esklusif.
E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan berguna untuk mengembangkan

dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai kajian teori

tentang pengaruh komunikasi persuasif dalam pengetahuan dan

sikap Ibu Mengenai ASI Esklusif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pelayanan

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan masukan atau

alternatif media sebagai media promosi kesehatan pada ibu

dalam program kesehatan ibu dan anak dalam rangka upaya

peningkatan ASI Esklusif .

b. Bagi Inatitusi Pendidikan

Diharapkan dengan penulisan ini dapat memberikan masukan

bagi institusi pendidikan menjadi sumber tambahan karya tulis

serta memberikan tamabahan atau alternatif media sebagai

sumber pembelajaran mengenai promosi kesehatan pada klien


.

DAFTAR PUSTAKA

Candrasari, S., & Naning, S. (2019). Strategi Komunikasi Persuasif Dinas

Kesehatan Kabupaten Bogor Dalam Penyuluhan Penyakit Kaki

Gajah. Jurnal Bisnis Dan Komunikasi Kalbisocio, 6(1), 80–88.

Erlina Hayati, Amir Purba, A. (2016). PENGARUH KOMUNIKASI

PERSUASIF BIDAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

TENTANG PEMBERIAN MP- ASI DI DESA PASAR MAGA

KECAMATAN LEMBAH SORIK MERAPI KABUPATEN MANDAILING

NATAL TAHUN 2016.

Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS).

Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.

https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Safitri, A., & Puspitasari, D. A. (2019). Upaya Peningkatan Pemberian Asi

Eksklusif Dan Kebijakannya Di Indonesia. Penelitian Gizi Dan

Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research), 41(1), 13–20.

https://doi.org/10.22435/pgm.v41i1.1856

Insert citation – insert bibliography

Anda mungkin juga menyukai