Anda di halaman 1dari 12

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan pada jumlah sampel penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 di RSUD Encik Mariyam yang berjumlah 60 responden. Pada

bagian ini akan dibahas distribusi frekuensi berdasarkan sebelum diberikan

pendidikan kesehatan, distribusi frekuensi berdasarkan setelah diberikan

pendidikan kesehatan, dan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap penderita

diabetes melitus tipe 2 tentang diet diabetes melitus di RSUD Encik Mariyam

Tahun 2020.

1. Pengetahuan Penderita Diabetes Tipe 2 Melitus Sebelum di Berikan

Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Diet Diabetes Melitus Sebelum di Berikan Pendidikan
Kesehatan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020

No Persepsi Frekuensi Presentse


1 Baik 13 22%
2 Buruk 47 78%
Jumlah 60 100%

Dari Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (78%)

penderita Diabetes Melitus Tipe 2 memiliki pengetahuan yang buruk

tentang tentang diet Diabetes Melitus sebelum diberikan pendidikan

kesehatan.
56

2. Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Sesudah di Berikan

Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Diet Diabetes Melitus Sesudah di Berikan Pendidikan
Kesehatan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020

No Persepsi Frekuensi Presentse


1 Baik 41 68%
2 Buruk 19 32%
Jumlah 60 100%

Dari Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar (68%)

penderita Diabetes Melitus Tipe 2 memiliki pengetahuan yang baik

tentang diet Diabetes Melitus setelah diberikan pendidikan kesehatan.

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 Tentang Diet Diabetes Melitus di RSUD Encik

Mariyam Tahun 2020

Tabel 4.3
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tehadap Penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Tentang Diet Diabetes Melitus di RSUD
Encik Mariyam Tahun 2020

Persepsi Sesudah Total ρ Value


Pendidikan Kesehatan
Buruk Baik
Persepsi Sebelum Buruk 19 28 47 0,000
Pendidikan Kesehatan Baik 0 13
Total 19 41 60

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

Responden dengan pengetahuan sebelum penyuluhan baik dan sesudah

penyuluhan baik ada 28 orang, dan responden dengan pengetahuan


57

sebelum penyuluhan buruk dan sesudah penyuluhan buruk ada 19 orang.

Kemudian didapat hasil uji statistik dengan nilai ρ=0,000, sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak yang artinya ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 tentang

diet Diabetes Melitus di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Setelah didapatkan data dari hasil penelitian maka akan diolah

menggunakan statistik. Sebelumnya terlebih dahulu data akan di uji

menggunakan uji normalitas data untuk mengetahui bagaimana distribusi

penyebaran data dan untuk menentukan uji apa yang cocok digunakan untuk

mengolah data hasil penelitian.

Untuk mengetahui apakah distribusi data mempunyai distribusi normal

atau tidak secara analitis dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov atau

shapiro-wilk. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogrov-

smirnov, uji kolmogrov-smirnov digunakan karena pada penelitian ini jumlah

sampel yang besar (lebih dari 50).

Dari output diperoleh nilai ρ=0,200. Karena nilai p>0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa distribusi data normal.


58

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 tentang

diet Diabetes Melitus di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

McNemar dimana didapat nilai ρ=0,000 lebih kecil dari nilai p≤0,05, maka

kesimpulannya adalah Ho ditolak yang artinya ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan penderita Dibetes Melitus Tipe 2 tentang diet

Diabetes Melitus di RSUD Encik Mariyam Tahun 2020.


59

BAB V

PEMBAHASAN

A. Interpretasi & Diskusi Hasil

1. Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Sebelum diberikan

Pendidikan Kesehatan

Berdasar kan dari hasil penelitian menunjukkan sebagian besar

(78%) penderita Diabetes Melitus Tipe 2 memiliki pengetahuan yang

buruk tentang diet Diabetes Melitus sebelum diberikan pendidikan

kesehatan.

Pengetahuan pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami

oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkunganannya,

baik lewat Pendidikan, Media massa / sumber informasi, Sosial buadaya

dan ekonomi, Lingkungan, Pengalaman (Fitriani dalam Yuliana, 2017).

Didukung dengan hasil menggunakan jawaban kuesioner, dimana

responden sulit menjawab pertanyaan dengan pernyataan makanan seperti

nasi, mie, kentang, roti harus saya kurangi, dari 171 responden hanya bisa

menjawab sebanyak 36 orang (21%) pertanyaan tersebut dengan benar.

Menurut peneliti, hasil diatas menunjukkan bahwa pengetahuan

sebagian besar penderita Diabetes Melitus masih belum dapat dikatakan

baik sehingga pendidikan kesehatan bisa dilakukan untuk meningkatkan

pengetahuan penderita Diabetes Melitus tentang pendidikan kesehatan

dalam permasalahan diet Diabetes Melitus. Kesimpulan dalam penelitian

dengan hasil tingkat pengetahuan penderita Diabetes Melitus yang masih

dapat dipengaruhi dengan memberikan pendidikan kesehatan terhadap


60

status pengetahuan penderita Diabetes Melitus tentang diet Diabetes

Melitus.

2. Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan hasil dari penelitian Menunjukkan sebagian besar

(68%) penderita Diabetes Melitus Tipe 2 memiliki pengetahuan yang baik

tentang diet Diabtes Melitus setelah diberikan pendidikan keehatan.

Hal ini sejalan dengan teori, yang dikemukakan (Fitriani dalam

Yuliana, 2017). Salah satu faktor-faktor yang bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang yaitu media massa/sumber informasi, yang mana

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengetahuan jangka pendek (immediatee impact),

sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan.

Kemajuan teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi baru.

Sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,

penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Sedangkan penyuluhan, faktor

ini sangat dekat dengan prinsip sumber informasi di atas, faktor ini

menyatakan bahwa semakin jelas penyuluhan yang peneliti berikan pada

saat memberikan pendidikan kepada penderita Diabetes Melitus, maka

semakin mudah untuk bisa diketetahui atau dipahami oleh seseorang.


61

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa setelah penderita Diabetes Melitus

mendapatkan pendidikan kesehatan sudah berpengaruh terhadap

pengetahuan responden kearah yang lebih baik mengenai masalah tentang

dier Diabetes Melitus.

3. Analisis Pengaruh sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

dengan tingkat pengetahuan

Hasil penelitian ini menunjukkan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan, pengetahuan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 mengalami

peningkatan yang dapat di lihat dari hasil sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan pengetahuan dari yang baik 13 orang (22%) menjadi 41 orang

(68%). Hal ini sejalan dengan teori, yang dikemukakan (Fitriani dalam

Yuliana, 2017), yang mengatakan jika informasi (pendidikan kesehatan)

telah diketahui oleh seseorang, maka informasi (pendidikan kesehatan)

tersebut akan membuat pengetahuan seseorang menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil analisis Uji McNemar dilihat hasil ρ=0,000 yang

mana p≤0,05 berarti Ho ditolak, maka dapat dinyatakan bahwa ada

pengaruh antara pengetahuan penderita Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini

berkelanjutan juga dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

Permadi Aziz Pratama, melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang diet

Diabetes Melitus di Puskesmas Boyolali 1”. Data dianalisis dengan hasil

uji statistik menunjukkan ρ value 0,000.


62

Hal ini sejalan dengan teori, yang dikemukakan (Fitriani dalam

Yuliana, 2017), yang mengatakan pengetahuan dapat di ubah oleh

beberapa faktor yaitu Pendidikan, Media massa / sumber informasi, Sosial

buadaya dan ekonomi, Lingkungan, Pengalaman, Usia..

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut untuk

menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek

ini menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak

aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap positif

terhadap objek tersebut. pendidikan tinggi seseorang didapatkan informasi

baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang

kesehatan..

Media Massa / sumber informasi yang diperoleh baik dari

pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengetahuan

jangka pendek (immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan

dan peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain yang mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.


63

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi

timbal balik yang akan direspon sebagai pengetahuan.

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap

seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin banyak.

Menurut (Notoatmodjo, 2015 dan Fitriani dalam Yuliana, 2017),

informasi melalui pendidikan kesehatan akan berpengaruh pada

pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang

rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media

massa seperti Tv, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat

menigkatkan pengetahuan seseorang.


64

Secara praktis ada perubahan pengetahuan kearah yang lebih baik

yang sebelumnya sudah dilakukan pendidikan kesehatan bila dibandingkan

dengan seseorang yang belum mendapatkan pendidikan kesehatan tentang

diet Diabetes Melitus. Hasil analisis ini dapat terlihat jelas perubahan

tingkat pengetahuan responden setelah dilakukan pendidikan kesehatan

tentang diet Diabetes Melitus. Tentunya hal ini diperlukan kerja sama dan

kesadaran seseorang dalam memahami pentingnya pendidikan kesehatan

tentang diet Diabetes Melitus.

D. Implikasi Penelitian

Pendidikan Kesehatan dapat menjadi tindakan keperawatan yang dapat

digunakan dalam memberikan edukasi kepada pendeita Diabetes Melitus Tipe

2, sehingga dengan diberikan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan

pengetahuan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain disebabkan

oleh :

1. Pembuatan power point yang kurang sempurna, isi power point yang

kurang sempurna atau hanya secara ringkas materi yang disampaikan,

sehingga responden kurang memahami secara keseluruhan materi tentang

diet diabetes melitus.

2. Saat pemberian pendidikan kesehatan peneliti tidak menggunakan sarana

mikrofon, jadi informasi yang disampaikan kurang memadai kepada

responden.
65

BAB VI

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Februari tahun

2020 di RSUD ENCIK Mariyam, Maka dapat simpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan

memiliki pengetahuan buruk sebanyak 47 orang (78%)

2. Sebagian besar responden setelah diberikan pendidikan kesehatan

memiliki pengetahuan baik sebanyak 41 orang (68%)

3. Hasil analisis uji McNemar, dengan hasil p=0,000 yang mana p≤0,05

berarti Ho ditolak, maka ada pengaruh antara tingkat pengetahuan

penderita Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap sebelum dan sesudah

mendapatkan pendidikan kesehatan.

B. Saran

Dari penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi

saran peneliti kepada instansi terkait antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Pemerintah Setempat (Dinas Kesehatan)

Dari hasil penelitian ini, yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan

diet Diabetes Melitus dengan pengetahuan penderita Diabetes Melitus

Tipe 2, sehingga dapat menjadi tolak ukur kepada pemerintah setempat

(Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga) agar dapat memberikan pendidikan

kesehatan yang lebih lanjut.


66

2. Bagi Instansi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan kesehatan, khususnya bagi STIKES Awal

Bros, dapat menggunakan hasil penelitian sebagai suatu sumbangan ilmu

pengetahuan terkait pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

penderita Diabetes Tipe 2 Melitus tentang diet Diabetes Melitus.

3. Bagi Peneliti Lain

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan kepada peneliti

selanjutnya untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai

variabel lain (persepsi, prilaku, sikap) yang berhubungan dengan faktor

yang mempengaruhi pendidikan kesehatan tentang diet Diabetes Melitus.

Anda mungkin juga menyukai