Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa yang telahmemberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasihbagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumberyang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya
tulis ini.Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Olehkarena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karyatulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalamkarya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di manakami juga memiliki keterbatasan
kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, kamibersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami
akan menerima semua kritik dansaran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki
karya tulis kami di masa datang. Sehinggasemoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain
dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami
mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dandiambil dari karya ini. Semoga dengan
adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkanpenggunaan boraks dan
formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatanakan lebih terjamin
dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaanbahan-bahan
terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baikdan
tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari
kepemerintahan,sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan
sehat.

Pandan jaya, 7 Maret


2020

Penyusun

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakanuntuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan
efisien. Tetapi di sampinguntuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan
kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebuttidak boleh dipergunakan dalam pembuatan
makanan dan dapat berakibat fatal.Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan.
Fenomena ini merupakan salah satu masalah dankebobrokan bangsa yang harus diperbaiki.
Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut danakhirnya akibat menumpuk di masa
depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupadan mencoba membedah
apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yangsangat penting.

1.2 Pembatasan Masalah

Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan
pengontrolkecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai
desinfektan, pembasmiserangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.Kedua bahan
kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi
sangatberbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan
segala sesuatuyang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-
bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan
kematian.Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail
mungkin dari boraks danformalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut
dapat digunakan sebagai salah satubahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan
berbagai akibat dari penggunaan boraks danformalin pada pangan tersebut serta bagaimana
solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini danmencegah terjadi lagi.

1.3 Perumusan Masalah


1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau
formalin padapangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
prosespembuatannya?
3. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau
formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5. Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya
dapatdibasmi secara tuntas?

1.4 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian boraks dan formalin.

1
2 Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin
pada prosespembuatannya.
3 Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan.
4 Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks
pada makanan.

1.5 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk
industri tekstil, kayu,dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal
lain yang sama sekali tidak adakaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannyaadalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai
gangguan padasaluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang
berselaput yang terkena secaralangsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat
menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan
formalin padaproduk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah
kurang tegas dan tidak tepatmengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih
sering melihat orang-orang yang keracunanatau terkena penyakit lainnya, disebabkan
memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.

1.6 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai
pengawetsehingga dapat menghindarinya.Dapat menghindari secara langsung penggunaan
boraks dan formalik pada produk pangan.Dapat menambah wawasan dengan mengetahui
dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks danformalin pada produk pangan.Dapat
membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan
berbagaisolusi yang telah dipikirkan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri
nonpangan, khususnyaindustri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa
berupa serbuk kristal putih, tidakberbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut
dalam alkohol. Boraks biasa digunakansebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet
yang kuat dari boraks berasal dari kandunganasam borat didalamnya.Asam borat sering
digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam boratdalam air
digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga
digunakansebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak
boleh diminum ataudigunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam
tubuh. Berikut beberapapengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf
Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis- Nafsu makan menurun- Gangguan pencernaan- Gangguan SSP :
bingung dan bodoh- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai
desinfektan, pembasmiserangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan
kayu. Formalin memiliki bau yangsangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun
alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadapkesehatan adalah sebagai berikut.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar
bernafas, nafaspendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata,
pandangankabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit
kepala, pusing,gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru,
hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai
dengan seharusnya,tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan
karena bahan-bahan tersebutsangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya
terhadap kesehatan. Walaupun begitu,karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya,
banyak produsen makanan yang tetapmenggunakan kedua bahan ini dan tidak
memperhitungkan bahayanya.
Pada umumnya, alasan paraprodusen menggunakan formalin dan boraks sebagai
bahan pengawet makanan adalah karena keduabahan ini mudah digunakan dan mudah
didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahanpengawet lain yang tidak
berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakansenyawa yang
bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso
dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan
boraksdan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.

3
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud
dengan penelitiankorelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai
dengan pengertian tersebutkami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu
dengan yang lain. Selain itu kami jugamenghubungkan data-data yang ada dengan landasan
teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkanpenelitian kami bisa menjadi penelitian yang
benar dan tepat.

3.2 Sumber data


Sumber data kami adalah beberapa siswa SMAN 5 Tanjung Jabung Timur, yang kira-
kira kami ambil sampel adalah 40 siswa.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan angket.Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang
menjawab pertanyaantertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab
dengan jawaban yang berbeda padapertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu
akan saling berkaitan.

4
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin

Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu
boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu
boraks dan formalin adalah 11 orang,dari total 40 angket yang dibagikan.Hal itu
menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan
formalin lebihbanyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan
dalam persen maka 72,5 %responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin,
sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitumengetahui tentang boraks dan formalin.
Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin
harus lebih seringdisosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti
apa itu boraks dan formalin,sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan
fungsinya. Maka diharapkan juga denganpengetahuan akan boraks dan formalin tersebut,
kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahanmakanan dapat dikurangi bahkan
menghilang dari masyarakat.

4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan

Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa
jumlah responden yangmengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden
yang tidak begitu tahu tentang dampakboraks dan formalin pada makanan. Adapun
jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalinpada makanan adalah 18 orang
dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang samasekali tidak tahu ada
2 orang. Jika dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut :
 Jawaban A : 45%2. Jawaban B : 5%3. Jawaban C :50%

Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih
rancu atau bingungtentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.

4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks

Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah
responden yangmenganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering
diberi formalin sebanyak 33orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1
orang memilih kerupuk..

Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun


2005,penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas.
Yakni, 66 persen daritotal 786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua
dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15
persen.Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab
bahwa mereka palingsering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan

5
dari mereka tahu dan bakso adalahmakanan yang biasanya mengandung boraks atau
formalin.
BAB V
PENUTUP
4.4 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:a. Sebagian besar dari kita
telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada jugasebagian kecil
lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.b. Masih ada sebagian
dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks danformalin
pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.c. Menurut
responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran
penggunaanboraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan
adalah bahan makananyang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.d.
Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan
boraks danformalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.

4.5 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan Karya Ilmiah ini kami ingin memberikan
beberapa saran sebagaiberikut:
 Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
 Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkanpengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat
undang-undang mengenaiboraks dan formalin.
 Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila
sepertinya mengandungbahan formalin maupun boraks.
 Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan
penggunaan boraksdan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada
yang berwajib jika melihat ada orang lainyang sengaja menggunakan boraks dan
formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secarasembarangan menjual
boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.

6
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net

Anda mungkin juga menyukai