Anda di halaman 1dari 3

Masalembo Triangle di Indonesia

Sumber Artikel : https://kazegatana.wordpress.com/2011/02/16/masalembo-triangle-di-indonesia/

Dua kecelakaan lalulintas pada awal tahun 2007 sangat memperihatinkan. Yang pertama
kecelakaan lalulintas laut yang menimpa kapal laut Senopati Nusantara, yang kedua
kecelakaan Pesawat Adam Air. Keduanya diduga terjadi pada waktu yang berdekatan di
kawasan yang sama berdekatan juga di laut Utara Jawa, dan yang satu di seputar Masalembo.
Duapuluh enam tahun yang lalu KM Tampomas II terbakar di laut dan karam pada tanggal 27
Januari 1981. Ah kenapa pada bulan-bulan yang sama ya? memang bulan-bulan ini
merupakan bulan-bulan puncak perubahan musim seantero Indonesia yang kepulauannya
berada di sekitar katulistiwa.
Tetapi kenapa kejadian kecelakaan ini di lokasi yang kira-kira sama? Ah jangan-jangan
barangkali mungkin saja. Pulau Masalembo sebenarnya sebuah pulau kecil yang berada di
ujung Paparan Sunda. Pulau-pulau kecil ini berada di daerah “pertigaan” laut yaitu laut jawa
yang berarah barat timur dan selat Makassar yang memotong berarah utara-selatan. Pola
kedalaman laut di Segitiga Masalembo ini sangat jelas menunjukkan bentuk segitiga yang
nyaris sempurna berupa segitiga sama sisi. Lihat gambar diatas.
Pada peta kedalaman laut atau peta bathymetri diatas dapat dilihat adanya bentuk kepulauan
yang berbentuk segitiga. Tinggian yang terdiri beberapa pulau-pulau ini saya sebut sebagai
“SEGITIGA MASALEMBO” atau “THE MASALEMBO TRIANGLE“. Nah, ada apa saja di
daerah seputaran Segitiga Masalembo ini. Coba kita bahas dari sisi ilmu bumi dan
kelautannya saja.
Gambar diatas menunjukkan perbandingan posisi antara Segitiga Masalembo dengan Segitiga
Bermuda. Di bawah ini digambarkan arus laut di Indonesia, terutama Indonesia Timur. Coba
perhatikan arus yang melewati Segitiga Masalembo ini. Pada bagian atas (garis hijau)
menunjukkan air laut mengalir dari barat memanjang di Laut Jawa, berupa monsoonal stream
atau arus musiman. Arus ini sangat dipengaruhi oleh cuaca dan musim. Sedangkan dari Selat
Makassar ada arus lain dari utara yang merupakan thermoklin, atau aliran air laut akibat
perbedaan suhu lautan. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo.
Yah, tentu saja arus ini akan sangat mempengaruhi pelayaran laut disini. Arus musiman ini
sangat dipengaruhi juga oleh suhu air laut akibat pemanasan matahari tentusaja. Kalau anda
masih inget bahwa lintasan matahari itu bergerak bergeser ke-utara-selatan dengan siklus
tahunan. Itulah sebabnya pada bulan-bulan Januari yang merupakan saat perubahan arus
musiman (monsoon).
Arus ini membawa air laut dingin dari Samodra Pasifik ke Samodera Indonesia diduga
dengan debit hingga 15 juta meterkubik perdetik!!! Dan hampir keseluruhannya melalui Selat
Makassar!
Tentunya aliran air sebesar ini bukan sekedar aliran air saja. Banyak aspek lain yang ikut
mengalir dengan aliran air sebanyak itu, misalnya akan terdapat pula aliran ikan-ikan laut,
aliran sedimen laut, juga aliran temperatur air. Efek dari aliran ini akan menimbulkan banyak
efek efek lainnya. Kalau digambarkan secara mudah barangkali profil selat makassar dapat
dilihat seperti dibawah ini.
Pada profil dasar selat Makassar diatas terlihat batuan kalimantan dan batuan sulawesi
berbeda, kalau masih ingat yang aku tulis tentang pembentukan Patahan-patahan di Jawa di
tulisan sebelumnya disini, maka tentunya mudah dimengerti. Hal ini disebabkan karena
adanya perbedaan mencolok antara Indonesia barat dengan Indonesia Timur, seperti yg
ditulis disini sebelumnya. Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda (Indonesia
Barat) sedang Sulawesi merupakan bagian dari Indonesia Timur. Nah garis yang
membaginya dulu diketemukan oleh Wallace disebut sebagai Garis Wallace (Wallace Line).
Garis Wallace ini sebenernya hasil penelitian satwa Indonesia Barat-Timur, namun
sebenarnya ada juga implikasi atau manifestasi dari aspek geologis (batuan penyusunnya).
Dari Batuannya kita tahu bahwa dibawah selat makasar ini terdapat tempat yang sangat
kompleks geologinya, diatasnya terdapat selat Makassar yang juga memilki karakter khusus
di dunia ini dimana mengalirkan air yang sangat besar. Apa yang terlihat lagi? Ya tentunya
ada aspek meteorologis yang memisahkan antara daerah diatas air dengan daerah diatas
daratan yaitu awan. Awan merupakan fenomena khusus yang paling banyak dijumpai diatas
daratan. Itulas sebabnya kalau sedang di tengah laut coba tengok ke atas, carilah awan. Awan
yang berarak akan lebih banya terdapat di daratan ketimbang di atas lautan seperti gambaran
diatas.
Selain awan angin juga akan berhembus karena perbedaan tekanan udara panas. Pada malam
hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada
siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan. Perubahan angin darat laut karena suhu ini
berubah dalam siklus harian, namun tentunya ada juga siklus tahunannya atau disebut siklus
monsoon. Jika dihubungkang dengan Monsoon, sepertinya juga ada monsoonal stream yang
ada digambar atas. Ya, memang itulah siklus-siklus arus angin, siklus air itu bertemu
bercampur di segitiga Masalembo ini.
Seringkali daerah Segitiga Bermuda dihubungkan dengan kondisi magnetisme. Adakah peta
magnetik daerah Segitiga Masalembo ini? Kalau dibandingkan dengan Segitiga Bermuda,
lokasi Segitiga Masalembo juga tidak menunjukkan keanehannya. Sepertinya keangkeran
segitiga Masalembo ini lebih ditentukan oleh faktor gangguan alamiah yang bukan mistis.
Yang mungkin paling dominan adalah faktor meteorologis termasuk didalamnya faktor
cuaca, termasuk didalamnya angin, hujan, awan, kelembaban air dan suhu udara yang
mungkin memang merupakan manifestasi dari konfigurasi batuan serta kondisi geologi,
oceaografi serta geografi yang sangat unik.
Kalau memang Masalembo Triangle ini banyak menimbulkan masalah transportasi
(lalulintas), tentunya perlu rambu-rambu lalulintas laut yang lebih canggih ditempatkan di
lokasi ini. Tetapi bukan berarti zona terlarang masa sih kita tidak boleh melewatinya
sepanjang masa. Misalnya mercusuar khusus, penempatan radar pemantau. Juga yang tak
kalah penting penelitian saintifik tentang perilaku arus air laut, serta cuaca di daerah ini.

Anda mungkin juga menyukai