Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3

Semester/Kelas : 6A

Hari dan Tanggal : Kamis, 4 Maret 2021

Waktu Pelaksanaan : 7.30-9.10

Notulen : Nursalamah (43) 1810125320040

Moderator : Muhammad Fikri (38) 1810125310054

Topic/Judul : Kesalahan Pelafalan Bahasa karena perubahan fonem,


Penghilangan Fonem, dan Penambahan Fonem

Kelompok :2

Anggota kelompok

- Gusrina Dewi 1810125220023


- Isnani Huzaimah 1810125220026
- Baiti Utami 1810125220029
- Shapwatunnisa 1810125220030
- Eka Maulidina Riyanti 1810125220032

SESI TANYA JAWAB :


1. Nama : Linda
No absen : 44
Pertanyaan : Apa saja Faktor yang menyebabkan kesalahan Fonologi
dalam berbahasa?
Dijawab oleh : Baiti Utami (29)
Jawaban :
Menurut Djago Tarigan (1997:47) bahwa kesalahan berbahasa
berhubungan erat dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa
pertama (B1) maupun kedua (B2). Di mana ada pengajaran bahasa dapat
dipastikan di situ terjadi kesalahan berbahasa. Hal yang sama terjadi pula
dalam pengajaran bahasa Indonesia, baik sebagai pengajaran bahasa
pertama (B1) maupun sebagai pengajaran bahasa kedua (B2). Para guru
bahasa Indonesia tentu ingin mengetahui apa sumber dan penyebab
kesalahan tersebut.
Di dalam pengajaran B1 (PB1), anak-anak menguasai bahasa ibunya
melalui peniruan;
peniruan ini sering diikuti oleh pujian atau perbaikan. Melalui kegiatan
itulah anak-anak mengembangkan pengetahuannya mengenai struktur dan
pola kebiasaan bahasa ibunya. Hal seperti ini berlaku juga dalam
pengajaran B2 (PB2). Melalui cara peniruan dan penguatan, para siswa
mengidentifikasi hubungan antara stimulus dan respons yang merupakan
kebiasaan dalam bahasa kedua. Menurut paham teori belajar psikologi
behaviorisme atau menurut teori ilmu jiwa tingkah laku, yang mendorong
Anakon, kesalahan terjadi karena transfer negative, yaitu,penggunaan
system B1 dalam berbahasa B2, sedangkan system itu berbeda dalam B2.
Kesalahan merupakan ciri tidakterjadinya proses belajar. Kesalahan
berbahasa perlu dihilangkan dan pengaruhnya dikikis agar proses belajar
berbahasa terjadi dan berhasil.
Penyebab kesalahan berbahasa bersumber pada transfer negatif (akibat
kontak bahasa). Transfer negatif itu sendiri merupakan akibat penggunaan
sistem yang berbeda yang terdapat pada B1 dan B2. Perbedaan sistem
bahasa itu dapat diidentifikasi melalui B1 (bahasa ibu) dengan B2.
Transfer negatif dalam B2 disebut interferensi. Interferensi menimbulkan
kesalahan berbahasa. Interferensi itu sendiri merupakan akibat dari
perbedaan antara dua bahasa, bahasa ibu atau B1 dan B2. Perbedaan antara
dua bahasa menimbulkan kesulitan belajar dan merupakan salah satu
sumber kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa itu dapat dihilangkan dengan cara menanamkan
kebiasaan berbahasa kedua melalui latihan, pengulangan, dan penguatan
(Tarigan, 1988: 22-26)

Ditambahkan oleh : Isnani Huzaimah (26)

Jawaban:
Kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi merupakan kesalahan
berbahasa yang terjadi karena alat ucap manusia melafalkan bunyi bahasa
yang salah dan terjadi perbedaan pemahaman definisi baik dari
penggunaan bahasa lisan maupun tulis (Ghufron, 2013:96). Sedangkan
menurut Setyawati (2010:23) kesalahan berbahasa dalam aspek fonologi
disampaikan beberapa gambaran meliputi: perubahan, penghilangan, dan
penambahan pada fonem. Alwi, dkk (dalam Inderasari dan Tiya, 2017)
menyatakan analisis kesalahan dalam berbahasa pada tataran fonologi
bahwa bunyi yang dapat dibuat oleh manusia sangat banyak, tetapi yang
dimanfaatkan oleh bahasa yang selaras dengan sejarah bahasa tersebut
sangatlah kecil. Kesalahan bidang fonologi adalah kesalahan yang
berhubungan dengan pelafalan dan penulisan bunyi Bahasa.

Setyawati (dalam Ayudia, dkk., 2016) menyebut salah satu


penyebab kesalahan berbahasa adalah kurangnya pemahaman pada kaidah
bahasa yang dipakai oleh pemakainya. Ayudia, dkk. (2016) dalam
penelitiannya mengemukakan faktor penyebab kesalahan berbahasa dalam
bidang diksi dan kalimat disebabkan oleh keinginan siswa untuk cepat
selesai mengerjakan dengan jumlah tulisan yang banyak tanpa
memperhatikan kepaduan antarkalimat. Inderasari, Elen & Agustina, Tiya
(2017) menyatakan dua faktor yang mempengaruhi kesalahan, yaitu faktor
internal yang meliputi pengaruh dari penguasaan bahasa ibu dan bahasa
kedua siswa. Beberapa penyebab terjadinya kesalahan berbahasa adalah
adanya interferensi bahasa ibu, penguasaan bahasa ibu dan bahasa kedua
siswa mempengaruhi siswa dalam memilih kata sehingga siswa menulis
kalimat dengan menyantumkan lebih dari satu bahasa. minimnya
informasi dan referensi tentang kaidah berbahasa, kurangnya penguasaan
kosakata dan pemahaman tentang kalimat efektif, dan yang paling terlihat
adalah kurangnya motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk


meminimalisasi kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa
diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan analisis kesalahan
berbahasa, menggunakan model dan metode pembelajaran yang lebih
bervariasi agar siswa benar-benar paham dengan materi dan seluk beluk
menulis yang membutuhkan pemahaman tentang kalimat efektif, ejaan,
diksi, dan lain-lain. Selain itu, dari pihak siswa juga harus ada upaya untuk
melakukan perbaikan diantaranya adalah dengan memunculkan kesadaran
akan budaya literasi sehingga mereka akan terbiasa membaca dan menulis
yang secara otomatis akan mengembangkan pemahaman mereka tentang
kaidah berbahasa dan memperkaya kosakata.

Ditambahkan Oleh : Nataliya (11)


Jawaban :
Selain faktor-faktor yang disebutkan kelompok tadi,faktor biasanya yang
mempengaruhi kesalahan fonologi berbahasa berasal dari 2 faktor
besar,yaitu dari diri sendiri (internal) dan lingkungan (eksternal).
a. Faktor internal, contohnya dipengaruhi umur dari individu tersebut.
Hal ini sering terjadi pada anak kecil yang belum mampu
mengucapkan huruf-huruf tertentu.
b. Faktor eksternal, contohnya kebiasaan dari lingkungan tempat
tinggalnya,sehingga mempengaruhi cara berbahasa seseorang.

2. Nama : Rizmatunnisa Fitri


No absen : 32
Pertanyaan : Bagaimana cara guru mengetahui kemampuan
berbahasa peserta didik dengan cara mengatasi hal tersebut?

Dijawab Oleh : Gusrina Dewi (23)


Jawaban :
Guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik dengan cara
memberikan tugas. Tugas tersebut dapat berupa membuat sebuah teks
kemudian teks tersebut dibacakan di depan kelas. Tidak hanya itu, guru
juga harus memperbaiki kesalahan berbahasa peserta didik agar nantinya
kesalahan tersebut tidak di ulang lagi. Kesalahan yang tidak diperbaiki
akan dianggap benar oleh peserta didik, sehingga peserta didik sulit
membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kesalahan berbahasa
banyak di jumpai di mana-mana, seperti di penulisan spanduk, koran,
surat, dan lain-lain. Hal itu dapat menambah kebingungan peserta didik
mengenai berbahasa yang benar dan yang salah. Guru mengambil peran
penting dalam memperbaiki kesalahan berbahasa peserta didik. Dengan
cara memberikan latihan membuat teks, kemudian guru mengoreksinya
dan memberi tahu yang benar sampai kesalahan tidak terjadi lagi. Begitu
seterusnya sehingga peserta didik memiliki kemampuan berbahasa yang
baik. Oleh sebab itu, kesalahan dalam berbahasa dapat berkurang,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam kaidah kebahasaan.

Ditambahkan Oleh : Shapwatunnisa (30)


Jawaban :
untuk mengetahuinya bisa juga dengan bercerita. Bercerita merupakan
salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat mengembangkan
kemampuan berpikir anak, artinya suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga
ide-ide yang disampaikan pencerita dapat dipahami secara baik oleh orang
lain. Dalam upaya mengembangkan keterampilan bercerita anak, guru
dapat memilih berbagai media pembelajaran, dimana dengan memahami
tipe-tipe belajar anak, guru akan mampu mengembangkan imajinasi anak
untuk bercerita melalui media pembelajaran. Kemampuan bercerita anak
dapat dikembangkan oleh guru melalui pengunaan media pembelajaran,
salah satunya adalah penggunaan media visual berupa gambar dan media
audio visual yang berupa film kartun, dimana gambar dan video tersebut,
dipilih oleh guru dan disesuaikan dengan kehidupan keseharian anak, yang
kemudian anak-anak mengikuti aba-aba dari gurunya untuk
mengungkapkan kembali dalm bentuk cerita lisan sesuai dengan
kemapuan masing-masing.

Ditambahkan oleh : Diah Ayu Norvita (27)


Jawaban:
Cara mengatasi masalah berbahasa pada peserta didik dapat diatasi dengan
cara penggunaan media gambar. Penggunaan media gambar ternyata dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa anak. Cara mengatasi permasalahan yang menghambat proses
pembelajaran peningkatan kemampuan berbahasa anak diantaranya:
1. Keseriusan anak perlu ditingkatkan dalam memperhatikan guru ketika
menyampaikan proses pembelajaran,
2. Konsentrasi anak yang kurang terfokus perlu diarahkan dengan
meminimalisir hambatan yang ada dan mengkondisikan lingkungan
belajar yang nyaman dan menyenangkan,
3. Media gambar yang digunakan guru yang kurang menarik perhatian
anak perlu diganti dengan media yang memiliki ilustrasi lebih baik.
4. Sikap guru perlu diperbaiki karena masih canggung dalam hal
mengatasi tantangan dengan penampilan yang cerdas dan guru harus
mampu mengatasi keluhan anak.
Kemampuan guru untuk memperbaiki kelemahan yang ada, baik yang
dialami guru maupun anak, merupakan upaya guru secara kreatif dan
inovatif sangat diperlukan dalam setiap proses pembelajaran. Perbaikan
metode dan langkahlangkah tindakan aktivitas mengajar yang dilakukan
oleh guru, berpengaruh sangat signifikan pada kemampuan berbahasa
anak.

Ditambahkan oleh : Eka Maulidina Rianti (31)


Jawaban :
Kesalahan berbahasa itu dapat dihilangkan dengan cara menanamkan
kebiasaan berbahasa Indonesia yang benar melalui latihan. Oleh karena
itu, dalam proses belajar mengajar seorang guru sebaiknya memperhatikan
kata-kata yang diucapkan oleh siswanya dan segera mengoreksi apabila
ada yang salah pengucapannya sehingga siswa mengetahui kesalahannya
dalam berbahasa Indonesia. Begitu pula dengan penggunaan ejaan yang
benar dalam bahasa tulis sangat perlu diterapkan agar siswa dapat
memahami penggunaan tanda baca dan penulisan kata yang tepat.
Kesalahan berbahasa dari segi ucapan dan ejaan adalah termasuk dalam
pembahasan analisis kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi.
Kesalahan ucapan adalah kesalahan mengucapkan kata sehingga
menyimpan dari ucapan baku, sedangkan kesalahan ejaan adalah
kesalahan menggunakan tanda baca dan kesalahan menuliskan kata.

Ditambahkan oleh : Nazula Rahma (24)


Jawaban :
untuk meminimalisasi kesalahan berbahasa, antara lain guru segera
mengklarifikasi kesalahan berbahasa siswa yang ditemukan dalam
pembelajaran, antar-siswa melakukan aktivitas saling-baca karangan
sebelum dikumpulkan kepada guru, dan penambahan alokasi waktu untuk
aktivitas menulis di kelas.

3. Nama : Mulyana Juraida


No absen : 04
Pertanyaan : Bagaimana cara meminimalkan kesalahan dalam
pelafalan bahasa?
Dijawab Oleh : Eka Maulidina Rianti (31)
Jawaban :
Secara umum, kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa, khususnya pada
aspek menulis ataupun pelafalan , merupakan hal yang wajar apalagi anak
SD mengingat siswa masih dalam tahap belajar. Namun, apabila kesalahan
tersebut tetap dibiarkan tanpa adanya upaya perbaikan dan teguran dari
kita seorang guru, kondisi inilah yang akan menjadi penghambat
peningkatan pengetahuan siswa terhadap sistem atau kaidah bahasa yang
dipelajarinya. Oleh karena itu, latihan dan upaya perbaikan terus-menerus
diperlukan selama proses pembelajaran.Upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kesalahan berbahasa, antara lain guru segera
mengklarifikasi kesalahan berbahasa siswa yang ditemukan dalam
pembelajaran, antar-siswa melakukan aktivitas saling-baca karangan
sebelum dikumpulkan kepada guru, dan penambahan alokasi waktu untuk
aktivitas menulis di kelas.Nah untuk kita sebagai guru ataupun calon guru,
mulailah dari diri kita sendiri saat ini untuk menuliskan setiap kata dalam
Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Paling tidak, tuliskan setiap kata
dengan utuh dalam sebuah pesan atau status di jejaring sosial kita. Jangan
disingkat tang seharusnya aku menjadi aq, kamu menjadi qm. Jangan
menggunakan bahasa yang salah yang sudah jelas merupakan pembodohan
dan pengerusakan terhadap Bahasa Indonesia.

Ditambahkan oleh : Rabyuniah (10)


Jawaban :
Jadi, usaha atau upaya yang dapat dilalukan untuk meminimalkan
kesalahan berbahasa pada anak, yaitu dengan cara:
1. Pengembangan paragraf berdasarkan pemahaman mereka
mengenai menulis sebagai suatu proses
2. Penganalisasian dan pemeriksaan kesalahan, serta pemprediksian
butir kesalahan yang rawan hal ini dilakukan oleh guru
3. Pembahasan kesalahan di depan kelas yang dilakukan oleh guru
bersama siswa
4. Pengidentifikasian kesalahan oleh siswa yang lain (koreksi silang)
dengan panduan lembar identifikasi dan koreksi kesalahan
5. Perevisian yang dilakukan oleh penulis itu sendiri
6. Pengevaluasian yang dilakukan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai